saraf otonom (SSO) sesuai dengan namanya bersifat otonom (independen) dimana aktifitas tidak dibawah kontrol kesadaran
secara langsung. Aktifasi SSO secara prinsip terjadi di pusat di hypothalamus, batang otak dan spinalis.
Intinya
Sistem saraf otonom mengatur jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari. Jaringan dan organ tubuh yang diatur oleh sistem
saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem ini terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Sel otoritmik jantung merupakan sel otot khusus yang berbeda dari sel saraf dan sel otot rangka di mana sel otoritmik
jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel ini memperlihatkan aktivitas pemicu yaitu potensial membran secara
perlahan terdepolarisasi sampai ke ambang (potensial pemicu). Dengan siklus yang berulang tersebut, sel otoritmik
memicu potensial aksi yang kemudian menyebar ke seluruh jantung untuk memicu denyut berirama tanpa rangsangan
saraf apapun. Sel-sel jantung otoritmik ini membentuk area tersendiri di:
1. Nodus Sinoatrial (nodus SA), suatu daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat pintu masuk vena
cava superior.
2. Nodus Atrioventrikuler (nodus AV), suatu berkas kecil sel-sel otot jantung khusus yang terdapat pada
dasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas pertemuan atrium dan ventrikel
3. Berkas His (berkas atrioventrikuler), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum
antar ventrikel. Disini berkas tersebut terbagi menjadi cabang berkas kanan dan kiri yang turun menyusuri septum,
melengkung mengelilingi ujung rongga ventrikel dan berjalan balik kearah atrium di sepanjang dinding luar
Serat Purkinje, serat-serat halus terminal yang menjulur ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting kecil dari suatu
cabang pohon.
Sistem konduksi di mulai dari nodus sinoatrial sebagai pacemaker yang berguna untuk memicu setiap siklus jantung.
Nodus SA ini biasa di pengaruhi oleh sistem saraf pusat, seperti impuls dari saraf simpatis akan menambah kecepatannya
dan saraf parasimpatis akan memperlambatnya. Hormon tiroid dan epinefrin yang dibawa oleh darah juga dapat
mempengaruhi kecepatan impuls nodus SA. Setelah impuls listrik yang diinisiasi oleh nodus SA, impulnya akan menyebar
melalui kedua atrium sehingga menyebabkan kedua atrium berkontraksi secara berkesinambunganPada saat yang sama
impuls tersebut mendepolarisasi nodus atrioventrikular yang berada dibawah atrium kanan.
Dari nodus AV ini, cabang dari serat konduksi yaitu berkas His melalui otot jantung sampai septum interventrikular.
Berkas His ini kemudian bercabang menjadi cabang kanan (right bundle) dan cabang kiri (left bundle). Walaupun
berkas His mendistribusikan energi listrik ini sampai melewati permukaan medial ventrikel, kontraksi
sesungguhnya distimulasi oleh berkas purkinje (serat otot konduksi) yang muncul dari cabang bundle yang
dilanjutkan ke sel miokardium ventrikel.
3. Perbedaan
Takiaritmia dan
Bradiaritmia
Takiaritmia
Takikardia adalah keadaan ketika detak jantung melebihi 100 kali per menit. Kondisi percepatan detak jantung tersebut sebenarnya normal terjadi saat
seseorang sedang berolahraga, atau sebagai respon tubuh terhadap stres, trauma, serta penyakit. Takikardia dapat dikatakan abnormal ketika serambi atau
bilik jantung berdetak lebih cepat, walaupun saat sedang beristirahat. Terdapat beberapa jenis takikardia yang abnormal berdasarkan tempat dan
penyebabnya, yaitu takikardia pada serambi atau atrium (fibrilasi atrium dan atrial flutter), serta takikardia pada bilik jantung atau ventrikel (takikardia
Pada saat terjadi takikardia, denyut jantung dan nadi menjadi cepat, sehingga pengidapnya dapat merasakan:
Jantung berdebar.
Kelelahan
Sesak napas.
Pusing.
Bradiaritmia
Bradikardia adalah kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat dari biasanya. Melambatnya detak jantung ini umumnya tidak menimbulkan
gejala. Namun, jika sering terjadi dan disertai gangguan irama jantung, hal itu akan berdampak pada organ dan jaringan tubuh lain yang tidak
terpenuhi pasokan darahnya Ketika pasokan darah ke organ atau jaringan tubuh terganggu, gejala yang akan muncul adalah:
Pusing
Sesak napas.
Nyeri dada.
Pingsan.
Kebingungan.
Mudah lelah.
Sianosis (warna kulit kebiruan).
Kulit pucat.
Gangguan penglihatan.
Perut terasa nyeri.
Sakit kepala.
Sakit pada rahang atau lengan.
Lemas.
4. Perbedaan Aritmia
yang bersumber dari
Atrium VS ventrikel
Ganggusan pembentukan implus di
atrium
Atrial ekstrasisto
Atrial fibfilasi
Atrial fluter
Atrial takikardi
Atrial ekstrasistol sering muncul
pada jantung normal, namun pada
umumnya berhubungan dengan
penyakit jantung struktural dan
frekuensinya meningkat seiring
pertambahan usia.
Atrial Flutter
Atrial flutter dapat disebabkan karena adanya
perlukaan pada jantung akibat penyakit
jantung atau prosedur operasi jantung.
Atrial flutter pada umumnya terjadi pada
penderita penyakit jantung, seperti penyakit
jantung kongestif, penyakit katup rematik,
penyakit jantung kongenital atau kondisi
medis
lainnya, seperti emfisema paru dan hipert
• Denyut atrium cepat dan teratur
• Kecepatan atrium : 250-350/ menit
• Gelombang fluter seperti gergaji
• Gelombang R-R teratur
Atrial Fibrilasi • Atrial fibrilasi adalah bentuk aritmia yang
paling sering terjadi.Pada atrial fibrilasi,
impuls listrik tidak dimulai dari nodus SA,
melainkan dari bagian lain di atrium atau
di dekat v.pulmonalis. Hal ini akan
menimbulkan impuls yang cepat dan tak
beraturan sehingga atrium akan berdenyut
secara tepat dan tak beraturan pula
1. Serangan jantung
2. Gagal jantung atau cardiomyopathy Kondisi ini akan melemahkan otot jantung sehingga mempengaruhi proses hantar impuls.
3. Gangguan katup jantung Pada kondisi gangguan katup, jantung bekerja lebih keras dari biasanya sehingga dapat menyebabkan gagal
jantung.
4. Penyakit jantung bawaan Adanya kelainan bawaan jantung dapat mengakibatkan timbulnya gangguan anatomi dan fisiologi jantung.
5. Tekanan darah tinggi Tekanan darah yang tinggi akan meningkatkan tahanan terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri. Hal ini akan
7. Diabetes Diabetes dapat meningkatkan resiko terjadinya hipertensi dan penyakit pembuluh darah coroner
8. Sleep apnea Dapat mengakibatkan kerusakan pada jantung karena jantung tidak mendapat suplai oksigen yang cukup.
10. Penggunaan obat-obatan yang dapat memicu aritmia Obat-obat yang dapat memicu terjadinya aritmia adalah quinidine, fluoxetine
7. Gambaran klinis
gejala SVT
Pasien datang dengan keluhan sebagai berikut:
detak jantung yang lebih cepat dari normal
dengan ciri berupa:
Gejala seringkali bermula dan berakhir secara tiba-tiba.
Terjadi beberapa kali setiap hari atau satu kali dalam setahun.
Berlangsung selama beberapa menit, meski terkadang dapat bertahan hingga beberapa jam.
Bisa terjadi pada semua usia. Sebagian besar penderita mengalami gejala SVT pada usia sekitar 25
hingga 40 tahun.
Keluhan tambahan
Pusing atau pening.
Berkeringat.
Nadi di leher terasa berdenyut kencang.
Pingsan.
Nyeri dada
Sesak napas.
Merasa kelelahan.
Detak jantung SVT bisa mencapai 140 hingga 250 kali per menit, sangat tinggi bila dibandingkan
detak jantung yang normal 60-100 kali per menit
Gejala pada penderita SVT dengan penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya akan terasa
lebih tidak nyaman dibanding penderita tanpa masalah jantung. Sementara pada sebagian
penderita, SVT tidak menunjukkan gejala sama sekali.
8. CMD aritmia
Anamnesis
Anamnesis pribadi
Nama
Umur
Kelamin
Alamat
Agama
Bangsa / Suku
Status Perkawinan
Pekerjaan
Anamnesis keluhan utama & tambahan
Jantung berdebar-debar
Berkeringat.
Nyeri dada.
Sesak napas.
Merasa kelelahan
4. Anamnesis Penyakit Terdahulu 5. Anamnesis Organ atau Sistem
Hipertensi Jantung
MI Pernah di op?
Pengobatan