0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan16 halaman
Dokumen tersebut membahas konsiderasi pelaksanaan orchidopexy menggunakan teknik laparoskopi pada pasien laki-laki berusia 8 tahun dengan diagnosis undescensus testis bilateral rekuren. Teknik ini memiliki beberapa perubahan fisiologi seperti penurunan aliran darah aorta, peningkatan resistensi vaskular sistemik, dan penurunan volume sirkulasi yang dapat dikelola dengan meningkatkan volume cairan. Perubahan pernapasan se
Dokumen tersebut membahas konsiderasi pelaksanaan orchidopexy menggunakan teknik laparoskopi pada pasien laki-laki berusia 8 tahun dengan diagnosis undescensus testis bilateral rekuren. Teknik ini memiliki beberapa perubahan fisiologi seperti penurunan aliran darah aorta, peningkatan resistensi vaskular sistemik, dan penurunan volume sirkulasi yang dapat dikelola dengan meningkatkan volume cairan. Perubahan pernapasan se
Dokumen tersebut membahas konsiderasi pelaksanaan orchidopexy menggunakan teknik laparoskopi pada pasien laki-laki berusia 8 tahun dengan diagnosis undescensus testis bilateral rekuren. Teknik ini memiliki beberapa perubahan fisiologi seperti penurunan aliran darah aorta, peningkatan resistensi vaskular sistemik, dan penurunan volume sirkulasi yang dapat dikelola dengan meningkatkan volume cairan. Perubahan pernapasan se
Identitas dan Anamnesis • Laki laki , 8 tahun , BB: 20 kg • Anamnesis: kedua testis naik ke atas -Batuk (-). Pilek (-).demam(-) -Riwayat operasi 2 kali Penyakit kongenital lainnya tidak ada
Diagnosis: UDT bilateral reccurent
Rencana tindakan: orchidoplexi per laparoskopi Pemeriksaan Fisik • TTV HR 90 x /m RR 18x /m SpO2 968% (udara bebas) t : 36,8 Kepala: Anemis -/-.ikterik -/- Leher: JVP tidak meningkat Paru: simetris, vesicular +/+ ka = ki, Rh-/-, Wh -/- Jantung:S1S2 murni regular. Murmur(-),S3(-),S4(-) Abd : Datar Lembut.Distensi (-) Extremitas: Edema -/- Laboratorium
• Hb 13.2/ HT 39/Leuko 6.200/Trombo
224.000 • PT 11.1/ INR 0.98/ Aptt 29.7 • Na 140/ K 4.0 • Ur 16/0.42 • GDS : 86 Jenis operasi menggunakan laparoskopi pada anak Physiological changes during laparoscopy
• Three major factors that uniquely alter
physiology during laparoscopy. 1. Pneumoperitoneum 2. Positioning 3. Carbon dioxide.
• Although physiologic are well tolerated by
most healthy patients they could have adverse consequences in patient with limited cardiopulmonary reserve. 03/09/2021 6 Perubahan fisiologi pada laparoskopi Kardiovaskuler • Bila IAP gas CO2 > 12 mmHg terjadi : Penurunan aortic blood flow Peningkatan SVR meningkatkan afterload menurunkan cardiac output Penekanan vena besar di abdomen menurunkan venous return menurunkan cardiac output Penanganan : meningkatkan volume sirkulasi dengan pemberian cairan sebelum dilakukan insuflasi gas CO2 Perubahan cardiovascular pada laparoskopi Pernapasan • Insuflasi gas CO2 peregangan peritoneum dapat terjadi vagal refleks Pencegahan : relaksasi harus adekuat.anestesi dalam Penanganan: stop tindakan • Compliance pulmo menurun menurunkan FRC Pasien mudah desaturasi karena alveoli colaps karena FRC di bawah closing capacity Penanganan : meningkatkan ventilasi semenit dengan oksigen murni • Peningkatan peak pressure risiko barotrauma Penanganan : pemantauan peak pressure di ventilator tidak melebihi 30 Pemantauan end tidal CO2 di ventilator, tidak melebihi 35 Masalah respirasi pada laparoskopi • Insuflasi CO2 hipercarbia dan respiratory asidosis, stimulasi simpatis (takikardi, hipertensi, aritmia) Tekanan Insuflasi 12mmHg (BB <5kg) dan 15mmHg (BB >5Kg) Preoperatif • puasa 6 jam pre op • Infus RL 60 cc/jam, Persiapan infus hangat • Premedikasi Midazolam 2 mg IV 15-30 menit sebelum induksi untuk mencegah anxietas. • Persiapan kamar operasi : blanket warmer Durante Op
• Induksi : fentanyl 40 mcg, propofol 40 mg,
atracurium 10 mg Dilakukan pemasangan ETT no 6 .Maintenance : sevofluran 2-2.5 vol%, perbandingan O2 :Air , 50%:50%. • Dilakukan pemasangan NGT setelah induksi • Monitoring : EKG, NIBP, pulse oksimeter, temperature, urine output,GDS Extubasi: fully awake Analgetik POST OP : Paracetamol 4x 400 mg IV dan regional caudal bupivacain 0.125% 20 cc Mencegah PONV diberikan dexamethason 5 mg IV Dosis lokal anestesi caudal