Anda di halaman 1dari 12

Manusia dan Alam

Semesta
HAKIKAT
KEBENARAN
Untuk memahami mengapa berbagai disiplin ilmu dan teknologi tidak
sepenuhnya mampu memahami misteri keberadaan alam semeta dan
tidak lagi sepenuhnya dapat menjelaskan dan memecahkan berbagai
permasalahan dunia saat ini, maka perlu kita renungkan apa yang
dinyatakan oleh E.F Schumecher ( dalam Eko Wijayanto dkk, 2002 )
sebagai empat kebenaran yaitu:
1. Kebenaran ( hakikat ) tentang eksistensi ( dunia/alamsemesta)
2. Kebenaran tentang alat ( tools ) yang dipakai untuk
memahami dunia
3. Kebenaran cara belajar tentang dunia
4. Yang dimaksud dengan hidup di dunia
HAKIKAT EKSISTENSI
(DUNIA/ALAM SEMESTA)

Ada kecenderungan yang disosdorkan oleh saintisme


modern, yaitu suatu paham yang sering disebut
matrealistik, mekanistik, dan deterministic yang
memandang dunia fisik/dunia materi sebagai satu-
satunya keberadaan yang di akui oleh ilmu pengetahuan.

Namun Schumecher telah mengingatkan para ilmuan tentang adanya tingkatan-


tingkatan eksistensi alam semesta, sebagai berikut:
1. Benda dapat dituliskan ( Subtansi materi ) P
2. Tumbuhan ( Kehidupan ) P+X
3. Hewan ( Kesadaran ) P+X+Y
4. Manusia (Kesadaran transcendental/spiritual ) P+X+Y+Z 
HAKIKAT
MANUSIA
Stevenson dan haberman (2001) mengatakan bahwa meski
ada begitu banyak hal yang sangat bergantung pada konsep
tentang hakikat manusia, namun terdapat begitu banyak
ketidaksepakatan mengenai apa itu hakikat manusia.
Misalnya, Karl Marx (dalam Stevenson dan haberman, 2001)
adalah keseluruhan hubungan social dengan monolak adanya
Tuhan dan menganggap tiap pribadi adalah produk dari tahapan
ekonomis tertentu dari masyarakat menusia temapat manusia itu
hidup.
McDavid dan Harari ( dalam Jalaluddin Rakhmat,2001 ) mengelompokkan empat teori
psikologi dikaitkan dengan konsepsinya tentang manusia, sebagai berikut:
1. Psikoanalistis, melukiskan menusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh keinginan-
keinginan terpendam ( homo volensi ).
2. Behaviorisme, menganggap manusia sebagai makhluk yang digerakkan semaunya oleh
lingkungan ( homo mechanicus)
3. kognitif, menganggap manusia sebagai makhluk befikir yang aktif mengorganisasikan
dan mengolah stimulasi yang diterimanya ( homo sapiens ).
4. Humanisme, melukiskan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi
transaksional dengan lingkungannya ( homo ludens )
HAKIKAT OTAK (BRAIN) DAN
Otak merupakan organ tubuh yang paling kompleks. KECERDASAN (INTELLIGENCE)
Otak memiliki kemampuan sangat luar biasa.
Menurut Agus Ngermanto ( 2001 ), paling tidak ada 9
subkomponen di dalam otak manusia,
1. Neocortex 6. Amigdala
2. Corpus Callasum 7. Pituitary Gland
8. Hypothalamus
3. Cerebellum 9. Thalamus
4. Otak Reptile
5. Hippocampus Sebagaimana dikatakan oleh A.M. Rukky Santoso ( 2001 ), pada
otak terdapat tiga puluh miliar sel, dan membentuk kerjasama
yang rumit melalui bagian-bagian kecil lainnya yang disebut
neuron.
Ilmuwan yang pertama kali meneliti tentang otak kiri ( left
hemisphere ) dan belahan otak kanan ( right hemisphere ) adalah
Roger Wolkott Sperry ( dalam Taugada, 2003 ).
Humphery ( 2000 ) mmbedakan kerja otak berdasarkan
gelombang elektro, yaitu gelombang alpha, beta, delta, dan
theta.
Bila dikaitkan dengan kecerdasan, berkat
otaknya manusia mempunyai banyak
kecerdasan (multiple intelligent).
Gardner (1999) mendefinisikan
kecerdasan sebagai potensi biopsikologis
untuk memproses informasi yang dapat
Zohar dan marshal (2002) melihat fungsi otak dari tiga cara diaktifkan dalam suatu latar (setting)
berfikir atau tiga ragam kecerdasan yaitu : kebudayaan. Walaupun masig ragu.
1. Proses berfikir seri (Intellectual Quotient – IQ) Gardner pada awalnya mengidentifikasi
2. Berfikir Asosiatif (Emotional Quotient - EQ) ke tujuh kecerdasan manusia, yaitu linguistic
3. Befikir Menyatukan (Spiritual Quotient – SQ) logical-mathematical, musicial,
Zohar dan Marshall mengungkapkan bahwa kecerdasan bodilykinesthetical, spatial, interpersonal, dan
intelektual (IQ) merupakan alat yang efektif untuk interpersonal intelligence, dan walau masih
mengeksplorasi dunia materi serta mengumpulkan modal ragu Gardner menambahkan kemungkinan
materiil (uang dan segala sesuatu yang dapat dibeli dengan tiga potensi kecerdesan, yaitu naturalist,
uang). spiritual, dan existencial intelligence.
Kecerdasan Emosional (EQ) pertama kali dicetuskan oleh Peter Salovey,
psikolog dari Harvad University dan John mayer dari Unoversity of New
Hampshire pada Tahun 1990 (dalam Shapiro, 2001)
Istilah kecerdasan Spiritual (SQ) pertama kali diperkenalkan oleh Danar
Zohar dan Ian Marshall pada Tahun 200 dalam bukunya yang berjudul SQ
Spiritual Intellegence – The Unlimited Intellegence. Akan tetapi tidak mudah
mendefinisikan tentang SQ.
HAKIKAT PIKIRAN (MIND) DAN
KESADARAN
(CONSCIONUSNESS)
Pikiran memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia
sehingga Blaise Pascal (dalam Hart, 1997) sampai mengatakan “Manusia jelas
sekali dibuat untuk berfikir. Di dalamnya terletak semua martabat dan kebajikannya
dan seluruh kewajibannya adalah berfikir sebagaimana seharusnya”.
Drever (dalam Sudibyo, 2001) memberikan batasan mengenai pikiran atau
mental sebagai keseluruhan struktur dan proses-proses kejiwaan (baik yang disadari
maupun tidak)

Jalaluddin Rakhmat ( 2001 ) melihat proses berfikir sebagai komunikasi intrapersonal yang meliputi : sensasi,
persepsi, memori, dan berfikir. Hal ini juga secara jelas disebutkan dalam buku Bhagawad Gita, sloka 6.5 yang
terjemahannya sebagai berikut :
“Seseorang harus menyelamatkan diri dengan bantuan pikirannya, dan tidak menyebabkan dirinya merosot. Pikiran
adalah kawan bagi roh yang terikat, dan pikiran juga musuhnya. Sifat pikiran adalah liar, tidak ubahnya seperti kuda
liar, atau kera, namun manusia juga mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pikiran agar menjadi jinak,
tenang. Hanya melalui ketenangan pikiran manusia baru dapat menembus kesadaran yang lebih tinggi.
Erbe Sentanu (2007) mengatakan bahwa pikiran rasional bukanlah kemampuan tertinggi
yang dimiliki umat manusia. Di atas pikiran rasional masih ada kesadaran murni ( sering
juga disebut kesadaran transcendental, kesadaran tak terbatas, atau kesadaran roh/atma).
Lapisan sadar berhubungan dengan dunia luar dalam wujud sensai dan berbagai
pengalaman yang disadari setiap saat.
Krishna (1999) membagi kesadaran manusia ke dalam lima tingkat kesadaran/lapisan
utama, sebagai berikut :
1. Lapisan kesadaran fisik
2. Lapisan kesadaran psikis
3. Lapisan kesadaran pikiran
4. Lapisan intelegensia
5. Lapisan kesadaran murni
TUJUAN DAN MAKNA
KEHIDUPAN
ALAM SEMESTA SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEM
Siapapun pasti sependapat dan
Alam semesta beserta seluruh isinya sebenarnya merupakan satu
tidak ada yang membantah bahwa
kesatuan sistem.
tujuan umat manusia adalah
memperoleh kebahagiaan. Jogiyanto (1988), menyebutkan bahwa setiap sistem
Namun dalam kehidupan sehari- mempunyai karakteristik/ciri-ciri sebagai berikut,
hari, apalagi dalam era dewasa ini 1. Mempunyai komponen-komponen
yang dipenuhi oleh filsafat 2. Ada batas suatu sistem (boundaries)
matrealisme, semakin banyak orang 3. Ada lingkungan luar sistem (environment)
yang tidak merasa bahagia. 4. Ada penghubung (interface)
Kebahagiaan seolah-olah menjadi 5. Ada masukan (input), proses (process), dan keluaran (output)
langka. 6. Ada sasaran (objective) atau tujuan (goal)
Banyak pakar etika yang masih
membedakan antara etika dengan
spiritualitas, padahal keduanya
mempunyai hubungan yang Sejatinya, setiap manusia harus
sangat erat dan tidak dapat menyadari bahwa kesempatan
dipilah-pilah. hidup didunia ini hendaknua
dimanfaatkan sebaik-baiknya
SPIRITUALIT untuk mencapai tingkat
AS DAN kesadaran Tuhan ( kesadaran
ETIKA transedental/kesadaran spiritual).
Bila kesadaran spiritual telah
tercapai, maka kesadarn etis pun
Pemahaman tentang etika yang terpisah dari spiritualitas
ini sangat keliru. Dengan pemisahan pemahaman seperti akan tercapai.
ini, bisa saja seseorang yang telah mempelajari teori-teori
etika dan telah berkali-kali mengikuti kode etik, tetapi
belum menjamin bahwa perilakunya bersifat etis selama
kecerdasan spiritual ( SQ )-nya masih rendah. Sebaliknya
orang yang mempunyai SQ tinggi sudah pasti mempunyai
perilaku etis yang tinggi pula.

Anda mungkin juga menyukai