Anda di halaman 1dari 17

ONKOLOGI TEORI KASUS DAN ASUHAN

KEPERAWATAN PADA CA BULI

Kelompok 1
Keperawatan VB Dosen pengampu:
• ELLA DESVIRA Ns. RAHMIWATI S.Kep, M.Kep
(1814201043)
• AZZIKAH ROHIMAH. A
(1814201062 )
• ELIN RAYEN ERLINDA
(1814201058 )
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI BULI –
BULI
• Anatomi
Organ urinaria terdiri atas ginjal beserta salurannya, ureter, buli-bulidan uretra. Yang
termasuk saluran kemih dimulai dari permukaan kalik minor ginjal sampai muara terakhir
dari uretra (orifisium uretrae eksternum).Saluran kemih berdinding tiga lapis, yaitu lapisan
paling luar berupa jaringan ikat, lapisan tengah jaringan otot, dan lapisan paling dalam
mukosa.Secara anatomis saluran kemih dipisahkan menjadi tiga bagian: saluran kemih
bagian atas, saluran kemih bagian tengah, dan saluran kemih bagian bawah.Saluran kemih
bagian atas berawal dari kalik minor ginjal dan berakhir sampaimuara ureter pada kandung
kemih, saluran kemih bagian tengah terdiri darikandung kemih, dan saluran kemih bagian
bawah mulai dariorifisium uretrainternu sampaiurifisum uretra eksternum
• Proses Fisiologi Perkemihan
Pada saat vesica urinaria tidak dapat lagi menampung urine tanpa meningkatkan
tekanannya (biasanya pada saat volume urine kira-kira 300 ml)makam reseptor pada
dinding vesika urinaria akan memulai kontraksi musculus detrussor. Pada bayi,
berkemih terjadi secara involunter dan dengan segera. Pada orang dewasa,
keinginan berkemih dapat ditunda sampai ia menemukan waktu dan tempat yang
cocok. Walaupun demikian, bila rangsangan sensoris ditunda terlalu lama, maka
akan memberikan rasa sakit.
Dengan demikian mulainya kontraksi musculus detrussor, maka terjadi relaksasi
musculus pubococcygeus dan terjadi pengurangan topangan kekuatan urethra yang
menghasilkan beberapa kejadian dengan urutan sebagai berikut :
• Membukanya meatus intemus
• Erubahan sudut ureterovesical
• Bagian atas urethra akan terisi urine
• Urine bertindak sebagai iritan pada dinding urine
• Musculus detrussor berkontraksi lebih kuat
• Urine didorong ke urethra pada saat tekanan intraabdominal meningkat
• Pembukaan sphincter extemus
• Urine dikeluarkan sampai vesica urinaria kosong
B.Defenisi
• Kanker ( karsinoma ) Kandung kemih (buli-buli/vesika urinaria ) adalah suatu kondisi
medis yang ditandai dengan pertumbuhan Abnormal sel kanker atau tumor pada kandung
kemih
• Kanker buli adalah kanker yang mengenai organ buli ( kandung kemih ). Buli-buli
adalah organ yang berfungsi untuk menampung air kemih yang berasal dari ginjal. Jika
buli-buli telah penuh maka air kemih akan dikeluarkan.
• Carcinoma buli adalah tumor yang didapatkan pada buli-buli atau kandung kemih yang
akan terjadi gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air kencing warna merah terus.

C.Etiologi
Penyebab yang pasti dari kanker vesika urinaria tidak diketahui. Tapi penelitian telah menunjukan bahwa kanker ini memiliki
beberapa faktor resiko
1.Usia
Resiko terjadinya kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan usia
2.Merokok
Faktor resiko utama. Rokok mengandung amin aromatic dan nitrosamine yang merupakan jenis hidrokarbon didalam TAR. Zat ini
akan meningkatkan resiko terkena kanker buli.
3.Lingkungan kerja
Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker ini karena ditempatnya bekerja ditemukan bahan –
bahan karsinogenik ( penyebab kanker ). Misalnya pekerja industry karet, KIMA, dll.
4.  Infeksi terutama infeksi saluran kemih.
5.Ras
orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil terdapat pada orang Asia.Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih
besar.
6.Riwayat keluarga
orang – orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker
ini. Peneliti sedang mempelajari adanya perubahan Gen tertentu yang mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker ini
D. Patofisiologi
Batu saluran kemih adalah agregat polikristal yang terdiri dari sejumlah
kristaloid dan matrik organik. Pembentukan batu membutuhkan suasan urin
yang tersupersaturasi. Supersaturasi tergantung pada Ph, kekuatan ion,
konsentrasi solute dan komplekasi. Konstituen urin bisa berubah sedemikian
rupa dari kondisi asam pada pagi hari ke akalis setelah makan. Kekuatan ion
ditentukan terutama oleh konsentrasi relatif ion monovalen. Pada saat
kekuatan ion meningkat, koefisien aktivitasnya menurun. Koefisien aktivitas
merefleksikan keberadaan ion tertentu.
E. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala Ca Buli – buli yaitu :
• Kencing campur darah yang intermitten
• Merasa panas waktu kencing
• Merasa ingin kencing
• Nyeri suprapubik yang constan
• Panas badan dan merasa lemah
• Nyeri pinggang karena tekanan saraf
• Nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis
Asuhan keperawatan
Pengkajian Keperawatan  
a.Identitas
Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah Buli-
buli. Kanker Buli-buli terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan
pada wanita, dan tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25%
klien mempunyai lebih dari satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa.
b.Riwayat keperawatan
Keluhan penderita yang utama adalah mengeluh kencing darah yang intermitten,
merasa panas waktu kening. Merasa ingin kencing, sering kencing terutama malam
hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing, nyeri suprapubik yang konstan, panas
badan dan merasa lemah, nyeri pinggang karena tekanan saraf, dan nyeri pada satu
sisi karena hydronephrosis
 c.Pemeriksaan fisik dan klinis
Inspeksi , tampak warna kencing campur darah, pemebesaran suprapubic bil atumor
sudah bear.
Palpasi, teraba tumor 9masa) suprapubic, pmeriksaan bimaual teraba tumpr pada
dasar buli-buli dengan bantuan general anestesi baik waktu VT atau RT.
Diagnosa
• Diagnosa
• Resiko Defisit nutrisi b/d ketidakmampuan mencerna makanan
• Gangguan eliminasi urin b/d penurunan kapasitas kandung kemih
• Nyeri akut b/d agen pencendera fisiologis
• Hipertermi b/d proses penyakit
• Ansieetas b/d krisituasional
Perencanaan
N SDKI SLKI SIKI
o
1.   Resiko Defisit nutrisi b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3X24 jam Menejemen nutrisi
ketidakmampuan mencerna makanan diharapkan hasil : Observasi :
KH  Identifikasi nutrisi
 Kekuatan otot penguyah dari menurun (1-3) sampai  Identifikasi makanan yang disukai
sedang  Identifikasi kebutuhan kalori dan nutren
 Kekuatan oto menelen dari menurun (1-4) cukup  Monitor asupan makan
meningkat  Monitor berat badan
 Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat Teraupetik
dari menurun(1-4) cukup meningkat  Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
 Berat badan dari memburuk (1-3) sedang  Beri makanan yang tinggi kalori dan protein
 Frekuensi makan dari memburuk (1-4) cukup membaik Kolaborasi
 Nafsu makan dari memburuk (1-4) cukup membaik  Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri ) jika
perlu
 Kolaborasi denganahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yg dibutuhkan
2.Gangguan eliminasi urin Setelahh dilakukan tindakan Menejemen eliminasi urin : mengidentifikasi dan
b/d penurunan kapasitas keperawatan selama 3 X 24 jam mengelola gangguan eliminasi urin
kandung kemih diharapkan hasil : Observasi :
KH  Identifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinesia
 Desakan berkemih(urgensi) dari urin
menurun (1-3) sedang  Identifikasi faktor penyebab retensi urin
 Distensi kandung kemih dari menurun  Monitor eliminasi urin
(1-3) sampai sedang Terapeutik :
 Frekuensi urin dari memburuk (1-4)  Catat waktu dan haluaran berkemih
cukup membaik  Ambil sempel urin tengah
  Edukasi
 Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
 Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang
tepat untuk berkemih
 Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot panggul
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian obat supositoris uretra, jika
perlu
3  Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan keperawatan selama 3 X Menejemen nyeri :
pencendera fisiologis 24 jam diharapkan hasil Observasi :
KH:  Identifikasi lokasi, karakteriksi,durasi,kualitas,intensitas
 Kemampuan menuntaskan aktivitas dari nyeri
menurun (1-3) sedang  Identifikasi skala nyeri
 Keluhan nyeri dari meningkat (1-4) sampai  Identifikasi nyeri terhadap kualitas hidop seseorang
cukup menurun  Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
 Merengis dari meningkat (1-4) sampai cukup diberikan
menurun  Monitor efek sampaing penggunaan analgetik
 Gelisah dari meningkat (1-3) sampai cukup Terapeutik :
 Fungsi berkemih dari memburuk (1-4) cukup  Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
membaik nyeri
 Pola nafas dari membruk (1-3) sedang  Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
 Jelaskan penyebab,periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi mereda nyeri
 Anjurkan meminitor nyeri sendiri
 Ajarkan penggunaan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
4.  Hipertermi b/d proses Setelah dilakukan tindakan Menejemen hipertemi
penyakit perawatan selam 3 X 24 jam Observasi :
diharapkan hasil :  Identifikasi penyebab hipertermi
KH  Monitor suhu tubuh
 Kulit merah dari menurun (1-3)  Monitor komplikasi dari hipertermi
sampai sedang Teraupetik :
 Konsumsi oksigen dari memburuk  Sediakan lingkungan yang dingin.
(1-3) sedang  Longgarkan atau lepaskan pakaian pasien
 Suhu tubuh dari membruk (1-3)  Basahi dan kipasi permukaan tubuh paisen
sedang Edukasi :
 Suhu kulit dari memburuk (1-4)  Anjurkan tirah baring
cukup membaik Kolaborasi :
   Kolaborasi pemberian cairan melalui intra
vena, jika perlu
5.  Ansieetas b/d krisituasional Setelah dilakukan tindakan keperawatan Reduksi ansiestas
selama 3 X 24 jam diharapkan hasil : Observasi :
KH  Identifikasi saat tingkat ansiestas berubah
 Verbalisasi kebingungan dari meningkat (1-4)  Identifikasi kemampua mengambil keputusan
cukup menurun Teraupetik :
 Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang  Ciptakan suasana teraupetik untuk menumbuhkan rasa
dihadapi dari meningkat (1-3) sampai sedang percaya
 Perilaku gelisah dari cukup meningkat (2-4)  Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
cukup menurun  Dengar dengan penuh perhatian
 Kosentrasi dari memburuk (1-3) sampai sedang  Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
 Pola tidur dari memburuk (1-3) sampai sedang Edukasi :
 Perasaan tak berdaya dari memburuk (1-3)  Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang dirasakan
sampai sedang  Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan
 Anjurkan keluarga tetap bersama pasien
 Ltih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
 Latih teknik rileksasi
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian obat antiansietas
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai