Anda di halaman 1dari 17

TUJUAN PENDIDIKAN

AGAMA KRISTEN
DI PERGURUAN TINGGI
UMUM

Oleh Antonius Sinaga, SS


Tujuan agama pada umumnya
Pendidikan Agama di Perguruan Tinggi Umum bertujuan untuk
membantu terbinanya sarjana beragama yang memiliki beberapa
ciri sebagai berikut:
 Orang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Mahaesa

 Orang yang berbudi pekerti luhur.

 Orang yang berpikir fisosofis.

 Orang yang bersikap rasional dan dinamis.

 Orang yang berpandangan luas.

 Orang yang menghargai kerja sama antarumat beragama dalam

mengabdikan ilmu dan teknologi serta seni untuk kepentingan


nasional.
Tujuan Pendidikan agama Kristen
untuk membantu terbinanya sarjana yang beragama Kristen dengan ciri
sebagai berikut:
a. Orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah melalui Yesus
Kristus dalam Gereja Kristen yang memasyarakat dan mendunia.
b. Orang yang berbudipekerti luhur, bijaksana, rasional dan
dinamis, serta terbuka sebagai konsekwensi dan keterlibatan
iman, baik dalam hidup pribadi maupun hidup bermasyarakat dan
bernegara.
c. Orang yang ikut mengambil bagian dalam pembangunan manusia
Indonesia dan dunia sebagai perwujudan imannya dengan
mendayagunakan teknik, seni dan ilmu pengetahuan yang
dikuasainya dalam semangat pengabdian masyarakat dan
kerjasama terbuka antar umat beragama dan semua pihak yang
berkemampuan baik.
URAIAN TUJUAN
A. Beriman dan bertaqwa Terhadap Tuhan Yang Mahaesa
 Iman adalah: jawaban manusia kepada Allah yang

mewahyukan diri kepada manusia


 TAQWA:

 Kesalehan hidup, takut kepada Allah dan pantang berbuat


jahat.
 Taat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala
laranganNya.
 Pandangan Kristen, takut kepada Tuhan adalah awal yang
baik dalam hidup beragama, dan puncak perkembangan
hidup beriman adalah cinta kasih yang mendasari
hubungan manusia dengan Allah.
b. Berbudi pekerti Luhur
Manusia mempunyai martabat luhur.
Dia adalah ciptaan tapi tidak sama dengan ciptaan yang
lain: citra Allah.
Allah disebut sebagai “creator” ( pencipta ) sedangkan
manusia adalah “co-creator” ( rekan pencipta ).
mampu menimbang baik dan buruk tindakannya.
Sebuah tindakan disebut baik jika:
sadar bahwa tindakan itu dilakukan untuk menaati hukum
atau perintah Allah atau wakil Allah di dunia dalam bentuk
norma atau aturan.
Tujuan tindakan sesuai tujuan Allah menciptakan manusia
sebagai “co-creator” yang selalu mencari kehendak Allah.
Dilakukan dengan penuh tanggungjawab ( meminimalisir
akibat/dampak negatif ).
Berpikir Filosofis:
 Philo = mencintai, Sophia = kebijaksanaan.
 Berpikir filosofis berarti: berpikir dengan dasar
cinta akan kebijaksanaan.
 Bijaksana adalah sifat manusia yang muncul
sebagai hasil usahanya untuk berpikir benar dan
berkehendak baik.
 Manusia beriman adalah manusia yang memiliki
kemampuan berpikir. Iman menuntut agar dapat
dipertanggungjawabkan oleh pikiran.
Sikap Rasional dan Dinamis:
 Ratio (akalbudi) adalah anugerah Allah. Benih itu
menimbulkan kerinduan untuk mencariNya. Gerak
dinamis ini dalam Kristen dimengerti sebagai gerak
mencari Allah.
 Bersikap rasional akan menjadi manusia yang dinamis
yang selalu bergerak, tak puas dengan apa yang ada,
ingin lebih mengerti kebenaran, lebih mencintai
kebaikan, lebih berusaha agar cinta Allah kepadanya
dapat menjadi dasar cintanya kepada sesama sehingga
sanggup membangun dunia ini menjadi semakin pantas
dihuni anak-anak Allah.
Berpandangan Luas:
 Kata “katolik” berarti: luas, universal, tidak
terbatas, tidak sempit, umum. Kata “katolik”
merupakan perpaduan kata dari bahasa Yunani
yakni: “kata” yang berarti: untuk dan “holou”
yang berarti: “semua, umum”.
 Orang Kristen dipanggil untuk mengutamakan

kepentingan umum. Ia tidak berpandangan


sempit, hanya berkisar sekitar kelompoknya
saja.
Terbuka:
 Gereja menyadari sepenuhnya bahwa ada sesuatu yang positif
berada di luar Gereja VS extra ecclesiam nulla salus” serta
mengakui adanya keselamatan di luar Gereja. ( bdk. LG art.16, NE
art.1, 2 ).
 Landasan teologis adalah:
 Semua orang memiliki asal dan tujuan yang satu dan sama yakni Allah
sebagai Pencipta dan Penyelenggara kehidupan. ( Bdk. NE art.1 ).
 Allah telah terlebihdahulu mengambil prakarsa untuk mengasihi manusia
( bdk I Yoh 4:19 ).
 Cinta kasih sebagai hukum yang pertama dan utama bagi orang Kristen,
yakni mengasihi Allah dan sesama, bahkan musuh. ( bdk. Mat 5:44, 22,
37 – 38, Yoh 13: 34, 15:12, 15:17 ).
 bersediaan membangun dan meningkatkan kerjasama tanpa
memandang suku, agama dan golongan
Padangan Terhadap Agama lain

 Terhadap Agama Islam:


 “Gereja juga menghargai umat Islam yang menyembah Allah satu-satunya, yang hidup
dan berdaulat, penuh belaskasihan dan mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, yang telah
bersabda kepada umat manusia. Kaum muslimin berusaha menyerahkan diri dengan
segenap hati kepada ketetapan-ketetapan Allah juga yang bersifat rahasia, seperti dahulu
kala Abraham – iman Islam dengan sukarela mengacu kepadanya – telah menyerahkan
diri kepada Allah. Memang mereka tidak mengakui Yesus sebagai Allah, melainkan
menghormatiNya sebagai Nabi. Mereka juga menghormati Maria, bundaNya, yang tetap
perawan, dan pada saat-saat tertentu dengan khidmat berseru kepadanya. Selain itu
mereka mendambakan hari pengadilan, di saat Allah akan mengganjar semua orang yang
telah bangkit. Maka mereka juga menjunjung tinggi kehidupan susila, dan berbakti
kepada Allah terutama dalam doa, dengan memberi sedekah dan berpuasa. Memang
benar di sepanjang jaman cukup sering telah timbul pertikaian dan permusuhan umat
Kristiani dan kaum Muslimin. Konsili suci mendorong mereka semua, supaya melupakan
yang sudah-sudah, dan dengan tulus hati melatih diri untuk saling memahami, dan supaya
bersama-sama membela serta mengembangkan keadilan sosial bagi semua orang, nilai-
nilai moral maupun perdamaian dan kebebasan”. ( NA art.3 )
Padangan Katolik Terhadap Agama lain

Terhadap Agama Protestan dan Kristen lainnya:


 sikap Ekumene

 “Gerakan Ekumenis” ialah: kegiatan-kegiatan dan usaha-

usaha, yang menanggapi bermacam-macam kebutuhan


Gereja dan berbagai situasi- diadakan dan ditujukan untuk
mendukung kesatuan umat Kristen; misalnya,
 Menghindari kata-kata, penilaian-penilaian serta tindakan-
tindakan yang membedakan;
 Dialog
 Mengadakan ibadat: Natal dan Paskah bersama
 Baksos bersama
Padangan Katolik Terhadap Agama
lain
Terhadap Agama Hindu, Budha dan agama setempat:
“Gereja Katolik tidak menolak apapun, yang dalam
agama-agama itu serba benar dan suci. Dengan sikap
hormat yang tulus Gereja merenungkan cara-cara
bertindak dan hidup, kaidah-kaidah serta ajaran-
ajaran, yang memang memang dalam banyak hal
berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya
sendiri, tetapi tidak jarang memantulkan sinar
kebenaran, yang menerangi semua orang”. ( NA art.
2 ).
 Mengapa aku mengikuti kuliah Agama Kristen?
 Mengapa aku memilih Agama Kristen sebagai agamaku?
 Pendidikan agama yang berlangsung sekarang ini tidak
cukup menghasilkan orang yang luhur dalam hidup dan
tindakannya. Setuju? Tidak setuju? Mengapa?
 Pendidikan agama malah menghasilkan kaum beragama
yang hidup sehari-harinya tidak diwarnai oleh ajaran
agama yang diperolehnya. Betulkah? Mengapa?
 Nilai-nilai agama cenderung tidak diamalkan dan hanya
berhenti pada tataran pengetahuan/wacana. Mengapa?
AGAMA DALAM PENGEMBANGAN ILMU-ILMU

A.Hubungan Manusia dengan Yang Ilahi:


• Pribadi Yang Ilahi dikenal dan dipercaya sebagai
Pencipta, Penyelamat.
• Bagi yang percaya kepada Kristus, Yang Ilahi adalah
Bapa yang mencintai manusia.
• Ilmu yang merefleksi hubungan ini adalah Teologi
( theos = Allah, logia = pembicaraan / logos = ilmu ).
• para ahli teologi hendaknya melakukan penelitian-
penelitian baru, dianjurkan agar mengembangkan
metode dan disiplinnya sendiri serta bekerjasama
dengan ilmu-ilmu lain ( psikologi dan sosiologi ).
B. Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri:
• Menghasilkan ilmu Psikologi (bdk. GS
art.5 ).
• Kita semua saudara. Ini didasarkan
pada iman bahwa Allah adalah Bapa
bagi semua. Manusia adalah anak-
anak Bapa sehingga yang satu
menjadi saudara bagi yang lain.
C. Hubungan Manusia dengan Manusia yang
lain:
• ilmu-ilmu social, manusia yang satu semakin menjadi socius
( sahabat ) bagi yang lain.
• Manusia memiliki harga diri maka memiliki nilai.
• Manusia bernilai jiwa dan raganya maka bernilai pula kehidupan.
Kristen melarang pengguguran dan euthanasia.”Selain itu apa saja
yang berlawanan dengan kehidupan sendiri, misalnya bentuk
pembunuhan yang manapun juga, penumpasan suku,
pengguguran, euthanasia, dan bunuh diri yang disengaja; apapun
yang melanggar keutuhan pribadi manusia, seperti pemenggalan
anggota badan, siksaan yang ditimpakan kepada jiwa maupun
raga, usaha-usaha paksaan psikologis; apapun yang melukai
martabat manusia, seperti kondisi-kondisi hidup yang tidak layak
manusiawi, pemenjaraan yang sewenang-wenang, pembuangan
orang-orang perbudakan, pelacuran, perdagangan wanita dan
anak-anak muda; …. Itu semua dan hal-hal lain yang serupa
memang perbuatan yang keji.
• Hubungan manusia satu sama yang lain menggunakan bahasa.
D. Hubungan Manusia dan Dunia:
• Manusia adalah bagian dari alam namun dia mengatasi alam.
• Agama Kristen mendukung penemuan-penemuan baru,
namun menganjurkan agar penemuan teknologi yang
semakin maju didampingi dengan pengembangan
kebijaksanaan atau kearifan agar penemuan itu bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan umat manusia.
• Hubungan benda dan manusia dipelajari dalam Ilmu
Ekonomi.
• baru berarti bila dipergunakan untuk melayani manusia.
• antara yang kaya dan yang miskin. “ Juga dalam kehidupan
social ekonomi martabat pribadi manusia serta panggilannya
seutuhnya, begitu pula kesejahteraan seluruh masyarakat,
harus dihormati dan dikembangkan. Sebab manusialah yang
menjadi pencipta, pusat dan tujuan seluruh kehidupan social
ekonomi. …..” ( Bdk.dan baca GS art.63 – 66 ).

Anda mungkin juga menyukai