Tujuan agama pada umumnya Pendidikan Agama di Perguruan Tinggi Umum bertujuan untuk membantu terbinanya sarjana beragama yang memiliki beberapa ciri sebagai berikut: Orang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Mahaesa
Orang yang berbudi pekerti luhur.
Orang yang berpikir fisosofis.
Orang yang bersikap rasional dan dinamis.
Orang yang berpandangan luas.
Orang yang menghargai kerja sama antarumat beragama dalam
mengabdikan ilmu dan teknologi serta seni untuk kepentingan
nasional. Tujuan Pendidikan agama Kristen untuk membantu terbinanya sarjana yang beragama Kristen dengan ciri sebagai berikut: a. Orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah melalui Yesus Kristus dalam Gereja Kristen yang memasyarakat dan mendunia. b. Orang yang berbudipekerti luhur, bijaksana, rasional dan dinamis, serta terbuka sebagai konsekwensi dan keterlibatan iman, baik dalam hidup pribadi maupun hidup bermasyarakat dan bernegara. c. Orang yang ikut mengambil bagian dalam pembangunan manusia Indonesia dan dunia sebagai perwujudan imannya dengan mendayagunakan teknik, seni dan ilmu pengetahuan yang dikuasainya dalam semangat pengabdian masyarakat dan kerjasama terbuka antar umat beragama dan semua pihak yang berkemampuan baik. URAIAN TUJUAN A. Beriman dan bertaqwa Terhadap Tuhan Yang Mahaesa Iman adalah: jawaban manusia kepada Allah yang
mewahyukan diri kepada manusia
TAQWA:
Kesalehan hidup, takut kepada Allah dan pantang berbuat
jahat. Taat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya. Pandangan Kristen, takut kepada Tuhan adalah awal yang baik dalam hidup beragama, dan puncak perkembangan hidup beriman adalah cinta kasih yang mendasari hubungan manusia dengan Allah. b. Berbudi pekerti Luhur Manusia mempunyai martabat luhur. Dia adalah ciptaan tapi tidak sama dengan ciptaan yang lain: citra Allah. Allah disebut sebagai “creator” ( pencipta ) sedangkan manusia adalah “co-creator” ( rekan pencipta ). mampu menimbang baik dan buruk tindakannya. Sebuah tindakan disebut baik jika: sadar bahwa tindakan itu dilakukan untuk menaati hukum atau perintah Allah atau wakil Allah di dunia dalam bentuk norma atau aturan. Tujuan tindakan sesuai tujuan Allah menciptakan manusia sebagai “co-creator” yang selalu mencari kehendak Allah. Dilakukan dengan penuh tanggungjawab ( meminimalisir akibat/dampak negatif ). Berpikir Filosofis: Philo = mencintai, Sophia = kebijaksanaan. Berpikir filosofis berarti: berpikir dengan dasar cinta akan kebijaksanaan. Bijaksana adalah sifat manusia yang muncul sebagai hasil usahanya untuk berpikir benar dan berkehendak baik. Manusia beriman adalah manusia yang memiliki kemampuan berpikir. Iman menuntut agar dapat dipertanggungjawabkan oleh pikiran. Sikap Rasional dan Dinamis: Ratio (akalbudi) adalah anugerah Allah. Benih itu menimbulkan kerinduan untuk mencariNya. Gerak dinamis ini dalam Kristen dimengerti sebagai gerak mencari Allah. Bersikap rasional akan menjadi manusia yang dinamis yang selalu bergerak, tak puas dengan apa yang ada, ingin lebih mengerti kebenaran, lebih mencintai kebaikan, lebih berusaha agar cinta Allah kepadanya dapat menjadi dasar cintanya kepada sesama sehingga sanggup membangun dunia ini menjadi semakin pantas dihuni anak-anak Allah. Berpandangan Luas: Kata “katolik” berarti: luas, universal, tidak terbatas, tidak sempit, umum. Kata “katolik” merupakan perpaduan kata dari bahasa Yunani yakni: “kata” yang berarti: untuk dan “holou” yang berarti: “semua, umum”. Orang Kristen dipanggil untuk mengutamakan
kepentingan umum. Ia tidak berpandangan
sempit, hanya berkisar sekitar kelompoknya saja. Terbuka: Gereja menyadari sepenuhnya bahwa ada sesuatu yang positif berada di luar Gereja VS extra ecclesiam nulla salus” serta mengakui adanya keselamatan di luar Gereja. ( bdk. LG art.16, NE art.1, 2 ). Landasan teologis adalah: Semua orang memiliki asal dan tujuan yang satu dan sama yakni Allah sebagai Pencipta dan Penyelenggara kehidupan. ( Bdk. NE art.1 ). Allah telah terlebihdahulu mengambil prakarsa untuk mengasihi manusia ( bdk I Yoh 4:19 ). Cinta kasih sebagai hukum yang pertama dan utama bagi orang Kristen, yakni mengasihi Allah dan sesama, bahkan musuh. ( bdk. Mat 5:44, 22, 37 – 38, Yoh 13: 34, 15:12, 15:17 ). bersediaan membangun dan meningkatkan kerjasama tanpa memandang suku, agama dan golongan Padangan Terhadap Agama lain
Terhadap Agama Islam:
“Gereja juga menghargai umat Islam yang menyembah Allah satu-satunya, yang hidup dan berdaulat, penuh belaskasihan dan mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, yang telah bersabda kepada umat manusia. Kaum muslimin berusaha menyerahkan diri dengan segenap hati kepada ketetapan-ketetapan Allah juga yang bersifat rahasia, seperti dahulu kala Abraham – iman Islam dengan sukarela mengacu kepadanya – telah menyerahkan diri kepada Allah. Memang mereka tidak mengakui Yesus sebagai Allah, melainkan menghormatiNya sebagai Nabi. Mereka juga menghormati Maria, bundaNya, yang tetap perawan, dan pada saat-saat tertentu dengan khidmat berseru kepadanya. Selain itu mereka mendambakan hari pengadilan, di saat Allah akan mengganjar semua orang yang telah bangkit. Maka mereka juga menjunjung tinggi kehidupan susila, dan berbakti kepada Allah terutama dalam doa, dengan memberi sedekah dan berpuasa. Memang benar di sepanjang jaman cukup sering telah timbul pertikaian dan permusuhan umat Kristiani dan kaum Muslimin. Konsili suci mendorong mereka semua, supaya melupakan yang sudah-sudah, dan dengan tulus hati melatih diri untuk saling memahami, dan supaya bersama-sama membela serta mengembangkan keadilan sosial bagi semua orang, nilai- nilai moral maupun perdamaian dan kebebasan”. ( NA art.3 ) Padangan Katolik Terhadap Agama lain
Terhadap Agama Protestan dan Kristen lainnya:
sikap Ekumene
“Gerakan Ekumenis” ialah: kegiatan-kegiatan dan usaha-
usaha, yang menanggapi bermacam-macam kebutuhan
Gereja dan berbagai situasi- diadakan dan ditujukan untuk mendukung kesatuan umat Kristen; misalnya, Menghindari kata-kata, penilaian-penilaian serta tindakan- tindakan yang membedakan; Dialog Mengadakan ibadat: Natal dan Paskah bersama Baksos bersama Padangan Katolik Terhadap Agama lain Terhadap Agama Hindu, Budha dan agama setempat: “Gereja Katolik tidak menolak apapun, yang dalam agama-agama itu serba benar dan suci. Dengan sikap hormat yang tulus Gereja merenungkan cara-cara bertindak dan hidup, kaidah-kaidah serta ajaran- ajaran, yang memang memang dalam banyak hal berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak jarang memantulkan sinar kebenaran, yang menerangi semua orang”. ( NA art. 2 ). Mengapa aku mengikuti kuliah Agama Kristen? Mengapa aku memilih Agama Kristen sebagai agamaku? Pendidikan agama yang berlangsung sekarang ini tidak cukup menghasilkan orang yang luhur dalam hidup dan tindakannya. Setuju? Tidak setuju? Mengapa? Pendidikan agama malah menghasilkan kaum beragama yang hidup sehari-harinya tidak diwarnai oleh ajaran agama yang diperolehnya. Betulkah? Mengapa? Nilai-nilai agama cenderung tidak diamalkan dan hanya berhenti pada tataran pengetahuan/wacana. Mengapa? AGAMA DALAM PENGEMBANGAN ILMU-ILMU
A.Hubungan Manusia dengan Yang Ilahi:
• Pribadi Yang Ilahi dikenal dan dipercaya sebagai Pencipta, Penyelamat. • Bagi yang percaya kepada Kristus, Yang Ilahi adalah Bapa yang mencintai manusia. • Ilmu yang merefleksi hubungan ini adalah Teologi ( theos = Allah, logia = pembicaraan / logos = ilmu ). • para ahli teologi hendaknya melakukan penelitian- penelitian baru, dianjurkan agar mengembangkan metode dan disiplinnya sendiri serta bekerjasama dengan ilmu-ilmu lain ( psikologi dan sosiologi ). B. Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri: • Menghasilkan ilmu Psikologi (bdk. GS art.5 ). • Kita semua saudara. Ini didasarkan pada iman bahwa Allah adalah Bapa bagi semua. Manusia adalah anak- anak Bapa sehingga yang satu menjadi saudara bagi yang lain. C. Hubungan Manusia dengan Manusia yang lain: • ilmu-ilmu social, manusia yang satu semakin menjadi socius ( sahabat ) bagi yang lain. • Manusia memiliki harga diri maka memiliki nilai. • Manusia bernilai jiwa dan raganya maka bernilai pula kehidupan. Kristen melarang pengguguran dan euthanasia.”Selain itu apa saja yang berlawanan dengan kehidupan sendiri, misalnya bentuk pembunuhan yang manapun juga, penumpasan suku, pengguguran, euthanasia, dan bunuh diri yang disengaja; apapun yang melanggar keutuhan pribadi manusia, seperti pemenggalan anggota badan, siksaan yang ditimpakan kepada jiwa maupun raga, usaha-usaha paksaan psikologis; apapun yang melukai martabat manusia, seperti kondisi-kondisi hidup yang tidak layak manusiawi, pemenjaraan yang sewenang-wenang, pembuangan orang-orang perbudakan, pelacuran, perdagangan wanita dan anak-anak muda; …. Itu semua dan hal-hal lain yang serupa memang perbuatan yang keji. • Hubungan manusia satu sama yang lain menggunakan bahasa. D. Hubungan Manusia dan Dunia: • Manusia adalah bagian dari alam namun dia mengatasi alam. • Agama Kristen mendukung penemuan-penemuan baru, namun menganjurkan agar penemuan teknologi yang semakin maju didampingi dengan pengembangan kebijaksanaan atau kearifan agar penemuan itu bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan umat manusia. • Hubungan benda dan manusia dipelajari dalam Ilmu Ekonomi. • baru berarti bila dipergunakan untuk melayani manusia. • antara yang kaya dan yang miskin. “ Juga dalam kehidupan social ekonomi martabat pribadi manusia serta panggilannya seutuhnya, begitu pula kesejahteraan seluruh masyarakat, harus dihormati dan dikembangkan. Sebab manusialah yang menjadi pencipta, pusat dan tujuan seluruh kehidupan social ekonomi. …..” ( Bdk.dan baca GS art.63 – 66 ).