Anda di halaman 1dari 35

Bioakustik

Bunyi, Pembagian Frekuensi


Bunyi, Telinga dan Tanggapannya,
Struktur Telinga, dan Kepekaan
Telinga
Anggota Kelompok 5

Luh Ade Intan Suciati Zifana Novia Dwi Prakasanty Poniah Anisa Eka Dama Pratiwi
Wijaya NIM. 1813071017 NIM. 1813071018 NIM. 190210104073
NIM. 1813071005
Sub Materi

Pengertian Pembagian Frekuensi 03 Telinga dan


01 Bunyi 02 Bunyi Tanggapannya

04 Struktur Telinga 05 Kepekaan Telinga


01
Pengertian
Bunyi
Bunyi
Bunyi merupakan getaran yang
menimbulkan gelombang
longitudinal yang merambat melalui
medium perambatannya (zat cair,
zat padat, dan udara) sehingga dapat
didengar. (Fisika, 2006 : 41).
Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi merupakan vibrasi atau
gerakan dari molekul-molekul zat dan
saling beradu satu sama lain dimana zat
tersebut terkoordinasi menghasilkan
gelombang serta mentransmisikan energi
tanpa disertai perpindahan partikel.
Sumber Bunyi
Banyak fenomena yang menghasilkan bunyi.
Misalnya pembakaran minyak dalam suatu
mesin, selalu menghasilkan bunyi. Bunyi yang
dihasilkan instrumen musik, gerakan dahan,
pohon atau daun juga menghasilkan bunyi.
Ruang mulut dan ruang hidung manusia
merupakan struktur resonansi untuk
menghasilkan vibrasi melalui pita suara
demikian pula garputala yang digetarkan akan
menghasilkan bunyi.
Syarat Terjadinya Bunyi
01 02
Ada sumber bunyi yang
bergetar Ada zat perantara (medium)
yang merambatkan gelombang
bunyi dari sumber ke telinga

03 04
Getaran mempunyai Indra pendengar dalam
frekuensi tertentu (20 Hz – keadaan baik.
20.000 Hz)
Terdapat beberapa sumber bunyi
Senar (Dawai/Tai)

Getaran yang terjadi pada senar yang kedua ujungnya terikat merupakan sumber
bunyi. Frekuensi senar yang kedua ujungnya terikat adalah :
a. Berbanding terbalik dengan panjang senar
b. Berbanding lurus dengan akar kuadrat tegangan senar
c. Berbanding terbalik dengan akar kuadrat massa jenis bahan senar
d. Berbanding terbalik dengan akar kuadrat luas penampang senar
Perbandingan frekuensi nada dasar dan nada-nada atas suatu senar yang kedua
ujungnya terikat merupakan perbandingan bilangan-bilangan bulat positif.
Terdapat beberapa sumber bunyi
Pipa Organa (Kolom Udara)

Di dalam kolom udara terdapat molekul-molekul udara yang merupakan sumber


bunyi. Kolom udara yang paling sederhana adalah pipa organa. Pipa organa dibagi
menjadi dua yaitu :

Pipa Organa Pipa Organa


Terbuka Tertutup
Terdapat beberapa sumber bunyi
Garpu Tala

Jika garpu tala dipukul, maka garpu tala


tersebut akan bergetar dan menghasilkan
bunyi. Frekuensi bunyi dihasilkan oleh garpu
tala tergantung dari: bentuknya, besarnya dan
bahan garpu tala tersebut.
Mendeteksi Bunyi
Untuk mendeteksi bunyi perlu mengkonversikan gelombang bunyi bentuk vibrasi
sehingga dapat dianalisa frekuensi dan intensitasnya. Untuk perubahan ini
diperlukan alat mikrofon dan telinga manusia. Alat mikrofon merupakan
transduser yang memberi respon terhadap tekanan bunyi (sound pressure 0 dan
menghasilkan isyarat/signal listrik. Mikrofon yang banyak digunakan adalah
mikrofon kondensor. Pemilihan mikrofon ini sangat penting oleh karena berguna
untuk mendeteksi kebisingan lingkungan perusahaan (merupakan medan difus
segala arah atau medan bebas) disamping itu perlu diperhatikan faktor kecepatan
angin, cuaca oleh karena sangat mempengaruhi pada mikrofon.
Sifat Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi mempunyai sifat memantul, diteruskan, dan diserap benda. Apabila
gelombang suara mengenai tubuh manusia (dinding) maka bagian dari gelombang
akan dipantulkan dan bagian lain akan diteruskan ke dalam tubuh. Penyerapan energi
bunyi ini akan mengakibatkan berkurangnya amplitudo gelombang bunyi. Nilai
amplitudo bunyi yang menetap pada jaringan dinyatakan dalam rumus :
A = Ao-αx
Sifat Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi timbul akibat terjadinya perubahan mekanik pada gas, zat cair, atau
zat padat yang merambat dengan cepat tertentu. Gelombang bunyi menjalar secara
transversal atau longitudinal. Bunyi mempunyai hubungan antara frekuensi vibrasi (f)
bunyi, panjang gelombang (γ) dan kecepatan (v), secara sistematis hubungan itu dapat
dinyatakan dalam rumus.
Bunyi yang melewati berbagai zat mempunyai kecepatan tersendiri seperti
terlihat pada tabel dibawah ini.
02
Pembagian
Frekuensi
Bunyi
Berdasarkan frekuensinya, maka bunyi
dibedakan dalam tiga daerah frekuensi

Infrasonik Audiosonik Ultrasonik


(0-16 Hz) (16-20.000 Hz) (diatas 20.000
Hz)
Infrasonik (0-16 Hz)

Infrasonik merupakan daerah bunyi yang tidak bisa didengar karena


frekuensinya di bawah frekuensi ambang pendengaran. Frekuensi 0 – 16
Hz biasanya ditimbulkan oleh getaran tanah, getaran bangunan atau truk,
mobil dan sebagainnya. Vibrasi yang ditimbulkan oleh truk, mobil,
biasanya mempunyai frekuensi sekitar 1-16 Hz. Frekuensi yang lebih
kecil dari 16 Hz biasanya mengakibatkan perasaan yang kurang nyaman
(discomfort), kelesuan (fatique), kadang kadang menimbulkan perubahan
penglihatan.
Audiosonik (16-20.000 Hz)
Dari hasil percobaan diperoleh
kepekaan telinga terhadap frekuensi
bunyi terletak antara 16 Hz – 20. 000
Hz. Grafik menunjukkan hubungan
antara intensitas bunyi dan frekuensi
(Hz) serta nilai ambang pendengaran
pada manusia normal. Kepekaan
Telinga ; dB = 0 terjadi pada frekuensi
1000 Hz. Kurva rata-rata merupakan
nilai ambang rata-rata bagi setiap
individu.
Ultrasonik (diatas 20.000 Hz)

Ultrasonik merupakan daerah frekuensi bunyi


yang tak dapat didengar karena melebihi
frekuensi ambang pendengaran manusia.
Frekuensi ini dalam bidang kedokteran
dipergunakan dalam 3 hal yaitu : pengobatan,
penghancuran (deskritif) dan diagnosis. Hal ini
dapat terjadi oleh karena frekuensi yang tinggi
mempunyai daya tembus jaringan yang cukup
besar.
Ultrasonik (diatas 20.000 Hz)
Frekuensi dari ultrasonik yang dipakai dalam
kedokteran menurut kebutuhan:
1. Apabila ultrasonik yang digunakan untuk
diagnostik maka frekuensi digunakan
sebesar 1 MHz sampai 5 MHz dengan daya
0,01 W/cm^2.
2. Apabila daya ultrasonik ditingkatkan sampai
1 W/cm2 akan dipakai sebagai pengobatan.
3. Untuk merusakan jaringan kanker dipakai
daya 10^3 W/cm^2
03
Telinga dan
Tanggapannya
Telinga dan Tanggapannya
Telinga merupakan alat penerima gelombang
suara atau udara kemudian diubah menjadi sinyal
listrik dan diteruskan ke korteks pendengaran
melalui saraf pendengaran. Telinga mempunyai
reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi
dan untuk keseimbangan. Reseptor yang ada pada
telinga dalam akan menerima rangsang bunyi dan
mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk
diolah. Fungsi telinga adalah untuk secara efisien
merubah energi getaran dari gelombang menjadi
sinyal listrik yang dibawa ke otak melalui saraf.
04
Struktur
Telinga
Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar,
telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga Luar
Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi
bentuk ini kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap
dan pengumpul getaran suara.
Liang telinga luar (meatus auditori eksterna) merupakan suatu
saluran yang terbentang dari daun telinga melintasi tulang
timpani hingga permukaan luar membran timpani. Bagian
permukaannya mengandung tulang rawan elastin dan ditutupi
oleh kulit yang mengandung folikel rambut, kelenjar sebasea
dan modifikasi kelenjar keringat yang dikenal sebagai kelenjar
serumen. Sekret kelenjar sebacea bersama sekret kelenjar
serumen merupakan komponen penyusun serumen.
Gendang telinga menerima gelombang suara yang disampaikan
lewat udara lewat liang telinga luar. Gelombang suara ini akan
menggetarkan membran timpani.
Telinga Tengah
Telinga tengah atau rongga telinga adalah suatu
ruang yang terisi udara yang terletak di bagian
petrosum tulang pendengaran. Di bagian dalam
rongga ini terdapat 3 jenis tulang pendengaran
yaitu tulang maleus, inkus dan stapes.

Tulang maleus melekat pada membran timpani.


Tulang maleus dan inkus tergantung pada ligamen
tipis di atap ruang timpani. Lempeng dasar stapes
melekat pada tingkap celah oval (fenestra ovalis)
pada dinding dalam. Ada 2 otot kecil yang
berhubungan dengan ketiga tulang pendengaran
Telinga Tengah

Tingkap oval pada dinding medial ditutupi oleh


lempeng dasar stapes,memisahkan rongga timpani
dari perilimf dalam skala vestibuli koklea.

Tuba auditiva (Eustachius) menghubungkan rongga


timpani dengan nasofarings lumennya gepeng,
dengan dinding medial dan lateral bagian tulang
rawan biasanya saling berhadapan menutup lumen.
Telinga Dalam
Telinga bagian ini mengandung struktur spiral yang
dikenal sebagai cochlea, berisikan cairan.

koklea terdiri dari 3 ruangan yaitu : ruangan verticula


merupakan tempat berakhirnya oval windows; ductus
cochlearis dan ruangan timpani berhubungan dengan
atap spiral.

Gelombang bunyi yang masuk melalui oval window


menghasilkan gelombang bunyi yang berippel
(bergerigi) mencapai membrane basiler pada ductus
cochlearis. Di sini gelombang tersebut diubah menjadi
gelombang sinyal listrik dan diteruskan ke otak lewat
syaraf pendengaran.
Cara Kerja Telinga
Getaran bunyi terkumpul di daun telinga
Getaran bunyi tersebut kemudian masuk ke dalam lubang telinga.
Bila getaran bunyi tersebut mencapai gendang telinga maka gendang tersebut ikut
bergetar dan menggetarkan tulang- tulang pendengaran demikian pula cairan di
rumah siput ikut bergetar.
Gerakan ini mengubah energi mekanik tersebut menjadi energi elektrik ke saraf
pendengaran (auditory nerve) dan menuju ke pusat pendengaran di otak.
Pusat ini akan menerjemahkan energi tersebut menjadi suara yang dapat dikenal oleh
otak.
Proses Pendengaran manusia yakni sebagai berikut:

Di mulai dari daun telinga (outer Ear) yang fungsinya menangkap suara-suara di
sekitar dan memasukkan nya ke canal/ lubang telinga.
suara yang masuk melalui lubang telinga diterima oleh gendang telinga yang berakibat
bergetarnya tiga tulang pendengaran yaitu maleus,inkus dan stapes (middle Ear). Dan
menyalurkan ke koklea/rumah siput.
di dalam koklea/rumah siput terdapat hear sell yang yang bergetar akibat suara dan
getarannya menghasilkan getaran listrik yang dihasilkan dari energi kinestetik.
Sehingga aliran listrik itu menjadikan sinyal yang menyalurkan ke otak, yang dialiri
oleh saraf pendengaran, untuk selanjutnya otak yang bekerja mengartikan semua
suara-suara yang masuk tadi.
05
Kepekaan
Telinga
Kepekaan Telinga
Tingkat kepekaan telinga tidak sama
sensitifnya untuk semua frekuensi. Untuk
mendengar kenyaringan yang sama dari
bunyi yang berbeda frekuensi, dibutuhkan
intensitas yang berbeda.
Grafik Kepekaan Telinga Sebagai Fungsi Frekuensi
Terima
Kasih
CREDITS:
This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images
by Freepik

Anda mungkin juga menyukai