Anda di halaman 1dari 36

TRAUMA URETER

SUB BAGIAN UROLOGI


BAGIAN/SMF BEDAH
FK UNS/RSUD Dr. MOEWARDI
PENDAHULUAN
 Trauma ureter yang berasal dari luar tubuh
misalnya akibat KLL, luka tusuk atau luka tembak
jarang terdapat karena ureter berbentuk tabung kecil
yang terlindung di bagian posterior abdomen.
 Pada penelitian jumlah trauma ureter hanya
berkisar 2-4% dari trauma urologi akibat trauma
externa.
Selain itu ureter bisa trauma akibat operasi di
rongga pelvis atau retroperitoneal, operasi
endourologi maupun laparoskopi.

Operasi terbuka yang menyebabkan trauma


ureter yang paling banyak

histerektomi (54%),
kolorektal (14%),
rongga pelvis (8%)
pembuluh darah abdomen (6%).
Operasi endourologi yang dapat menyebabkan trauma
ureter yaitu URS
RPG
PCN

Operasi laparoskopi terutama laparoskopi ginekologi


dapat juga menyebakan trauma ureter.
PATOGENESIS
Trauma ureter bisa terjadi akibat:
 ureter terikat,
 robek akibat tergunting/tertusuk,
 terpotong,
 terjepit klem,
 tertarik oleh jaringan fibrotik,
 terjahit ataupun
 nekrose akibat kauterisasi untuk menghentikan
perdarahan
PATOLOGI
Trauma ureter bisa berakibat :
1. Obstruksi ureter
- Ureter terikat,
- tertarik jaringan fibrotik
- terjepit oleh benjolan
- terligasi sekitarnya.
 hidroureteronefrosis dan gangguan fungsi ginjal.
2. Ekstravasasi urin
ureter robek/ terpotong
Akibat : ascites urine, abses, uremia, urosepsis dan urinoma.

3. Fistula ureter
Misal : fistulaureterocutan
fistulaureterovaginalis.
4. Retroperitoneal fibrosis
Terjadi periureteritis luar  sehingga terjadi jaringan
fibrosis berakibat striktura ureter & hidroureteronefrosis
PREDISPOSISI
Beberapa keadaan patologis memudahkan
terjadinya trauma ureter
1. Tumor ovarium/ kista dan mioma uteri
besar yang mendorong serviks uteri ke lateral
2. Perlengketan ureter dengan jaringan
sekitarnya atau dengan tumor rongga
pelvis
3. Abses periureter
4. Infiltrasi tumor ganas pada ureter
5. Ureteritis yang menyebabkan ureter oedematous
dan rapuh
6. Letak/bentuk anatomis ureter yang abnormal
KLASIFIKASI
Trauma ureter dibagi menjadi 4 kriteria
1. Mekanisme trauma
Trauma tumpul
Luka tembus
Luka tembak pada multi organ

2. Level trauma ureter


Trauma pada ureter proksimal,medial
atau distal  Berbeda pengelolaannya
3. Waktu terdeteksi
a. Trauma diketahui segera anastomose secara lege
artis

b. Bila trauma ureter terdiagnosa lambat


penanganannya jauh lebih sulit
4. Ada tidaknya organ lain yang terkena
Bila trauma ureter juga mengenai organ non
urologik maka perlu penanganan multidisipliner.
GEJALA
1. Suhu tubuh naik
infeksi karena adanya ekstravasasi urine atau
ureteronefrosis, bila parah bisa urosepsis.
2. Nyeri pinggang dan abdomen akibat
hidroureteronefrosis.
3. Nyeri abdomen lateral bawah akibat infeksi dan
ekstravasasi urine.
4. Gejala gastrointestinal seperti ileusparalitikus,
nausea dan vomitus.
5. Fistula ureterocutan dan keluarnya urine dari
vagina akibat fistula ureterovaginalis, biasanya
terjadi dalam 10 hari pertama dari trauma.
6. Gejala peritonitis/ peritonismus
7. Gejala uremia bila terkena pada kedua ureter
TANDA - TANDA
1. Nyeri tekan pinggang di sudut kostovertebra
2. Tanda gastrointestinal seperti ileus paralitikus dan
peritonitis
3. Keluarnya cairan/urine lewat luka kulit atau vagina
4. Tanda-tanda uremia/gangguan fungsi ginjal
LABORATORIUM
Pada trauma ureter selalu ada hematuria (gross atau
mikroskopik)
Bila sudah terjadi komplikasi bisa terjadi kenaikan
ureum dan kreatinin darah
PENCITRAAN
1. FPA/UIV
kesuraman, ekstravasasi atau obstruksi ureter.
Kadang-kadang dapat terlihat adanya fistula
2. Retrograde atau antegrade pyelografi kadang-kadang
diperlukan bila FPA/UIV kurang informatif.
3. CT-SCAN
Dikerjakan bila ada trauma multiorgan seperti
perdarahan intra atau ekstraperitoneal, dll.
4. USG
untuk melihat hidronefrosis, urinoma, ekstravasasi,
dll.
PENGELOLAAN
A. Durante Operasi

1. Ureter terligasi
Buka ligasi :
-Masih baik  awasi

-Curiga nekrose  diperkuat dengan


jahitan pakai benang nomor 4-0 (misalnya
Dexon).
2. Ureter robek partial
Jahit dengan benang 4-0 & pasang splint.

3. Ureter terputus
- end to end anastomose, dg splint.
- Bila terlalu dekat dengan buli
 neoinplantasi ureter ke buli dengan
diberi splint.
Bila DJ Stent tidak ada :
Splint NGT no.8 yang diberi banyak lubang ,ujung
proksimal sampai pyelum dan ujung distal di buli.
Ujung distal bisa dikeluarkan seperti sistostomi atau
lewat uretra bersama kateter menetap.
Pada keadaan khusus dapat dilakukan end-to-side
anastomose pada ureter kontralateral.
B. Diketahui terlambat beberapa hari
 segera eksplorasi
 kerjakan end-to-end atau end-to-side anastomose
atau neoinplantasi urine ke buli.
 operasi cukup sukar dan memerlukan pengalaman
cukup.
C. Bila diketahui cukup lama
 Adanya fistula ureterokutan / vaginal
 Operasi sangat sulit dan sebaiknya dikerjakan oleh
ahli urologi.

Anda mungkin juga menyukai