Anda di halaman 1dari 22

PENDIDIKAN

PANCASILA

10
Modul ke:

Mata Kuliah Ini Memuat


Pancasila dan Implementasinya (Sila Pertama)

Fakultas
Ilmu Komputer
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Program Studi
Teknik
Informatika
Pendahuluan Dr.
H.Syah
rial

• Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam


Pancasila pada prinsipnya menegaskan bahwa
bangsa Indonesia dan setiap warga negara
harus mengakui adanya Tuhan. Oleh karena
itu, setiap orang dapat menyembah Tuhan-
nya sesuai dengan keyakinannya masing-
masing. Segenap rakyat Indonesia
mengamalkan dan menjalankan agamanya
dengan cara yang berkeadaban yaitu hormat
menghormati satu sama lain
2
Continue..

• Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap


penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya
dan kepercayaannya. Negara Indonesia adalah
satu negara yang ber-Tuhan. Dengan demikian,
segenap agama yang ada di Indonesia
mendapat tempat dan perlakuan yang sama
dari negara.
Continue..

• Sila ini menekankan fundamen etis-religius


dari negara Indonesia yang bersumber dari
moral ketuhanan yang diajarkan agama-
agama dan keyakinan yang ada, sekaligus
juga merupakan pengakuan akan adanya
berbagai agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Tanah
Air Indonesia.
Continue..

• Dengan menyertakan moral ketuhanan sebagai


dasar negara, Pancasila memberikan dimensi
transendental pada kehidupan politik serta
mempertemukan dalam hubungan simbiosis
antara konsepsi ‘daulat Tuhan’ dan ‘daulat
rakyat’. Dengan Pancasila, kehidupan
kebangsaan dan kenegaraan terangkat dari
tingkat sekular ke tingkat moral atau sakral. Di
sini, terdapat rekonsiliasi antara tendensi ke
arah sekularisasi dan sakralisasi.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari
• Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari
Sila ke I sampai Sila ke V yang harus
diaplikasikan atau dijabarkan dalam setiap
kegiatan pengelolaan lingkungan hidup adalah
sebagai berikut (Soejadi, 1999 : 88- 90) :
Nilai Moral Luhur Toleransi Antar Pemeluk
Agama
• Sebagai bangsa yang multi agama ,
keanekaragaman perilaku dan adat istiadat
membuat masyarakat indonesia mempunyai
watak yang dipengaruhi agama yang meeka
anut. Tetapi karena bangsa Indonesia menyadari
nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dan nilai-nilai
Pancasila dan penjabarannya dalam UUD 1945,
maka perbedaan suatu agama bukanlah suatu
hal yang merintangi didalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
• Hormat menghormati dan bekerja sama antar
pemeluk agama dan penganut-penganut
kepercayan yang berbeda-bedadan saling
menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya serta
tidak memaksakan suatu agama atau
kepercayaan kepada orang lain merupakan
suatu keharusan.
• Dalam batang tubuh UUD 1945 (ps 29
UUD1945) tersirat mengenai peraturan dan
ketentuan kehidupan beragama bagi penduduk
Indonesia, negara menjamin kemerdekaan
kepada penduduk untuk memeluk agama yang
diyakininya.
• Kebebasan memeluk agama adalah salah satu
hak yang paling azasi diantara hak-hak asasi
manusia lainnya.
• Kebebasan memeluk agama adalah salah satu
hak yang paling asasi yang dimiliki manusia,
sebab kebebasan beragama bersumberkan
kepada martabat manusia sebagai makhluk
Tuhan.
Makna Ketuhanan Yang Maha Esa

• Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap


Tuhan YME, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
• Mengembangkan sikap hormat-menghormati
dan bekerja sama antar pemeluk agama dengan
penganut kepercayaaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan YME
• Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya
dan ketaqwaannya terhadap Tuhan YME.
• Membina kerukunan hidup di antara sesama
umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan YME.
• Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME
adalah masalah yang menyangkut masalah
pribadi manusia dengan Tuhan YME.
• Mengembangkan sikap saling menghormati
kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing.

• Tidak memaksakan suatu agama dan


kepercayaan terhadap Tuhan YME kepada orang
lain.
Sikap Toleransi Antar Umat Beragama Sangat
Perlu Dikembangkan
• Sikap toleransi antar umat beragama sangat
perlu dikembangkan karena :
• Kita sebagai makhluk social, tidak bisa lepas dari
bantuan orang lain. Jadi sikap toleransi itu
sangatlah perlu dilakukan ,sebagai makhluk
social yang memerlukan bantuan terlebih
dahulu maka kitalah yang hendaknya terlebih
dahulu mengembangkan sikap toleransi itu,
sebelum orang lain yang bertoleransi kepada
kita .
• Jadi jika kita memerlukan bantuan orang lain,
maka dengan tidak ragu lagi orang itu pasti akan
membantu kita, karena terlebih dahulu kita
sudah membina hubungan baik dengan mereka
itu saling bertoleransi
Daftar Pustaka
• Abdulgani, Roeslan, 1979, Pengembangan Pancasila di Indonesia, Yayasan Idayu, Jakarta.
• Ali, As’ad Said, 2009, Negara Pancasila Jalan KemaslahatanBerbangsa, Pustaka LP3ES, Jakarta.
• Anshari, Endang Saifuddin, 1981, Piagam Jakarta 22 Juni 1945 dan Sejarah Konsensus Nasional antara Nasionalis Islam dan
Nasionalis “Sekular” tentang Dasar Negara Republik Indonesia 1945-1959,
• (BPUPKI), Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
• (PPKI) 28 Mei 1945-22 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta.
• Darmodihardjo, D, 1978, Orientasi Singkat Pancasila, PT. Gita Karya, Jakarta.
• Darmodihardjo, D dkk., 1991, Santiaji Pancasila Edisi Revisi, Usaha Nasional, Surabaya.
• Dodo, Surono dan Endah (ed.), 2010, Konsistensi Nilai-Nilai Pancasila dalam UUD 1945 dan Implementasinya, PSP-Press,
Yogyakarta.
• _____, 2012, Problem Epistemologis Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara, Paradigma,
• Soekarno, 1989, Pancasila dan Perdamaian Dunia, CV Haji Masagung, Jakarta.
• Suwarno, 1993, Pancasila Budaya Bangsa Indonesia, Kanisius, Yogyakarta.
• Yamin, Muhammad, 1954, Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia, Djambatan, Jakarta/Amsterdam
•  
• Referensi Lainnya :
• Anonim.2011.Penyimpangan Demokrasi Pancasila.http://www.selamatkan-indonesiaku.net.
: 02 Juli 2011
• Anonim.2011.Demokrasi Pancasila.http://www.id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi_Pancasila 
 : 02 Juli 2013
Anonim.2011.Demokrasi Pancasila http://syahri93.blogspot.com/2013/07/makna-sila-ke-4-pancasila.html
Fatkhurrokhim, Heri.2012.Makalah Kewarganegaraan Sila Ke-4. http://herirookhie.wordpress.com/2012/10/03/makalah-
kewarganegaraan-sila-ke-4/: 01 Juli 2013
DalamSilaKetuhanan Yang
MahaEsaterkandungnilaireligius, antaralain :
• Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha
Esa sebagai pencipta segala sesuatu dengan
sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha
Kuasa, Maha Pengasih, Maha Adil, Maha
Bijaksana dan sebagainya
• Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
yakni menjalankan semua perintah-Nya dan
menjauhi larangan-larangannya. Dalam
memanfaatkan semua potensi yang diberikan
oleh Tuhan Yang Maha Pemurah manusia harus
menyadari, bahwa setiap benda dan makhluk
yang ada di sekeliling manusia merupakan
amanat Tuhan yang harus dijaga dengan sebaik-
baiknya; harus dirawat agar tidak rusak dan
harus memperhatikan kepentingan orang lain
dan makhluk-makhluk Tuhan yang lain.
• Di dalam konsepsi yang demikian, negara tidak
mewakili agama tertentu tetapi negara harus
memfasilitasi, melindungi, dan menjamin
keamanannya jika warganya dalam
melaksanakan ajaran agama karena keyakinan
dan kesadarannya sendiri. Ajaran agama,
dengan demikian, harus dilaksanakan dengan
penuh toleransi dan berkeadaban di samping
peran proaktif negara dengan
menyelenggarakan dialog antar umat beragama.
• Pengejawantahan sila pertama dalam pasal-
pasal konstitusi juga mengandung makna bahwa
Negara harus menjamin tegaknya toleransi
beragama yang berkeadaban sebagaimana
diatur di dalam Pasal 29 ayat (1) dan ayat (2)
yang menjamin kemerdekaan untuk memeluk
dan melaksanakan agama apa pun yang diyakini
oleh setiap warga negara.
Daftar Pustaka
• Abdulgani, Roeslan, 1979, PengembanganPancasila di Indonesia, YayasanIdayu, Jakarta.
• Ali, As’ad Said, 2009, Negara PancasilaJalanKemaslahatanBerbangsa, Pustaka LP3ES, Jakarta.
• Anshari, EndangSaifuddin, 1981, Piagam Jakarta 22 Juni 1945
danSejarahKonsensusNasionalantaraNasionalis Islam danNasionalis “Sekular” tentangDasar
Negara Republik Indonesia 1945-1959,
• (BPUPKI), PanitiaPersiapanKemerdekaan Indonesia
• (PPKI) 28 Mei 1945-22 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta.
• Darmodihardjo, D, 1978, OrientasiSingkatPancasila, PT. Gita Karya, Jakarta.
• Darmodihardjo, D dkk., 1991, SantiajiPancasilaEdisiRevisi, Usaha Nasional, Surabaya.
• Dodo, SuronodanEndah (ed.), 2010, KonsistensiNilai-NilaiPancasiladalam UUD 1945
danImplementasinya, PSP-Press, Yogyakarta.
• _____, 2012, Problem EpistemologisEmpatPilarBerbangsadanBernegara, Paradigma,
• Soekarno, 1989, PancasiladanPerdamaianDunia, CV Haji Masagung, Jakarta.
• Suwarno, 1993, PancasilaBudayaBangsa Indonesia, Kanisius, Yogyakarta.
• Yamin, Muhammad, 1954, ProklamasidanKonstitusiRepublik Indonesia, Djambatan,
Jakarta/Amsterdam
Terima Kasih
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.

Anda mungkin juga menyukai