Anda di halaman 1dari 19

KESEHAT

AN
MENTAL
DALAM
BENCANA
Oleh : yeni rimadeni, skm, msi
DAMPAK BENCANA
- Luka Fisik
- Terancam bahaya yang sangat besar
- Menyaksikan meninggalnya org terdekat
- Menyaksikan banyak org meninggal dan
terluka
- Terpisah dengan orang yg terdekat
- Menentukan pilihan antara menolong orang
lain atau diri sendiri

KELUMPUHAN MENTAL

2
A. REAKSI STRES PADA BENCANA
Reaksi stres pada bencana dapat diklasifikasikan ke
dalam empat dimensi yaitu

1. Reaksi Stres Emosional


2. Reaksi Stres Fisik
3. Reaksi Stres Kognitif
4. Reaksi Stres Perilaku

3
1. Reaksi Stres Emosional
Reaksi stress pada bencana yang dapat dilihat dari aspek emosional meliputi:
lumpuh mental, gangguan tidur, ingat kembali rasa ketakutan, ketakutan merasa
sendiri, merasa asing, gelisah depresi, marah, rasa berdosa karena bertahan hidup.

2. Reaksi Stres Fisik


Reaksi stress fisik pada bencana ditunjukan dengan keluhan seperti: sakit
kepala, lemas di kaki – tangan, merasa lelah, tenggorokan serak, nyeri otot, nyeri
dada, mual, diare, kurang nafsu makan, gangguan pernafasan, menggigil,
kepala terasa panas, kedinginan, gemetar, pusing serasa berputar, kesemutan,
alergi, influenza.

4
3. Reaksi Stres Kognitif
Reaksi stress kognitif pada bencana antara lain: susah berkonsentrasi, daya
pikirnya lumpuh, apatis, kehilangan ingatan jangka pendek, kemampuan
mengambil keputusan dan pertimbangan menurun, tidak dapat menentukan
pilihan dan urutan prioritas.
4. Reaksi Stres Perilaku
Reaksi stress perilaku pada bencana adalah kemarahan meledak, tingkah laku
yang berlebihan/kekerasan, menarik diri dari pergaulan sosial (menyendiri),
frekuensi minum minuman keras dan rokok meningkat, berperilaku seperti anak
kecil, berkelahi, bermasalah dengan anggota keluarga, terisolasi dari
masyarakat/komunitas, anoreksia (menolak makan dan bulimia (makan
berlebihan). Ini menunjukkan berbagai macam reaksi stres perilaku.

5
BAGAIMANA
PENANGANAN
TERHADAP
REAKSI STRES
TERSEBUT ??

6
STRES
1. Meminta pertolongan kepada Allah SWT
2. Menceritakan pengalaman bencana dan mendengarkan pengalaman orang lain
3. Mencurahkan perasaan jangan memendamnya
4. Bernafas dalam rileks, kontak fisik
5. Lakukan olahraga untuk mengendorkan ketegangan
6. Mencari kesenangan/hobi
7. Jangan menghibur hati dengan minuman keras
8. Gizi seimbang
9. Membuat perencanaan dan tidak memaksakan diri
10. Tidak menyalahkan diri sendiri
11. Tidak menanggung kesedihan sendirian

7
RESPON PSIKOLOGIS PADA BENCANA

4 5 6
1.
2 3 Honey Reconstruction
Impact/ Disillusionment
Predisaster Heroik moon
inventory

(Sumber dari Buku Ajar Keperawatan Kegawatdaruratan dan manajemen bencana, 2016)

8
1. Predisaster
saat ini situasi normal, belum terjadi bencana. Dengan atau tanpa peringatan
dini, bisa ada persiapan menghadapi bencana yang akan terjadi.Menceritakan
pengalaman bencana diri sendiri dan mendengarkan pengalaman orang lain

2. Impact/inventory;
saat ini dimulai ketika bencana terjadi. Ada bantuan dari orang lain untuk menolong
dirinya sehingga individu merasa diperhatikan dan ada semangat menata kembali
kehidupannya. Emosi yang muncul berupa ketakutan, tidak berdaya, kehilangan,
dislokasi dan kemudian merasa bertanggung jawab untuk melakukan sesuatu yang
lebih (fase inventory)

3. Heroik;
pada fase pertama dan berikutnya, orang merasa terpanggil untuk melakukan aksi
heroik seperti menyelamatkan nyawa dan harta orang lain.

9
4. Honeymoon;
biasanya 1 mingggu – 6 bulan setelah bencana. Emosi yang muncul
biasanya rasa syukur dan harapan-harapan.

5. Disillusionment; biasanya dialami selama 2 bulan – 2 tahun setelah


bencana terjadi. Orang-orang akan merasa kecewa, frustasi, marah,
benci dan kesal jika terjadi kemunduran dan janji bantuan tidak terpenuhi,
terlalu sedikit atau terlambat. Emosi yang muncul berupa keraguan,
kehilangan, kesedihan dan isolasi.

5. Reconstruction;
biasanya berlangsung selama bertahun-tahun setelah bencana.
Mereka yang bertahan mempunyai fokus perhatian pada membangun
kembali rumahnya, bisnis, ladang dan kehidupannya.
10
Dampak psikologis pasca bencana,
dikategorikan
1. Distres Psikologis 2. Stres Psikologis Sedang
Ringan Bila individu merasa cemas
menyeluruh, menarik diri dan
Individu dikatakan mengalami
mengalami gangguan emosi . Pada
distress psikologis ringan bila kondisi ini natural recovery
setelah bencana merasa cemas, membutuhkan waktu yang relatif
panik dan terlalu waspada. lebih lama, bahkan dapat berkembang
menjadi gangguan mental dan tingkah
laku yang berat.

11
3. Gangguan Tingkah Laku dan Mental yang
Berat
Situasi ini terjadi bila individu mengalami gangguan
mental karena trauma atau stress seperti PTSD (Post
Traumatic Sindrome Disorder), depresi, cemas
menyeluruh, fobia, dan gangguan disosiasi.
Keadaan ini membutuhkan dukungan mental dan
penanganan oleh mental health professional.

12
TRIASE MENTAL
- Orang yang ditakutkan akan melakukan
Kelompok yang harus segera tindakan kekerasan atau bunuh diri.
Triase 1
ditangani (Acute care group) - Orang yang kondisi panic atau
terisolasi
- Orang yang membutuhkan dukungan
mental dan konseling di masa depan
Kelompok yang menunggu - Orang yang kesedihan dan
Triase 2
penangganan (Waiting care group) kepedihannya sangat kuat dan terlihat
perilaku menyendiri dan tindakan yang
berlebihan
- Orang yang nampaknya bisa mengatur
diri dengan memberitahukan metode
Kelompok yang mempertahankan penangganan stress
Triase 3
diri (self- care group) - Orang yang bisa berkomunikasi,
terutama percakapan dengan orang
lain.

13
PROSES KESEDIHAN

“Kesedihan” Grief
adalah Reaksi perasaan - Rasa sedih-pedih
karena kehilangan orang- - Penderitaan
orang tercinta, rumah, - Kemarahan
kehidupan yang normal dan - Ketidak berdayaan
komunitas.

14
PROSES PEMULIHAN KESEDIHAN
Syok - Lumpuh mental
- Tersedu-sedu, merintih, tidak bisa tidur, nafsu
makan menurun, menarik diri
Kemarahan - Kemarahan
- Tindakan kekerasan
Kesedihan - Air mata tidak terhenti-henti, menyesal, rasa
mendalam menyalahkan diri, menyendiri, tidak bisa tidur,
nafsu makan turun, apatis
Pasrah / - Kesedihan alamiah dalam berduka cita
Menerima - Sikap yang positif dalam menceritakan kenangan
15
PERAWATAN UNTUK PROSES
KESEDIHAN
Masa Syok Berada didekatnya, mendampingi dengan kehangatan.
Perhatian yang lebih
Masa Tidak menyangkal dan menyalahkan kemarahannya.
Kemarahan Tidak menyalahkan perilaku yang disertai dengan
kemarahan
Masa Biarkan pasien menangis sepuas-puasnya, Kemudian
Kesedihan damping dan biarkan pasien berbagi kesediahan
mendalam
Pasrah / Berbagi kenangan dan mensupport pasien
Menerima
16
PTSD (POST TROUMATIC STRESS
DISORDER
PTSD Adalah Suatu respon stress post traumatic yang
berkepanjangan.
- Fenomena pengalaman psikologis berulang
- Flasback ( perasaan pada saat kejadian trauma berulang)
- Penurunan kesadaran terhadap lingkungan sekitar
- Rasa was was berlebihan, sulit tidur,
- Minat dan perhatian menurun
- Terasa terisolasi dengan orang lain
- Tertekan reaksi dan ekspresi perasaan
- Merasa berdosa karena dirinya masih hidup
- Gangguan daya ingat dan penurunan kosentrasi
- Gejalanya semakin parah ketika menghadapi kejadian yg sama.
17
Cara pencegahan ptsd
- Menceritakan pengalaman dan mencurahkan/
mengungkapkan perasaan
- Rileks / santai
- Mempertahankan hubungan dengan orang-orang
- Refresing / ganti suasana

18
sekian
Any questions?

19

Anda mungkin juga menyukai