Anda di halaman 1dari 112

Asuahan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Muskulo

skletal Total Hip Repalcement/THR


,Fraktur, Amputasi dan Spondilitis

1 Kelompok 9 :
Miwi Yulianti (2011306007)
Auliya Faizah Lihayati (2011316005)
2
Maghvirah (2011316021)
Salmi Dianita Nasution (2011316048)
3 Three Nur Oktavia (2011316043)
Prisillia Dearzi (2011316022)

5 Dosen Pembimbing : Reni Prima Gusty, S.Kp.M.Kes


KASUS 1 Total Hip Repa
lcement (THR)
1. Pengertian Total Hip Repalcement (THR)

 Total hip replacement adalah penggantian panggul yang rusak


berat dengan sendi buatan (Smeltzer & Bare, 2002).

 Jika terjadi kerusakan permanen pada sendi hip akibat dari proses
pengeroposan tulang maupun karena kecelakaan memerlukan
tindakan penggantian tulang yang disebut dengan Total Hip
Replacement (atau Total Hip Arthroplasty). Tulang yang rusak
tersebut diganti dengan komponen palsu yang terbuat dari
metal, cobalt, atau titanium (Anon 2013).
2. Etiologi
3 columns

Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeons (2010), THR dilakukan pada ora
ng dengan keluhan sebagai berikut:
1. Nyeri pinggul yang membatasi kegiatan sehari-hari, seperti berjalan atau men
ekuk.
2. Nyeri pinggul yang terus dirasakan ketika sedang beristirahat, baik siang atau
malam.
3. Kekakuan di pinggul yang membatasi kemampuan untuk memindahkan atau
menggeser kaki.
4. Nyeri yang tidak dapat dihilangkan dengan obat anti-inflamasi, terapi fisik, ata
u alat bantu berjalan.

– Hal tersebut diakibatkan adanya Cedera pada pinggul, seperti dislokasi atau f
raktur, dapat membatasi suplai darah ke caput femur. Hal ini disebut avascul
ar necrosis (biasa disebut sebagai "osteonekrosis")

4
3. Menifestasi klinis
Adapun komplikasi yang umum terjadi pada THR adalah sebagai
berikut:
1. Kekurangan darah sehingga memerlukan transfusi darah
2. Trombosis vena (DVT)
3. Emboli paru
4. Perdarahan sendi yang berlebihan
5. Hematoma
6. Infeksi sendi
7. Dislokasi sendi
8. Cedera saraf sciatik

5
4. Patofisiologi (berupa WOC)
One Column

The Power of PowerPoint | thepopp.com 6


5. Penatalaksanaan

1 . Cemented Total Hip Replacement


 Pada metode pemasangan ini, semen tulang digunakan
untuk merekatkan artificial hip joint ke dalam tulang fe
mur
2. Cementless Total Hip Replacement
3. Hybrid Total Hip Replacement

The Power of PowerPoint | thepopp.com 7


6. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik

1. Pemeriksaan diagnostik noninvasif antara lain rontgen, MRI, dan CT.


2. Pemeriksaan diagnostik invasif antara lain antrogram
3. Mielogram
4. Skan tulang
5. Aspirasi sendi
6. Biopsi
7. Artroskopi
8. Elektromiografi
9. Pemeriksaan laboratorium rutin Pemeriksaan darah rutin, seperti hitung darah lengk
ap, kadar elektrolit serum, dan pemeriksaan pembekuan darah, sering diperlukan unt
uk pasien ortopedi.

8
1 KASUS

A. Anamnesis 2 About Us
Anamnesis meliputi identitas klien, keluhan
What we do utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, pengkajian psikososial
(Muttaqin, 2012). 3
Our awesome projects
1) Identitas Klien
Nama : Tn. A 4
Umur : 33 Tahun Our brand new ideas

Jenis Kelamin : Laki-laki


Pekerjaan :- 5
Marketing research and our data
Agama :-
6
Diagnosis medis : Post op rekontruksi Keep
THR (Total Hip Replacement)
it touch!

9
2) Keluhan Utama
Mengeluh nyeri pada luka daerah operasi, nyeri dirasakan hilang timbul, berkurang
setelah pemberian obat, skala nyeri 5.
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Terlihat edema disekitar luka (+),
edema bagian distal luka operasi (+). Saat ini posisi pasien dipertahankan abduksi 45
derajat, menghindari rotasi hip, menghindari fleksi hip. Pemeriksaan muskuloskeletal,
Look : terdapat luka operasi pada post terolateral hip kanan, pada saat posisi supine
normal kaki kanan normal kaki kanan eksorotasi. Feel : Nyeri tekan pada kaki kanan (-),
nyeri tekan pada bekas luka operasi (-), krepitasi (-), suhu pada sekitar daerah bekas
luka operasi hangat. Move : pasien dapat menggerakkan kaki kiri secara bebas,
pergerakan kaki kanan terbatas terutama pada sendi hip kanan. Kekuatan otot
ektremitas atas (555/555), ekstermitas bawah (355/555). Hasil pemeriksaan TTV : GCS
E4M5V6, TD : 120/80 mmHg, Nadi : 77x/i, nadi teraba kuat dan teratur, RR : 18x/i,
pergerakan dinding dada simetris, tidak tampak retraksi dinding dada, suara nafas
vesikuler.

10
Add an image •Cemented Total Hip Replacement

4) Riwayat penyakit dahulu


1 Riwayat kecelakaan 2 tahun yang lalu, Setelah terjatuh pasien tidak dapat
menggerakkan kaki kanan, Pasien telah dibawa ke RS untuk mendapatkan
perawatan dan telah dilakukan operasi pemasangan implant pada pasien
Add an image

Pengkajian Menggunakan 11 Fungsional Gordon

1. Pola persepsi dan manajemen kesehatan


2 Saat ini merupakan hari rawatan ke-3, pasien mengeluh nyeri pada luka daerah
operasi, nyeri dirasakan hilang timbul, berkurang setelah pemberian obat, skala
nyeri 5

Gambaran terhadap sakit dan penyebabnya :


Pasien diketahui memiliki riwayat kecelakaan 2 tahun yang lalu selanjutnya pasien
memeriksakan diri ke pengobatan tradisional, dilakukan pijat dan urut pada
daerah yang sakit yaitu kaki kanan. Setelah dilakukan pemijatan dan pengurutan
pasien masih tetap tidak dapat berjalan. Sekitar satu tahun yang lalu pasien
memutuskan untuk berobat ke RS. Sebelumnya pasien takut untuk memeriksakan
diri ke RS karena takut dioperasi, sehingga pasien lebih memilih terapi tradisional,
Add an image
2. Pola Nutrisi-metaboli
Pada kasus tidak dijelaskan bagaimana pola nutrisi-metabolik pasien.

3. Pola Eliminasi
Pada kasus tidk dijelaskan pola eliminasi pasien.

4. Pola aktivitas dan latihan


Saat ini posisi pasien dipertahankan abduksi 45 derajat, menghindari
rotasi hip, menghindari fleksi hip. Move : pasien dapat menggerakkan
kaki kiri secara bebas, pergerakan kaki kanan terbatas terutama pada
Icon
sendi hip kanan

5. Pola kognitif
Pada kasus tidak dijelaskan bagaimana pola kognitif pasien saat ini

6. Pola persepsi dan Konsep diri


Pada sebelum masuk ke RS pasien mengeluh takut akan dioperasi,
namun setelah masuk RS tidak dijelaskan lagi bagaimana pola perepsi
dan konsep diri pasien saat ini.
7. Pola tidur dan istirahat
Pada kasus tidak ditemukan pasien mengalami gangguan pola tidur
dan istirahat.
 
8. Pola Peran Hubungan
Pada kasus tidak dijelaskan bagaimana pola peran hubungan pasien
dengan lingkungan sosialnya.
 
9. Pola Seksual dan Reproduksi
Pada kasus tidak dijelaskan bagaimana pola seksual dan reproduksi
pasien saat ini.

10.Pola Toleransi Stress-Koping


Pada kasus tidak dijelaskan pola toleransi stress-koping pasien.
 
11.Nilai dan Kepercayaan
Pada kasus tidak dijelaskan nilai dan kepercayaan pasien
DIAGNOSA KEPERAWATAN (NANDA & SDKI)
Diangosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (prosedur


bedah)
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan
kekuatan otot
3. Risiko jatuh berhubungan dengan penurunan kekuatan
ekstermitas bawah
(NANDA, 2015-2017)
 
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur
operasi)
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan
kekuatan otot
6. Risiko jatuh berhubungan dengan kekuatan otot menurun
(SDKI, 2016)
PERENCANAAN
Perencanaan dengan 3N

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC


.
1. Nyeri akut 1. Pain level  Pain Management
berhubungan dengan 2. Pain control
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
agen pencedera fisik 3. Comfort level
komprehensif
Setelah dilakukan tindakan 2. Observasi reaksi nonverbal dari
keperawatan selama 1x24 jam maka ketidaknyamanan
tautan nyeri menurun dengan kriteria 3. Gunakan teknik komunikasi
hasil: teraupetik
4. Evaluasi pengalaman nyeri masa
4. Mampu menggunakan teknik non
lampau
farmakologi untuk mengurangi
5. Kontrol lingkungan yang dapat
nyeri
mempengaruhi nyeri seperti suhu
5. Melaporkan bahwa nyeri
6. Ajarkan teknik relaksasi
berkurang dengan menggunakan
7. Tingkatkan istirahat
manajemen nyeri
8. Kolaborasi dengan dokter dalam
6. Mampu mengenali nyeri (skala,
pemberian therapy analgetik
intensitas, frekuensi, dan tanda
The Power of PowerPoint | thepopp.com 16
nyeri)
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan  Self care : ADLs Exchercise Therapy : Ambulation
dengan gangguan muskulosekletal  Mobility level  Monitor TTV sebelum dan sesudah latihan
 Join Movement : Active  Ajarkan pasien tentang teknik ambulasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
selama 1x24 jam maka hambatan mobilitas  Latih pasien dalam memenuhi kebutuhan
menurun dengan kriteria hasil: ADLs secara mandir
 Klien meningkat dalam aktivitas fisik
 Mengerti tujuan dari peningkatan
mobilitas
 Bantu untuk mobilisasi (walker)

3.
Risiko jatuh berhubungan Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Jatuh
keperawatan selama 1x24 jam maka  Identifisikasi perilaku dan faktor yang
dengan penurunan kekuatan
risiko jatuh menurun dengan kriteria mempengaruhi risiko jatuh
ekstermitas bawah hasil:  Monitor gaya berjalan
 Tanyakan pasien mengenai persepsi
 Jatuh saat berdiri tidak ada
keseimbangan dengan tepat
 Jatuh saat berjalan tidak ada
 Sediakan alat bantu
 Jatuh saat duduk tidak ada
 Letakkan benda-benda dalam jangkauan
 Jatuh dari tempat tidur tidak ada
yang mudah bagi pasien
 Jatuh saat dipindahkan tidak ada
 Instruksikan pasien untuk memanggil
 Jatuh saat naik tangga tidak ada
bantuan terkait pergerakan dengan
 Terjun saat turun tangga tidak ada
tepat
 Jatuh saat ke kamar mandi tidak
ada
 Jatuh saat membungkuk tidak ada The Power of PowerPoint | thepopp.com 17
Diagnosa Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Kriteria Intervensi
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri
dengan agen pencedera fisik selama maka tautan nyeri meningkat dengan
Observasi
kriteria hasil:
 Identifikasi factor
1. Melaporkan nyeri terkontrol  pencetus dan pereda nyeri
meningkat  Monitor kualitas nyeri
2. Kemampuan mengenali onset nyeri  Monitor lokasi dan
meningkat  penyebaran nyeri
3. Kemampuan menggunakan teknik  Monitor intensitas nyeri
nonfarmakologis meningkat  dengan menggunakan
4. Keluhan nyeri penggunaan analgesik  skala
menurun 5. Meringis menurun  Monitor durasi dan
5. Frekuensi nadi membaik  frekuensi nyeri
6. Pola nafas membaik Teraupetik
7. Tekanan darah membaik
 Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan
The menggunakan
Power of PowerPoint | thepopp.com 18
analgetik secara tepat
2. Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan Ambulasi
berhubungan dengan gangguan mobilitas fisik meningkat
Observasi
muskulosekletal dengan kriteria hasil:  Identifikasi kemampuan
 Pergerakan ekstremitas pasien beraktivitas
meningkat  Monitor kondisi umum
 Kekuatan otot meningkat selama melakukan mobilisasi
 Rentang gerak (ROM) meningkat Teraupetik
 Kelemahan fisik menurun  Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan alat
bantu ( mis. Pagar tempat
tidur )
 Fasilitasi melakukan
pergerakan jika perlu
 Libatkan keluarga dalam
merencanakan dan
memelihara program
latihan fisik
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
 Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
 Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan

The Power of PowerPoint | thepopp.com 19


3. Risiko jatuh berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Jatuh
kekuatan otot menurun risiko jatuh menurun dengan kriteria
Observasi
hasil:
 Identifisikasi perilaku dan faktor risiko
 Jatuh dari tempat tidur tidak ada jatuh
 Jatuh saat berdiri tidak ada  Identifikasi risiko jatuh setidaknya sekali
 Jatuh saat duduk tidak ada setap shift atau sesuai dengan kebijakan
 Jatuh saat berjalan tidak ada institusi
 Jatuh saat dipindahkan tidak ada  Indentifikasi faktor lingkungan yang
 Jatuh saat naik tangga tidak ada meningkatkan risiko jatuh
 Jatuh saat ke kamar mandi tidak ada  Monitor kemampua berpindah dari tempat
 Jatuh saat membungkuk tidak ada tidur ke kursi roda dan sebaliknya
Teraupetik
 Atur tempat tidur
 Gunakan alat bantu berjalan
Edukasi
 Anjurkan pasien untuk memanggil bantuan
terkait pergerakan dengan tepat
 Anjurkan tidak menggunakan alas kaki
yang licin
 Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga
keseimbangan tubuh
 Anjurkan melebarkan jarak kedua kaki
The Power
untuk of PowerPoint
meningkatkan | thepopp.com saat
keseimbangan
20
PENDIDIKAN KESEHATAN

Risiko Dislokasi
 Dislokasi merupakan risiko tertinggi yang dapat terjadi pada minggu
pertama, khususnya mereka yang pernah memiliki jaringan
periartikular yang lemah, tindakan pembedahan revisi, atau riwayat
dislokasi sebelumnya. Karena itu tindakan pencegahan dan edukasi
pasien memegang peranan yang sangat penting.
KASUS 2 FRAKTUR
Kasus
Seorang pasien laki laki mengalami kecelakaan di tabrak motor. Kemudian pasien tersebut langsung
dibawa ke puskesmas dari puskesmas pasien di rujuk langsung ke IGD RSUD Curup pada tanggal 01
April 2019. Di IGD RSUD Curup pasien mendapat perawatan dan dilakukan rontgen. Pasien dibawa ke
OK IGD dan dilakukan operasi. Setelah operasi pasien dipindahkan keruang perawatan Anggrek.Saat ini
pasien mengeluh badannya masih terasa lemah, nyeri paha sebelah kanan terasa seperti ditusuk-
tusuk dan nyeri bertambah berat ketika pasien berusaha menggerakkan kaki sebelah kanannya
tepatnya pada pahanya, saat di tanya skala nyeri dari 1 sampai 10 klien menjawab skala
nyerinya ada di skala 7, nyeri hilang timbul dengan durasi waktu 5-10 menit, dan di tangan kiri
pasien terpasang infus IVFD RL 500cc/24 jam. Pasien tidak pernah dirawat dirumah sakit
sebelumnya. Pasien juga mengatakan tidak ada penyakit keturunan pada keluarga seperti hipertensi,
diabetes melitus, atau adanya riwayat stroke dari generasi terdahulu. Hasil pemeriksaan fisik suhu
37,8℃, nadi 75 x/menit, tekanan darah 130/80 mmhg, pernapasan 19 x/menit, dan terdapat edema
pada kaki kanan pasien
Pengkajian
Data Klinis

Nama : Tn. C
No. Rek. Medis : 30201
Usia : 40tahun
Tinggi Badan : 165 cm
Berat Badan : 50 kg
Suhu : 37,8℃
Nadi : 75x/menit
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Pernapasan : 19 x/menit
Tanggal Masuk RS : 01 Februari 2021
Orang yang dihubungi : Istri Pasien Telepon : 0812xxxxxx
Tanggal Pengkajian : 01 Januari 2021
Diagnosa Medis : Fraktur Femur Dextra

The Power of PowerPoint | thepopp.com 24


1. Riwayat Kesehatan
a. Alasan masuk/ dirawat di RS
Pasien mengatakan mengalami kecelakaan di tabrak motor, kemudian pasien dibawa ke puskesmas dari puskesmas pasien di
rujuk langsung ke IGD RSUDCurup pada tanggal 01 April 2019. Di IGD RSUDCuruppasien mendapat perawatan dan
dilakukan rontgen kemudian pasien dibawa ke OK IGD dan dilakukan operasi, kemudian pasien dipindahkan keruang
perawatan Anggrek.
b. Riwayat Keluhan Sekarang
Saat dilakukan pengkajian di ruang rawat Anggrek RSUDCurup, pasien mengeluh badannya masih terasa lemah,
nyeri paha sebelah kanan terasa seperti ditusuk-tusuk dan nyeri bertambah berat ketika pasien berusaha menggerakkan
kaki sebelah kanannya tepatnya pada pahanya, saat di tanya skala nyeri dari 1 sampai 10 klien menjawab skala
nyerinya ada di skala 7, nyeri hilang timbul dengan durasi waktu 5-10 menit, dan di tangan kiri pasien terpasang infus
IVFD RL 500cc/24 jam.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya.Pasien juga mengatakan tidak ada penyakit keturunan pada keluarga
seperti hipertensi, diabetes melitus, atau adanya riwayat stroke dari generasi terdahulu.
11 Pola Fungsional Gordon

1. Riwayat Psikososial
Persepsi klien terhadap penyakitnya adalah merupakan cobaan Tuhan. Ekspresi klien terhadap penyakitnya adalah menerima.
2. Pola Nutrisi/Metabolisme
Sebelum sakit klien mengatakan selera makan baik, makan 3x/hari dengan menu nasi dan lauk pauk, minum air putih ±2000
ml/hari. Di rumah sakit klien mengatakan selera makan tidak menurun, makan 3x/hari dengan menu nasi dan lauk
pauk, minum air putih ±1000/hari.
3. Pola Eliminasi
Di rumah klien mengatakan BAK kurang lebih jernih6x/hari, warnakuning jernih dan BAB 1x/hari, konsistensi padat bau
khas feses. Dirumah sakit pasien menggunakan alat bantu jenis Folley Chateter, ukuran 16, produksi urine 2000ml/hari, warna
kuning cerah, bau khas urine, tidak ada distensi kandung kemih, dan tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih.
4. Pola Aktivitas /Olahraga
Di rumah saat dirumah klien mandi dan melakukan aktivitas dengan mandiri. Di rumah sakit klien hanya dibantu oleh
keluarganya untuk melakukan aktivitas dan kebutuhannya.Pasien mengatakan sulit bergerak karena keadaan kakinya yang
fraktur.Pasien mengatakan tidak bisa beraktivitas normal seperti biasanya karena fraktur tersebut. Pasien mengatakan belum bias
menapakan telapak kaki kanannya. Pasien mengatakan kesulitan berpindah dari duduk ke berdiri.
Add an image

5. Pola Istirahat Tidur


Di rumah klien mengatakan saat di rumah istirahat tidur 7-8 jam/hari. Di rumah sakit klien mengatakan
susah tidur, kadang terbangun karena nyeri pada lengannya, tidur 5-6 jam/hari.
36. Pola Kognitif-Persepsi
Pasien kooperatif saat interaksi. Pasien tidak mengalami ganguan konsep diri dilihat dari citra tubuh persepsi
pasien terhadap kondisi kakinya tidak jadi masalah meskipun harus menggunakan tongkat saat berjalan, dari
perilaku pasien hanya harus mengikuti anjuran dari dokter dan perawat dan pasien ingin cepat sembuh.
7. Pola Peran Hubungan
Pengaruh penyakit terhadap perannya dikeluarga dan masyarakat Tn. C hanya bisa berbaring dan duduk di
tempat tidur tidak bisa melakukan kegiatan sehari –hari. Klien hanya bisa berkumpul dengan sebagian
keluarga.
8. Pola Seksualitas/Reproduksi
Saat ini klien sudah memilikiseorang istri dan tidak memiliki masalah dalam reproduksi dan seksualitas.
9. Pola Koping-Toleransi Stres
Klien mengatakan stres semenjak dirinya mengalami kecelakaan dan di rawat di rumah sakit karena
tidak bisa bekerja.
10.Pola Keyakinan-Nilai
Kebiasaan beribadah sebelum sakit pasien sering beribadah dan setelah sakit pasien beribadah hanya kadang
–kadang
Pemeriksaan penunjang

No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


1. Leukosit 8,89 4,80 –10,80 10ˆ3/μL
2. Eritrosit 3,46 4,20 –5,40 10ˆ6/μL
3. Hemoglobin 9,6 12,0 – 16,0 g/dl
4. Hematocrit 29,6 37,0 – 54,0 %
5. PLT 310 150 – 450 10ˆ3/μL
6. Glukosa Sewaktu 120 70 – 140 mg/dl
7. Ureum 27,4 19,3 – 49,2 mg/dl
8. Kreatinin 0,6 0,5 – 1,1 mg/dl
9. Natrium 148 135 – 155 mmol/L
Pemeriksaan penunjang
Gambaran Lemah
umum pasien
Kesadaran Compos Mentis
E4M6V5
Pemeriksaan Kepala :
Kepala Simetris, kepala bersih, penyebarab rambut merata, warna rambut hitam mulai beruban dan tidak ada
kelainan.
Mata :
Sklera putih, konjungtiva anemis, palpebra tidak ada edema, refleks cahaya +, pupil isokor.
Hidung :
Pernafasan cuping hidung tidak ada, posisi septum nasal simetris, lubang hidung bersih, tidak ada
penurunan ketajaman penciuman dan tidak ada kelainan
Rongga Mulut dan Lidah :
Warna bibir merah muda, lidah warna merah muda, mukosa lembab, ukuran tonsil normal
Pemeriksaan Keluhan :
Thorax Pasien tidak ada keluhan sesak nafas, nyeri waktu bernafas dan batuk
Inspeksi :
Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 19 x/menit, irama nafasteratur, pernafasan cuping hidung tidak ada,
penggunaan otot bantu nafas tidak ada, pasien tidak menggunakan alat bantu nafas.
Palpasi :
Vokal premitus teraba diseluruh lapang paru Ekspansi paru simetris, pengembangan sama di paru kanan
dan kiri Tidak ada kelainan
Pemeriksaan Jantung Tidak ada keluhan nyeri dada
Inspeksi :
Tidak terlihat adanya pulsasi iktus kordis, CRT < 2 detik dan Tidak ada sianosis
Palpasi :
Ictus Kordis teraba di ICS 5, dan Akral Hangat
Perkusi :
Batas atas: ICS II line sternal dekstra
Batas bawah : ICS V line midclavicula sinistra
Batas kanan : ICS III line sternal dekstra
Batas kiri : ICS III line sternal sinistra
Auskultasi :
BJ II Aorta : Dub, reguler dan intensitas kuat
BJ II Pulmonal : Dub, reguler dan intensitas kuat
BJ I Trikuspid : Lub, reguler dan intensitas kuat
BJ I Mitral : Lub, reguler dan intensitas kuat
idak ada bunyi jantung tambahan
Tidak ada kelainan
Pemeriksaan Sistem Pencernaan BB : 60 Kg dan TB : 165 Cm
Inspeksi :
Bentuk bulat, tidak ada bayangan vena, tidak terlihat adanya benjolan abdomen, tidak ada
luka operasi pada abdomen, dan tidak terpasang drain
Auskultasi :
Peristaltik 9 kali/menit
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa, dan tidak ada pembesaran pada hepar
dan lien
Pemeriksaan Sistem Perkemihan Pasien menggunakan alat bantu jenis Folley Chateter, ukuran 16,
produksi urine 2000ml/hari, warna kuning cerah, bau khas urine,
tidak ada distensi kandung kemih, dan tidak ada nyeri tekan pada
kandung kemih.

Pemeriksaan Sistem Pergerakan sendi bebas, tidak ada kelainan tulang belakang d.Post
Muskoloskeletal dan Integumen Oprasi ORIF femur hari ke 1, turgor kulit baik, Terdapat Luka
dengan panjang luka 20 cm, terdapat 3 jahitan, Edema pada kaki
kanan.
Kekuatan otot

5 5

5 3
Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. Data Subjektif : Agen pencedera (D. 0077) Nyeri akut
- Pasien mengatakan nyeri pada kaki fisik
kanan bagian paha
- Pasien mengatakan nyeri yang
dirasakan pasien seperti ditusuk
tusuk
- Pasien mengatakan skala nyeri yang
dirasakan yaitu 7
- Pasien mengatakan nyeri yang
dirasa hilang timbul dengan durasi
nyeri saat muncul sekitar 5-10 menit
Data Objektif :
- Wajah pasien terlihat meringis
- Pasien menderita fraktur femur
dextra
2. Data Subjektif : Gangguan (D.0054) Gangguan
- Pasien mengatakan sulit bergerak karena Muskulosekletal mobilitas fisik
keadaan kakinya yang fraktur
- Pasien mengatakan tidak bisa beraktivitas
normal seperti biasanya karena fraktur
tersebut
- Pasien mengatakan belum bisa
menapakan telapak kaki kanannya
- Pasien mengatakan kesulitan berpindah
dari duduk ke berdiri
Data Objektif :
- Pasien menderita fraktur femur dextra
- Aktivitas pasien telihat dibantu oleh
keluarga
- Pasien terlihat kesulitan membolak balikan
posisi
- Kekuatan otot pada kaki kanan 3 selain itu
3. Data Subjektif : Penurunan Aliran (D.0009) Perfusi
- Pasien mengatakan nyeri Arteri dan /atau Perifer Tidak Efektif
ekstremitas Vena (edema)
- Pasien mengtakan kadang kadang
kakinya keram
- Pasien mengatakan kakinya
bengkak
Data Objektif :
- Terlihat edema pada kaki kanan
pasien
Intervensi Keperawatan menurut NIC & NOC

N Diagnosa Keperawatan NOC NIC


o.
1. Nyeri akut  Pain level  Pain Management
berhubungan dengan  Pain control  Lakukan pengkajian nyeri secara
agen pencedera fisik  Comfort level komprehensif
Kriteria Hasil :  Observasi reaksi nonverbal dari
 Mampu menggunakan ketidaknyamanan
teknik non farmakologi  Gunakan teknik komunikasi
untuk mengurangi nyeri teraupetik
 Melaporkan bahwa nyeri  Evaluasi pengalaman nyeri masa
berkurang dengan lampau
menggunakan manajemen  Kontrol lingkungan yang dapat
nyeri mempengaruhi nyeri seperti
 Mampu mengenali nyeri suhu
(skala, intensitas, frekuensi,  Ajarkan teknik relaksasi
dan tanda nyeri)  Tingkatkan istirahat
 Menyatakan rasa nyaman  Kolaborasi dengan dokter dalam
2. Hambatan mobilitas fisik  Self care : ADLs Exchercise Therapy : Ambulation
berhubungan dengan  Mobility level  Monitor TTV sebelum dan
gangguan muskulosekletal  Join Movement : Active sesudah latihan
Kriteria Hasil :  Ajarkan pasien tentang teknik
 Klien meningkat dalam ambulasi
aktivitas fisik  Kaji kemampuan pasien
 Mengerti tujuan dari dalam mobilisasi
peningkatan mobilitas  Latih pasien dalam
 Bantu untuk mobilisasi memenuhi kebutuhan ADLs
(walker) secara mandiri
3. Ketidakefektifan perfusi perifer Kriteria Hasil: Monitor ekstremitas bawah
berhubungan dengan  Memar sedang  Inspeksi warna, suhu, hidrasi,
penurunan aliran arteri dan  Fraktur ekstremitas sedang pertumbuhan rambut, tekstur pecah-
/atau vena (edema)  Gangguan imobilitas sedang pecah atau luka pada kulit.
 Perdarahan ringan  Inspeksi kaki apakah terdapat tekanan
 Suhu kulit tidak terganggu (misal adanya kemerahan yang terlokalisir,
 Sensasi sedikit terganggu peningkatan suhu, lepuh, katimumul, atau
 Tekstur sedikit terganggu pembentukan kalus).
 Perfusi jaringan sedikit terganggu  Monitor mobilisasi sendi (misalnya,
 Integritas kulit sedikit terganggu dorsofleksi pergelangan kaku dan gerakan
 Lesi pada kulit sedikit terganggu sendi subtalar).
 Nekrosis sedikit terganggu  Lakukan pembersihan luka dengan
gerakan sirkuler dari dalam ke luar.
 Pasang balutan adesif yang elastik pada
luka
 Berikan arm sling sebagai alat bantu atau
gips dan traksi, jika diperlukan
 Ajarkan pasien dan keluarga mengenai
perawatan gips
 Berikan bantalan pada sudut dan
sambungan traksi.
 Berikan obat analgesik
 Konsultasikan pada dokter terkait
rekomendasi untuk asupan garam,
imobilitas) (dilakukannya evaluasi dan
Intervensi keperawatan menurut SDKI-SIKI-SLI
1. Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
agen pencedera fisik keperawatan selama Observasi
maka tautan nyeri meningkat  Identifikasi factor
dengan kriteria hasil:  pencetus dan pereda nyeri
 Melaporkan nyeriterkontrol  Monitor kualitas nyeri
meningkat  Monitor lokasi dan
 Kemampuan mengenalionset nyeri  penyebaran nyeri
meningkat  Monitor intensitas nyeri
 Kemampuanmenggunakan  dengan menggunakan
tekniknonfarmakologismeningkat  skala
 Keluhan nyeripenggunaan  Monitor durasi dan
analgesikmenurun5. Meringis  frekuensi nyeri
menurun Teraupetik
 Frekuensi nadi membaik  Ajarkan Teknik
 Pola nafas membaik nonfarmakologis untuk
 Tekanan darah membaik mengurangi rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi
 Anjurkan memonitornyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
2. Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan Dukungan Ambulasi
berhubungan dengan keperawatan mobilitas fisik Observasi
gangguan meningkat  Identifikasi kemampuan
muskulosekletal dengan kriteria hasil: pasien beraktivitas
 Pergerakan ekstremitas  Monitor kondisi umum
meningkat selama melakukanmobilisasi
 Kekuatan otot meningkat Teraupetik
 Rentang gerak  Fasilitasi aktivitas
(ROM)meningkat mobilisasi dengan alat
 Kelemahan fisik menurun bantu ( mis. Pagar tempat
tidur )
 Fasilitasi melakukan
pergerakan jika perlu
 Libatkan keluarga dalam
merencanakan dan
memelihara program
latihan fisik
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
 Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
 Ajarkan mobilisasi
3. Perfusi perifer tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Perawatan Sirkulasi
berhubungan dengan keperawatan perfusi Perifer meningkat Observasi
penurunan aliran arteri dan dengan kriteria hasil:  Periksa sirkulasi perifer
/atau vena (edema)  Denyut nadi perifer (nadi perifer, edema )
meningkat  Monitor panas,
 Penyembuhan luka kemerahan, nyeri, atau
meningkat bengkak pada ekstremitas
 Edema perifer menurun Teraupetik
 Nyeri ekstremitas  Hindari pemasangan infusatau
menurun pengambilan darah diarea keterbatasan
perfusi
 Hindari pengukuran
tekanan darah padaekstremitas
denganketerbatasan perfusi
 Lakukan pencegahaninfeksi
Edukasi
 Anjurkan melakukan
perawatan kulit yang tepat
 Anjurkan program diet
untuk memperbaiki
sirkulasi
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
Add an image

Pendidikan kesehatan pada pasi


en fraktur Post Op Orif
Mobilisasi Post Operasi merupakan suatu aspek yang terpenti
ng pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk memper
tahankan kemandirian
Adapun tujuan dari mobilisasi dini untuk pasien post op fraktu
r yaitu mempertahankan fungsi tubuh, memperlancar peredara
n darah sehingga mempercepat penyembuhan luka, membantu
pernafasan menjadi lebih baik, mempertahankan tonus otot, m
emperlancar eliminasi urin, mengembalikan aktivitas tertentu
sehingga pasien dapat kembali normal atau dapat memenuhi k
ebutuhan gerak harian

42
KASUS 3 AMPUTASI
Tn. I datang ke fasilitas kesehatan tanggal 27 Januari 202
1 dengan keluhan nyeri pada kaki kanannya (bawah lutu
t) luka terbuka akibat dari tidak melakukan perawatan lu
ka dengan baik pasca operasi amputasi kaki sebelah kan
an. seiring berjalannya waktu nyeri semakin dirasakan ol
eh klien hingga saat ini klien merasakan nyeri dengan sk
ala 7, bersifat hilang timbul, rasa seperti tertusuk, terdap
at nyeri tekan pada kaki kanan, serta tampak kemerahan

Kasus dan adanya edema disekitar luka sehingga menyebabka


n terjadinya ketidaksimetrisan antara kaki kiri dan kanan
klien. klien tampak meringis dan gelisah menahan nyeri t
ersebut. Disisi lain Klien juga merasa semenjak pascaope
rasi amputasi klien merasa malu sehingga sangat malas
untuk melakukan perawatan luka selama dirumah. ia tid
ak bisa bekerja lagi dan merasa sulit untuk bersosialisasi
dengan orang lain setelah dilakukan amputasi. Klien tam
pak sedih, murung dan menarik diri
Add an image

Pengkajian Kep
erawatan
Identitas Diri Klien
Nama : Tn. I
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Mitra Utama C1 No. 4A RT/RW 001/002
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Minang
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal Masuk RS : 7 Agusustus 2017
Diagnosa Medis : Amputasi bawah lutut (BL)
Sumber Informasi
Nama : Ny. O
Hubungan dengan Klien : Istri
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama Saat Masuk RS
Klien masuk RS pada tanggal 27 Januari 2021, klien mengatakan bah
wa ia memiliki luka yang tak kunjung sembuh pada kaki kanannya pa
scaoperasi. Klien juga mengatakan bahwa ia merasakan nyeri yang h
ebat pada lukanya dengan skala 7.

Riwayat Kesehatan Sekarang


Saat di lakukan pengkajian pada tanggal 27 Januari 2021 klien menga
takan bahwa nyeri pada kaki kanannya dengan skala 7, nyeri bersifat
hilang timbul dengan rasa seperti tertusuk-tusuk, terdapat nyeri teka
n pada kaki kanan klien, klien tampak meringis dan gelisah menahan
nyeri tersebut. Klien mengatakan semenjak pascaoperasi amputasi k
aki kanannya klien merasa malu untuk bersosialisasi dengan orang l
ain dan kesulitan dalam beraktivitas
Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan pernah mengalami kecelakaan satu bulan yang lal
u yang menyebabkan kaki kanan klien luka parah dan harus diamput
asi. Sejak saat itu klien merasa hidupnya tidak berguna lagi, malu unt
uk bersosialisasi dengan orang lain dan kesulitan dalam beraktivitas.
Hingga akhirnya klien merasa tidak ada gunanya lagi untuk melakuka
n perawatan luka akibat post operasi amputasi. Karena luka yang dia
kibatkan post op amputasi tidak dilakukan perawatan dengan baik, k
lien merasakan nyeri secara terus menerus pada kaki kanannya sehi
ngga klien memutuskan untuk melakukan pemeriksaan kembali ke f
asilitas kesehatan.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang mengala
mi penyakit yang sama dengan klien.
Genogram
Pengkajian Gordon

1. Pola persepsi dan manajemen kesehatan


Berdasarkan kasus pada pasien tersebut didapatkan pola persepsi dan
manajemen kesehatan yaitu :
Gambaran kesehatan secara umum dan saat ini
Seorang pasien datang ke fasilitas kesehatan dengan keluhan nyeri pad
a kaki kanannya yang disebabkan oleh luka terbuka akibat post op amp
utasi satu bulan yang lalu. hingga saat ini tidak kunjung sembuh dan m
enunjukkan adanya infeksi pada daerah sekitar luka akibatan tidak me
lakukan perawatan luka dengan benar yang ditandai dengan adanya k
emerahan, edema dan nyeri tekan.
Gambaran terhadap sakit dan penyebabnya
Post op amputasi 1 bulan yang lalu namun karena klien tidak melakuk
an perawatan luka dengan benar sehingga luka tidak menunjukkan per
baikan dan akibatnya menjadi semakin parah.
2. Pola Nutrisi-metabolik
Pada kasus tidak ditemukan adanya penurunan nafsu makan.
Pola Eliminasi
Pada kasus tidk dijelaskan pola eliminasi pasien
3. Pola aktivitas dan latihan
Pada kasus ditemukan pasien mengalami kesulitan dalam bergerak akibat adan
ya luka pada kaki sebelah kanan disertai dengan nyeri. Akibatanya ada bebera
pa ADL tidak bisa dilakukan secara mandiri.
4. Pola kognitif
ditemukan pasien mengalami kecemasan yang begitu tinggi akibat nyeri dan lu
ka yang tak kunjung sembuh karena adanya infeksi pada kaki kanan klien.
5. Pola persepsi dan Konsep diri
Pada kasus dijelaskan pola persepsi dan konsep diri pasien saat ini. Mengalami
ketakutan dan kecemasan apabila luka semakin parah dan sulit untuk disembu
hkan.
6. Pola persepsi dan Konsep diri
Pada kasus dijelaskan pola persepsi dan konsep diri pasien saat ini.
Mengalami ketakutan dan kecemasan apabila luka semakin parah da
n sulit untuk disembuhkan.
7. Pola tidur dan istirahat
Pada kasus ditemukan pasien sering kali mengalami gangguan tidur
akibat nyeri yang dirasakan hilang timbul bahkan nyeri terus berlang
sung dalam waktu cukup lama.
8. Pola Peran Hubungan
Pada kasus tidak dijelaskan bagaimana pola peran hubungan pasien
dengan lingkungan sosialnya
setelah dilakukannya tindakan amputasi pasien malu jika akan berhu
bungan dengan orang-orang sekitar karena keterbatasan fisiknya.
9. Pola Seksual dan Reproduksi
Pada kasus tidak dijelaskan bagaimana pola seksual dan reproduksinya.
10. Pola Toleransi Stress-Koping
Pada kasus dijelaskan pola toleransi stress-koping pasien.
Pasien mengungkapkan perasaan takut, cemas. Terjadinya waktu yang cuk
up lama terhadap respons psikologis mulai penolakan, putus asa.
11. Nilai Dan Kepercayaan
Pada kasus tidak dijelaskan nilai dan kepercayaan pasien
Secara teori biasnaya ditemukan respons yang adaptif spiritual, meliputi:
–Harapan yang realistis
–Tabah dan sabar
Pandai mengambil hikmah
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Kepala
Inspeksi:Bentuk bulat, rambut hitam sedikit ikal, kepala bersih tidak ada ketombe namun
sedikit berminyak.
Palpasi :Tidak ada massa, benjolan ataupun lesi
Pemeriksaan Mata
Inspeksi:Sklera an ikterik dan conjungtiva an anemis
Telinga
Inspeksi:Daun telinga dan liang telinga bersih
Hidung
Hidung simetris, membran mukosa lembab dan bersih, tidak ada alergi
Mulut dan Tenggorokan
Inspeksi:Mulut bersih, mukosa bibir lembab, lidah dan gigih bersih
Leher
Inspeksi: Normal tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Thorax/Paru
Inspeksi :Bentuk normal, warna kulit sawo matang
Palpasi:Vocal remitus tidak teaba
Perkusi :Sonor
Auskultasi:Suara nafas vesikuler

Kardiovaskuler
Inspeksi :Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi:Ictus cordis tidak teraba
Perkusi :Batas jantung kanan di RIC II LPSD dan batas jantung kiri di RIC IV LMCS
Auskultasi:Bunyi jantung I dan II normal
Abdomen
Inspeksi :Perut normal dan tidak membuncit
Palpasi:Tidak ada massa ataupun nyeri tekan
Perkusi :Tympani (-)
Auskultasi :Bising usus 5x/i

Neuorologi
Tingkat kesadaran composmentis, GCS 15 (E:4, V:5, M:6)

Kulit
Warna kulit sawo matang, adanya lesi dan jaringan parut pada kaki kanan klien, CR
T 3 detik.
Ekstremitas
Adanya luka terbuka yang telah terinfeksi pada kaki kanan klien yang ditandai deng
an adanya edema dan warna kemerahan disekitar luka.
Kekuatan otot
555 555
555 333
Pemeriksaan Penunjang

Diagnosa Medik : Amputasi bawah lutut (BL)


Therapy Pengobatan :Ranitidine (2x1), Ondansentron (2x1), Dexketoprofen (2x1)
Pemeriksaan Diagonostik
Laboratorium :
Hemoglobin 12.5gr/dl (14-18 gr/dl)
Leukosit 12.900 mm3 (5.000-10.000 mm3)
Trombosit 450.000 mm3(150-400.000 mm3)
Hematokrit 48% (40-48%)
ANALISA DATA
Tanggal Data Fokus Etiologi Problem

27/1/21 Ds : Proses infeksi Nyeri akut


1. Klien mengatakan bahwa ia merasakan nyeri pada kaki
kanannya
2. Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk dengan
frekuensi hilang timbul

Our Vision
3. Klien mengatakan terdapat nyeri tekan pada kaki
kanannya
Do :
4. Klien tampak meringis
5. Klien tampak gelisah
Adapun hasil pengkajian nyeri klien yaitu :
P : Adanya luka akut yang telah terinfeksi
Q : Seperti tertusuk
R : Kaki kanan
S:7
T : Hilang timbul
Sedangkan hasil pemeriksaan fisik dari kaki kanan klien
yaitu :
6. Inspeksi : Terdapat luka terbuka yang telah terinfeksi
yang ditandai dengan adanya warna kemerahan dan
The Power of PowerPoint | thepopp.com 59
edema disekitar luka klien sehingga menyebabkan
27/1/21 Ds: Nyeri Gangguan mobilitas fisik
1. Klien mengatakan sulit untuk beraktivtas karena
nyeri pada kaki kanannya (ekstermitas)
Do:
2. Kekuatan otot menurun
3. Tampak Gerakanan terbatas
4. Fisik lemah

27/1/21 Ds : Kehilangan bagian Gangguan citra tubuh


1. Klien mengatakan bahwa ia malu jika
anggota tubuh
diamputasi
2. Klien mengatakan bahwa ia takut tidak bisa
bekerja lagi
3. Klien mengatakan bahwa ia merasa sulit untuk
bersosialisasi dengan orang orang lain setelah
diamputasi
Do :
4. Klien tampak sedih
5. Klien tampak murung
6. Klien tampak menarik diri
TD : 110/70mmHg
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b.d proses infeksi


2. Gangguan mobilitas fisik b.s nyeri
3. Gangguan citra tubuh b.d kehilangan anggota tubuh
Intervensi Keperawatan (NOC,NIC)

No 1 Diagnosa NOC NIC


1. Nyeri akut  Pain level Pain Management
 Pain control comfort level 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
2 Kriteria Hasil : komprehensif
1. Mampu mengontrol nyeri 2. Observasi reaksi nonverbal dari
2. Mampu mengenali nyeri ketidaknyamanan
3 3. Mampu menggunakan teknik non 3. Gunakan teknik komunikasi
farmakologi untuk mengurangi teraupetik
nyeri 4. Evaluasi pengalaman nyeri masa
4 4. Melaporkan bahwa nyeri lampau
berkurang dengan menggunakan 5. Ajarkan teknik relaksasi
manajemen nyeri 6. Kolaborasi dengan dokter dalam
5
5. Menyatakan rasa nyaman setelah pemberian therapy
nyeri berkurang
Add an image

2. Gangguan mobilitas  Self care : ADLs Exchercise Therapy : Ambulation


fisik  Mobility level 1. Pantau TTV sebelum dan
Kriteria Hasil : sesudah latihan
1. Klien meningkat dalam 2. Ajarkan pasien tentang teknik
1 aktivitas fisik ambulasi
2. Mengierti tujuan dari 3. Latih pasien dalam memenuhi
peningkatan mobilitas kebutuhan ADLs secara mandiri
3. Bantu untuk mobilisasi (walker
3. Gangguan citra tubuh  Body image Nutrion Management
 Self esteem 1. Kaji secara verbal dan non
Kriteria Hasil : verbal respon klien terhadap
1. Body image positif tubuhnya
INTRODUCTION2. Mampu mengidentifikasi 2. Jelaskan tentang pengobatan,
kekuatan personal perawatan, kemajuan dan
3. Tidak terjadi pengurangan prognosis penyakit
berat badan yang berarti 3. Dorong klien mengungkapkan
perasaannya
SDKI,SLKI,SIKI
No Diagnosa SLKI SIKI
1. Nyeri Akut b.d Proses SLKI: Tingkat nyeri SIKI: Manajemen nyeri
Infeksi Setelah diberikan intervensi Observasi
keperawatan, selama ....x 24 jam, 1. identifikasi lokasi,
maka tingkat nyeri menurun karakteristik, durasi,
dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas dan
1.Keluhan nyeri menurun intensitas nyeri
2.Meringis menurun 2. Identifikasi pengaruh nyeri
3.Kesulitan tidur menurun terhadap kualitas nyeri

Edukasi
3. Jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik
SDKI,SLKI,SIKI
No Diagnosa SLKI SIKI
2. Gangguan Mobilitas fisik b.d SLKI: Mobilitas Fisik SIKI: Perawatan kaki
nyeri Setelah diberikan intervensi Terapeutik
keperawatan, selama ....x 24 jam, maka Lakukan perawatan luka
mobilitas fisik dapat meningkat
dengan kriteria hasil: Dukungan Kepatuhan program
1. Pergerakan ekstermitas meningkat pengobatan
2. Rentan gerak ROM meningkat Observasi
3. Nyeri menurun Identifikasi kepatuhan menjalani
4. Gerakan terbatas menurun program pengobatan
Terapeutik
Libatkan keluarga untuk mendukung
program pengobatan (perawatan luka)
yang dijalani.
Edukasi
Anjurkan pasien dan keluarga untuk
rutin melakukan pemeriksaan luka
secara rutin ke fasilitas kesehatan
Dukungan ambulasi
Monitor kondisi umum
Anjurkan melakukan ambulasi dini
SDKI,SLKI,SIKI
No Diagnosa SLKI SIKI
3. Gangguan Citra tubuh SLKI: Citra Tubuh SIKI: Dukungan pengambilan
Setelah diberikan intervensi keputusan
keperawatan, selama ....x 24 jam, maka Observasi
citra tubuh dapat meningkat dengan Identifikasi persepsi mengenai
kriteria hasil: masalah dan informasi yang memicu
1. Melihat bagian tubuh meningkat konflik
2. Verbalisasi kehilangan bagian Terapeutik
tubuh meningkat Diskusikan kelebihan dan kekurangan
3. Verbalisasi perasaan negatif dari setiap solusi
tentang perubahan tubuh menurun Motivasi mengungkapkan tujuan
perawatan yang diharapkan
Hormati hak pasien untuk menerima
atau menolak informasi
Edukasi
Berikan informasi yang diminta
pasien
PENDIDIKAN KESEHATAN PASIEN DENGAN
AMPUTASI

 Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya
yang diakibatkan oleh perubahan struktur, ukuran, bentuk dan fungsi tubuh karena
tidak sesuai dengan yang diinginkan
 Tujuan dan rencana tindakan adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan
berupa pendidikan kesehatan citra tubuh klien dapat meningkat.
Intervensi yang dilakukan kepada pasien yakni dengan dukungan pengambilan
keputusan yang terdiri dari mengindentifikasi terlebih dahulu bagaimana persepsi
pasien mengenai masalah yang memicu adanya gangguan citra tubuh, kemudian
setelah diketahui permasalahannya masuk ketahap mendiskusikan kelebihan dan
kekurang dari setiap keputusan yang diambil
 Kemudian bantu dengan motivasi pasien
Thank You!
KASUS 3
SPONDILITIS
KASUS

Seorang1 pria usia 52 tahun bernama Tn.A masuk IGD RSUD M.dzein Painan di
antar oleh keluarga sendiri tanggal 28 januari 2021 pukul 10:15 wib dengan ke
luhan lemah anggota gerak bagian bawah sudah dirasakan sejak 3 bulan dan
2
tidak bisa bergerak lagi sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasi
en merasa nyeri pada tulang belakang dibagian punggung, kedua kaki sering
3 hingga lemah dan tidak bisa digerakkan. Saat ini klien sudah post
kesemutan
operasi hari pertama, pengkajian dilakukan pada tanggal 2 Februari 2021, klie
n mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, nyeri bertambah ketika bergerak,
4
saat ini klien juga mengeluh belum ada BAB semenjak dirawat di rumah sakit.
Klien mengatakan perut nya terasa keras dan kembung, lakukan lah pengkajia
5
n keperawatan tegakkan diagnosa keperawatan dan susunlah intervensi kepe
rawatan sesuai kasus.
PENGKAJIAN

Jun Akizaki
The Power of PowerPoint – thepopp.com
Data Pasien

Nama : Tn. A
No. Rek. Medis : 01.07.XX.XX
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 52 tahun
Alamat : Tarusan, Pesisir Selatan
TB/BB : 165 / 58 kg
Diagnosa Medis : Spondilitis TB
Tanggal Pengkajian : 01 Februari 2021 / Jam 12.30 Wib
Tanggal Masuk Rs : 28 Januari 2021
72
Alasan Masuk

Pasien masuk IGD RSUD M.dzein Painan pada tanggal 28-01-2021


pukul 10:15 wib dengan keluhan lemah anggota gerak bagian ba
wah sudah dirasakan sejak 3 bulan dan tidak bisa bergerak lagi s
ejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien merasa
nyeri pada tulang belakang dibagian punggung, kedua kaki sering
kesemutan hingga lemah dan tidak bisa digerakkan

73
Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 01-02-2021 pada pukul 12.30 WIB ha
ri kelima rawatan di ruang rawat inap Trauma Center. Pasien telah menjalani oper
asi stabilisasi dekompresi pada tanggal 31-1-2020 pukul 08.00 WIB pasien post op
hari ke 1. Pasien mengeluh nyeri pada bagian punggung yaitu dibagian bekas ope
rasi, pasien juga mengatakan nyeri akan semakin bertambah jika banyak bergera
k, klien tampak gelisah dan sesekali meringis. Pasien juga mengatakan bahwa sud
ah 1 minggu belum BAB sejak dirawat di rumah sakit. Pasien juga mengatakan set
elah operasi BAB juga tidak ada, pasien sering merasakan buang angin, tetapi tida
k ada BAB keluar, pasien merasa perutnya tegang dan tidak nyaman dengan kond
isinya. Biasanya pasien bisa BAB 1 hari sekali. sejak saat pasien mengalami susah
BAB pasien hanya menghabiskan ¼ porsi makan karena kurang nafsu makan.

74
Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien mengatakan mempunyai riwayat TB sejak 2 tahun yang lalu, mendapatkan


terapi obat OAT selama 6 bulan dan pasien minum obat secara teratur. Pasien me
ngatakah sudah berhenti merokok sudah 2 tahun dan klien tidak mengetahui jika
ada dilingkungan rumah yang memiliki penyakit TB. Pasien mengatakan sudah pe
rnah berobat di RS karena penyakit TB. Pasien mengatakan belum pernah menjal
ani operasi sebelumnya. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit hiper
tensi dan DM yang dapat memperparah kondisinya saat ini.

75
Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien dan keluarga mengatakan tidak adanya keluarga menderita penyakit yang
sama dengan pasien saat ini dan pasien juga mengatakan tidak ada anggota kelua
rga yang memiliki riwayat penyakit keterunan seperti hipertensi dan DM dan peny
akit menular seperti TB.

76
Genogram

Keterangan :

: Laki-laki Meninggal
: Perempuan Meninggal
: Pasien
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal bersama
POLA FUNGSIONAL GORDON

Jun Akizaki
The Power of PowerPoint – thepopp.com
Pasien dan keluarga mengatakan belum mengetahui
bagaimana penanganan setelah pasien operasi dan Pola Nutrisi / Metabolisme
bagaimana perawatan jika pasien di rumah nanti.
Saat di rawat di rumah sakit pasien mendapatkan
Pasien mengatakan akan mengikuti semua arahan makanan biasa yaitu TKTP (Tinggi Kalori Tinggi
dari dokter dan perawat agar tidak terjadi sakit yang Protein). Pasien mendapatkan makanan 3x sehari
semakin parah. Pasien dan keluarga juga dengan menu nasi , lauk-pauk dan sayur. Pada saat
mengatakan jika sakit langsung berobat ke pengkajian tanggal 01-02-2021 post operasi hari
puskemas. Terkait kondisi pasien sekarang pasien keempat pasien mengatakan menghabiskan 3-4 sendok
tidak ingin melakukan pengobatan tradisional diet porsi dari nasi yang diberikan oleh rumah sakit,
seperti pergi ke tukang urut sedangkan untuk lauk pauk dan sayurannya ada
dimakan tapi tidak habis, klien kurang nafsu makan
karena belum BAB sudah 1 minggu sejak masuk ke RS.
Pola Persepsi Dan Penanganan Kesehatan Untuk minum pasien keluarga mengatakan pasien malas
minum dan kurang minum air putih dalam sehari.
Keluarga mengatakan pasien tidak ada mengalami
perubahan berat badan. Pasien mengatakan tidak ada
kesulitan dalam menelan makanan.
Pola Eliminasi

Pasien mengatakan kebiasaan defekasi 1x/sehari Balance cairan pasien :


dengan konsistensi lembek berwarna kekuningan. Intake (oral + therapy injeksi + IVFD ) = 850cc + 19cc
Untuk BAK pasien mengatakan tidak ada masalah, + 1500cc
saat pengkajian pasien mengatakan terakhir BAB = 2369cc
tanggal 27-01-2021. Sejak Saat di rawat sampai post Output (urin + draine + IWL) = 1700cc + 100cc + 40cc
op H+1 pasien mengatakan belum ada BAB, pasien = 2200cc
Balance cairan= intake – output
tidak nyaman dengan kondisinya karena perut terasa
= 2369 cc – 2200 cc
tegang dan penuh dan merasa BAB sulit
= 169 cc
dikeluarkan. Kebiasaan berkemih 5-6x/hari, Post
operasi hari 3 pasien masih menggunakan kateter.
Pola Istirahat Tidur
Ketika dirawat di rumah sakit pasien mengatakan
tidak mampu melakukan aktifitas sehari-hari secara Ketika sakit pasien mengatakan terkadang terbangun di
mandiri karena pasien masih merasa lemah dan post malam hari karena nyeri yang dirasakan pasien. Selama
operasi yang dialami pasien. Pasien mengeluhkan dirawat biasanya setelah jam besuk habis pasien tidur
nyeri dibagian post pembedahan ketika bergerak. siang. Pada malam hari pasien biasanya tidur pukul
Untuk itu pemenuhan kebutuhan sehari-hari pasien 22.00 / 23.00 dan terbangun pukul 06.00.
dibantu oleh keluarga seperti makan, membersihkan
diri.

Pola Aktivitas /Olah Raga


Saat dilakukan pengkajian, pasien dalam keadaan Pola Persepsi dan Konsep diri
sadar dengan GCS 15, dan kooperatif. Pasien
mampu menjawab pertanyaan lawan bicara dengan Setelah operasi pasien mengatakan ingin cepat sembuh
baik. Bahasa yang digunakan yaitu bahasa dan segera pulang dan pasien berharap dapat melakukan
indonesia. aktifitas sehari - hari seperti biasanya. Pasien
Pasien tidak mengalami masalah dalam mengatakan juga sedikit cemas dengan kondisinya
penginderaan, penglihatan, penciuman, perabaan sekarang, pasien mengatakan sakitnya memerlukan
dan pendengaran. Post op H+1 pasien masih waktu penyembuhan yang lama.
mengeluhkan nyeri pada punggung menjalar
kebagian bahu dan leher saat bergerak, nyeri hilang
timbul berada dalam rentang skala 5.
Pola Kognitif –Persepsi
Pola Seksualitas/Reproduksi
Pasien merupakan ayah dari 6 orang anak, sehari-
hari pasien tidak bekerja hanya dirumah menjaga Pasien saat ini berumur 52 tahun, sudah memiliki 6
orang anak dan 3 orang cucu.
dan bermain dengan cucu. Pasien mengatakan
hubungan dirinya dan anak-anaknya baik. Pasien
mengatakan peran keluarga sangat penting dalam
proses perawatan yang dialaminya. Selama dirawat
aktifitas sehari-hari pasien dibantu oleh istri dan
anak bungsunya.

Pola Peran Hubungan


Pola Keyakinan-Nilai
Pasien merupakan ayah dari 6 orang anak, sehari-
hari pasien tidak bekerja hanya dirumah menjaga Pasien mengatakan ia beragama islam dan mengatakan
pasrah serta tawakal dengan kondisinya sekarang ini
dan bermain dengan cucu. Pasien mengatakan
kepada Allah SWT. Selama dirawat pasien tidak
hubungan dirinya dan anak-anaknya baik. Pasien
menjalankan ibadah sholat.
mengatakan peran keluarga sangat penting dalam
proses perawatan yang dialaminya. Selama dirawat
aktifitas sehari-hari pasien dibantu oleh istri dan
anak bungsunya.

Pola Koping-Toleransi Stres


Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum Sedang

Tingkat Kesadaran Composmentis

GCS : 15 (E4 M5V6)

Vital sign TD : 110/80 MmHg S : 36,5 0C

N : 82 x/i P : 18 x/i

85
Pemeriksaan Fisik
Kepala Inspeksi : rambut pasien tampak hitam sudah ditumbuhi uban, tidak rontok, tidak ada kotoran
atau ketombe di rambut pasien, kulit kepala bersih. Tidak ada lesi di kepala.
Palpasi : tidak ada pembengkakan pada kepala dan wajah pasien

Mata Inspeksi : mata simetris kiri dan kanan, konjuntiva anemis, sklera tidak ikterik, palbebra tidak
udema
Palpasi : tidak ada nyeri disekitar mata

Hidung Inspeksi : tampak simetris, tidak ada secret


Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan disekitar hidung

Telinga Inspeksi : tampak simetris kiri dan kanan, tidak tampak serumen, dan tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada pembengkakan disekitar telinga

Mulut Inspeksi : mukosa bibir kering

Leher : Inseksi : tidak ada lesi dan pembengkakan


Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
dan distensi vena jugularis 86
Pemeriksaan Fisik

Dada
Paru : I: retraksi dinding dada tampak simetris
P: tidak teraba masa pada fremitus kiri dan kanan
P: sonor
A: vesikuler

Jantung: I: ictus cordis tidak terlihat


P: ictus cordis teraba
P : sonor
Abdomen I:
A:Perut
iramatampak
teratursedikit membesar, tidak ada asites.
P: Tidak ada nyeri tekan, teraba keras pada abdomen, distensi (+),
adanya impaksi feses.
P: tympani
A: bising usus (-)

87
Pemeriksaan Fisik
Punggung Terdapat Luka Post Operasi Panjang luka balutan 15cm
Genitalia Pasien terpasasang kateter urinUrin tampak berwarna kuning keruh Pengeluaran kateter tampak
lancar

Rectal Pasien mengeluh susah BAB, tidak ada nyeri pada anus
Ekstremitas
Atas Ekstermitas atas simetris kanan dan kiri, tidak ada edema, akral teraba hangat, CRT <2
dtk.Terpasang IVFD Nacl 0,9% 14tts/ mnt pada tangan sebelah kiri

Bawah Ekstermitas bawah simetris kanan dan kiri, tampak mengalami kelemahan pada kedua kaki,
tidak ada edema, akral teraba hangat, CRT <2 dtk. Kekuatan otot:

Kekuatan 555 555


Otot
333 333
88
Pemeriksaan Penunjang

Rongent Thorak I am a bit shy but passionate.


• Trakea ditengah
• Jantung (CTR >0,5%)
• orta dan mediastinum tidak melebar
• Kedua hilus tidak melebar/menebal
Web Designer Writer Photographer
• Corakan bronkovaskular meningkat
• Tampak gambaran infiltrat dan garis-garis fibrosis dikedua apek paru
• Sinus costofrenicus dextra lancip, sinistra tumpul
• Diagfragma dextra licin, sinistra tenting
• Tulang intak Kesan : TB Paru
Pemeriksaan laboratorium post operasi H3 tanggal 01 Februari 2021

No Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan


1 Hemoglobin 8,9 gr/dl 12-16 gr/dl

2 Leukosit 10,17 /mm3 5000-10.000/mm3

3 Hematokrit 28 % 37-43 %

4 Trombosit 292.000 /mm3 150.000-400.000 /mm3

90
ANALISA DATA (NANDA)

Jun Akizaki
The Power of PowerPoint – thepopp.com
No/Tgl Data Etiologi Masalah
2/2/2021Ds : Agen cidera fisik Nyeri Akut
• Pasien mengeluhkan nyeri pada punggung menjalar (prosedur operasi)
bahu.
• Pasien mengatakannyeri yang dirasakan hilang
2
timbul
• Pasien mengatakan skala nyeri 3Pasien mengatakan
nyeri dirasakan berdenyut- denyut
• Pasien mengeluh nyeri bertambah saat pasien
bergerak

Do :
• Pasien post op hari ketiga dengan luka operasi dan
masih terpasang draine pada punggung
ABOU
• Nyeri yang dirasakan pasien beradaT USpada rentang

skala 3 (nyeri ringan)


• Pasien nampak bergerak hati-hati karena nyeri yang
dirasakannya
• Pasien tampak terfokus pada lokasi nyeri
• TD : 123/80 MmHg
• N : 97 x/i
No/Tgl Data Etiologi Masalah
2/2/2021 Ds : Kurangnya aktivitas fisik serta Konstipasi
• Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah. asupan serat yang tidak cukup
• Pasien mengatakan bahwa sudah 5 hari belum BAB.
• Pasien mengeluh sering buang angin, tetapi BAB sulit keluar.
2 • Pasien merasa perutnya tegang dan tidak nyaman.
• Pasien mengatakan nafsu makan menurun, hanya menghabiskan
3 sendok porsi makan.

Do :

• Pasien tampak tidak nyaman


• Pasien tampak malas makan dan kurang minum. menghabiskan
3-4 sendok porsi makan.
• Pada pemeriksaan abdomen : Inspeksi terdapat pembesaran
abdomen
ABOU
• Palpasi ada impaksi feses, perut teraba keras
T US
• Perkusi : tympani
• Auskultasi : bising usus tidak terdengar
No/Tgl Data Etiologi Masalah
2/2/2021 Ds : Prosedur Resiko
• Pasien mengatakan mempunyai riwayat TB sejak 1-2 tahun pembedahan Infeksi
yang lalu, mendapatkan terapi obat OAT selama 6 bulan dan
pasien minum obat secara teratur.
• Pasien mengatakan baru selesai operasi 3 hari yang lalu
• Pasien mengatakan tidak mengetahui tanda dan gejala infeksi
pada luka operasi

Do :Our Vision
• Pasien post op stabilisasi dekompresi Ad urbanitas argumentum sea. Ut has tota ridens oblique, ad
• Terdapat luka operasi yang terbalut di punggung pasien dengan
elitr aliquam mentitum his. Duo in sale audiam incorrupte. Sea
panjang 15 cm at accusamus rationibus, ad saepe facilis cum, convenire cons
• Balutan luka bersih, pus (-) equat conceptam est ne.
• Pemlab:Hb : 8,9 g/dlLeu : 10,17 /mm3 Ht : 28 %S :Quas
36,4invidunt
0
C ad nam, his reque molestiae te. Nam cu defini
• Pasien dan keluarga tidak mengetahui tanda dan gejala infeksi
tiones definitionem, et oblique detracto electram nec.

• Pasien dan keluarga tidak mengetahui cara pencegahan


infeksi
• Pasien dan keluarga tidak mengetahui 6 langkah cuci tangan
yang benar

The Power of PowerPoint | thepopp.com 94


DIAGNOSA KEPERAWATAN

Jun Akizaki
The Power of PowerPoint – thepopp.com
Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (prosedur operasi)

Konstipasi berhubungan dengan kurangnya aktivitas fisik serta as


upan serat yang tidak cukup

Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan

96
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
(NOC, NIC)

Jun Akizaki
The Power of PowerPoint – thepopp.com
NANDA NOC NIC
Nyeri Akut Kontrol nyeri Kriteria hasil : Majemen nyeri Aktifitas :
• Secara konsisten mampu menilai lamanya nyeri. • Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onst/durasi, frekuensi, kualitas,intensitas
• Secara konsisten mampu menilai faktor atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
penyebab nyeri. • Gunakan komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien dan sampaikan penerimaan pasien terhadap
• Secara konsisten mampu menggunakan non nyeri
analgesik untuk mengirangi nyeri. • Tentukan akibat dari nyeri terhadap kualitas hidup pasien (misalnyatidur, nafsu makan,, pengertian, perasaan, hubungan,
• Secara konsisten mampu melaporkan tanda dan performa kerja dan tanggung jawab peran )
gejala nyeri yang dirasakan pada petugas • Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyeri
kesehatan. • Gunakan metode penilaian yang sesuai dengan tahapan perkembangan yang memungkinkan untuk memonitor perubahan
• Secara konsisten mampu melaporkan bila nyeri nyeri dan akan dapat membantu mengidentifikasi faktor pencetus aktual dan potensial (misalnya catatan perkembanngan,
terkontrol catatan harian)
• Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan, dan antisipasi dari
Tingkatan Nyeri Kriteria hasil : ketidaknyamanan akibat prosedurKendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap
• Pasien tidak ada melaporkan nyeri ketidaknyamanan (misalnya suhu, ruanganpencahayaan, suara bising)
• Pasien tidak ada melaporkan panjangnya • Kurangi atau eliminasi faktor-faktor yang dapat mencetuskan atau meningkatkan nyeri (misalnya, ketakutan, kelelahan,
episode nyeri keadaan monoton dan kurang pengetahuan)
• Pasien tidak ada mengerang dan menangis • Pilih dan implementasi tindakan yang beragam (misalnya farmakologi, nonfarmakologi, interpersonal) untuk menfasilitasi
• Pasien tidak ada menunjukkan ekspresi wajah penurunan nyeri sesuai kebutuhan
sakit • Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
• Pasien tidak ada menunjukkan kegelisahan • Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menagani nyerinya dengan tepat
• Pasien tidak ada menunjukkan ketegangan otot • Ajarkan penggunan teknik nonfarmakologi
• Ajarkan metode farmakologi untuk menurunan nyeri
Tanda – Tanda Vital Kriteria hasil : • Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim kesehatan lainya untuk memilih dan mengimplementasikan tindakan
• Pernapasan dalam batas normal penurunan nyeri nonfarmakologi, sesuai kebutuhan
• Tekanan darah dalam batas normal • Periksa tingkat ketidaknyamanan bersama pasien, cata perubahan dalam catatan medis pasien
Innovation
• Nadi dalam batas normal
• Suhu dalam batas normal
Satisfaction
• Dorong istirahat dan tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri World-leading
• Evaluasi keefektifan dari tindakan pengontrol nyeri berdasarkan respon pasien.

Ius ut augue consul principes, eum in bo Eu docendi propriae sit, per altera putant Ea omittam probatus persequeris ius. Id
norum reprimique. Ut tractatos definitio ut. Nam partiendo intellegat ei, id usu no qui vidit laudem, et vel dolorum menandr
nem duo, his simul fierent phaedrum ei. numy eleifend delicata, inimicus evertitur i euripidis, pro partem principes eu.
similique vis ei.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 98


NANDA NOC NIC
Konstipasi Bowel EliminationKriteria Manajemen konstipasi Aktivitas :
hasil : • Pantau tanda gejala konstipasi
• Pola eliminasi meningkat • Jelaskan etiologi masalah dan rasional tindakan pada klien
• Feses yang lembut dan • Buat jadwal defekasi
berbentuk meningkat • Dorong meningkatkan asupan cairan sesuai kebutuhan (30-50 ml/kg BB per
• Kemudahan mengeluarkan hari) jika tidak ada kontraindikasi
feses meningkat • Anjurkan minum air hangat setelah makan.
• Konstipasi berkurang • Anjurkan minum dipagi hari
• Bising usus normal (3-6 • Anjurkan klien diet tinggi serat
kali permenit) • Ajarkan klien mengenai hubungan diet, aktivitas, dan asupan cairan terhadap
konstipasi.
• Dorong latihan: mengayuh speda statis, jalan pagi, jalan setelah makan.
• Ajarkan klien penggunaan laxative yang sesuai

Change Before You Have To


CEO: Jessica Bendinger

Usu dico maiorum mnesarchum ea, salutandi cotidieque adversarium per id. In summo dicam soleat v
ix, id nec dictas detracto. Solum laudem corrumpit ius in.
Has falli iisque blandit ad, ut insolens antiopam vim.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 99


NANDA NOC NIC
Risiko
Our Philosophy
Infeksi
Keparahan Infeksi Kriteria
Hasil
Perawatan Luka Aktifitas :
• Angkat balutan dan plester perekat
• Kemerahan Tidak ada • Berikan rawatan insisi pada luka
Pro ipsum appareat at. Exerci aliquid ei sit, sea ubique evertitur appellantur ad, duo ut affert euripidis aliquando. Sed nostro verterem id, ex porro tollit malorum has. His eros fugit appareat id, vim probo tibique accommodare ne. At eos quis ullum persius, eum et tempor iisque deserunt.

• Vesikel yangtidak mengeras • Oleskan salep yang sesuaiMonitor karakteristik luka, termasuk drainase, warna,
Erat semper qualisque at nec, reque denique eos ut. Mollis labores eu usu, essent lobortis eam an. Vis ad molestiae repudiandae. At timeam facilis fastidii pro, ut his facer oblique, nec ut ponderum scriptorem. Nostrud sanctus an mea. No pro iuvaret periculis, sea et dicam facilisi.

permukaanya Tidak ada ukuran, dan bau


• Ketidakstabilan suhu ada • Berikan balutan yang sesuai dengan jenis luka
• Nyeri Tidak ada • Pertahankan teknik balutan steril ketika melakukan perawatan luka
• Jaringan lunak Tidak ada • Periksa luka setiap kali perubahan balutan
• Menggigil Tidak ada • Anjurkan pada pasien dan keluarga
• Hilang napsu makan Tidak • Pada prosedur perawatan luka
ada • Anjurkan keluarga dan pasien untuk
• Peningkatan jumlah sel • Mengenal tanda dan gejala infeksi
darah putih Tidak ada

Long text only

The Power of PowerPoint | thepopp.com 100


ANALISA DATA (SDKI)

Jun Akizaki
The Power of PowerPoint – thepopp.com
No/Tgl Data Etiologi Masalah
Company Structure
2/2/2021 Ds : Agen cidera fisik Nyeri Akut
• Pasien mengeluhkan nyeri pada punggungAnmenjalar
airplane tobahu. (prosedur
describe a structure or parts operasi)
• Pasien mengatakannyeri yang dirasakan hilang timbul
• Pasien mengatakan skala nyeri 3
• Pasien mengatakan Part
nyeri 1dirasakan berdenyut- denyut
• Pasien mengeluh nyeri bertambah saat pasien bergerak
Nec iudico ubique ne, dico sale melius in sed. Vix s
tet option lucilius at, semper patrioque concludatu
Do : rque per id.
• Pasien post op hari ketiga dengan luka operasi dan masih
terpasang draine pada punggung.
• Nyeri yang dirasakan pasien berada pada rentang skala 3 (nyeri Main Part
ringan)
• Pasien nampak bergerak hati-hati karena nyeri yang dirasakannya Enim fabulas id vim. Sit sanctus maluisse
Part 2 t in, ei sea iudico honestatis theophrastu
• Pasien tampak terfokus pada lokasi nyeri s, ut qui porro torquatos. Ut nibh medioc
Vix stet option
• TDlucilius at, sem MmHg
: 123/80 ritatem per, in quis vocibus praesent vi
per patrioque concludaturque
• N : 97 x/i
per id, ex essent pertinax ever m. Liber congue populo sit id, ut mel err
• S : 36,4 0
C
titur mel.
em commune.
• P : 20 x/i Part 3
Eu mandamus patrioque sea, ei duo le
gimus suscipiantur consequuntur, pro
quas solum at.
The Power of PowerPoint | thepopp.com 102
No/Tgl Data Etiologi Masalah
Our Members
2/2/2021 Ds : Ketidakcukupan Konstipasi
• Pasien This slide is notnyeri
mengeluh definedpada
by slide masterbagian bawah.
perut Asupan Serat
• Pasien mengatakan bahwa sudah 5 hari belum BAB.
• Pasien mengeluh sering buang angin, tetapi BAB sulit keluar.
• Pasien merasa perutnya tegang dan tidak nyaman.
Producer 51
• Pasien mengatakan nafsu makan menurun, hanya menghabiskan 3
sendok porsi makan.
Director 56
Do :
Pasien tampak tidak nyaman
Manager
Pasien tampak malas makan dan kurang minum. menghabiskan 3-4
65
sendok porsi makan.
Art Designer
Pada pemeriksaan abdomen : Inspeksi terdapat pembesaran 156
abdomenPalpasi ada impaksi feses, perut teraba keras.Perkusi :
tympaniAuskultasi : bising usus tidak terdengar
Engineer 212

Eu mandamus patrioque sea, ei duo legimus suscipiantur consequuntur, pro quas solum at. In duo argumentum
conclusionemque, no summo vitae legimus vim. Mei ridens aliquip definitiones ne.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 103


DIAGNOSA KEPERAWATAN

Jun Akizaki
The Power of PowerPoint – thepopp.com
Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (prosedur operasi)

Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan serat

Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif

106
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
(NOC, NIC)

Jun Akizaki
The Power of PowerPoint – thepopp.com
SDKI SLKI SIKI
Nyeri Akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
Our Company
Setelah diberikan intervensi
keperawatan, selama ....x 24
Observasi :
• Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas
jam, maka1nyeri akut
image and dapat
description nyeri
teratasi denganKriteria • Indentifikasi skala nyeri
hasil : • Identifikasi respon nyeri non verbal
• Keluhan nyeri menurun • Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
• Sikap meringis menurun • Monitor efek samping penggunaan analgesik
• Sikap gelisah menurun 40 Years Ago…
• Kesulitan tidur menurun Terapeutik
• Frekuensi nadi membaik • Berikan teknik non farmakologis
Enim fabulas untuk
id vim. Sit sanctus mengurangi
maluisset in, ei sea nyeri (mis.Terapi
iudico honestatis th musik,
• Pola napas membaik terapi bermain, terapiutimajinasi
eophrastus, terbimbing)
qui porro torquatos. Ut nibh mediocritatem per, in quis
• Nafsu makan membaik vocibus praesent
• Kontrol lingkungan yangvim. Liber congue rasa
memperberat populo sit id,(suhu
nyeri ut melruangan,
errem commu
pencahayaan,
ne. Nec iudicoistirahat
kebisingan)Fasilitasi ubique ne, dicotidur
dan sale melius in sed. Vix stet option lucili
us at, semper patrioque concludaturque per id, ex essent pertinax eve
rtitur mel.
Edukasi
• Jelaskan penyebab, periode,
Ea solum nusquam dan
usu, his pemicu
an consulnyeri
voluptatibus, novum quaestio sc
• Jelaskan strategi meredakan
ripserit vix nyerivivendum vim et. Has nostrud pertinacia n
ad. Brute mucius
• Anjurkan e.
memonitor nyeri secara mandiri
• Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
• Anjurkan teknik non farmakologis utuk mengurangi rasa nyeri

The Power of PowerPoint | thepopp.com 108


SDKI SLKI SIKI
Konstipasi Eleminasi Fekal Manajemen Eliminasi Fekal
Setelah diberikan intervensi Observasi :
keperawatan, selama ....x 24 • Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat pencahar
jam, maka Konstipasi dapat • Identifikasi pengobatan yang berefek pada gastrointestinal
menurun denganKriteria • Monitor buang air besar (mis. Warna,frekuensi, konsistensi, volume)
hasil : • Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi, atau impaksi
• Kontrol pengeluaran feses
meningkat Terapeutik
• Keluhan defekasi lama dan • Berikan air hagat setelah makan
sulit menurun • Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
• Mengejan saat defekasi • Sediakan makanan tinggi serat
menurun
• Distensi abdomen menurun Edukasi
• Nyeri abdomen menurun • Jelaskan jenis makanan yang membantu meningkatkan keteraturan peristaltik
• Kram abdomen menurun usus
• Konsistensi feses membaik • Anjurkan mencatat warna, frekuensi, konsistensi, volume feses
• Frekuensi defekasi • Anjurkan pengurangan asupan makanan yang meningkatkan pembentukan gas
membaik • Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi serat
• Peristaltik usus membaik

109
SDKI SLKI SIKI
Konstipasi Eleminasi Fekal Manajemen Eliminasi Fekal
Our Services
Setelah diberikan intervensi Observasi :
keperawatan, selama ....x 24 • Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat pencahar
icons and items dapat •
jam, maka4Konstipasi Identifikasi pengobatan yang berefek pada gastrointestinal
menurun denganKriteria • Monitor buang air besar (mis. Warna,frekuensi, konsistensi, volume)
hasil : • Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi, atau impaksi
• Kontrol pengeluaran feses
meningkat Terapeutik
• Keluhan defekasi lama dan • Berikan air hagat setelah makan
sulit menurun • Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
• Mengejan saat defekasi • Sediakan makanan tinggi serat
menurun
• Distensi abdomen menurun Edukasi
• Nyeri abdomen menurun • Jelaskan jenis makanan yang membantu meningkatkan keteraturan peristaltik
Promotion
• Kram abdomen menurun Design
usus Strategy Management
Pro•ipsum
Konsistensi
appareat at. Exerci His eros•fugit
fesesalmembaik Anjurkan
appareat id,mencatat
vim p warna,
Erat semperfrekuensi,
qualisque atkonsistensi,
nec, r volume
At timeam feses
facilis fastidii pro, ut
• eiFrekuensi
iquid sit, sea ubiquedefekasi
evertitur • Anjurkan
robo tibique accommodare pengurangan
ne. asupaneosmakanan
eque denique yang meningkatkan
ut. Mollis lab his facer oblique, necpembentukan
ut ponder gas
membaik
appellantur ad, duo ut affert eu • Anjurkan
At eos quis ullum persius,mengkonsumsi
eum makanan
ores eu usu, tinggieaseratum scriptorem. Nostrud sanctu
essent lobortis
• ripidis
Peristaltik usus membaiket tempor iisque deserunt.
aliquando. m an. Vis ad molestiae repudia s an mea. No pro iuvaret pericu
ndae. lis.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 110


SDKI SLKI SIKI
Risiko Tingkat Infeksi Pencegahan Infeksi
Our Services
Infeksi Setelah diberikan intervensi Observasi :
keperawatan, selama ....x 24 • Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sitemik
jam, maka4risiko
icons and infeksi
items

menurun denganKriteria Terapeutik :


hasil : • Batasi jumlah pengunjung
• Nafsu makan meningkat • Berikan perawatan kulit pada area edema
• Nyeri menurun • Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan
• Sputum berwarna hijau • Pertahankan teknik antiseptik
menurun
• Drainasi purulen menurun Edukasi :
• Kadar sel darah putih • Jelaskan tanda dan gejala infeksi
membaik • Anjarkan cara mencuci tangan dengan benar
• Ajarkan etika batuk
Promotion Design Strategy
• Ajarkan cara memeriksa kondisi luka bekas operasi Management
Pro ipsum appareat at. Exerci al His eros•fugit
Anjurkan
appareat id,meningkatkan
vim p asupan
Erat semper nutrisi
qualisque at nec, r At timeam facilis fastidii pro, ut
iquid ei sit, sea ubique evertitur • Anjurkan
robo tibique accommodare meningkatkan
ne. asupan
eque denique eos cairan
ut. Mollis lab his facer oblique, nec ut ponder
appellantur ad, duo ut affert eu At eos quis ullum persius, eum ores eu usu, essent lobortis ea um scriptorem. Nostrud sanctu
ripidis aliquando. et tempor iisque deserunt. m an. Vis ad molestiae repudia s an mea. No pro iuvaret pericu
ndae. lis.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 111


PENDIDIKAN KESEHATAN

Jun Akizaki
The Power of PowerPoint – thepopp.com
Adapun tujuan dan rencana tindakan keperawatan
mengatasi nyeri dengan dilakukan tindakan
keperawatan berupa pendidikan kesehatan seperti
Nyeri merupakan perasaan yang tidak Teknik relaksasi untuk menurunkan atau mencegah
meningkatnya nyeri.
menyenangkan pada setiap individu baik itu suatu
pengalaman sensori dan emosional akibat dari
Intervensi yang dilakukan kepada pasien yaitu
kerusakan jaringan yang bersifat nyata atau aktual
dilakukan secara bertahap, berikut akan dijelaskan
(Smletzer & Bare, 2013). Kerusakan jaringan
tahap teknik relaksasi. Teknik relaksasi merupakan
tersebut bisa diakibatkan oleh pasca pembedahan, tindakan untuk menurunkan atau mencegah
biasanya seseorang yang mengalami pasca bedah meningkatnya nyeri (Mutaqqin, 2008). Teknik relaksasi
akan mengalami nyeri. Nyeri pasca bedah napas dalam yaitu teknik menurunkan nyeri secara non
merupakan nyeri akut yang disebabkan oleh farmakologis dengan mengambil posisi fowler ataupun
penyembuhan luka. semi fowler dengan meletakkan satu tangan diabdomen,
tarik napas dengan perlahan melalui hidung, tahan
napas selama 3 detik lalu hembuskan napas perlahan
melalui bibir dengan model dikerutkan.
Thank You for Watching!

Anda mungkin juga menyukai