Analisis Kadar Air Dan Abu
Analisis Kadar Air Dan Abu
1. Cawan
2. Oven
3. Desikator / Eksikator
4. Timbangan analitik
TAHAPAN ANALISIS
Kadar air
Kadar air (g/100 g bahan basah)
(W-(W1-W2))
= x 100
W
THERMOGRAVIMETRI
2. Metode Oven Vakum
Perhitungan :
Kadar air
Pelarut tersebut memiliki titik didih sedikit di atas titik didih air.
Pelarut yang biasa digunakan adalah toluene, xylene, dan campuran
pelarut-pelarut ini dengan pelarut lain.
Selain itu piridin dan metanol akan mengikat asam sulfat yang
terbentuk sehingga akhir titrasi dapat lebih jelas dan tepat.
Selama masih ada air dalam bahan, iodin akan bereaksi, tetapi
begitu air habis, maka iodin akan bebas.
Pada saat timbul warna iodin bebas ini, titrasi dihentikan dan
iodin bebas ini akan memberikan warna kuning coklat.
Prinsip
Bahan
air distilat dan kertas saring bebas abu.
Peralat
tanur, neraca analitik, cawan bertutup, pemanas, oven dan alat
gelas.
ANALISIS ABU TERLARUT DAN ABU TIDAK TERLARUT -3
Prosedur Kerja
Perthitungan
% ATL = W3 x 100 / W1
Bahan
HNO3, H2SO4, aquades.
Peralatan:
labu kjedahl, pemanas, batu didih, neraca analitik, dan
peralatan gelas.
PENGABUAN BASAH -2
Prosedur kerja
Sejumlah sampel yang mengandung 5-10 g padatan dimasukkan
ke dalam labu kejdahl.
Ditambahn 10 ml H2SO4, 10 ml HNO3, dan batu didih.
Labu dipanaskan perlahan-lahan sampai berwarna gelap,
selama pemanasan harus menghindari pembentukan buih yang
berlebihan.
Ke dalam labu ditambahkan HNO3, dipanaskan 5-10 menit,
ditambah 10 ml akuades, dipanaskan sampai berasap.
Larutan didinginkan kembali dan ditambah 5 ml akuades,
dipanaskan sampai berasap.
Sampel didinginkan dan diencerkan sampai volume tertentu.
Sampel ini siap dianalisis kadar mineralnya.