2.Sapha (Safar)
Bagi masyarakat Aceh bulan tersebut dianggap panas atau kurang baik dimana
dalam bulan ini masyarakat Aceh sangat menghindari beberapa acara besar
seperti Pesta Walimah atau mengawinkan anak, membangun rumah dan acara
acara lain yang bersifat istimewa. Rabu Abeh adalah hari Rabu diminggu ke empat
dalam bulan tersebut dimana dahulu masyarakat Aceh berbondong bondong pergi
kelaut untuk membuang sial atau disebut juga Tolak Bala dengan mandi sepuasnya
dilaut dengan harapan akan larung semua sialnya dalam tahun tsb. namun
belakangan ini Ritual tsbt sudah hampir hilang dalam masyarakat Aceh karena
dianggap bertentangan dengan syariat Islam atau syirik.
3.Mauloed (Muloed Phon)(Rabi'ul A'wal)
Dan
8.Khanduri Bu (Syakban)
Khanduri Bu (Syakban) atau disebut juga Khanduri Beureu'at. dalam bulan ini
tepatnya tanggal 15 Syakban, masyarakat Aceh mengadakan khanduri bu, atau
khanduri beureuat pada siang hari, hampir sama seperti maulid namun dalam
skala kecil, karena biasanya kendurinya dibawa ke mesjid atau menasah dan
dibagikan kepada kaum laki laki tua muda dan anak anak warga kampung tersebut.
Kemudan pada malamnya yakni Malam Nisfu Syakban (sebagaian ada yang
melaksanakan kenduri tsbt setelah shalat magrib, dimakan bersama sama oleh
warga desa kemudian dilanjutkan dengan doa doa hingga memasuki waktu sholat
isya kemudian dilanjutkan dengan doa doa hingga menjelang tengah malam.
Pada masa listrik belum sampai ke kampung kampung, hampir tiap Babah Reot
(pintu pagar) dipasangi lampu teplok (Panyoet Ceulot) pada malam tsbt.
9.Puasa (Ramadhan)
Puasa (Ramadhan) adalah bulan utama bagi masyarakat Aceh, dimana bulan tsbt lebih
banyak digunakan untuk beribadah, mengurangi rutiitas pekerjaan yang tidak mendesak,
dalam bulan tersebut lebih banyak membaca kitab kitab atau meuteula'ah dan pada
malamnya sehabis shalat tarawih dilanjutkan dengan Tadzarus atau meudaroih.
10.Uroe Raya (Syawal)
Uroe Raya (Syawal) dihari pertama dalam bulan tsbt dirayakan dengan sangat meriah
sebagai bentuk kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa, diiringi takbir takbir yang
dimulai pada malamnya hingga pagi tiba waktu shalat ied, seluruh masyarakat Aceh
bersuka cita dengan pakaian baru, kue kue aneka rupa dan rasa, saling mengunjungi sanak
saudara (ini juga dilakukan oleh masyarakat muslim seluruh dunia).
Hampir semua masyarakat Aceh diperantauan kembali ke kampung mengunjungi keluarga,
handai taulan dan kerabat kerabat.
Ada juga sebagian kampung di Aceh pada malam hari raya yang memasang meriam bambu
dengan suara keras keras disambut oleh kampung tetangga dengan hal serupa (biasanya
perang meriam bambu dilakukan setalah takbir), pada malam itu kebanyakan kaum ibu
membuat timphan dan aneka kue kue lainnya untuk esok hari.
pada hari kedua dan seterusnya (biasa selama 7 hari sejak hari pertama hari raya) warga
perantau yang pulang kampung berserta warga kampung lainnya khusunya laki laki akan
menyumbang untuk acara halal biahal atau meulumak yaitu semacam kenduri anak muda,
memasak Bu Lumak di menasah untuk dibagi bagikan kepada warga kampung dan juga
dimakan bersama sama, biasaya juga dilanjutkan dengan ceramah atau dakwah halal
bihalal pada malam harinya.
11.Meurapet (Dzuqa'idah)
Murapet, Meuapet, Mapet (Dzulqa'idah) disebut meurapet atau meuapet atau
mapet, karena bulan ini berada diantara dua hari raya, yaitu hari raya Puasa dan
hari raya Haji.
12.Haji (Dzulhijjah)
Haji (Dzulhijjah) adalah bulan orang orang yang mampu menunaikan ibadah haji ke
Baitullah, dimana pada tanggal 10 Dzulhijjah adalah hari raya, sama seperti hari
raya puasa, dirayakan dengan meriah dimulai pada malamnya dengan takbir takbir
memuji Allah, dan setelah shalat hari raya dilanjutkan dengan pemotongan hewan
Qurban.
Dalam bulan ini masyarakat Aceh biasa mengambil hari berpantang (biasanya 3
hari sebelum dan 3 hari sesudah hari raya), pantang yang dimaksud adalah tidak
ke sawah, ke laut atau kegunung selama hari pantangan tsbt, konon apabila kita
melanggar hari pantangan tsbt, dipercaya akan mendapat musibah kemudian hari.
Demikian sedikit catatan tentang perhitungan bulan dalam masyarakat Aceh.