Anda di halaman 1dari 43

STATISTIK

Uji Hipotesa
Hipotesis
• Merupakan suatu asumsi atau anggapan yang bisa
benar atau bisa salah mengenai sesuatu hal, dan dibuat
untuk menjelaskan sesuatu hal tersebut sehingga
memerlukan pengecekan lebih lanjut.
• Asumsi atau anggapan itu seringkali dipakai sebagai
dasar dalam memutuskan atau menetapkan sesuatu
dalam rangka menyusun perencanaan atau
kepentingan lainnya baik dalam bidang ekonomi,
bisnis, pendidikan, dll.
• Bila hipotesis ini dikaitkan dengan parameter
populasi, maka hipotesis ini disebut hipotesis
statistik.

• Hipotesis statistik adalah suatu asumsi atau


anggapan atau pernyataan yang mungkin
benar atau mungkin salah mengenai
parameter satu populasi atau lebih.
PROSEDUR PENGUJIAN HIPOTESA

Langkah1.1.Merumuskan
Langkah MerumuskanHipotesa
Hipotesa
(Hipotesanol
(Hipotesa nol(H
(H0))dan
danHipotesa
HipotesaAlternatif
Alternatif(H
(H1))))
0 1

Langkah2.2.Menentukan
Langkah MenentukanTaraf
TarafNyata
Nyata
(Probabilitasmenolak
(Probabilitas menolakhipotesa)
hipotesa)

Langkah3.3.Menentukan
Langkah MenentukanUji Ujistatistik
statistik
(Alat uji statistik, uji Z, t, F, X22 dan lain-lain)
(Alat uji statistik, uji Z, t, F, X dan lain-lain)
Langkah4.4.Menentukan
Langkah MenentukanDaerah
DaerahKeputusan
Keputusan
(Daerahdi
(Daerah dimana
manahipotesa
hipotesanol
nolditerima
diterimaatau
atauditolak))
ditolak))

Langkah5.5.Mengambil
Langkah MengambilKeputusan
Keputusan

MenolakHH0
Menolak MenerimaHH0
Menerima
0 0
4
Pengujian statistik :

• adalah suatu prosedur yang didasarkan


kepada bukti sampel dan teori
probabilitas yang dipakai untuk
menentukan apakah hipotesis yang
bersangkutan merupakan pernyataan
yang wajar dan oleh karenanya tidak
ditolak, atau hipotesis tersebut tidak
wajar dan oleh karena itu harus ditolak.
Langkah 1 : Rumuskan hipotesis nol dan hipotesis
alternatif.

• Langkah pertama adalah merumuskan


hipotesis yang akan diuji. Hipotesis ini disebut
Hipotesis nol disebut H0 (dibaca H nol).

• Hipotesis alternatif menggambarkan apa yang


akan anda simpulkan jika menolak hipotesis
nol. Hipotesis alternatif ditulis H1 (dibaca H
satu).
Langkah 2 : Taraf nyata
• Taraf nyata diberi tanda  (alpha), disebut juga tingkat resiko karena
menggambarkan resiko yang harus dipikul bila menolak hipotesis nol
padahal hipotesis nol sebetulnya benar.
• Tidak ada satu taraf nyata yang diterapkan untuk semua penelitian yang
menyangkut penarikan sampel. Kita harus mengambil suatu keputusan
untuk memakai taraf 0,05 (disebut taraf 5 persen), taraf 0,01, atau taraf
yang lain antara 0 dan 1.
• Pada umumnya pada proyek penelitian menggunakan taraf 0,05,
sedangkan untuk pengendalian mutu dipilih 0,01, dan untuk
pengumpulan jajak pendapat ilmu-ilmu sosial dipakai 0,10
Langkah 3 : Uji statistik

• Merupakan suatu nilai yang ditentukan berdasar


informasi dari sampel, dan akan digunakan
untuk menentukan apakah akan menerima atau
menolak hipotesis.
• Ada bermacam-macam uji statistik, di sini kita
akan menggunakan uji statistik seperti z,
student-t, F, dan 2 (Kai-kuadrat).
Langkah 4 : Aturan pengambilan keputusan

• Aturan pengambilan keputusan merupakan pernyataan mengenai


kondisi di mana hipotesis nol ditolak dan kondisi di mana hipotesis
nol tidak ditolak.
• Gambar berikut menggambarkan daerah penolakan untuk suatu
uji taraf nyata :

Distribusi Sampling bagi Statistik z

Daerah Penolakan

Tidak menolak H0

1,645

Probabilitas 0,95 Probabilitas 0,05

Nilai Kritis
Perhatikan dalam gambar di atas bahwa :
– Daerah di mana hipotesis nol tidak ditolak mencakup daerah
di sebelah kiri 1,645.
– Daerah penolakan adalah di sebelah kanan dari 1,645.
– Diterapkan suatu uji satu arah.
– Taraf nyata 0,05 dipilih.
– Nilai 1,645 memisahkan daerah-daerah dimana hipotesis nol
ditolak dan di mana hipotesis nol tidak ditolak.
– Nilai 1,645 dinamakan nilai kritis.
Langkah 5 : Mengambil keputusan

• Langkah terakhir dalam uji statistik


adalah mengambil keputusan untuk
menolak atau tidak menolak hipotesis
nol.
• Keputusan menolak hipotesis nol karena
nilai uji statistik terletak di daerah
penolakan.
• Perlu juga diperhatikan bahwa keputusan
untuk menolak atau tidak adalah keputusan
yang diambil oleh peneliti yang sedang
melakukan penelitian.
• Hasil ini merupakan rekomendasi berdasarkan
bukti-bukti sampel yang dapat diberikan
peneliti kepada manajer puncak sebagai
pembuat keputusan, tetapi keputusan akhir
biasanya tetap diambil oleh manajer puncak
tersebut.
Uji Satu Arah dan Uji Dua Arah

Uji satu arah :


• Bila hipotesis nol H0 :  = 0 dilawan dengan
hipotesis alternatif H1 :  > 0 atau H1 :  < 0
• Uji satu arah ditandai dengan adanya satu daerah
penolakan hipotesis nol yang bergantung pada nilai
kritis tertentu.
• Nilai kritis diperoleh dari tabel untuk nilai  yang
telah dipilih sebelumnya.
Uji dua arah
• Bila hipotesis nol H0 :  = 0 dilawan dengan hipotesis
alternatif H1 :   0 .
• Uji dua arah ditandai dengan adanya dua daerah
penolakan hipotesis nol yang juga bergantung pada
nilai kritis tertentu.
• Nilai kritis ini diperoleh dari tabel untuk nilai /2 yang
telah dipilih sebelumnya.
Daerah Keputusan Uji Satu Arah

Daerah penolakan
Ho
Daerah tidak
menolak Ho

1,65 Skala z
Probabilitas 0,95 Probabilitas 0,5

Daerah Keputusan Uji Dua Arah

Daerah penolakan Daerah penolakan


Ho Ho
Daerah tidak
menolak Ho
0,025 0,95 0,025
-1,95 0 1,95
MENGUJI HIPOTESA RATA-RATA
SAMPEL BESAR

p P
p ( 1 P )
Z 
n

Di mana:
Z : Nilai uji Z
p : Proporsi sampel
P : Proporsi populasi
n : Jumlah sampel
PENGERTIAN KESALAHAN
JENIS I DAN II
Kesalahan
Kesalahan Jenis
Jenis II
Apabila
Apabila keputusan
keputusan menolak
menolak H
H00,, padahal
padahal
seharusnya
seharusnya H
H00 benar"
benar"

Kesalahan
Kesalahan Jenis
Jenis II
II
Apabila
Apabila keputusan
keputusan menerima
menerima H
H00,, padahal
padahal
seharusnya
seharusnya H
H00 salah"
salah"
Situasi
Ho Ho
Benar Salah
Keputusan
Keputusan Kesalahan
Terima Ho tepat Jenis II ()
(1 – α )
Kesalahan Keputusan
Tolak Ho Jenis I (α) tepat
(1 – )
• Perusahaan reksa dan menyatakan bahwa
hasil investasinya rata-rata mencapai 26%
pada triwulan pertama 2008. untuk menguji
apakah pernyataan tersebut benar, maka
lembaga konsultan Humanika Consulindo
mengadakan penelitian pada 20 perusahaan
reksa dana dan didapatkan hasil bahwa rata-
rata investasi 33% dan standar deviasinya
5,09%. Ujilah apakah pernyataan perusahaan
tersebut benar dengan taraf nyata 5%?
• LANGKAH 1
• Hipotesis menyatakan baahwa rata-rata hasil
investasi sama dengan 26%, merupakan
hipotesis nol, dan hipotesis alternatifnya adalah
rata-rata hasil investasi tidak sama dengan 26%.
Hipotesis tersebut dirumuskan sebagai:
• Ho : µ = 26%
• H₁ : µ = 26%
• Apabila melihat tanda = dan ≠pada perumusan
hipotesa tersebut, maka menunjukkan adanya
pengujian dua arah.
• LNGKAH 2
• Taraf nyata ditentukan 5%. Apabila tidak ada
ketentuan , dapat digunakan taraf nyata lain.
Taraf nyata 5% merupakan probabilitas
menolak hipotesa yang benar 5%, sedangkan
probabilitas menerima hipotesa yang benar
95%
• Nilai Z kritis dapat diperoleh dengan cara
mengetahui probabilitas daerah keuputsan Ho
yaitu Zά/2= 0,5/2 = 0,025 dan nilai kritis Z dari
tabel normal adalah 1,96
• LANGKAH 3
• Diketahui rata-rata populasi sebesar 26%, rata-
rata sampel 33% dan standar deviasi 5,09%.
Menngingat bahwa standar deviasi populasi
tidak diketahui , maka diduga dengan standar
deviasi sampel dan standar eror sampel
adalah Sx =S/√n sehingga nilai Z adalah
• Z = X- µ = X- µ = 33 – 26 = -6,15
Sx S/√n 5,09/√20
Daerah
Penerimaan H0

Daerah Daerah
penolakan H0 penolakan H0

-zα/2 = -1,96 0 Zα/2 = 1,96

• Nilai uji Z = -6,15 terletak sebelah kiri -1,96. oleh


sebab itu disimpulkan bahwa menolak Ho dan
menerima H1, sehingga pernyataan bahwa hasil
rata-rata investasi = 26% tidak memiliki bukti
yang cukup kuat
−𝑍1ൗሺ1−𝛼 ሻ −𝑍1ൗሺ1−0,05ሻ −𝑍(0,5−0,025)
2 2

−𝑍0,475 Lihat Tabel


-1,96
Distribusi Nornal

𝑍1ൗ(1−𝛼)
2
𝑍0,475 1,96
Lihat Tabel
Distribusi Nornal
• Contoh 2
• Pengusaha lampu pijar menyatakan bahwa lampunya bisa tahan
pakai sekitar 800 jam. Akhir-akhir ini timbul dugaan bahwa masa
pakai lampu itu telah berubah. Untuk menentukan hal ini,
dilakukan penelitian dengan jalan menguji 50 lampu. Ternyata
rata-ratanya 792 jam. Dari pengalaman, diketahui bahwa
simpangan simpangan baku masa hidup lampu 60 jam. Periksalah
dengan taraf nyata 0,05 apakah kualitas lampu itu sudah berubah
atau belum.
• Ho : µ = 800 jam, berarti lampu itu masa pakainya sekitar 800 jam.
• H1 : µ ≠ 800 jam, berarti kualitas lampu teah berubah dan bukan
800 jam lagi.
• Simpangan baku δ = 60 jam
• n = 50
• α = 0,05
𝑿 − 𝝁𝟎 𝟕𝟗𝟐 − 𝟖𝟎𝟎
𝒁= 𝜶 𝒁= Z = -0,94
𝟔𝟎ൗ
ൗ𝒏 ξ 𝟓𝟎
ξ

Daerah
Penerimaan H0

Daerah Daerah
penolakan H0 penolakan H0

-zα/2 = -1,96 0 Zα/2 = 1,96

−𝑍1ൗ(1−𝛼) < 𝑍 < 𝑍1ൗ(1−𝛼)


2 2
Kesimpulan Ho Diterima
LANJUTAN
Satu arah
Contoh
• Gudang Farmasi Kabupaten (GFK) memesan obat suntik
dengan isi 4 ml per ampul. Informasi dari industri farmasi,
obat tersebut mempunyai kesalahan baku 0,2 ml.

• Pihak GFK ingin menguji informasi tersebut pada derajat


kemaknaan 0,05. Untuk keperluan tsb diambil sampel
sebanyak 100 ampul dan diperoleh rata-rata 4,04 ml.

• Karena obat tersebut bila diberikan lebih dari 4 ml akan


membahayakan penderita maka hipotesis dilakukan satu
arah ke kanan.
Tahap Uji Hipotesis

1. Rumuskan hipotesis uji (H0 dan Ha)


H0 ; μ = 4 ml
Ha ; μ > 4 ml
2. Tentukan derajat kemaknaan
α = 0,05  Zα = 1,64
3. Tentukan uji statistik (n > 30)

 uji Z karena n>30


4. Tentukan daerah penerimaan atau penolakan H0

a erah H 0
D aan
eri m
Pen

Daerah
penolakan H0

zα = 1,64

Titik
kritis z
atau t
5. Lakukan uji statistik
Diketahui :
n = 100 ampul
μ0 = 4 ml
s = 0,2
_
x = 4,04 ml

_
Z = x - μ0 = 4,04 - 4 = 0,04 = 2
s/√n 0,2/ √100 0,02
6. Buatlah kesimpulan yang tepat pada populasi bersangkutan
 menerima atau menolak H0

Hasil uji statistik z = 2 > 1,64 (berada di daerah


penolakan H0)  H0 ditolak  isi rata-rata obat
tersebut lebih besar dari 4 ml.
Uji Hipotesis Satu Proporsi

Contoh
Dari hasil penelitian yg sudah dilakukan dinyatakan bahwa 40%
kemasan kripik tempe di suatu industri rusak.
Pernyataan tersebut akan diuji dengan derajat kesalahan 5%.
Untuk itu diambil sampel sebanyak 250 kemasan dan dilakukan
pemeriksaan dan diperoleh 39% diantaranya rusak.

Diketahui :
H0 : p=0.4 H1 : p≠0.4
n = 250
_ _ _
p (rusak)= 39%  q (tidak rusak) = 1 – p = 61%
α/2 = 0,05/2 = 0,025
zα /2 = 1,96
Jawab

1. H0 : p = 40% Ha : p ≠ 40%

2. Derajat kemaknaan = 5%  uji 2 arah  titik kritis Zα/2 = 1,96

3. Uji statistik : Z

4. Daerah penolakan H0 berada pada z<-1,96 atau z>1,96

5. Statistik hitung :

[ p - p0 ] [ 39% - 40% ] -0,01 -0,33


z= = =
√ pq/n (40% x 60%)/250 0,03

6. Kesimpulan :
Statistik hitung z = -0,333 > -1,96 (berada di daerah penerimaan H0).
H0 diterima  proporsi kemasan kripik tempe yang rusak adalah 40%.
Uji Hipotesis Selisih Dua Proporsi
Contoh
• Seorang ahli fermentasi mengadaan percobaan dua macam obat fermentasi.
• Obat pertama diberikan pada 100 gelas susu dan ternyata 60 gelas susu
menunjukkan perubahan. Obat kedua diberikan pada 150 gelas susu yang
lain dan ternyata 85 gelas susu berubah. Pengujian dilakukan dengan derajat
kemaknaan 5%.

Diketahui :
H0 : p1 = p2
Ha : p1 ≠ p2

n1 = 100 n2 = 150
p1 = 60/100 p2 = 85/150
q1 = 40/100 q2 = 65/150

p = (n1p1 + n2p2)/n1+n2 = [(100x60/100)+(150x85/150)]/100+150)


= 60+85/250 = 145/250 = 0,58  q = 0,42
Jawab

1. H0 : p1 = p2 Ha : p1 ≠ p2

2. Derajat kemaknaan = 5%  uji 2 arah  titik kritis Zα/2 = 1,96

3. Uji statistik : Z

4. Daerah penolakan H0 berada pada z<-1,96 atau z>1,96

5. Statistik hitung :

[ p1 - p2 ] [ 0,6 - 0,567 ] 0,333 0,52


z= = = =
√ pq/n √ (0,58x0,42)/250 0,064

6. Kesimpulan :
Statistik hitung z = 0,52 < 1,96 (berada di daerah penerimaan H0).
H0 diterima pada derajat kemaknaan 0,05 (p>0,05)  tidak ada perbedaan
diantara kedua macam obat fermentasi tersebut.
Latihan :

 Seorang ahli kesehatan lingkungan menguji coba efektivitas metoda


pemberantasan vektor kecoak di industri kripik nangka.
 Metoda pertama dilakukan di 90 rumah produksi dan ternyata 45 rumah
produksi dinyatakan bebas kecoak. Metoda kedua dilakukan pada 120 rumah
produksi dan hasilnya 85 rumah produksi bebas kecoak. Pengujian dilakukan
dengan derajat kemaknaan 5%.

Diketahui :

n1 = 90 n2 = 120
p1 = 45/90 p2 = 85/120
q1 = 45/90 q2 = 35/120

p = (n1p1 + n2p2)/n1+n2 = [(90x45/90)+(120x85/120)]/90+120)


= (45+85)/210 = 130/210 = 0,62  q = 0,38
Jawab

1. H0 : p1 = p2 Ha : p1 ≠ p2

2. Derajat kesalahan = 5%  uji 2 arah  titik kritis Zα/2 = 1,96

3. Uji statistik : Z

4. Daerah penolakan H0 berada pada z<-1,96 atau z>1,96

5. Statistik hitung :

[ p1 - p2 ] [ 0.50 - 0.71 ] -0.21 2,97


z= = = =
√ pq/n √ (0,58x0,42)/250 0,064

6. Kesimpulan :
Statistik hitung z = 2,97 > 1,96 (berada di daerah penolakan H0).
H0 ditolak pada derajat kemaknaan 0,05 (p<0,05).
TERIMA KASIH

39
Uji menyangkut rata-rata:
H0 Uji Statistik H1 Daerah Kritis

 = 0  < 0 Z < - z
X  0  > 0
Z Z > z
   0 dan
n Z < - z/2 Z > z/2

,  diketahui
 = 0 ,v=n–1  < 0 T < - t,v
X  0
T  tidak  > 0
S T > t,v
n diketahui   0 dan T > t/2,v
T < - t/2,v

 1 - 2 = d 0 1 - 2 < d0 Z < - z
( X1  X 2 )  d0
Z 1 - 2 > d0 Z > z
 12  2
 2  1 -  2  d0 dan
Z < - z/2 Z > z/2
n1 n2
1 dan 2 diketahui

1 - 2 = d0 1 - 2 < d0 T < - t,v


(X1  X 2 )  d0
T 1 - 2 > d0 T > t,v
Sp 1  1
n1 n2  1 -  2  d0 T < - t/2,v
dan T > t/2,v

2 2
2 (n  1) S1  (n 2  1) S 2
Sp  1
n1  n 2  2
v = n1 + n2 – 2
1 = 2 dan tidak diketahui
Uji menyangkut rata-rata:
H0 Uji Statistik H1 Daerah Kritis

 1 -  2 = d0 ( X1  X 2 )  d0 1 - 2 < d0 T’ < - t,v


T'
S1
2
S2
2 1 - 2 > d0 T’ > t,v
 1 - 2  d0 dan T’ > t/2,v
n1 n2 T’ < - t/2,v

2
 S1 2 2

  S2 
 n1 n 2
v 2 2
 S1 2   S22 
   
 n1   n2 

n1  1 n2  1

1  2 dan tidak diketahui

D = d0 D < d0 T < - t,v


d  d0
T D > d0
Sd T > t,v

n  D  d0 T < - t/2,v
dan T > t/2,v

v=n–1
Pengamatan yang
dipasangkan
Uji Menyangkut Proporsi
H0 Uji Statistik H1 Daerah Kritis

P = p0 Semua nilai x shg. P(XxH0 P < p0 P(XxH0 benar) < 


benar) P > p0 P(XxH0 benar) > 
Semua nilai x shg. P(XxH0 benar) P  p0 P(XxH0 benar) < /2 bila x
Semua nilai x shg. P(XxH0 benar) < npo
dan P(XxH0 benar) P(XxH0 benar) > /2 bila x
   > npo
Untuk sampel kecil  

P = p0   x  np0 P < p0 Z < - z


Z
np0 q0 P > p0 Z > z
P  p0 Z < - z/2
dan Z > z/2
Untuk sampel besar
P 1 = P2 P1 < P2 Z < - z
p1  p2 P1 > P2
Z P1  P2 Z > z
1 1 dan Z > z/2
pq   Z < - z/2
 n1 n2 
dimana :

q  1 p

x2 x1 x1  x2
p2  p1  p
n2 n1 n1  n2
Uji Menyangkut Variansi
H0 Uji Statistik H1 Daerah Kritis

12 = 22 12 < 22 F < f1- ; (v1,v2)


2
F
S1 12 > 22 F > f ; (v1,v2)
2
S2 12  22 dan
F < f1-/2;(v1,v2)

v1 = n1 – 1 dan v2 = n2 - 1 F > f/2 ; (v1,v2)

Anda mungkin juga menyukai