• Kata ijtihad serumpun dengan kata jihad, keduanya mempunyai
akar kata yang sama yaitu jahada, artinya “mengerahkan segala kemampuan”. Jihad penggunaannya lebih cenderung pada segi fisik, sedangkan Ijtihad penggunaannya lebih cenderung pada segi non-fisik (akal pikiran) atau yang bersifat ilmiah
• Secara terminologis ijtihad berarti mengerahkan segala
kemampuan dengan semaksimal mungkin dalam mengungkapkan kejelasan atau maskud hukum Islam untuk menjawab dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang muncul, terutama di zaman modern B. Landasan Ijtihad
• Dalam ajaran Islam, akal mendapatkan tempat yang
sangat berharga. Banyak ayat-ayat Al-Quran yang menyatakan suruhan untuk mempergunakan akal sebagai mana dapat dilihat dalam firman Allah QS. Ali Imran 3:190
• Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan
izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya (QS. Yunus: 100) C. Prinsip-prinsip Berijtihad Syarat yang harus dimiliki oleh orang yang ingin berijtihad D. Macam-macam Ijtihad
• Qiyas (reasoning by analogy). Artinya mengukur atau
membandingkan, atau mempertimbangkan sesuatu dengan membandingkannya. • Istihsan (preference), yaitu menetapkan suatu hukum terhadap suatu persoalan ijtihadiyah atas dasar prinsip- prinsip atau dalil-dalil al-Qur'an dan Sunnah yang berkaitan dengan kebaikan, keadilan, kasih sayang dan lain sebagainya. • Maslahat al-Mursalah (utility), yaitu menetapkan hukum terhadap suatu persoalan ijtihadiyah atas dasar pertimbangan kegunaan dan pemanfaatan. Sedangkan macam ijtihad dilihat dari teknis pelaksanaanya terbagi: 1.Ijtihad Fardi (Ijtihad secara individu) 2.Ijtihad Jama’i (ijtihad kelompok) Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat diapstikan bahwa ijtihad akan terus diperlukan sepanjang zaman, terlebih-lebih di abad modern yang terus laju perkembangan kehidupan berjalan dengan cepat. ALHAMDULILLAH