KONJUNGTIVITIS VERNAL
Pembimbing:
dr. Teguh Anamani, Sp.M
Oleh:
Maya Alvionita
NIM G4A015106
PENDAHULUAN
Konjungtiva membran yang tipis dan transparan
Konjungtiva terletak paling luar sering terpajan
mikroorganisme dan faktor lingkungan konjungtivitis
Konjungtivitis vernal karena reaksi alergi
Epidemiologi konjungtivitis 2-75%, peringkat kedua dari
10 penyakit utama mata (9,7%)
Epidemiologi konjungtivitis vernal 0,1-0,5% ; lebih
banyak pada anak-anak; laki-laki dan wanita 3:1
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Usia :3 tahun
Jenis kelamin: Laki-laki
Alamat : Purwokerto
Nama orang tua : Ny. S
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal Periksa : 12 April 2016
KELUHAN UTAMA
Mata kuning keruh
KELUHAN TAMBAHAN
Mata kadang terasa gatal, kemerahan setelah terkena angin dan
terpapar sinar matahari, dan mata berair.
ANAMNESIS
Pasien datang ke poli mata RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo dengan
ibunya pada tanggal 12 April 2016 mata terlihat kuning keruh, tidak
jernih, dan sering gatal. Keluhan ini sudah muncul sejak empat bulan
yang lalu. Pada saat datang, mata pasien sedang tidak gatal dan
kemerahan. Namun, ibu pasien mengeluhkan bahwa selama empat
bulan terakhir, mata kanan dan kiri pasien sering tiba-tiba merah
disertai dengan rasa gatal yang hebat, kadang disertai dengan mata
sedikit berair, ada perasaan mengganjal di mata, tidak nyeri. Tidak ada
pandangan kabur pada saat terjadi gejala-gejala tersebut. Keluhan
muncul tiba-tiba, terutama setelah pasien bermain diluar dan sering
terpapar angin dan sinar matahari. Keluhan tidak hanya dialami sekali,
dan seringkali sembuh sendiri tanpa pengobatan. Pasien juga sering
mengucek matanya apabila gatal. Tidak ada riwayat mengalami
penyakit yang serupa di dalam keluarga, namun kakak pasien
mempunyai riwayat asma.
STATUS PASIEN
Penampilan
Edema (-), hiperemis (-), nyeri tekan Sistem Kanalis Edema (-), hiperemis
(-) Lakrimalis (-), nyeri tekan (-)
RIGKASAN
Anamnesis:
An. A usia 3 tahun dengan keluhan utama mata kuning, tidak jernih, dan sering gatal
ODS
1. Sklera mata kurang jernih
2. Onset 4 bulan yang lalu
3. Keluhan tambahan : sering kemerahan disertai dengan sangat gatal, mata sedikit
berair, perasaan mengganjal di mata
4. Pasien mempunyai keluarga dengan riwayat penyakit atopikPemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan fisik
Nadi 80x/menit, Pernafasan 20x/menit, Suhu 36,2 oC
• Status Oftalmologik
DIAGNOSIS KERJA
ODS Konjungtivis vernal
TERAPI
Non medikamentosa
Kompres dingin
Edukasi kepada pasien tentang penyakit, rencana terapi, dan
prognosis
Edukasi mengenai identifikasi alergen dan pencegahan
Edukasi agar tidak menggosok-gosok mata
Medikamentosa
Vasokonstriktor : naphazoline 4x1 gtt
Antihistamin : Chlorpeneramin maleat topikal 4x1 gtt
Rujuk apabila papil besar dan harus dieksisi
PROGNOSIS
Quo ad visam : ODS ad bonam
Quo ad sanationam : ODS ad bonam
Quo ad vitam : ODS ad bonam
Quo ad cosmeticam : ODS ad bonam
USULAN/RENCANA
Pemberian vasokonstriktor dan antihistamin,
kemudian kontrol setelah 1 minggu pengobatan
Rujuk ke spesialis mata untuk pemeriksaan lebih
lanjut dan eksisi papil apabila papil besar
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Konjungtivitis vernal adalah peradangan yang terjadi
pada konjungtiva yang disebabkan karena reaksi alergi
berupa reaksi hipersensitivitas tipe 1, bersifat bilateral,
rekuren, dan self-limiting. Penyakit ini juga dikenal
sebagai “catarrh musim semi” dan “konjungtivitis
musiman” atau “konjungtivitis musim kemarau”
(Ilyas, 2010; Eva dan John, 2009; Kumar 2009).
Lebih sering terjadi pada saat cuaca panas
ANATOMI
Konjungtiva terdiri atas :
1. Konjungtiva palpebra
2. Konjungtiva bulbi
3. Konjungtiva forniks
Histologi :
Epitel : basal dan superfisial
Stroma : adenoid dan fibrosa
Perdarahan :
Arteri konjungtiva anterior cabang
a. Ciliaris anterior
Arteri konjungtiva posterior
cabang a. Palpebra
Vena : v. Palpebra dan oftalmika
2. Bentuk limbal
Hiperplastik gelatin, disertai trantas dot.
EPIDEMIOLOGI
Insidensi di seluruh dunia 0,1-0,5%
Kebanyakan di daerah panas
Mengenai pasien muda, 3-25 tahun. Onset awal di
bawah 10 tahun
Laki-laki : perempuan adalah 3:1
90% pasien mempunyai riwayat atopik
ETIOLOGI
E/ adanya interaksi antara predisposisi genetik,
adanya alergen lingkungan, serta perubahan cuaca.
Genetik mengatur regulasi imunitas, mengatur
pembentukan sitokin hipersensitif
Alergen : debu, serbuk sari, bulu binatang
Cuaca dan lingkungan: angin, debu, asap, dan polusi
udara, dan sinar matahari
PATOMEKANISME
Reaksi hipersensitif tipe 1 : fase sensitisasi, aktivasi, efektor
PATOFISIOLOGI
Rx. Hipersensitive type I & IV
Proliferasi jar
Kerusakan kornea
MANIFESTASI KLINIS
Gatal yang berat, terutama apabila terkena angin, debu,
cahaya matahari, panas, atau berkeringat.
Mata kemerahan
Biasanya rekuren pada musim panas
Lakrimasi
Fotofobia
Inflamasi bilateral
Sensitif terhadap cahaya matahari dan angin pada saat fase
aktif
Adanya folikel, papil, dan coblestone pada konjungtiva
tarsal superior
Trantas dot pada area limbal
Pembengkakan gelatinosa (papillae) pada limbus
PENEGAKAN DIAGNOSIS
1. ANAMNESIS
a. Pasien mengeluhkan gatal dengan kotoran mata berserat-
serat
b. Mata berair, rasa pedih terbakar, sensitif terhadap cahaya,
dan perasaan seolah-olah ada benda asing yang masuk,
sensitif terhadap sinar matahari
c. Bilateral, rekuren
d. Sering terjadi pada cuaca panas dan berangin
e. Riwayat atopik (+)
2. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tipe palpebra : ada coble stone di konjungtiva tarsal
superior (tebal, kasar, permukaan rata, kapiler di tengahnya)
PENEGAKAN DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK
b. Tipe limbal : ada massa putih keabuan di sekitar limbal, disertai
bintik putih trantas dot
Klasifikasi papil berdasarkan ukuran :
Grade 0 : tidak terdapat reaksi pembentukan papil
Grade 1 (+) : ada sedikit papil dengan ukuran 0,2 mm tersebar pada
konjungtiva tarsal superior atau dekat limbus
Grade 2 (+) : papil berukuran 0,3-1 mm tersebar pada konjungtiva
tarsal superior atau dekat limbus
Grade 3 (+) : papil berukuran 1-3 mm di seluruh konjungtiva tarsal
atau 3600 daerah limbus
Grade 4 (+) : papil berukuran >3 mm di konjungtiva tarsal atau
muncul tampakan gelatin di limbus melingkupi area perifer kornea.
Konjungtiva hemoragik harus segera dirujuk ke spesialis
mata apabila ditemukan kondisi:
Nyeri yang berhubungan dengan perdarahan
Terdapat perubahan penglihatan (pandangan kabur,
ganda atau sulit untuk melihat)
Terdapat riwayat gangguan perdarahan
Riwayat hipertensi
Riwayat trauma pada mata
Tinjauan Pustaka
PENATALAKSANAAN
2. FARMAKOLOGI
a. KORTIKOSTEROID
Diberikan pada fase akut, efek samping jangka panjang >>
Contoh obat : fluotometholon, medrysone, bethamethasone, dan
dexametason.
b. VASOKONSTRIKTOR DAN ANTIHISTAMIN
Menyebabkan vasokontriksi PD, menurunkanpermeabilitas PD
Vasokonstriktor : Naphazoline (4x1 gtt), tetrahydrozolyne
Antihistamin : pyrilamine, pheniramine
c. ANTIHISTAMIN SISTEMIK
Digunakan untuk reaksi alergi yang bersamaan dengan ditempat
lain : rinitis, asma, dermatitis
PENATALAKSANAAN
2. FARMAKOLOGI
Eva, Paul-Riordan dan John P. Witcher. 2009. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Jakarta:
EGC
Ilyas, S. dan Yulianta, SR. 2014. Ilmu Penyakit Mata Edisi Kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
Kumar, S. 2009. Review Article : Vernal Keratokonjungtivitis : a Major Review. Acta Ophthalmol
Vol. 87 : 133-147
Leonardi A. Busca F. Motterle L. 2006. Case Series of 406 Vernal keratoconjunctivitis patients : a
demographic an epidemiological study. Acta Opthalmol Scand Vol. 84 : 406-10
Vichyanond, P., Pacharn, P., Pleyer U., dan Leonardi, A. 2014. Review Article : Vernal
Keratokonjungtivitis : A Severe Allergic Eye Disease with Remodeling Changes. Pediatric and
Immunology Journal. DOI : 10.1111/pai.12197
Widyastuti, BS. Siregar SP. 2004. Konjungtivitis Vernalis. Sari Pediatri Vol.5 : 4
TERIMAKASIH