Anda di halaman 1dari 30

KOMPONEN-KOMPONEN PENELITIAN

KELOMPOK 3 SASTRA WIJAYA 1914401083


KARISMA INDAH P. H 1914401085
SYIFA DEVADA P. 1914401094
AYU ANGGRAENI 1914401098
FITRI DWI LESTARI 1914401052
RACHMAT GRIYA P. 1914401101
TIARA SALSABILA 1914401057
ANINDYA IDA A. 1914401091
RIDHO FERRAN O. 1914401058
SANTI MAREZA 1914401080
LIA RAHMAWATI 1914401059
FARHAN TAUFIK I. 1914401078
FARICHA SELSA S. 1914401065
ARIF SUMPENO 1914401066
Rumusan Masalah

• Menurut Pariata Westra (1981 : 263 )


Rumusan Masalah ialah sebuah masalah yang terjadi jika seseorang itu kemudian berusaha untuk
mencoba suatu tujuan atau pun juga percobaannya yang pertama untuk bisa atau dapat mencapai
tujuan tersebut sampai berhasil.
• Menurut Sutrisno Hadi ( 1973 : 3 )
Masalah ini merupakan suatu kejadian yang menimbulkan pertanyaan kenapa serta kenapa
• Menurut Sugiyono
Rumusan masalah ialah suatu pertanyaan yang kemudian akan dicarikan jawabannya dengan
melalui pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian tersebut dengan
berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi.
Bentuk Rumusan Masalah
a. Rumusan masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif ini merupakan suatu rumusan masalah yang berkenaan yakni
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable atau juga lebih ( variable yang berdiri sendiri ).
b. Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan komparatif ini ialah sebuah rumusan masalah penelitian yang kemudian
membandingkan keberadaan dari 1 variable atau juga 2 bahkan lebih sampel yang berbeda, atau
pun juga di waktu yang berbeda.
c. Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif ini merupakan rumusan masalah penelitian yang memiliki sifat
menanyakan hubungan antara dua variable atau juga lebih.
Beberapa hal yang kemudian harus diperhatikan di dalam perumusan masalah diantaranya
sebagai berikut :
1. Dirumuskan secara jelas
2. Menggunakan kalimat tanya yakni dengan mengajukan alternatif tindakan yang
kemudian akan dilakukan
3. Dapat diuji secara empiris
4. Menggandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang
diinginkan
5. Disusun dalam bahasa yang jelas dan singkat
6. Jelas cangkupannya
7. Memungkinkan untuk dijawab dengan mempergunakan metode atau teknik
tertentu.
Bentuk pertanyaan yang baik (Good Research Question) pada penelitian, yaitu :
1. Feasible ini merupakan jawaban pertanyaan harus merujuk pada sumber yang
pasti/nyata, jelas serta efisien
2. Clarity ini merupakan mengembangkan persepsi serta konsepsi yang sama untuk seluruh
pembaca
3. Significance ini merupakan kontribusi pengembangan ilmu pengetahuan serta
pemecahan masalah
4. Ethnic ini merupakan tidak berhubungan dengan suku,kepercayaan , moral, nilai nilai dan
agama
Tujuan Rumusan Masalah
a. Menjadi Alasan
Tujuan pembuatan di dalam perumusan masalah ini merupaka menjadi alasan mengapa
penelitian tersebut dilakukan
b. Pedoman
Tujuan batasan rumusan masalah ini menjadi pedoman yang dilakukan oleh sang penulis di
dalam menyelesaikan karya tulisnya
c. Menentukan Jenis Data
Langkah pembuatan rumusan masalah yang lainnya ini memiliki tujaun untuk mentukan
instrumen penelitian
Cara Membuat Rumusan Masalah
1. Tulislah satu kalimat/paragraf pengantar rumusan masalah sebelum pembaca itu sampai
pada rumusan masalah.
2. Rumusan masalah ditulis di dalam bentuk daftar pertanyaan atau juga paragraf.
3. Rumusan masalah ini sering ditulis dengan menanyakan hubungan antar variabel di
dalam konteks tertentu.
4. Libatkan kalimat tanya yang relevan seperti bagaimana, apa, serta mengapa.
5. Akhiri tiap pertanyaan yang spesifik itu dengan tanda tanya.
Fungsi dan Ciri-ciri Rumusan Masalah
Rumusan masalah memiliki fungsi antara lain sebagai berikut :
a. Sebagai titik sentral/sebuah pedoman disebuah penelitian.
b. Rumusan masalah tersebut bisa atau dapat memberikan sebuah solusi.
c. Rumusan masalah dapat atau bisa membuka pikiran kita terhadap suatu masalah.
d. Sebagai pendorong di dalam kegiatan penelitian.

Ciri Rumusan Masalah, antara lain:


e. Dibuat di dalam bentuk kalimat tanya.
f. Dibuat di dalam kalimat yang singkat, jelas serta padat.
g. Memberikan petunjuk atau pun juga menjadi poin sentral di dalam kegiatan
d. Harus mengarahkan cara berpikir tersebut terhadap suatu permasalahan yang sedang
dibahas.
e. Harus mempunyai nilai penelitian.
f. Harus mempunyai fisibilitas.
g. Masalah yang diangkat itu sebaiknya sesuai dengan kualifikasi atau juga kemampuan
peneliti.
Tujuan Penelitian

1. Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang
akan diperoleh setelah penelitian selesai, juga sesuatu yang akan dicapai atau ditangani
dalam suatu penelitian
2. Dalam artian lain Tujuan Penelitian adalah suatu indikasi ke arah mana penelitian itu
dilakukan atau data-data serta informasi apa yang ingin dicapai dari penelitian itu
3. Oleh sebab itu, perumusan tujuan haruslah relevan dengan identitas masalah yang
dihadapi, perumusan masalah dan proses penelitian
Ciri-ciri Tujuan Penelitian
1. Bersifat Ilmiah, untuk melakukan penelitian tentang prosedur dan menggunakan bukti
yang meyakinkan dalam bentuk fakta objektif faktual.
2. Prosesnya berkesinambungan, hasil penelitian dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu
dengan proses yang berkelanjutan.
3. Memberikan kontribusi, yaitu untuk memastikan bahwa sains yang ada memberikan
kontribusi atau menciptakan nilai tambah.
4. Analitis, studi harus ditunjukkan dan dijelaskan dengan menggunakan metode ilmiah,
dan ada hubungan kausal antara variabel-variabelnya
Klasifikasi Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum adalah tujuan penelitian secara keseluruhan dari yang ingin dicapai dalam
penelitian itu sendiri
• Untuk memperoleh pengetahuan atau penemuan baru.
• Untuk membuktikan atau menguji kebenaran dari pengetahuan yang sudah ada.
• Untuk mengembangkan pengetahuan yang sudah ada.
2. Tujuan Khusus.
• Adalah tujuan yang lebih spesifik.
Jenis Tujuan Penelitian

1) Tujuan Penelitian Kualitatif


Tujuan penelitian kualitatif (qualitative purpose statement) biasanya mencakup informasi
tentang fenomena utama (fenomena sentral), yang diselidiki dalam penelitian dan para
peserta penelitian dan lokasi penelitian. Tujuan dari penelitian kualitatif juga dapat
menunjukkan desain atau desain penelitian yang dipilih. Tujuan- tujuan ini harus
dirumuskan dalam bentuk penelitian “teknis” dari bahasa penelitian kualitatif (Schwandt,
2007).
2) Tujuan Penelitian Kuantatif
Tujuan penelitian kuantitatif (quantitative purpose statement) sangat berbeda dengan
model kualitatif baik dari segi bahasa maupun dari segi perhatian saat menghubungkan atau
membandingkan variabel. Tujuan dari penelitian kuantitatif meliputi variabel yang
digunakan dalam penelitian dan hubungan antara variabel, peserta dan lokasi penelitian.
Tujuan ini ditulis dalam bahasa yang terkait dengan penelitian kuantitatif dan juga
mencakup pengujian deduktif terhadap hubungan atau teori tertentu.
Tujuan dari penelitian kuantitatif biasanya dimulai dengan mengidentifikasi variabel
utama dalam penelitian (bebas, campur tangan, atau terkait) dan dalam model visual.
Kemudian dicari dan ditentukan bagaimana variabel-variabel ini diukur dan diamati.
3) Tujuan Penelitian Metode Campuran
Tujuan penelitian kuantitatif (mixed methods purpose statement) meliputi tujuan penelitian umum,
informasi tentang unsur-unsur penelitian kualitatif dan kuantitatif, dan logika/rasionalisasi pencampuran
kedua unsur untuk menyelidiki masalah penelitian.
Tujuan meneliti metode campuran biasanya diberikan pertama dalam pendahuluan untuk
memberikan pembaca orientasi awal untuk memahami bagian penelitian kuantitatif dan kualitatif yang
terkandung di dalamnya.
 
 
Kerangka Konsep

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep ini gunanya
untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik yang akan
dibahas. Kerangka ini didapatkan dari konsep ilmu / teori yang dipakai sebagai landasan
penelitian yang didapatkan dibab tinjauan pustaka atau kalau boleh dikatakan oleh penulis
merupakan ringkasan dari tinjauan pustaka yang dihubungkan dengan garis sesuai variabel
yang diteliti.
Pemilihan kerangka konsepsual yang tepat pada sebagian besar penelitian ditentukan oleh
beberapa landasan, yaitu :
1. Landasan pertama berpikir deduktif; analisis teori, konsep, prinsip, premis yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Oleh karena itu peneliti harus membuat
analisis secara hati-hati dan kritis serta menelaah semua kepustakaan yang berhubungan
dengan subyek penelitian secara cermat, sebelum memformulasikan hipotesis yang bertujuan
untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut.
2. Landasan kedua berpikir induktif ; analisis penelusuran hasil penelitian orang lain yang
mendahului yang terkait dengan masalah dan tujuan penelitian.

3. Landasan ketiga adalah merumuskan permasalahan dan penetapan tujuan penelitian atas
dasar sintesis dari analisis landasan pertama dan ke-empat dengan cara berpikir kreatif-
inovatif; sintesis pengalaman, teori, fakta, tujuan penelitan dan logika berpikir kreatif disusun
menjadi kerangka konseptual penelitian.
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau
diukur melalui penelitian.
Untuk itu langkah-langkah yang dilakukan sebelum membuat kerangka konseptual ini adalah :

1) Seleksi dan definisi konsep (logika berpikir untuk mencoba menjelaskan atau atribut dari masalah yang akan
diteliti)
2) Mengembangkan pernyataan hubungan.
3) Mengembangkan konsep dalam gambar / kerangka. Yang meliputi :
a) Disesuaikan dengan pernyataan masalah
b) Penjelasan bagaimana hubungan masalah dengan variabel yang lain, yang diduga sebagai penyebab timbulnya
masalah. Arah kerangka sesuaikan dengan variable yang akan diteliti dengan mengembangkan konsep dalam
gambar / kerangka dengan membuat garis mana yang diteliti dan tidak dengan menggunakan garis sambung
atau terputus, serta buat panah untuk bagian yang ada pengaruhnya dan tidak untuk bagian yang tidak ada
pengaruh
c) Identifikasi dan analisa teori yang diaplikasikan.
Hipotesis
Secara singkat dan sederhana, hipotesis penelitian adalah dugaan sementara. Dugaan tersebut
dibuat oleh penulis atau peneliti dengan mengacu pada data awal yang diperoleh. Kemudian
dugaan benar atau salah ditentukan berdasarkan hasil penelitian. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia alias KBBI, hipotesis adalah sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau
pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dan sebagainya) meskipun kebenarannya masih harus
dibuktikan; anggapan dasar.
Sementara itu, pengertian hipotesis berdasarkan beberapa ahli:

1. Nasustion
Menurut Nasution, hipotesis penelitian adalah dugaan tentang apa yang kita amati sebagai
upaya untuk memahaminya
2. Margono
Menurut Margono, hipotesis berasal dari kata hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo adalah
kurang dari, sedangkan tesis berarti pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat atau
kesimpulan yang sifatnya masih kurang atau sementara. Menurutnya, hipotesis adalah
kemungkinan jawaban dari masalah yang diajukan.
3. Sugiyono
Menurut Sugiyono, hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah.
Jenis-jenis Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Alternatif
Hipotesis kerja kerap juga disebut hipotesis alternatif (Ha). Namun ada kalanya hipotesis
disimbolkan dengan H1. Jadi, hipotesis kerja ini berfungsi untuk menyatakan hubungan antara
variabel X dan Y. Hipotesis ini juga bisa menunjukkan adanya perbedaan antar dua kelompok.
Hipotesis ini menjelaskan adanya hubungan antara variabel dengan variabel lain. Contohnya: Ada
hubungan antara tingkat kemiskinan dan ketersediaan lowongan pekerjaan.
2. Hipotesis Nol
Sedangkan hipotesis nol (null hypotheses) biasanya disimbolkan dengan Ho. Nama lain hipotesis ini
adalah hipotesis statistik. Dinamai demikian karena sering dipakai dalam penelitian kuantitatif yang
membutuhkan perhitungan statistik. Kebalikannya dengan hipotesis hipotesis Ho menerangkan
tidak ada hubungannya atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain. Contohnya: Tidak ada
hubungan antara tingkat pendidikan mahasiswa dengan peluang mencari kerja
Macam-macam Hipotesis Menurut Bentuknya
• Hipotesis Relasional atau Asosiatif
Hipotesis ini diartikan sebagai jawaban sementara atas hubungan antara dua variabel atau lebih. jadi,
hipotesis ini dirumuskan berdasarkan rumusan masalah yang asosiatif atau menggambarkan suatu
hubungan. Dalam pengertian lain, hipotesis asosiatif secara eksplisit atau terang menunjukkan
hubungan antara dua variabel atau lebih.
• Hipotesis Deskriptif
Berbeda dengan hipotesis asosiatif, hipotesis deskriptif justry menunjukkan hubungan antar variabel
secara implisit. Sehingga hubungan tersebut cenderung tersembunyi, tidak jelas seperti hipotesis
penelitian. Jadi hipotesis deskriptif hanya memberi gambaran tentang sampel penelitian. Contohnya,
setengah penduduk pulau Jawa adalah petani. Contoh lainnya adalah mahasiswa yang aktif
berorganisasi memiliki IPK yang tinggi. Dinukil dari sosiologis.com, pada contoh pertama variabel
penelitian yang ditemukan yakni jumlah penduduk dan pekerjaan. Sementara itu, variabel dari contoh
kedua adalah tingkat keaktifan berorganisasi dan IPK.
• Hipotesis Komparatif
Macam hipotesis yang terakhir, hipotesis komparatif. Menurut Sugiyono, hipotesis komparatif
adalah pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel
yang berbeda. Sedangkan menurut Ridwan hipotesis komparatif dirumuskan untuk
memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat membedakan. Secara ringkas,
hipotesis komparatif adalah dugaan tentatif dari rumusan masalah yang komparatif. Artinya
variabelnya sama, hanya saja populasi, sampel, atau keadaan yang berbeda.
 
Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian adalah persoalan yang harus dijawab peneliti pada sebuah proyek
penelitian, dimana jawaban dari pertanyaan penelitian akan bisa membantu memecahkan
masalah dari penelitian.
Untuk membuat pertanyaan penelitian, pertama-tama peneliti harus menentukan jenis
penelitian apa yang akan dilaksanakan, apakah itu penelitian kualitatif, campuran atau
kuantitatif. Faktor lain yang dapat mempengaruhi pertanyaan penelitian adalah waktu
penelitian, bagaimana penelitian akan dilaksanakan, pendekatan metodologis dan juga
pendanaan penelitian.
Masalah dalam pembuatan pertanyaan penelitian

Masalah yang sering terjadi saat pembuatan pertanyaan penelitian adalah pertanyaan yang
diajukan kurang spesifik, kurang jelas dan seringkali belum layak secara kritis sebagai pertanyaan
penelitian.
Meskipun topik atau isu penelitian yang diangkat sangat menarik, namun bila pertanyaan yang
dibuat tidak bagus dan terlalu sepele, maka penelitian akan kehilangan arti bagi orang lain
Bila hal tersebut terjadi, maka manfaat atau dampak yang akan diberikan dalam penelitian akan
berkurang nilainya. Perlu diingat, hal yang paling mendasar dari penelitian adalah bagaimana
penelitian bisa berdampak pada orang lain dalam hal ini sebuah penelitian berarti harus menarik
sehingga orang lain akan berminat untuk membacanya.
Syarat Pertanyaan Penelitian

1) Terdapat informasi/data untuk mengatasi masalah.


2) Pengumpulan data dan informasi yang tersebut menggunakan cara ilmiah yakni observasi,
investigasi, survei, wawancara, kuesioner, dokumentasi, pengujian dan partisipasi.
3) Syarat keaslian dapat terpenuhi, terdapat kajian penelitian terdahulu
4) Ilmu pengetahuan bisa mendapat tunjangan teoritik dari masalah yang diteliti.
5) Merupakan masalah/topik yang sedang ramai dibicarakan.
6) Masalah atau persoalan yang ada, membutuhkan solusi penanganan dengan segara. Dimana banyak
orang membutuhkannya
7) Peneliti harus sadar dengan kemampuan dalam pengajuan masalah. Jangan sampai peneliti
kedodoran.
Berikut pertanyaan yang harus ada berdasarkan Raco (2010: 98-99) :
1) Kenapa topik/isu/masalah yang ada tersebut harus diangkat?
2) Bagaimana keadaan lingkungan sosial yang akan diteliti, baik dari indikasi, fakta?
3) Situasi apa yang sedang berkembang dan bergerak pada waktu kejadian peristiwa?
4) Kegunaan dan manfaat apa yang bisa diambil dari penelitian baik untuk perkembangan
ilmu pengetahuan dan perkembangan sosial?
 
Jenis Pertanyaan
Berdasarkan pernyataan Creswell (2007: 107) dan Marshall & Rossman (2006), terdapat beberapa jenis
pertanyaan, berikut diantaranya:
1. Pertanyaan Deskriptif, adalah pertanyaan yang mendeskripsikan sebuah kejadian atau indikasi dari
apa yang sedang diteliti, pertanyaan ini biasanya memakai kata “apa”. Dan sering digunakan untuk
penelitian kualitatif.
2. Pertanyaan Eksploratoris, adalah pertanyaan untuk mengetahui indikasi dan kejadian secara luas
dan mendalam. Pertanyaan jenis ini biasanya menggunakan kata “bagaimana”. Dan lumrah untuk
dipakai pada penelitian kualitatif.
3. Pertanyaan Eksplanatoris, adalah pertanyaan yang menjabarkan alur terjadinya fenomena yang
berhubungan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Pertanyaan jenis ini dalam prakteknya
menggunakan kalimat : apa ada kaitan atau pertalian serta dampak antara variabel Y dan X.
Pertanyaan ini sering digunakan untuk penelitian kuantitatif.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai