Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

ASUHAN KEPERAWATAN DIAGNOSA KOLIK RENAL

KELOMPOK 6 :
DIANA AGNES (201901006)
FATRIA (201901007)
TIARA FRISKY KARMELIA (201901036)
YAYAN (201901041)

DOSEN MATA KULIAH:


DR. TIGOR H SITUMORANG, M.H., M.KES
R2A KEPERAWATAN
A. Defenisi
Kolik renal berasal dari dua kata yaitu “kolik” dan “renal”. Kolik adalah merupakan
nyeri viseral akibat spasme otot polos organ berongga yang umumnya disebabkan
karena hambatan pasase dalam rongga tersebut. Nyeri ini timbul oleh karena
hipoksia, dirasakan hilang timbul, dapat disertai mual dan muntah. Sedangkan
renal adalah ginjal. Kolik renal adalah suatu nyeri hebat pada pinggang yang
disebabkan oleh karena batu di ureter atau di Pelvic Ureter Junction (PUJ)
(urolithiasis).

Renal Kolik renal adalah nyeri yang disebabkan oleh obstruksi akut di ginjal,
pelvis renal atau ureter oleh batu. Nyeri ini timbul akibat peregangan,
hiperperitalsis, dan spasme otot polos pada sistem pelviokalises ginjal dan
ureter sebagai usaha untuk mengatasi obstruksi.
B. Epidemiologi

Insiden tahunan sekitar 1-2 kasus /1000 orang. Risikonya lebih tinggi 3
kali pada laki-laki dibanding perempuan. Risiko rata-rata 5-12% dari
total populasi yang menderita BSK di USA. Frekuensi berulang kolik
renal ini pada pasien yang telah menderita batu ginjal yaitu sekitar 60-
80% atau rata-rata 50% setelah 10 tahun.Penyakit ini sering pada kulit
putih dan pada iklim tropis. Risiko menderita BSK pada riwayat
keluarga penderita BSK 3 kali lebih besar.
C. Etiologi

Faktor Penyebab Kolik Renal Faktor yang menyebabkan terjadinya kolik


renal adalah batu ginjal (nephrolithiasis). Batu ginjal umumnya tanpa gejala
kecuali batu tersebut sudah berada di kaliks, pelvis renal, atau ureter.
Pembentukan batu ginjal diduga berhubungan dengan gangguan aliran urin,
gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan
lain yang belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologis terdapat
beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu ginjal pada seseorang
yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
D. Patofisiologi
b at u d ap at te rb en tu k d i seluruh
b en tu k an b at u sa lu ra n kemih. Secara i h ambatan
Proses pem g se ri n g m e ng al am
ih te ru ta m a p ad a te m pat-tempat yan ul i. Adanya
saluran kem s g in ja l at au b ul i- b
(s ta si s u ri n) , y ai tu p ad a sistem kalise el , o bstruksi
aliran urin es (stenosis uter o -p el v is ), d iv e rt ik
a w aa n p a da p el vi k al is d an buli-buli
kelainan b erplasia prostat b en ig n a, st ri k tu ra
k ro ni s se p er ti pa da hi p te rjadinya
infravasika ng m e m u d ah k an
m er u p ak a n k ea d a an-keadaan ya o le h bahan-
neurogenik atas kristal-kri stal y a ng te rs u su n
an b a tu . B a tu te rd ir i K ri st al-kristal
pemnbentuk t d i d al am u ri n .
an ik m a up u n an o rg an ik yang terlaru al am urin jika
bahan org aan metastable (t et a p te rlar u t) d
ta p b er a da d al a m k e ad y a p re sipitasi
tersebut te entu yang meny eb ab k an te rjad in
k ea d aa n- k ea da an te rt nt u k inti batu
tidak ada mengadakan p re si pi ta si m em be
st a l- kr is ta l ya n g sa li n g b a ha n-bahan
kristal. Kri engadakan agre g as i da n m en ar ik
y an g ke m u d ia n a ka n m
(nukleasi) lebih besar.
a m en ja d i k ri st al y an g
lain sehingg
E. Manifestasi Klinis

Gejala utama kolik renal ini adalah nyeri dengan onset akut dan intensitas berat, unilateral
yang berawal dari daerah pinggang atau daerah flank yang menyebar ke labia pada wanita
dan pada paha atau testis pada laki-laki. Nyeri berlangsung beberapa menit atau jam, dan
terjadi spasme otot bersifat hilang timbul. Nyeri biasanya sangat berat dan merupakan
pengalaman buruk yang pernah dialami pasien. Derajat keparahan nyeri tergantung pada
derajat obstruksi dan ukuran batu. Posisi batu juga berhubungan dengan penyebaran
nyeri. Kolik biasanya disertai dengan mual, muntah, sering BAK, disuria, oliguria dan
hematuria.
Kolik renal muncul oleh karena hasil dari obstruksi saluran kemih oleh batu pada area
anatomi yang sempit di ureter, Pelvic Ureter Junction (PUJ), Vesico Ureteric Juntion (VUJ).
Lokasi nyeri berhubungan dengan prediksi letak batu namun bukan merupakan hal yang
akurat. Batu yang berada pada Pelvic Uretra Junction (PUJ) biasanya nyeri dengan derajat
berat pada daerah sudut kostovertebra dan menyebar sepanjang ureter dan gonad. Jika
batu pada midureter, maka rasa nyeri sama dengan batu di PUJ, namun pasien
mengeluhkan nyeri tekan pada regio abdominal bawah. Batu yang berada pada daerah
distal ureter akan menimbulkan rasa nyeri yang menyebar ke paha serta ke testis pada laki-
laki dan ke labia mayor pada perempuan.
F. Penatalaksanaan Medis

Tips Diet Renal Colic Makan makanan kaya vitamin A. Hindari makanan kaya oxalate
seperti kacang-kacangan, lobak, arbei, seledri, cokelat, anggur, cabe hijau, bayam,
strawberries, summer squash, dan teh. Makan apel dan semangka. Kurangi jumlah makanan
kaya kalsium-susu, keju, m entega, susu dan makanan lainnya.
G. Komplikasi

1. Nekrosis tekanan
2. Obstruksi oleh batu
3. Hidronefrosis
4. Perdarahan
5. Rasa nyeri
6. Infeksi
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Demografi
a. Identitas
Nama: Dengan ini sial
Umur: Paling sering 30 – 50 tahun
Jenis kelamin: Lebih banyak pada pria
Alamat : Tinggal di daerah panas
2. Riwayat Kesehatan
3. Pengkajian Pola Fungsi
a. Aktivitas/istirahat
b. Sirkulasi
c. Eliminasi
d. Makanan dan cairan
e. Nyeri dan kenyamanan
f. Keamanan
g. Penyuluhan/pembelajaran
B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi ureteral,


trauma jaringan sekunder terhadap urolithiasis.
2. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan iritasi ginjal/ureteral, obstruksi mekanik
dan inflamasi.
3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual/muntah dan
diuresis pasca obstruksi.
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan kurang terpajan/mengingat, salah interpretasi informasi, dan tidak mengenal
sumber informasi.
C. Intervensi Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan adanya iritasa pada saluran kemih hasil yang diharapkan :
a. pasien bebas dari rasa nyeri
b. pasien tanpak rileks,bisa tidur dan istirahat.
Intervensi: Kaji kraktiritis nyeri (Lokasi,lama,intesitas,dan radiasi.)
Rasional: membantu mengevaluasi perkemihan dari obstruksi.
Intervensi: Obstrusi tanda tanda fital,tensi,nadi,cemas
Rasional : nyeri hebat di tandai dengan peningkatan tekanan darah dan nadi.
Intervensi: Jelaskan penyebap rasa nyeri
Rasional: mengurangi kecemasan pasien
Intervensi: Ciptakan lingkungan yang nyaman
Rasional: meningkatkan relaksasi,menurunkan tegangan otot.
Intervensi: Bantu mngalihkan rasa nyeri:teknik nafas dalam
Rasional: meningkatkan relaksasi dan mengurangi nyeri
Intervensi: Berikompres hangat pada punggung
Rasional: mengurangi ketegangan otot.
Intervensi: Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anagetik
Rasional: anagetik menghilangakan rasa nyeri.
2. Perubahan polaeliminasi:urin berhubungan dengan inflamasi, obstroksi karena batu.
Hal yang di harapkan:
a. polaeliminasi urin dan output dalam batas normal.
b. tidak menujukan tanda tanda obstruksi (tidak ada rasa sakit saat berkemih,pengeluaran
urin lancar).
Intervensi : Monitor intake dan output.
Rasional: Mengonfirmasikan fungsi ginjal.
Intervensi: Anjurkan untuk meningkatkan cairan perolal 3 -4 perhari .
Rasional:mempermudah pengeluaran batuk,mencegah terjadinya pendegapan.
Intervensi: Kaji karakterisik urin
Rasional: adanya drah merupakan indikasi meningkatnya obsrusi/iritasi ureter.
Intervensi: Kaji pola Bk normal pasien,catat kelainan.
Rasional: batuk dapat menyebabpkan rangsangan mervus yang menyebabpkan sensasi untuk
buang air kecil
D. Iscage pllaning

1. Mengubah pola berkemih,hindari menahan Bak.


2. Mengubah pola minum
3. Mengubah pola makn:mengurangi makanan yang menyebabkan batuk
4. Mengurangi konsumsi obat-obatan bebas yang dapat menimbulkan batu saluran
kemih.
5. Memberitahu tentang tanda dan gejala komplikasi yaitu demam. Pengeluaran urin
yang sedikit, nyeri pada saat BAK
6. Jelaskan teknik hygyene personal yang benar.
7. Libatkan keluarga dalam pengelolaan diet dan pola makan.

Anda mungkin juga menyukai