KELOMPOK 6 :
DIANA AGNES (201901006)
FATRIA (201901007)
TIARA FRISKY KARMELIA (201901036)
YAYAN (201901041)
Renal Kolik renal adalah nyeri yang disebabkan oleh obstruksi akut di ginjal,
pelvis renal atau ureter oleh batu. Nyeri ini timbul akibat peregangan,
hiperperitalsis, dan spasme otot polos pada sistem pelviokalises ginjal dan
ureter sebagai usaha untuk mengatasi obstruksi.
B. Epidemiologi
Insiden tahunan sekitar 1-2 kasus /1000 orang. Risikonya lebih tinggi 3
kali pada laki-laki dibanding perempuan. Risiko rata-rata 5-12% dari
total populasi yang menderita BSK di USA. Frekuensi berulang kolik
renal ini pada pasien yang telah menderita batu ginjal yaitu sekitar 60-
80% atau rata-rata 50% setelah 10 tahun.Penyakit ini sering pada kulit
putih dan pada iklim tropis. Risiko menderita BSK pada riwayat
keluarga penderita BSK 3 kali lebih besar.
C. Etiologi
Gejala utama kolik renal ini adalah nyeri dengan onset akut dan intensitas berat, unilateral
yang berawal dari daerah pinggang atau daerah flank yang menyebar ke labia pada wanita
dan pada paha atau testis pada laki-laki. Nyeri berlangsung beberapa menit atau jam, dan
terjadi spasme otot bersifat hilang timbul. Nyeri biasanya sangat berat dan merupakan
pengalaman buruk yang pernah dialami pasien. Derajat keparahan nyeri tergantung pada
derajat obstruksi dan ukuran batu. Posisi batu juga berhubungan dengan penyebaran
nyeri. Kolik biasanya disertai dengan mual, muntah, sering BAK, disuria, oliguria dan
hematuria.
Kolik renal muncul oleh karena hasil dari obstruksi saluran kemih oleh batu pada area
anatomi yang sempit di ureter, Pelvic Ureter Junction (PUJ), Vesico Ureteric Juntion (VUJ).
Lokasi nyeri berhubungan dengan prediksi letak batu namun bukan merupakan hal yang
akurat. Batu yang berada pada Pelvic Uretra Junction (PUJ) biasanya nyeri dengan derajat
berat pada daerah sudut kostovertebra dan menyebar sepanjang ureter dan gonad. Jika
batu pada midureter, maka rasa nyeri sama dengan batu di PUJ, namun pasien
mengeluhkan nyeri tekan pada regio abdominal bawah. Batu yang berada pada daerah
distal ureter akan menimbulkan rasa nyeri yang menyebar ke paha serta ke testis pada laki-
laki dan ke labia mayor pada perempuan.
F. Penatalaksanaan Medis
Tips Diet Renal Colic Makan makanan kaya vitamin A. Hindari makanan kaya oxalate
seperti kacang-kacangan, lobak, arbei, seledri, cokelat, anggur, cabe hijau, bayam,
strawberries, summer squash, dan teh. Makan apel dan semangka. Kurangi jumlah makanan
kaya kalsium-susu, keju, m entega, susu dan makanan lainnya.
G. Komplikasi
1. Nekrosis tekanan
2. Obstruksi oleh batu
3. Hidronefrosis
4. Perdarahan
5. Rasa nyeri
6. Infeksi
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Demografi
a. Identitas
Nama: Dengan ini sial
Umur: Paling sering 30 – 50 tahun
Jenis kelamin: Lebih banyak pada pria
Alamat : Tinggal di daerah panas
2. Riwayat Kesehatan
3. Pengkajian Pola Fungsi
a. Aktivitas/istirahat
b. Sirkulasi
c. Eliminasi
d. Makanan dan cairan
e. Nyeri dan kenyamanan
f. Keamanan
g. Penyuluhan/pembelajaran
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan adanya iritasa pada saluran kemih hasil yang diharapkan :
a. pasien bebas dari rasa nyeri
b. pasien tanpak rileks,bisa tidur dan istirahat.
Intervensi: Kaji kraktiritis nyeri (Lokasi,lama,intesitas,dan radiasi.)
Rasional: membantu mengevaluasi perkemihan dari obstruksi.
Intervensi: Obstrusi tanda tanda fital,tensi,nadi,cemas
Rasional : nyeri hebat di tandai dengan peningkatan tekanan darah dan nadi.
Intervensi: Jelaskan penyebap rasa nyeri
Rasional: mengurangi kecemasan pasien
Intervensi: Ciptakan lingkungan yang nyaman
Rasional: meningkatkan relaksasi,menurunkan tegangan otot.
Intervensi: Bantu mngalihkan rasa nyeri:teknik nafas dalam
Rasional: meningkatkan relaksasi dan mengurangi nyeri
Intervensi: Berikompres hangat pada punggung
Rasional: mengurangi ketegangan otot.
Intervensi: Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anagetik
Rasional: anagetik menghilangakan rasa nyeri.
2. Perubahan polaeliminasi:urin berhubungan dengan inflamasi, obstroksi karena batu.
Hal yang di harapkan:
a. polaeliminasi urin dan output dalam batas normal.
b. tidak menujukan tanda tanda obstruksi (tidak ada rasa sakit saat berkemih,pengeluaran
urin lancar).
Intervensi : Monitor intake dan output.
Rasional: Mengonfirmasikan fungsi ginjal.
Intervensi: Anjurkan untuk meningkatkan cairan perolal 3 -4 perhari .
Rasional:mempermudah pengeluaran batuk,mencegah terjadinya pendegapan.
Intervensi: Kaji karakterisik urin
Rasional: adanya drah merupakan indikasi meningkatnya obsrusi/iritasi ureter.
Intervensi: Kaji pola Bk normal pasien,catat kelainan.
Rasional: batuk dapat menyebabpkan rangsangan mervus yang menyebabpkan sensasi untuk
buang air kecil
D. Iscage pllaning