Anda di halaman 1dari 38

Ketuhanan yang maha esa

Dalam ajaran buddha

DIBUAT OLEH :

ERIC DAMARIS (180403154)


TEKNIK INDUSTRI
APA ITU SADDHA ?
Saddha (Keyakinan) adalah iman
atau kepercayaan yang
berdasarkan kebijaksanaan.
Saddha timbul dalam diri kita
disebabkan oleh 3 faktor:
• Karena kita datang,melihat dan
mengalami kejadian
tersebut(EHIPASSIKO)
• Karena kita percaya kepada
orang yang mengajarkan
Dhamma
• Karena kita melihat adanya
gejala /tanda-tanda yang timbul
SADDHA TERHADAP
TUHAN YANG MAHA ESA

Ajaran Agama Buddha menjelaskan


bahwa hakekat Ketuhanan Yang Maha
Esa itu hanya dapat dicapai dengan
pandangan terang dan diwujudkan
pada tingkat kesucian .
Sesuai Kitab Sutta Pitaka,Udana
VIII:3
Tuhan itu
• Tidak lahir
• Tidak Tercipta
• Tidak Dijelmakan dan mutlak
Saddha terhadap
tiratana/triratna
Tiratana merupakan tiang pokok
agama Buddha ,yang terdiri dari
• Buddha
• Dhamma
• Sangha
Kita sebagai Umat Buddha harus
yakin kepada Buddha ,Dhamma
dan Sangha
SADDHA TERHADAP
BODHISATTVA,DEWA,ARAHAT
Bodhisattva :Calon Buddha /seorang
yang bercita-cita menjadi Buddha.
Dewa :Makhluk yang hidup di alam
Dewa,yang hidup dengan hasil ciptaannya
sendiri berkat kekuatan kamma baik yang
dilakukan pada kehidupannya maupun
semasa hidup di alam Dewa.
Arahat :Siswa Buddha, yang berkat ketekunan
dan keyakinannya mempelajari ajaran
Buddha dalam Kehidupan sehari-hari berlatih
sila,Samadhi & panna sehingga dapat
melenyapkan kekotoran batin & mencapai
tingkat kesucian.
Saddha terhadap hukum
kesunyataan

Kata Kesunyataan berasal


dari kata Sunyata yang
artinya kosong.
Hukum Kesunyataan
merupakan hukum
kebenaran yang tidak
bergantung kepada tempat,
waktu dan keadaan atau
sasaran
SADDHA TERHADAP
KITAB SUCI TIPITAKA

Tipitaka(Pali)atau Tripitaka
(Sansekerta) berati 3 keranjang/ 3
kelompok.Setiap kelompok Tipitaka
terdiri dari masing-masing bagian
kitab suci .
Kitab Suci Tipitaka berhasil ditulis
kembali pada 400 Tahun setelah
Buddha wafat oleh Bhikkhu
BUDDHAGOSA
Saddha terhadap NIBBANA

Nibbana adalah padamnya


keinginan ,ikat-ikatan,nafsu-
nafsudan kekotoran batin .
Nibbana disebut juga Asankhata
Dhamma.
Nibbana(Nirvana) :
• Kesunyataan abadi
• Tidak dilahirkan
• Tidak termusnahkan
• Tidak berubah
Puja(bakti,ketaqwaan)

PENGERTIAN
PUJA
PUJA ialah upacara pemujaan atau penghormatan kepada sesuatu
atau benda yang dianggap suci maupun keramat. dalam Agama
Buddha, kata Puja berbeda arti, makna, cakupan, serta
penulisannya. Dalam agama Buddha ditulis Pūjā yang artinya
menghormat.
Jenis – Jenis Puja

Amisa Puja,artinya Patipati Puja artinya


menghormat dengan materi menghormat dengan
atau benda, misalnya melaksanakan ajaran
memuja dengan (Dhamma), mempraktekkan
mempersembahkan bunga, sila, samadhi, dan panna.
lilin, cendana/dupa, dll. Contoh :Kebaktian
SARANA PUJA

1.PARITTA,SUTRA,DAHRANI,
MANTRA
2.VIHARA(Dhammasala,Kuti,
Uposathagara,Perpustakaan,Poh
on Bodhi)
3.CETIYA ATAU ALTAR
4.STUPA
Hari raya agama buddha

1.Magha Puja
Perayaan Magha Puja Dilaksanakan di bulan Magha (Pada Bulan Februari/Maret) pada
waktu terang bulan. Perayaan ini memperingati peristiwa berkumpulnya empat faktor
(caturrangga sannipata) pada hari tersebut :
1. Purnama sidhi di bulan Magha
2.  Berkumpulnya 1250 orang Bhikkhu Sangha di Rajagaha tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu
3. Semua Bhikkhu Sangha itu adalah Arahat dan memiliki enam kekuatan gaib
(abhinna) 
4. Semua Bhikkhu tersebut di tahbiskan memakai ucapan "Ehi Bhikkhu"
Hari raya agama buddha

2.Hari Waisak
Hari Waisak dirayakan dalam bulan Mei pada waktu bulan purnama
sidhi. Hari waisak memperingati 3 (tiga) peristiwa penting yaitu :
Lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini di tahun 623 Sebelum
Masehi. Petapa Siddharta mencapai penerangan sempurna dan
menjadi Buddha di Buddha Gaya pada usia 35 tahun di tahun 588
Sebelum Masehi. Buddha Gautama mangkat di Kusinara pada usia 80
tahun di tahun 543 Sebelum Masehi.
Hari raya agama buddha

3.Hari Asadha
Dilaksanakan dua bulan setelah hari Waisak, pelaksanaan dilakukan
pada waktu bulan purnama sidhi di bulan Juli, hari Asadha merayakan
khotbah pertama Sang Buddha pada lima orang pertapa (Kondanna,
Bodhiya, Vappa, Mahanama dan Asaji). Khotbah pertama di kenal
sebagai Dhammacakkapavatana Sutta (khotbah berputarnya roda
Dhamma).
Hari raya agama buddha

4.Hari Kathina
Dirayakan tiga bulan setelah hari Asadha, perayaan Kathina dapat
dilaksanakan dalam waktu satu bulan. tidak hari tertentu. Perayaan
Kathina dimaksudkan untuk memberikan keperluan hidup sehari-hari
kepada Bhikkhu Sangha yang telah melaksanakan vassa selama tiga
bulan di suatu tempat tertentu. Senioritas seorang Bhikkhu Sangha
dilihat dari bayaknya vassa yang telah dilakukan.
Hari raya agama Buddha
(mahayana)
ULAMBANA
Ulambana merupakan salah satu hari suci umat Buddhis
yang diselenggarakan pada tanggal pertama hingga ke-
15 penanggalan Imlek.Ritual Ulambana adalah sebuah
perayaan yang diadopsi oleh Buddhisme Mahayana di
China dari upacara Zhong Yuan yang dilakukan umat
Taoisme. Latar belakang yang diambil oleh Buddhisme
Mahayana adalah cerita mengenai Buddha Sakyamuni
yang menolong salah satu siswanya,yaitu Maudgalyayana
yang hendak menolong ibunya yang terlahir di alam
peta. Kisah tersebut tertuang dalam Ullambana sutra.
Buddha , Bodhisattva
Dan Arahat

Buddha : Seseorang yang telah mencapai penerangan sempurna.


Contoh :Buddha Gotama

Bodhisattva :Calon Buddha /seorang yang bercita-cita menjadi Buddha.


Contoh :Ksitigarbha Bodhisattva, Avalokitesvara Bodhisattva , Maitreya
Bodhisattva, dll

Arahat :Siswa Buddha, yang berkat ketekunan & keyakinannya


mempelajari ajaran Buddha dalam Kehidupan sehari-hari berlatih
sila,Samadhi & panna sehingga dapat melenyapkan kekotoran batin &
mencapai tingkat kesucian.
Contoh :Arahat Rahula,Arahat Nakula, Arahat Kalika dll
DhammaNiyama
Dhammaniyama adalah hukum yang bekerja dengan sendiri, bekerja sebagai hukum
sebab akibat, dan hukum kamma sebagai hukum moral  merupakan salah satu dari
lima niyama yang bekerja di alam semesta ini.
1. Utu Niyama
adalah hukum universal tentang energi yang mengatur terbentuk dan hancurnya
bumi, planet, tata surya, temperatur, cuaca, halilintar, gempa bumi, angin, ombak,
matahari, gunung meletus, metabolisme manusia, dan lainnya yang bertalian
dengan energi (fisika, kimia).
2. Bija Niyama
adalah hukum universal yang berkaitan dengan tumbuh-tumbuhan. Yaitu
bagaimana biji, steak, batang, pucuk, daun dapat bertunas, tumbuh, berkembang,
berbuah, kemudian dari bibit bisa menghasilkan buah yang banyak.atau adanya
berbagai jenis buah-buahan.
Dhammaniyama
3.    Kamma Niyama
adalah hukum universal yang berkaitan dengan  hukum kamma. Kamma Niyama
menekankan pada tanggung jawab yang harus dihadapi, dan diselesaikan dengan
baik dan bijaksana, bukan dihindari, disesali dan ditinggal pergi.Perbuatan-
perbuatan diklasifikasikan sebagai kamma apabila dilakukan karena adanya niat
atau kehendak (cetana).
4. Citta Niyama
adalah hukum universal tentang pikiran atau batin.  Seperti timbul dan
tenggelamnya kesadaran, dan kekuatan pikiran (abhinna) hasil bermeditasi.
5. Dhamma Niyama
adalah hukum universal tentang segala sesuatu yang tidak diatur oleh keempat
niyama diatas.
Lokattara dan ariya
Dasyabodhisattabhumi disebut sebagai
tingkat lokattara (tingkat di atas dunia),
sebelum sampai ke tingkat lokattara lebih
dahulu harus menjalani tingkat persiapan.
Tingkat persiapan tersebut teridir atas 2
thap pula, yaitu Sambharamarga dan
Prayogamarga. Kedua tahap ini
merupakan tahap kehidupan di dunia atau
laukika.
Dalam Buddha Dhamma makhluk suci
disebut juga dengan Ariya Puggala. “Ariya”
artinya agung, mulia baik atau benar.
“Puggala” artinya individu, seorang yang
mulia atau agung.
Isi dari Kitab sutta pitaka,Udana viii:3
“Ketahuilah para Bhikkhu bahwa ada
sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak
Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang
Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila Tidak
ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak
Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang
Mutlak, maka tidak akan mungkin kita
dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan,
pembentukan, pemunculan dari sebab yang
lalu. Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang
Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma,
Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada
kemungkinan untuk bebas dari kelahiran,
penjelmaan, pembentukan, pemunculan
dari sebab yang lalu.”
Samadhi, sebagai landasan memahami & mengerti
Ketuhanan YME

Kata Samadhi terdiri dari ‘sam + Definisi Samadhi yang lebih terinci
a + dha’ sam berarti bersama- dalam kitab Buddhis,istilah baik
sama, mengumpulkan, lebih penting dari pada terpusat pada
memusatkan. Samadhi adalah satu objek, karena jika buruk,
pikiran terpusat atau terarah pada meskipun terpusat pada satu objek,
suatu objek. hasilnya adalah samadhi salah
Dalam kitab agama Buddha, (micchasamadhi). Oleh sebab itu
definisi Samadhi adalah: objek yang dipergunakan dalam
latihan Samadhi harus sesuatu yang
“pikiran baik terpusat pada satu tidak menimbulkan pikiran buruk,
objek”. Dalam pengertian ini melainkan yang menimbulkan
Samadhi dipandang sebagai hasil. pikiran baik.
Samadhi, sebagai landasan memahami & mengerti
Ketuhanan YME

Bhavana berarti pengembangan, yaitu pengembangan batin dalam


melaksanakanpembersihannya. Istilah lain yang arti dan pemakaiannya hampir sama dengan
bhavana adalah samadhi. Samadhi berarti pemusatan pikiran pada suatu obyek.

VIPASSANA BHAVANA SAMATTHA BHAVANA


Vipassana Bhavana merupakan pengembangan Samatha Bhavana, berarti pengembangan
batin yang bertujuan untuk mencapai ketenangan batin.
pandangan terang. Tujuannya Samatha Bhavana merupakan
Orang yang melakukan Vipassana Bhavana pengembangan batin yang bertujuan untuk
dapat melihat hidup dan kehidupan ini dengan mencapai ketenangan. Dalam Samatha
sewajarnya, bahwa hidup ini dicengkeram oleh Bhavana, batin terutama pikiran terpusat dan
anicca (ketidak-kekalan), dukkha (derita), dan tertuju padasuatu obyek.
anatta (tanpa aku yang kekal).
Nirvarana, jhana dan Abhiñña
A. Nirvarana
berarti rintangan atau penghalang batin yang
selalu menghambat perkembangan pikiran.

Nivarana ini ada lima macam, yaitu:


1. Kamachanda (nafsu-nafsu keinginan)
2. Byapada (kemauan jahat)
3. Thina-middha (kemalasan dan kelelahan)
4. Uddhacca-kukkucca (kegelisahan dan
kekhawatiran)
5. Vicikiccha (keragu-raguan)

Untuk menaklukkan kelima rintangan tersebut,


orang harus mengetahui sebab-sebab timbulnya
nivarana & berusaha menghindari sebab-sebab itu
serta melakukan usaha-usaha yang dapat
Nirvarana, jhana dan Abhiñña

B. JHANA
Jhana merupakan keadaan batin yang sudah
di luar aktivitas panca indera. Keadaan ini
hanya dapat dicapai dengan usaha yang ulet
dan tekun. Dalam keadaan ini, aktivitas panca
indera berhenti, tidak muncul kesan-kesan
penglihatan maupun pendengaran, pun tidak
muncul perasaan badan jasmani
Nirvarana, jhana dan Abhiñña

C. Abhiñña
Abhiñña berarti kemampuan atau kekuatan batin
yang luar biasa, atau tenaga batin.
Abhiñña akan timbul dalam diri orang yang telah
mencapai jhana-jhana, dimana jhana tingkat
keempat (catuttha-jhana) merupakan dasar untuk
timbulnya abhiñña ini. Namun, hal ini juga
tergantung pada kusala-kamma (perbuatan baik)
dari kehidupan yang lampau. Mengenai obyek
meditasi yang dapat menimbulkan abhiñña ialah
hanya sepuluh kasina.
Visuddhi

Tujuh macam Visuddhi (kesucian / kemurnian) yang perlu di


kembangkan oleh setiap meditator atau yogi yaitu:

• Sīlavisuddhi: kesucian kemoralan


• Cittavisuddhi: kesucian pikiran
• Diţţhivisudhi: kesucian pandangan
• Kankhāvitaranavisuddhi: kesucian melauli lenyapnya keragu-raguan
• Maggāmaggañānadassanavisuddhi: kesucian melalui pengetahuan dan pengelihatan tentang
apakah yang sesungguhnya jalan dan yang bukan jalan
• Paţipadāñānadassanavisuddhi: kesucian melauli pengetahuan dan pengelihatan dalam
penempuhan sang jalan
• Ñānadassanavisuddhi: kesucian melalui pengetahuan dan pengelihatan.
samyojana

Ada sepuluh macam belenggu (samyojana) yaitu :


1. Pandangan sesat tentang adanya pribadi, jiwa atau aku yang kekal (sakkaya-
ditthi).
2. Keragu-raguan yang skeptis pada Buddha,Dhamma, Sangha, dan tentang
kehidupan yang lampau dan kehidupan yang akan datang, juga tentang
hukum sebab akibat (vicikicchã).
3. Kemelekatan pada suatu kepercayaan bahwa hanya dengan melaksanakan
aturan-aturan dan upacara keagamaan seseorang dapat mencapai kebebasan
(silabbata-parãmãsa).
4. Nafsu indriya (kãma-rãga).
5. Dendam atau dengki (vyãpãda).
samyojana

6. Kemelekatan atau kehausan untuk terlahir di alam bentuk(rüpa-rãga). Alam


bentuk (rüpa-rãga) dicapai oleh seseorang apabila ia meninggal sewaktu
dalam keadaan samadhi dan telah mencapai Jhãna I, Jhãna II, Jhãna III atau
Jhãna IV
7. Kemelekatan atau kehausan untuk terlahir di alam tanpa bentuk (arüpa-rãga).
Alam tanpa bentuk (arüpa-rãga) dicapai oleh seseorang apabila ia meninggal
sewaktu dalam keadaan samadhi dan telah mencapai Arüpa Jhãna I, Arüpa
Jhãna II, Arüpa Jhãna III atau Arüpa Jhãna IV
8. Perasaan untuk membandingkan diri sendiri dengan oranglain (mãna).
9. Kegelisahan (uddhacca). Suatu kondisi batin yang haus sekali karena yang
bersangkutan belum mencapai tingkat kebebasan sempurna (arahat).
10.Kebodohan atau ketidak-tahuan (avijjã).
Ariya Puggala

Ariya Puggala ialah kelompok makhluk-makhluk yang telah mencapai tingkat-


tingkat kesucian atau telah melaksanakan Vipassana Bhavana sehingga mencapai
magga dan phala dan telah terbebas dari kilesa(kekotoran batin)

Sotapanna(Pemasuk Arus) adalah orang suci tingkat pertama yang akan


terlahir paling banyak 7 kali lagi. Sotapanna terbagi menjadi 3 macam yaitu :
1. Sattakkhattu-parama Sotapanna, yaitu Sotapanna yang paling banyak terlahir
7 kali lagi di alam Sugati Bhumi.
2. Kolankola-Sotapanna, yaitu Sotapanna yang akan dilahirkan antara 2-3 kali
selanjutnya akan menjadi arahat dan mencapai parinibanna.
3. Ekabiji-Sotapanna ,yaitu Sotapanna yang terlahir 1 kali lagi sebelum
merealisasi Arahat
Ariya Puggala
Sakadagami
Dengan memperdalam penembusan pandangan terangnya, seorang bisa
mencapai tingkat Sakadagami. Sakadagami terbagi menjadi lima macam
yaitu :
1. Idha patva idha parinibbayi : Mencapai Sakadagami phala di alam manusia dan mencapai arahata
phala (arahat) di alam manusia, dalam kehidupan yang sama.
2. Tattha patva tattha parinibbayi : Mencapai Sakadagami phala di alam deva dan mencapai arahata
phala (arahat) di alam deva, dalam kehidpan yang sama.
3. Idha patva tattha parinibbayi : Mencapai Sakadagami Phala di alam manusia setelah itu meninggal
dunia dan dilahirkan di alam deva dan mencapai arahata phala (arahat) di alam deva.
4. Tattha patva idha parinibbayi : Mencapai Sakadagami phala di alam deva, setelah itu meninggal
dari alam deva dan dilahirkan di alam manusia dan mencapai arahata phala (arahat) di alam
manusia.
5. Idha patva tattha nibbattitva idha parinibbayi : Mencapai Sakadagami phala di alam manusia
setelah itu meninggal dunia dan dilahirkan di alam deva. Setelah itu meninggal dari alam deva dan
dilahirkan kembali di alam manusia dan mencapai arahata phala (arahata) di alam manusia.
Ariya Puggala
Anagami
1. Antara parinibbayi
=Anagami yang mencapai arahat dan mencapai Nibbana dalam usia yang belum
mencapai usia tua.
2. Upahaccaparinibbayi
=Anagami yang mencapai Arahat dan Parinibbanna dalam usia hamper mencapai batas
usia.
3. Asangkharaparinibbayi
=Anagami yang mencapai Arahat dan Parinibbana dengan tidak usah berusaha keras.
4. Sasangkharaparinibbayi
=Anagami yang mencapai Arahat dan Parinibbana dengan usaha keras.
5. Uddhangsoto akanitthgami
=Anagami yang mencapai Arahat dan Parinibbana di alam akanittha bhumi.
Ariya Puggala

Arahat
Arahat adalah orang suci tingkat keempat yang Sudah tidak lagi mengalami
kelahiran. Arahat terdiri dari empat macam yaitu :
1. Sukkha vipassako :Arahat yang tidak mempunyai jhana atau abhinna hanya
melaksanakan vipassana bhavana saja.
2. Tevijjo: Arahat yang mempunyai vijja (pengetahuan)
3. Chalabinno : arahat yang mempunyai 6 abhinna.
4. Patisambhidappatto yaitu arahat yang mempunyai Patisambhida (pengertian
sempurna)
KONSEP KESELAMATAN
Ortodoks (keselamatan sepenuhnya
tergantung dari pengampunan
Yaitu segala sesuatu yang dialami dunia ini sudah diatur
oleh " yang di atas " atau dengan kata lain sudah
merupakan kehendakNya. Semua mahluk yang tinggal di
dunia ini tidak bisa mengubah apapun yang sudah
menjadi kehendakNya.
Contohnya:
Seorang Ortodoks akan mengatakan bahwa tanpa
berusaha pun bila Tuhan
menghendaki ia akan mendapatkan apa yang
seharusnya ia dapatkan.
KONSEP KESELAMATAN
Heterodoks (Keselamatan dpt terjadi
sebab adanyapengampunan & usaha
manusia)
Yaitu segala sesuatu yang dialami dunia ini harus
diusahakan dahulu oleh yang bersangkutan, baru
kemudian ditentukan oleh " yang di atas " atau dengan
kata lain manusia berusaha, Tuhan yang menentukan.
Jadi apabila usaha manusia ini gagal, itu berarti Tuhan
berkehendak lain.
Contohnya:
Seorang Heterodox akan mengatakan bahwa bila Tuhan
tidak menghendaki walaupun ia sudah berusaha ia tidak
akan mendapatkan hasilnya, tapi bila Tuhan
KONSEP KESELAMATAN
Independen
Yaitu semua mahluk harus berusaha secara aktif
menuju ke keselamatan itu sendiri atau dengan kata lain
mereka mengerti harus bertindak seperti apa agar
selamat.
Contohnya:
Seorang Independen akan mengatakan bahwa ada
hasil atau tidaknya sebuah usaha disebabkan karena
tanaman karmanya di waktu lampau, bila kurang
tanaman karma baiknya maka susah berbuahnya
sehingga dia harus menanam karma baik lagi baru bisa
memetik hasilnya sedangkan bila langsung berhasil,
itu menandakan tanaman karma baiknya sudah cukup
untuk berbuah.
DAFTAR PUSTAKA
• Pendidikan Agama Buddha &Budi pekerti Sekolah Menengah Atas
kelas X, Sasanaputra A.K,S.Ag.,M.Pd.
• Pendidikan Agama Buddha &Budi pekerti Sekolah Menengah Atas
kelas XI, Sasanaputra A.K,S.Ag.,M.Pd.
• Pendidikan Agama Buddha &Budi pekerti Sekolah Menengah Atas
kelas XII, Sasanaputra A.K,S.Ag.,M.Pd.
THANKYOU !

Anda mungkin juga menyukai