Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG OSTEOPOROSIS PADA WANITA


MENOPAUSE DENGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN
MENGANDUNG KALSIUM DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KAMPUNG DALAM
TAHUN 2021
Oleh :

PIPIN ADELA
NIM. 170101024

pipinadela PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


STIKES PIALA SAKTI
pipinadela
PARIAMAN
pipinadela 2021
“ Osteoporosis merupakan suatu keadaan berkurangnya
masa tulang

atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh
dan mudah retak atau patah.

dijuluki

“silent epidemic diseases”


Angka Kejadian :
Internasional Osteoporosis Foundation (IOF) :
lebih dari 30% wanita di seluruh dunia mengalami risiko seumur hidup
untuk patah tulang (fraktur) akibat osteoporosis

World Health Organization (WHO) :


1 dari 3 perempuan di dunia terserang osteoporosis, angka kejadian fraktur akibat
osteoporosis di seluruh dunia
mencapai 1,7 juta, meningkat 6,3 juta pada tahun 2050
Kementerian Kesehatan RI disingkat “Kemenkes RI”:
2 dari 5 penduduk Indonesia memiliki risiko terkena osteoporosis,
prevalensi osteopenia (osteoporosis dini) sebesar 41,7%

wanita usia >55 tahun 6 kali lebih beresiko dari pria


Kecenderungan osteoporosis di Indonesia 6 kali lebih tinggi dibandingkan

dengan negeri Belanda


Provinsi dengan risiko osteoporosis lebih tinggi adalah
Sumatera Selatan (27,7%), Jawa Tengah (24,02%),
Yogyakarta (23,5%), Sumatera Utara ( 22,82%),
Jawa Timur (21,42%) dan Kalimantan Timur (10,5%)
(Kemenkes RI, 2021)

Osteoporosis di Sumatera Barat :


Proporsi penyakit osteoporosis pada tahun 2020
sebesar 8,99% atau 20,5 per 1.000 penduduk
(Dinkes Sumbar, 2021).

s is
Kabupaten Padang Pariaman ro
o po
Tahun 2018 jumlah penderita osteoporosis mencapai 743 kasus te
Tahun 2019 menjadi 450 kasus Os
Tahun 2020 meningkat menjadi 514 kasus.
Kasus osteoporosis di Padang Pariaman banyak di derita oleh
lansia wanita dengan rentang usia 50 tahun ke atas. Pada tahun
2020 jumlah penderita osteoporosis usia 50 tahun ke atas sebesar
483 kasus dan diantara penderita tersebut adalah wanita yang
sudah menopause
(Dinkes Padang Pariaman, 2021)
Puskesmas Kampung Dalam :
Kecamatan V Koto Kampung Dalam ada dalam posisi kedua penderita
osteoporosis tertinggi di Padang Pariaman dengan jumlah 54 orang penderita
osteoporosis dan kasus ini masih ada sampai tahun 2021. Pada tahun 2020
jumlah lansia pada kecamatan ini sebanyak 439 orang lansia, 316 orang
diantaranya wanita menopause
Menopause adalah berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi pada
usia 45-50 tahun atau masa berhentinya haid sama sekali salama 12 bulan
berturut-turut. Pada masa ini jumlah kandungan kalsium dalam tubuh akan
menyusut sebanyak 30%. Kehilangan akan mencapai 50% ketika mencapai umur
70 tahun dan selanjutnya akan mengalami masalah kekurangan kalsium. Hal ini
secara berangsur akan menyebabkan penurunan kepadatan tulang, sehingga
tulang menjadi tipis, lebih rapuh karena mengandung sedikit kalsium atau
tulang semakin keropos, proses pengeroposan tulang inilah yang disebut dengan
osteoporosis (Purwoastuti E, 2019).

Osteoporosis dapat dicegah atau paling sedikit ditunda kejadiannya dengan


membudayakan perilaku hidup sehat, namun kurangnya pengetahuan tentang
osteoporosis dan pencegahannya cenderung meningkatkan angka kejadian
osteoporosis.
Tujuan :
Umum :
Ada hubungan pengetahuan tentang osteoporosis pada wanita menopause
dengan kebiasaan konsumsi kalsium di Wilayah Kerja Puskesmas
Kampung Dalam Tahun 2021

Khsusus :
Diketahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan tentang Osteoporosis
1 pada Wanita Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Dalam
Tahun 2021.

Diketahui distribusi frekuensi konsumsi makanan mengandung kalsium


2 pada Wanita Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Dalam
Tahun 2021.

Ada hubungan pengetahuan tentang Osteoporosis pada wanita


3 menopause dengan kebiasaan konsumsi makanan mengandung kalsium
di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Dalam Tahun 2021
TINJAUAN PUSTAKA

1. PENGETAHUAN
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan. (Notoatmodjo, 2015)

Faktor Internal Faktor Eksternal


1. Pendidikan 1. Faktor Lingkungan
2. Pekerjaan 2. Sosial Budaya
3. Usia
4. Informasi
2. OSTEOPOROSIS
Osteoporosis adalah penyakit skeletal sistemik yang ditandai oleh
rendahnya densitas tulang dan perburukan mikroarsitektur jaringan
tulang sehingga meningkatkan fragilitas tulang dan konsekuensinya
adalah peningkatan resiko fraktur (Zairin Noor, 2014)
Penyebab
1. Osteoporosis (Primer) 2. Osteoporosis (Sekunder)
a. Keturunan a. Pola makan
b. Usia, b. Aktifitas fisik
c. Jenis kelamin c. Konsumsi alkohol
d. Ras d. Kebiasaan merokok
e. Konsumsi kafein
f. Lingkungan tempat tinggal
g. Penggunaan obat
Penatalaksanaan
Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi dan seimbang
sepanjang hidup, dengan peningkatan asupan kalsium pada permulaan
umur pertengahan dapat melindungi terhadap demineralisasi skeletal
3. MENOPAUSE
Menopause adalah keaadaan wanita yang mengalami penurunan fungsi
indung telur, sehingga produksi hormon esterogen berkurang yang
berakibat terhentinya menstruasi untuk selamanya (mati menstruasi)
(Intan K dan Iwan A, 2012).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menopause


a. Menarche
b. Jumlah anak
c. Usia melahirkan
d. Faktor psikis
e. Wanita dengan histerektomi
f. Pemakaian kontrasepsi
g. Merokok
h. Sosial ekonomi
i. Budaya dan lingkungan
4. KONSUMSI KALSIUM
Kalsium merupakan unsur kimia dengan simbol Ca dengan nomor atom
20. Kalsium adalah mineral yang paling banyak tedapat dalam tubuh,
sekitar 40% dari seluruh peranan fisiologi yang penting dalam tubuh

Kebutuhan Kalsium Dalam Tubuh


a. Kelompok umur 19-29 tahun rata-rata asupan kalsium sebanyak 800
mg/hari
b. Orang dewasa kelompok umur 31-50 tahun pria maupun wanita,
asupan rata-rata 800
c. Kelompok di atas 50 tahun, karena umumnya terjadi pengeroposan
tulang dan penyerapan mulai menurun dengan bertambahnya usia
maka asupan kalsium rata-rata 1.000 mg/ hari
(Oenzil, 2012).

Angka kecukupan gizi (AKG) kalsium berdasarkan Widyakara Nasional


Pangan dan Gizi (WNPG) tahun 2004 pada lansia berusia 50-64 tahun dan
di atas 65 tahun baik pada lansia pria dan wanita sama, yaitu sebesar
1.000 mg/hari (Fatmah, 2010).
Sumber kalsium :

Tabel 2.1
Sumber Kalsium dalam 1 Porsi Makanan

Makanan Ukuran 1 porsi Kandungan Kalsium


Susu 1 cangkir/ 240 ml 300 mg
Keju cheddar 1,5 oz / 42 gr 300 mg
Yougurt rendah lemak 8 oz / 240 g 300-415 mg
Jus jeruk yang sudah 1 cangkir / 240 ml 300 mg
difortifikasi 1 bh sedang 50 mg
Jeruk 20 sarden / 240 mg 50 mg
Sarden atau ikan salmon    
dengan ½ cangkir yang 44 mg
tulang dihaluskan / 160 g
Ubi

Sumber : American Academy of Pediatric, 2009


Tabel 2.2
Nilai Kalsium Berbagai Bahan Makanan

Bahan Makanan Mg Bahan Makanan Mg


Susu Bubuk 904 Tahu 124
Keju 777 Kacang merah 80
Susu Sapi Segar 143 Kacang tanah 58
Yogurt 120 Oncom 96
Udang Kering 1209 Tepung kacang kedelai 195
Teri Kering 1200 Bayam 265
Sardines (kaleng) 354 Sawi 220
Telur Bebek 56 Dau melinjo 219
Telur Ayam 54 Katuk 204
Ayam 14 Selada air 182
Daging Sapi 11 Daun singkong 165
Susu Kental Manis 275 Ketela pohon 33
Kacang kedelai, kering 227 Kentang 11
Tempe kacang kedelai murni 129 Jagung kuning, pipil 10

Sumber : Kemenkes RI, 2018


Akibat kekurangan kalsium :

Akibat kekurangan asupan kalsium atau defisiensi kalsium dapat


menyebabkan osteoporosis (keropos tulang), stimulasi sel saraf rusak,
kontraksi otot tidak terkontrol dan tekanan darah tinggi. Namun kelebihan
asupan kalsium juga tidak menyebabkan toksik. Hal ini terjadi karena apabila
tubuh mengonsumsi kalsium berlebihan, penyerapan akan menurun dan
dikeluarkan lewat urin (Nurrahmani, 2015).

Hubungan menopause dengan kadar kalsium


Wanita yang telah mengalami menopause termasuk dalam golongan yang
beresiko tinggi terhadap osteoporosis. Pada masa tersebut, jumlah hormon
estrogen berkurang dan mengakibatkan terjadinya penurunan kadar kalsium
darah. enurunnya kadar estrogen akan diikuti dengan penurunan penyerapan
kalsium yang terdapat dalam makanan sehingga wanita yang mencapai masa
menopause cenderung mengalami pengurangan penyerapan kalsium
sebanyak 20-25%. Penyerapan kalsium dari saluran pencernaan yang
berkurang mengakibatkan kalsium tulang akan diambil atau diserap untuk
memenuhi kadar kalsium darah sehingga terjadilah pengeroposan tulang
(osteoporosis) (Reani, 2016).
KERANGKA TEORI :

Proses Reaksi Terbuka


Stimulus
Stimulus (Tindakan)

Reaksi tertutup
(Pengetahuan)
tentang Osteoprosis

Konsumsi Kalsium

Osteoprosis

Sumber : Notoatmodjo (2015) dan (Wawan dan Dewi, 2018) yang dimodifikasi sesuai
kebutuhan penelitian.
KERANGKA KONSEP :

Variabel Independen Variabel Dependen

  
 
 
Konsumsi Kalsium dalam
Pengetahuan tentang
Tubuh
Osteoprosis

HIPOTESA :

Ha :
Terdapat hubungan pengetahuan tentang oesteoprosis pada wanita menopause
dengan kebiasaan konsumsi makanan mengandung kalsium di Puskesmas
Kampung Dalam tahun 2021.
METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan studi cross sectional study
yaitu strategi yang digunakan untuk mendapatkan informasi lebih jelas tentang fakta serta
mengidentifikasi secara keseluruhan suatu peristiwa yang sedang diteliti, dimana variabel
independen dan variabel dependen dikumpulkan sebagai alat ukur dan dalam waktu yang
bersamaan (Notoatmodjo, 2015).

Penelitian telah dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Dalam pada bulan
Juni s/d Agustus 2021.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita menopause yang ada di Wilayah
Kerja Puskesmas Kampung Dalam tahun 2021 yang berjumlah sebanyak 316 orang.
Diperoleh sampel sebanyak 39 orang dengan teknik pengambilan sampel secara purposive
sampling.

Data diolah secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square menggunakan aplikasi
SPSS

Jika p < 0,05 secara statistik disebut bermakna, maka Ha diterima dan Ho ditolak
Jika p > 0,05 secara statistik disebut tidak bermakna, maka Ha ditolak dan Ho diterima
Definisi Operasional :

Skala
No Variabel Defenisi operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur
ukur
1. Pengetahuan Merupakan hasil dari Kuesioner Angket Ordinal Baik : (≥ 75%)
tentang Osteoprosis tahu / segala sesuatu yang Cukup : (50-75%)
diketahui wanita Kurang : (< 50%)
 
menopause tentang (Notoadmodjo, 2015)
osteoprosis yang terdiri
dari pengetahuan ;
1. Definisi
2. Tanda dan gejala
3. Penyebab
4. Akibat
5. Pencegahan

2. Kebiasaan Segala sesuatu Kuesioner Checklist Ordinal Ya : jika ≥ 75%


Konsumsi yang dikonsumsi Tidak : jika <75%
Makanan oleh wanita  
mengandung menopause untuk (Arikunto, 2012, Rizka,
Kalsium mencukupi 2012)
kebutuhan kalisum  
harian wanita
menopause
Hasil Penelitian
KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Umur responden

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

No Umur Frekwensi %
1. 46-50 3 7,7
2. 51-55 8 20,5
3. 56-60 17 43,6
4. 61-65 8 20,5
5. 66-70 2 5,1
6. 71-75 1 2,6
Jumlah 39 100

Dari 39 responden, 17 orang (43,6%) responden berusia 56-60 tahun, 8


orang (20,5) berusia masing-masing 51-55 tahun dan 61-65 tahun, 3 orang
(7,7%) responden berusia 46-50 tahun dan 3 orang 66-75 tahun.
2. Pendidikan responden
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
N
Pendidikan Frekwensi %
o
1. SD 20 51,3
2. SMP 11 28,2
3. SMA 7 17,9
4. S1 1 2,6
Jumlah 39 100

Dari 39 responden, sebagian besar (79,5%) responden berpendidikan


rendah, sisanya 8 orang (20,5%) responden berpendidikan tinggi

2. Pekerjaan responden
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Frekwensi %
1. IRT 38 97,4
2. Lainnya 1 2,6
Jumlah 39 100

Dari 39 responden, hampir seluruhnya (97,4%) tidak bekerja IRT, sisanya


hanya 1 orang (2,6%) responden berprofesi sebagai guru
HASIL PENELITIAN

1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan


tentang Osteoporosisdi

No Pengetahuan Frekwensi %
1. Baik 8 20,5
2. Cukup 17 43,6
3. Kurang 14 35,9
Jumlah 39 100

Dari 39 responden, 17 orang (43,6%) responden berpengetahuan


cukup, 14 orang (35,9%) responden berpengetahuan kurang dan hanya
8 orang (20,5%) responden berpengetahuan baik tentang osteoporosis
2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan
konsumsi makanan mengandung kalsium

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Konsumsi


Makanan Mengandung Kalsium

Konsumsi Makanan
No Frekwensi %
Mengandung Kalsium
1. Ya 19 48,7
2. Tidak 20 51,3
Jumlah 39 100

Dari 39 responden, sebagian besar (51,3%) responden yaitu 20 orang


tidak mengkonsumsi makanan mengandung kalsium dan hampir
setengah (48,7%) yaitu 19 orang ada mengkonsumsi makanan
mengandung kalsium
Hubungan pengetahuan tentang osteoporosis dengan
konsumsi makanan mengandung kalsium

Hubungan Pengetahuan tentang Osteoporosis denganKonsumsi


Makanan Mengandung Kalsium
Konsumsi makanan
mengandung kalsium Jumlah
Ya Tidak  
No Pengetahuan P
value
f % f % f %

1. Baik 8 100 0 0 8 20,5


2. Cukup 7 41,2 10 58,8 17 43,6
3 Kurang 4 28,6 10 71,4 14 35,9 0,004

Jumlah 19 48,7 20 51,3 39 100

Dari 8 responden yang berpengetahuan baik seluruhnya (100%)


mengkonsumsi makanan mengandung kalsium, sedangkan 17
responden yang berpengetahuan cukup sebagian besar (58,8%)
mengkonsumsi makanan mengandung kalsium serta 14 responden
yang berpengetahuan kurang sebagian besar (71,4%) tidak
mengkonsumsi makanan mengandung kalsium.
Hasil uji statistik terhadap hubungan pengetahuan tentang osteoporosis
dengan konsumsi makanan mengandung kalsium didapatkan p = 0,0042,
hasil ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (p value < 0,05)
antara pengetahuan wanita monopause tentang osteoporosisdengan
konsumsi makanan mengandung kalsium di Wilayah Kerja Puskesmas
Kampung Dalam tahun 2021.
Kesimpulan
1. Sangat sedikit (20,5%) yaitu 8 orang wanita menopause berpengetahuan baik
tentang osteoporosis di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Dalam tahun
2021;

2. Sebagian kecil (48,7%) yaitu 19 orang wanita menopause mengkonsumsi


makanan mengandung kalsium di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung
Dalam tahun 2021;

3. Terdapat hubungan yang bermakna (p = 0,004) antara pengetahuan wanita


menopause tentang osteoporosis dengan konsumsi makanan mengandung
kalsium di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Dalam tahun 2021;
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai