Anda di halaman 1dari 11

Ontologi, epistemologi, dan aksiologi

filsafat pendidikan Islam


Cahaya khaeroni,
Pertanyaan pengantar…
Apakah yang ingin kita ketahui?
Bagaimanakah cara kita memperoleh pengetahuan?
Dan apakah nilai pengetahuan itu bagi kita?
Apa itu benar? (berkaitan dg hubungan pengetahuan
dan realitas)
Apa itu valid? (berkaitan dengan penalaran yang
benar).

2 Cahaya Khaeroni 10/07/2021


Ontologi
Ontologi berasal dari bahasa Yunani,yaitu on yang
berarti, being, wujud, apa. Serta logos; yang berarti,
teori. Cabang filsafat yang membicarakan hakikat
(segala sesuatu), ini berupa pengetahuan tentang
hakikat segala sesuatu. Dalam mempelajari Yang Ada
dalam bentuknya yang abstrak studi tentang ontologi
selalu melontarkan pertanyaan seperti: “Apa itu Ada-
dalam-dirinya-sendiri?” “Apa hakekat Ada
sebagai Ada?”

3 Cahaya Khaeroni 10/07/2021


Lanjutan…
Dalam kajian filsafat pendidikan Islam, pembahasan
ontologi menelaah secara mendalam mengenai hakikat
pendidikan dan semua unsur yang berhubungan
dengan pendidikan.
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam ranah
ontologi filsafat pendidikan Islam, seperti:
Apakah hakekat pendidikan islam itu?
Tujuan apa yang hendak dicapai dari pendidikan Islam?
Bagaimana hakikat kurikulum pendidikan Islam?

4 Cahaya Khaeroni 10/07/2021


epistemologi
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani; episteme
yang berarti (knowledge, pengetahuan) dan logos yang
berarti teori. Epistemologi, membicarakan cara
memperoleh pengetahuan.
Secara lebih menyeluruh epistemologi bisa dipahami
sebagai “pemikiran tentang apa dan bagaimana sumber
pengetahuan manusia diperoleh; apakah dari akal
pikiran (rasionalisme), apakah dari pengalaman panca
indra (empirisme). Juga pemikiran tentang validitas
pengetahuan manusia, artinya sampai di mana
kebenaran pengetahuan manusia dikatakan
valid/absah.
5 Cahaya Khaeroni 10/07/2021
Beberapa persoalan dalam epistemologi:
Bagaimanakah manusia dapat mengetahui sesuatu?
Dari mana pengetahuan itu diperoleh?
Bagaimanakah validitas pengetahuan itu dapat dinilai?

6 Cahaya Khaeroni 10/07/2021


Lanjutan…
Sebagai contoh pertanyaan epistemologi: “apakah kita tahu sebuah
dunia yang independen atau hanya merupakan pengalaman kita?”
Jawaban dari pertanyaan tsb dapat melahirkan dua teori
pengetahuan tentang subjektivitas dan objektivitas pengetahuan.
Teori pengetahuan yang bersifat subjektivistik akan memberikan
jawaban “Tidak, kita tidak mungkin dapat mengetahui sebuah dunia
yang independen sebagai penyebab dari ide-ide kita. Kita tidak
mungkin dapat menemukan hal-hal yang ada di balik pengalaman
ide-ide kita, dan kita tidak dapat bercerita ttg pengalaman itu.
Sedangkan teori pengetahuan yang objektivistik memberikan
jawaban “Ya, kita dapat mengetahui sebuah dunia independen dari
suatu benda material (salah satu bentuk dari materialisme dan
realisme) atau dunia ide-ide yang transenden (idealisme platonik).

7 Cahaya Khaeroni 10/07/2021


Lanjutan…
Adapun, Epistemologi filsafat pendidikan Islam lebih
menekankan pada cara atau langkah-langkah untuk
mendapatkan pengetahuan pendidikan Islam.
Karena dikatakan sebagai sebuah kegiatan yang
menekankan pada proses dalam memperoleh
pengetahuan pendidikan islam. Tentu saja ini akan
memperluas jangkauan umat Islam untuk semakin
gigih mengkritisi serta mengkonstruk rumusan dan
metode-metode baru tentang konsep pendidikan Islam
secara lebih rigid berdasarkan AlQur’an dan hadits.

8 Cahaya Khaeroni 10/07/2021


Aksiologi
Aksiologi, axios (nilai atau sesuatu yang berharga),
logos (teori). Yaitu suatu pemikiran yang
membicarakan masalah nilai-nilai/kegunaan
pengetahuan. Jadi aksiologi adalah “Teori tentang
nilai”. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang
digunakan manusia untuk melakukan
pertimbangan ttng apa yg dinilai.
Dalam pengertian lain, aksiologi adalah suatu
upaya dalam menguji dan mengintegrasikan semua
nilai tsb ke dalam kehidupan manusia, menjaganya
serta membinanya dalam kepribadian manusia.
9 Cahaya Khaeroni 10/07/2021
Aksiologi filsafat pendidikan Islam
Dalam ranah filsafat pendidikan Islam, aksiologi berperan dalam
menjelaskan mengenai kriteria apa yg dianggap baik di dalam
tingkah laku manusia. Kriteria nilai yang dimaksud dalam
filsafat pendidikan Islam tentunya adalah nilai-nilai ketuhanan
yang bersumber dari Al qur’an dan hadits .
Dalam kajian filsafat pendidikan Islam, pendidikan bukan hanya
soal kemajuan kognitif/intelektualitas semata. Pendidikan juga
bertujuan untuk mengembangkan pribadi peserta didik agar
menjadi manusia yang utuh. Sehingga atas dasar itulah, kajian
filsafat pendidikan Islam menginternalisasikan nilai-nilai
(aksiologi) kedalam peserta didik, sehingga dapat menghindari
apa yang kemudian disebut split personality (keterbelahan
personalitas).

10 Cahaya Khaeroni 10/07/2021


Terima kasih…

11 Cahaya Khaeroni 10/07/2021

Anda mungkin juga menyukai