Anda di halaman 1dari 9

Pendahuluan

• Sanitasi pemukiman yang buruk akan akan berdampak pada penurunan kualitas lingkungan
masyarakat dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Faktor yang menyebabkan
terjadinya kondisi lingkungan yang buruk di masyarakat yaitu kurangnya pengetahuan dan
pemahaman terhadap sistem sanitasi. Kondisi sanitasi yang buruk dapat mengakibatkan
stunting pada anak (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat
Sanitasi, 2020).
• Menurut penelitian yang dilakukan oleh Aisah, Ngaisyah, dan Rahmuniyati tahun 2019 bahwa
sanitasi lingkungan dapat memengaruhi kejadian stunting pada balita di Desa Wukirsari
Kecamatan Cangkringan.
• Pemerintah memiliki program yaitu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Program ini
merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kejadian stunting. Menurut data Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, ketercapaian STBM di Indonesia pada tahun 2021 sudah
37,3%. Jumlah desa yang telah melaksanakan STBM sebanyak 30.174 desa dari total 80.930
desa yang ada di Indonesia.
STBM
2021

http://stbm.kemkes.go.id/
Pembahasan
• Sanitasi Lingkungan adalah kualitas kesehatan pada suatu lingkungan
yang meliputi perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air
bersih dengan tujuan membuat lingkungan yang sehat dan nyaman.
Upaya yang dilakukan adalah sarana pembuangan untuk kotoran
manusia, sarana pembuangan sampah, dan penyediaan air bersih.
• Penggunaan sarana sanitasi dan air yang tidak layak dapat
menyebabkan kejadian penyakit infeksi yang berulang kali sehingga
terjadi gangguan kecukupan gizi kronis untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan balita.
• Rumah tangga yang tidak memiliki akses jamban yang layak pada
balitanya beresiko menderita stunting karena sanitasi yang buruk
pada jamban dapat memicu kerusakan usus akibat paparan bakteri
yang dapat berakibat terganggunya penyerapan zat gizi makanan dan
akhirnya berdampak pada tumbuh kembang balita. syarat jamban
keluarga sehat adalah jarak lubang penampung kotoran sejauh 10-15
meter dari sumber air bersih, tidak tercemarnya sumber air bersih,
membersihkan jamban atau kamar mandi secara teratur minimal dua
kali sehari atau seminggu sekali, tidak berbau lalu tinja tidak bisa
dijamah oleh serangga maupun tikus, cukup luas dan miring kearah
lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah dan sekitarnya,
mudah dibersihkan dan aman digunakan serta dilengkapi dinding dan
atap pelindung
• Ibu yang menerapkan cuci tangan dengan sabun yang buruk akan
memberikan dampak kepada asupan gizi yang dikonsumsi oleh balita
karena jika balita mengonsumsi makanan dan mencuci tangan dengan
tidak benar dapat meningkatkan resiko terkena penyakit infeksi
seperti muntah-muntah dan diare, dan jika kondisi seperti ini
berlangsung lama akan berdampak buruk pada pertumbuhan balita.
• Ketersediaan air bersih seperti sumur gali yang airnya berasal dari
lapisan air tanah mudah terkontaminasi melalui rembesan. Pada anak
yang berasal dari keluarga dengan sumber air bersih yang tidak
memenuhi syarat mempunyai risiko menderita stunting 1,3 kali lebih
tinggi dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga dengan
sumber air yang memenuhi syarat. Syarat sarana air bersih adalah
apabila jarak antara sumber air bersih dengan septic tank, tempat
pembuangan sampah dan tempat pembuangan air limbah minimal
sejauh 11 meter. Pada sumur gali dan bor diberikan tembok kedap air
yang memiliki kedalaman 3 meter dari permukaan tanah dilengkapi
tutup dan bibir sumur dengan tinggi ±70 cm dan lantai dilapisi kedap
air dalam jarak 1 meter sekeliling atau dari bibir dan sumber air serta
harus memiliki kualitas fisik, biologi dan kimia yang telah memenuhi
syarat kesehatan.
Daftar Pustaka
• Aisah, Siti, Rr Dewi Ngaisyah, and Merita Eka Rahmuniyati. Personal Hygiene dan
Sanitasi Lingkungan Berhubungan dengan Kejadian Stunting di Desa Wukirsari
Kecamatan Cangkringan. Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu. Vol. 1. No. 2.
2019.
• http://plpbm.pu.go.id/v2/posts/Sanitasi-Buruk-Menjadi-Sumber-Penyebaran-Penyakit
• http://stbm.kemkes.go.id/
• Soekidjo, N. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta,
2003.
• Zairinayati, Rio Purnama. “Hubungan Hygiene Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian
Stunting Pada Balita.” Jurnal Kesehatan Volume 10,(Program Studi DIII Kesehatan
Lingkungan, STIKES Muhammadiyah Palembang). 2019.
• Syamsuddin, S., Anisah, U. Analisis Pendekatan Sanitasi dalam Menangani Stunting.
Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol. 20 No.2
2020. (2020)
Daftar Pustaka
• Ramdaniati, Siti Nur, and Dian Nastiti. Hubungan Karakteristik Balita,
Pengetahuan Ibu Dan Sanitasi Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita Di
Kecamantan Labuan Kabupaten Pandeglang. HEARTY Jurnal Kesehatan
Masyarakat 7(2): 47–54. 2019. http://ejournal.uika
bogor.ac.id/index.php/Hearty/article/view/2877.
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Perilaku Mencuci Tangan
Pakai Sabun di Indonesia. (2014). [Internet] Diakses 2 Oktober 2021
www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
ctps.pdf
• Syamsuddin, S. Kesehatan Lingkungan Teori dan Aplikasi. Penerbit: Buku
Kedokteran EGC. 2019.

Anda mungkin juga menyukai