Anda di halaman 1dari 30

Prof. Dr. Agus Sardjono, SH.

,MH

u p
g k
L i n
may be a Partnership Firm

Agent for payment or


y me nt transfer of goods
r or pa
sfe
Tran

Sales of goods or services


Mutual rights & obligations

me nt
ay
Agent for payment or r orp
s fe
transfer of goods Tran

may be a Limited Company


Persetujuan antara dua orang atau lebih yang saling mengikatkan diri
untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu, yang
pelaksanaannya dapat dipaksakan berdasarkan kekuatan undang-
undang (hukum).

Offer Offer
Acceptance Acceptance
1. Pelaku memiliki wewenang menurut hukum (legal capacity):
a. Usia dewasa
b. Tidak di bawah kurator
c. Otoritas berdasarkan undang-undang
2. Ada persetujuan berdasarkan kehendak bebas:
a. Tidak ada unsur paksaan
b. Tidak ada unsur penipuan
c. Tidak ada unsur kekhilafan
3. Ada hal tertentu yang diperjanjikan:
a. Objek perjanjian dapat ditentukan
b. Objek merupakan sesuatu yang dapat diperdagangkan
4. Perjanjian itu tidak bertentangan dengan:
a. Undang-undang
b. Kesusilaan
c. Ketertiban umum
1. Tidak dipersyaratkan bentuk tertentu (tidak
harus tertulis)  konsensual / informal contract
2. Para pihak dapat mengatur sendiri hal-hal yang
diperjanjikan  kebebasan berkontrak / freedom
to contract
3. Perjanjian hanya mengikat yang membuatnya 
persoonlijk  persoonlijkrecht
1. Berdasarkan bentuk:  tertulis / tidak
tertulis (formal contract & informal
contract)
2. Berdasarkan para pihaknya: 
bilateral / unilateral contract
3. Berdasarkan isinya:  expressed /
implied contract
UU No. 40 Tahun 2007
LN.2007-106
TLN. 4756
 Pengertian
 Prosedur Pendirian
 Modal & Saham
 RUPS
 Direksi & Dewan Komisaris
 Rencana Kerja, Laporan Tahunan & Penggunaan Laba
 Merger, Konsolidasi, Akuisisi
 Pemeriksaan Perseroan
 Pembubaran, Likuidasi, dan berakhirnya PT sebagai badan
hukum
◦ Badan hukum
◦ Persekutuan Modal
◦ Didirikan berdasarkan perjanjian
◦ Modal seluruhnya terbagi dalam
saham
◦ Memenuhi syarat UU & peraturan
pelaksanaannya
 Perjanjianpendirian PT dituangkan ke
dalam Akta Notaris berbahasa Indonesia
 Pendiri wajib mengambil bagian saham

 Akta Pendirian memuat AD

 Permohonan pengesahan dalam jangka

waktu 60 hr setelah tanggal akta (online


system)  diikuti dengan kelengkapan
dokumen fisik dalam jangka waktu 30 hari)
 Pengesahan Menteri  memperoleh status
Badan Hukum [7:4]
 Data Perseroan  Daftar Perseroan [29:3]
 Pengumuman oleh Menteri [30:1]
 Syarat materiil  muatan AD [15]
 Perbuatan hukum proses pendirian

◦ Sebelum pengesahan  menjadi perikatan PT jika


RUPS Pertama secara tegas menerima & mengambil
alih, atau semua pendiri menyetujui secara tertulis
jika tidak? Menjadi tanggung jawab pribadi pelaku [13]
◦ Perbuatan hukum sebelum pengesahan hanya dapat
dilakukan oleh Direksi bersama-sama pendiri &
Komisaris  tanggung jawab secara tanggung
renteng [14]
◦ Perubahan AD oleh RUPS [19]  pengesahan
Menteri [21:1] atau cukup pemberitahuan [21:3]
 Modal Dasar minimal 50 juta rp [32:1]
 Ditempatkan & disetor 25% [33:1]
 Penyetoran non uang?  dinilai oleh appraisal
independen [34:2]
 Penambahan modal dasar  persetujuan Menteri,
sedangkan utk modal ditempatkan  cukup
pemberitahuan [42:2]
 Pengurangan modal  Direksi wajib memberitahu
para kreditur melalui pengumuman di koran [44:2]
 Pengurangan modal  persetujuan Menteri [46:1]
 Pengurangan modal ditempatkan 
penarikan/pembelian kembali atau pengurangan
nilai nominal [47:1]
 Saham dikeluarkan atas nama pemiliknya [48:1]
 Nilai saham dalam mata uang rupiah [49:1]
 Saham tanpa nilai nominal tidak dapat dikeluarkan
[49:2], kecuali dalam konteks Pasar Modal 
dimungkinkan [49:3]
 Persyaratan kepemilikan diatur di dalam AD
 Direksi mencatat saham dalam Daftar Pemegang
Saham [50:1]
 Saham Direksi & Komisaris serta keluarganya dicatat
dalam daftar khusus [50:2]
 AD memuat cara pemindahan hak atas
saham [55]
 Pemindahan hak atas saham dilakukan
dengan Akta pemindahan hak [56:1]
 Pemindahan hak atas saham dicatat di dalam
Daftar Pemegang Saham [56:3]
 Preemptive right ada pada pemegang saham
lain [57:1]
 Hak untuk dibeli sahamnya dengan harga
yang wajar [62]
◦ Harus memenuhi syarat:
 Dirugikan karena perubahan AD [62:1]
 Tidak menyetujui pengalihan atau penjaminan > 50%
asset PT  tapi kalah dalam RUPS [62:1.b]
 Tidak menyetujui MKA, tapi kalah [62: 1.c]
Rencana Kerja, Laporan Tahunan & Penggunaan Laba

Direksi berkewajiban menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT), yang


juga memuat Anggaran Tahunan untuk tahun berikutnya (63-65)

Direksi wajib menyusun Laporan Tahunan sebagai bentuk


pertanggung jawaban Direksi dalam mengurus PT:  Laporan
Kinerja, dan Neraca Laba/Rugi (66-69)

Laporan harus diaudit oleh Akuntan Publik bila PT memenuhi kriteria


Ps. 68 ayat (1)

Direksi & Komisaris bertanggung jawab secara pribadi jika Laporan


Tahunan tidak benar / menyesatkan (69:3)
 PT wajib menyisihkan dana cadangan dari laba bersih yang
diperoleh  s/d maksimum 20% dari modal ditempatkan
 Tujuannya untuk menutup kerugian tahun berikut
 Penggunaan laba bersih ditentukan oleh RUPS  dibagi dalam
bentuk dividen, jika saldo laba “positif”.
 Dimungkinkan pembagian laba interim (sebelum tahun buku
berakhir) dengan kewajiban mengembalikannya kepada kas PT jika
ternyata PT rugi dalam tahun buku ybs
 Dividen interim dimungkinkan jika tidak mengganggu cash flow
perusahaan dalam hubungannya dengan kewajiban thd pihak
ketiga
 PT dengan bidang usaha terkait dengan
sumber daya alam wajib melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
 CSR harus dianggarkan (dengan demikian
masuk dalam RKT) dalam Anggaran
perusahaan sebagai salah satu bentuk biaya
 RUPS memiliki kewenangan yg tidak diserahkan kepada Direksi &
Komisaris
 Dimungkinkan RUPS via teleconference  asalkan semua peserta
dapat saling mendengar, melihat secara langsung dan
berpartisipasi dalam rapat
 RUPS = RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa
 RUPS Tahunan wajib diselenggarakan dalam kurun waktu 6 bulan
pasca tutup tahun buku.
 RUPS Luar Biasa dapat diselenggarakan setiap saat berdasarkan
adanya kebutuhan untuk kepentingan PT
 Penyelenggara RUPS adalah Direksi, kecuali dalam hal-hal yg
ditentukan oleh UU
 Setiap saham memiliki satu hak suara, kecuali ditentukan lain
dalam AD (84:1)
 Saham-saham tertentu tidak memiliki hak suara (84:2)
 RUPS sah jika memenuhi quorum yang ditentukan oleh AD dan
UUPT
 Putusan RUPS diambil berdasarkan prinsip musyawarah utk
mufakat
 Jika musyawarah tidak mencapai mufakat, putusan RUPS
diambil berdasarkan voting
 RUPS dituangkan dalam Risalah Rapat
 Pemegang saham dapat mengambil keputusan diluar rapat
dengan syarat semua pemegang saham menyetujui secara
tertulis usulan yang diajukan untuk diputuskan
Direksi menjalankan pengurusan untuk kepentingan PT, sesuai
dengan maksud dan tujuan PT ybs [92:1]
Anggota Direksi diangkat oleh RUPS [94:1] dengan persyaratan
sebagaimana diatur dalam ps. 93:1
Anggota Direksi dapat dituntut oleh pemegang saham (minimal 10%)
dengan alasan karena kesalahan atau kelalaiannya merugikan PT
(derivative action by shareholders) [97:6]
Wewenang Direksi: (a) mengelola [92:1] (manage), (b) membuat
pembukuan ttg kekayaan PT [100:1&2], (c) mewakili PT melakukan
perbuatan hukum [98:1]
Dalam hal tertentu, wewenang Direksi dibatasi [102:1]
Direksi dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh RUPS karena alasan
tertentu [105:1]
Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan dan
pengurusan PT, serta memberi nasihat kepada Direksi
Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS [111:1] dengan
persyaratan sebagaimana diatur dalam ps. 110:1
Anggota Dewan Komisaris dapat dituntut oleh pemegang
saham (minimal 10%) dengan alasan karena kesalahan atau
kelalaiannya merugikan PT ybs [114:6] (derivative action by
shareholders)
Dalam keadaan khusus yg disebutkan dalam AD, Dewan
Komisaris dapat menjalankan pengurusan PT [118:1]
•Agency is a relationship between two persons, by agreement or
otherwise, where one (the agent) may act on behalf of the other
(the principal) and bind the principal by words and actions.
•Relation in which one person acts for or represents another by
latter’s authority, either in the relationship of principal and agent,
master and servant, or employer or proprietor and independent
contractor.
•Relation created by express of implied contract or by law, whereby
one party delegates the transaction of some lawful business with
more or less discretionary power to another, who undertakes to
manage the affair and render to him an account thereof.
Agency is the fiduciary relation which result from the manifestation
of consent by one person to another that the other shall act on
behalf and subject to his control, and consent by the other so to act.
Lastgeving/penyuruhan/pembebanan/
pemberian kuasa/pelayanan jasa
Buku III Bab 16 BW Pasal 1601 BW  UU Terkait

Pemberian kuasa (lastgeving) adalah persetujuan dengan mana


seseorang memberikan kekuasaan kepada orang lain (yang
menerimanya) untuk untuk atas namanya menyelenggarakan
suatu urusan
Variasi
klausula
1. Pemberian Kuasa (dalam arti luas)
2. Agen (dalam arti sempit)
3. Makelaar
4. Komisioner
5. Kasir (sekarang perbankan)
6. Ekspeditur (EMKL, EMKU, DHL, dll)
7. Pengangkut (Angkutan Laut/ Darat/Udara)
8. Perwakilan (Perwakilan Dagang)
9. Jenis-jenis lainnya (distributor/dealer, dsb)
Perjanjian keagenan adalah perjanjian antara prinsipal
dan agen di mana prinsipal memberikan amanat kepada
agen untuk dan atas nama prinsipal menjualkan barang
dan atau jasa yang dimiliki atau dikuasai oleh prinsipal
Departemen Perdagangan RI, Himpunan Peraturan Keagenan dan
Distributor, (Jakarta: Direktorat Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan,
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, 2006).

Seorang agen hanyalah “penyambung lidah” produsen. Ia tidak


menanggung risiko atas hubungan hukum antara produsen dengan pihak
ketiga, dengan siapa seorang agen menutup perjanjian atas nama
produsen.

Anda mungkin juga menyukai