Perkembangan Ilmu
Kelompok 1:
Aisyatir Rodiyah Bahtiar (216090101111009)
Elan Herlina (216090100111003)
Fatmawati Agustina (216090101111010)
Fikriya Novita Sari (216090101111003)
Ichda Arini Dinana (2146000149)
Iva Himmatul Aliyah (216090101111008)
Rahmat Grahadi(216090100111002)
Sefihara Paramitha Sakti (216090101111004)
Wahyu Satria Eginarta (216090101111002)
Chyntia Silvi Yanti Hasan(2146000025)
Zaman Filsafat Yunani
Zaman Filsafat Yunani
Presocratic philosopher (Zaman filsuf Yunani sebelum Sokrates)
Zaman ini berkisar antara tahun 600-400 SM. Filsuf pada zaman ini memiliki pemikiran yang
sama yaitu berfikir darimana jagat raya ini terbentuk. Semua filsuf pada zaman ini sepakat bahwa
pasti ada asal muasal dari jagat raya ini. Kesepakatan ini menimbulkan pemikiran-pemikiran
tentang siapa atau apa dibalik jagat raya ini.
● Thales (640-546 SM)
Memiliki pemikiran bahwa substansi tunggal dari jagat raya ini berasal dari air, hal ini
dikarenakan air dia mengamati bahwa dunia ini mengambang diatas air. Bukti statemen yang
diungkapkannya adalah “Semua adalah air, dan dunia ini penuh dengan dewa”. Oleh karena itu, dia
dinobatkan sebagai filsuf pertama karena statemennya berasal dari pengamatan bukan dari
mitologi (transition from mythos to logos).
● Anaximander (611-547 SM)
Memiliki pemikiran bahwa dunia terdiri dari persaingan antara dua hal yang berkebalikan
seperti panas dan dingin, basah dan kering. Karena air dapat mematikan api, maka dia
menyimpulkan bahwa asal api bukanlah dari air sehingga dia menyimpulkan bahwa substansi
utama jagat raya adalah infinite atau indefinite
● Anaximenes (585-528 SM)
Berfikir bahwa udara merupakan substansi dasar. Dengan proses natural,
seperti kondensasi dan rarefaksi, semua hal akan terbentuk dari udara.
● Pythagoras (582-507 SM)
Menyatakan bahwa semua hal adalah angka. Makna dari pernyataan Pythagoras
tersebut adalah jagat raya dapat dipahami menggunakan angka.
● Heraclitus (535-475 SM)
Mengusulkan elemen dasar baru yaitu api. Sebenarnya Heraclitus tidak
menyangkal pendapat Thales dan Anaximander tentang elemen dasar. Heraclitus
memiliki pemikiran bahwa semua di dunia ini akan berubah, sebagaimana api.
Sehingga dia menyimpulkan bahwa api merupakan substansi awal dari jagat raya.
● Parmenides (Abad ke 5 SM)
Parmenides memiliki pemikiran revolusioner dari filsuf-filsuf sebelumnya.
Metode pemikiran dari Parmenides berasal dari logika dan rasional murni. Dia
menyatakan bahwa sesuatu yang tercipta sebagai satu hal mustahil akan berubah
menjadi sesuatu hal lain yang tidak ditakdirkan tercipta. “Something cannot come
from nothing or turn into nothing if nothing cannot exist at all”
● Zeno (489-430 SM)
Merupakan murid dari Parmenides yang sangat mendukung teori gurunya tentang
realitas merupakan satu dan tidak berubah.
● Empedocles (495-435 SM)
Menurutnya, realitas sudah permanen dan tidak dapat berubah. Namun
empedocles menyatakan bahwa pengalaman dari suatu objek dapat berubah namun
elemen dasar dari objek tersebut lah yang tidak berubah.
● Anaxagoras (500-428 SM)
Membuat batasan antara substansi dan pikiran. Dia menyatakan bahwa semua
yang membuat objek bergerak adalah nous (pikirian)
● Lucippus (±430 SM) dan Democrituss (460-370 SM)
Kedua filsuf ini dikenal dengan “Atomist” karena sama-sama menyatakan bahwa
semua hal di jagat raya ini terdiri dari atom yang kecil, tidak dapat dipersepsikan, tidak
bisa dihancurkan, tidak bisa dilihat, kekal, dan tidak diciptakan. Menurut mereka
perubahan yang ada terjadi akibat pergerakan konstan dari atom-atom tersebut
The Sophist
Dalam segi rasionalisme dan naturalisme filsuf sophist ini sama dengan filsuf generasi
pendahulunya. Namun terdapat elemen baru yaitu pragmatisme yang membedakan antara
spekulasi metafisika dari fisuf pendahulunya
● Protagoras (490-422 SM)
Filsuf yang mencetuskan relativisme dengan kata-katanya “Manusia adalah pengukur
suatu hal”.
● Gorgias (483-375 SM)
Seorang filsuf yang skeptis yang menyatakan “1. Terdapat ketidakadaan, 2. Jika terdapat
suatu hal, tidak ada yang mengetahuinya, 3. Dan jika seseorang mengetahuinya, mereka tidak
dapat berkomunikasi dengannya” Pernyataan tersebut juga mecetuskan paham baru yaitu
nihilisme atau ketidakadaan.
● Thrasymachus (± 450 SM)
Berfikir bahwa jika tidak ada kebenaran maka konsekuensinya perdebatan tentang
moralitas tidak ada gunanya.
● Callicles (± 435 SM)
Berpandangan bahwa moralitas tradisional hanyalah siasat orang-orang lemah untuk
mendapatkan kekuasaan. Sehingga orang-orang yang memperjuangkan moralitas sebenarnya
bukan memperjuangkan keadilan, melainkan memperjuangkan untuk mendapatkan kekuasaan.
Pikiran pokok Socrates, Plato, dan Aristoteles
● Sokrates lahir di Athena pada tahun 470 SM dan meninggal pada tahun 399
SM
● Ajaran filosofisnya tidak pernah dituliskannya, melainkan dilakukannya
dengan perbuatan, praktik dalam kehidupan.
● Cara socrates mendapatkan banyak pengikut menggunakan gaya pertanyaan
filosofisnya. Dengan menghabiskan hidupnya untuk mengintrogasi opini dan
kepercayaan oarng orang di alun alun umum athena.
● Cara yang dilakukan Sokrates adalah untuk membantah ajaran kaum Sofis
yang mengatakan bahwa ‘kebenaran yang sebenarnya tidak akan tercapai’.
Oleh karena itu, tiap-tiap pendirian dapat dibenarkan dengan jalan ‘retorika’.
Apabila orang banyak sudah setuju, maka dianggap sudah benar. Dengan
cara begitu pengetahuan menjadi dangkal. Cara inilah yang ditentang
Sokrates.
● Menurut Sokrates, manusia itu pada dasarnya baik. Seperti dengan segala
benda yang ada itu ada tujuannya, begitu juga dengan hidup manusia.
Keadaan dan tujuan manusia adalah kebaikan sifatnya dan kebaikan budinya
Pikiran pokok Socrates, Plato, dan Aristoteles
● Plato dilahirkan di Athena pada tahun 427 SM., dan meninggal pada tahun 347 SM pada
usia 80 tahun. Ia berasal dari keluarga aristokrasi yang secara turun temurun memegang
peranan penting dalam politik Athena.
● Sejak usia 20 tahun, Plato mengikuti pelajaran Sokrates dan pengaruhnya demikian kuat,
sehingga menjadi muridnya yang setia. Plato pergi dari Athena pada awalnya ia pergi ke
beberapa tempat untuk mengajarkan filsafatnya. Plato mendirikan akademia untuk
memgajarkan ide ide socrates kepada para pemuda dan dia juga menulis dialog (The
republic).
● Bagi Plato ada perbedaan pendekatan filosofis dari Socrates dan kaum sofis. Sementara kaum sofis
menggunakan retorika berkembang untuk menarik emosi untuk memenangkan perdebatan .
● Pemikiran etika Plato, sama dengan Sokrates, juga bersifat intelektual dan rasional. Dasar ajarannya adalah
mencapai budi baik. Budi adalah tahu, oleh karena itu, orang yang berpengetahuan dengan sendirinya
berbudi baik. Sebab itu, sempurnakanlah pengetahuan dengan pengertian
Pikiran pokok Socrates, Plato, dan Aristoteles
● Aristoteles lahir di Stageria di Semenanjung Kalkidike, Trasia (Balkan) pada tahun 384
SM., dan meninggal di Kalkis pada tahun 322 SM.
● Aristoteles terkenal sebagai ‘bapak’ logika. Logika tidak lain dari berpikir secara teratur
menurut urutan yang tepat atau berdasarkan hubungan sebab dan akibat. Ia sendiri
memberi nama model berpikirnya tersebut dengan nama ‘analytica’, tetapi kemudian
lebih populer dengan dengan sebutan ‘logika’.
● Intisari dari ajaran logikanya adalah silogistik, atau dapat juga digunakan kata ‘natijah’
daalam bahasa Arab. Silogistik maksudnya adalah ‘uraian berkunci’, yaitu menarik
kesimpulan dari pernyataan yang umum atas hal yang khusus, yang tersendiri.
● Aristoteles membagi logika dalam tiga bagian, yaitu mempertimbangkan, menarik
kesimpulan, dan membuktikan atau menerangkan. Suatu pertimbangana itu ‘benar’,
apabila isi pertimbangan itu sepadan dengan keadaan yang nyata.
Metode Ilmiah: Induksi dan Deduksi
Metode ilmiah merupakan kumpulan teknik untuk menyelidiki fenomena,
memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan mengintegrasikan
pengetahuan sebelumnya.
Dogma
Kristen
Dalam paham kristiani dogma berarti kepercayaan terhadap wahyu
ilahi dan diinterpretasikan dari sudut pandang Gereja. Istilah ini
berasal dari hukum filsafat Yunani, yang berarti dekrit atau perintah,
dan kemudian digunakan dalam teologi Kristen awal.
Periodisasi Dogma
Chapman, 2017; Baur,2014
Menentukan Kriteria
Pengujian
Menghitung Nilai
Membuat Kesimpulan
Statistik Uji
Reference
● Chapman, M. D. (2017). History of Christian Dogma. By Ferdinand Christian Baur. Edited by
Peter C. Hodgson. The Journal of Theological Studies, 68(1), 433–435. doi:10.1093/jts/flx013
● Evans, J. 2020. Aristarchus of Samos. Encyclopaedia Britannica.
https://www.britannica.com/biography/Aristarchus-of-Samos. Diakses tanggal 30 Agustus 2021.
● Papathomas, T. V. 2005. Celestial illusions and ancient astronomers – Aristarchus and
Eratosthenes. Proc. SPIE 5666, Human Vision and Electronic Imaging X, (18 March 2005); doi:
10.1117/12.602891.
● Rajkumari Ajita. “Galen and his Contribution to Anatomy: A Review”. Journal of Evolution of
Medical and Dental Sciences 2015; Vol. 4, Issue 26, March 30; Page: 4509-4516, DOI:
10.14260/jemds/2015/651
● Magill, F. N. (2003). Dictionary of World Biography. Britania Raya: Fitzroy Dearborn Publishers.
● Jones, B. (2020). Dictionary of World Biography: Seventh edition. Australia: ANU Press.