Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN KARAKTER

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7:

ARISYAAYU SEPTIANTI P3.73.20.1.16.056


DHIAFA NUR SABRINA P3.73.20.1.16.062
NABILAANDAHMUSIA P3.73.20.1.16.078
NOVITA HANDAYANI P3.73.20.1.16.083
RASILLIA DWI PUTRI WAHYUNINGTYAS P3.73.20.1.16.089
REZZAAZZAHRA P3.73.20.1.16.090
SITI NURJANAH P3.73.20.1.16.094
WANDAAISAH DWI PUTRI P3.73.20.1.16.100
 
 
  1 REGULER B
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III TAHUN
AJARAN 2016-2017

 
A. Tujuan Bimbingan Konseling

untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahapan
perkembangan dan predisposisi yang dimiliki. ( seperti kemampuan dasar) berbagai latar
belakang yang ada seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi, serta
sesuai dengan tuntunan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini, bimbingan konseling
membbantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki
berbagai wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan penyesuaian dan keterampilan yang tepat
berkenan dengan diri sendiri dan lingkungan.
B. Nilai yang dikembangkan dalam
bimbingan konseling
Nilai yang dikembangkan dalam bimbingan konseling, yaitu nilai-nilai karakter. Menurut Syamsu Yusuf
L.N.,2010 diantaranya yaitu:
1) Kesatuan 6) kebebasan
2) Kedamaian 7) kejujuran
3) Penghargaan 8) kerendahan hati
4) Cinta 9) toleransi
5) Kebahagiaan 10) tanggung jawab
6) Kebebasan 11) ceria
Lanjutan...
Nilai yang harus dikembangkan nilai-nilai karakter menurut agama islam diantaranya yaitu:
1) Rendah hati 13) mengutamakan orang lain
2) Sabar 14) memuliakan tamu
3) Khusuk 15) menjaga kehormatan
4) Berkata tegas dan benar 16) menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan
5) Berdamai 17) berpaling dari perbuatan sia-sia
6) Jujur 18) sederhana dalam berbicara dan berjalan
7) Ucapan yang baik 19) tenang
8) Senyum dan muka berseri 20) seimbang dalam segala sesuatu
9) Istiqomah 21) mensyukuri nikmat
10) Lapang dada 22) menahan amarah
11) Pemaaf 23) berlaku adil
12) Kasih sayang 24) menaati janji
C. Landasan Teoritik
landasan dalam bimbingan dan konseling pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan landasan-
landasan yang biasa diterapkan dalam pendidikan, seperti landasan dalam pengembangan kurikulum,
landasan pendidikan non formal atau pun landasan pendidikan secara umum.
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan faktor-faktor yang harus
diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku pelaksana utama dalam
mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak
dan kokoh tentu membutuhkan fundasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak
memiliki fundasi yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan ambruk. Demikian
pula, dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari oleh fundasi atau landasan yang
kokoh akan mengakibatkan kehancuran terhadap layanan bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang
menjadi taruhannya adalah individu yang dilayaninya (klien).
Lanjutan...
Secara teoritik, berdasarkan hasil studi dari beberapa sumber, secara umum terdapat empat aspek pokok yang
mendasari pengembangan layanan bimbingan dan konseling, yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan
sosial-budaya, dan landasan ilmu pengetahuan (ilmiah) dan teknologi. Selanjutnya, di bawah ini akan dideskripsikan
dari masing-masing landasan bimbingan dan konseling tersebut :
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor
dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis,
etis maupun estetis.
2. Landasan Psikologis
Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor tentang perilaku
individu yang menjadi sasaran layanan (klien).
Lanjutan...

3. Landasan Sosial-Budaya
Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang dimensi
kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu.
4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang
menyangkut teori maupun prakteknya.
D. Deskripsi Model
a) Model Bimbingan Konseling
Model-model bimbingan konseling bermula dari gerakan bimbingan konseling di Amerika yang dikembangkan
di sejumlah kerangka pikir yang menjadi pedoman dan pegangan dalam pelayanan di sekolah-sekolah.

1. Model Parsonian
Upaya ini menjodohkan karakteristik yang meliputi, kemampuan, minat, dan tempramen individu dengan sayrat-
syarat yang dituntun suatu pekerjaan. Maksudnya, ketika individu bekerja pada pekerjaan yang sesuai dengan
karakteristiknya, maka ia akan menguntungkan dirinya dan juga masyarakat atau tempat ia bekerja.
Lanjutan...
2. Model Bimbingan dan Konseling Identik dengan Pendidikan
Melalui buku Education as Guidance, Brewer mengemukakan bahwa konsep
bimbingan identik dengan pendidikan. Istilah bimbingan dan pendidikan sering
digunakan secara bergantian oleh Brewer.

3. Model Bimbingan Kontemporer


a. Bimbingan sebagai Konstelasi Layanan
Kenneth B. Hoyt mengemukakan bahwa program bimbingan bukan hanya tanggung
jawab konselor, tetapi merupakan tanggung jawab dari komponen sekolah, ini berarti konselor tidak bekerja
sendiri.
Lanjutan...
b. Bimbingan Perkembangan
Pada model ini, bimbingan dan konseling dipandang sebagai suatu proses perkembangannya agar dapat tumbuh
secara optimal.
c. Bimbingan sebagai Ilmu Pengetahuan tentang Kegiatan yang Bertujuan
bimbingan sebagai kegiatan professional yang menggunakan suatu ilmu pengetahuan tentang kegiatan bertujuan
dalam struktur pendidikan yang spesifik.
d. Bimbingan sebagai Rekonstruksi Sosial
Tugas utama bimbingan adalah membantu mengembangkan potensi inividu dan menemukan cara-cara
mengekspesikan diri individu itu sesuai dengan norma yang ada.
e. Bimbingan sebagai Pengembangan Pribadi
Model ini merupakan tahap awal dalam membangun kerangka kerja konseling di sekolah.
E. Prosedur atau Materi Pelaksanaan
• 1. Identifikasi Kasus
Identifikasi kasus merupakan upaya untuk menemukan peserta didik yang diduga memerlukan bimbingan dan
konseling. Robinson (dalam Abin Syamsuddin Makmun, 2003) memberikan beberapa pendekatan yang dapat
dilakukan untuk mendeteksi peserta didik yang diduga membutuhkan layanan bimbingan dan konseling, yaitu:
1) Call them approach.
2) Mantain good realitionship.
3) Developing a desire for counseling.
4) Melakukan analisis terhadap hasil belajar peserta didik.
5) Melalukan analisis sosiometris.
Lanjutan...
2. Identifikasi Masalah
Merupakan lanjutan setelah identifikasi kasus yang ditemukan serta merupakan upaya
untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan atau masalah yang dihadapi peserta didik.
Dalam konteks proses belajar mengajar, masalah peserta didik dapat berkenaan dengan
aspek subtansial-material, struktural-fungsional, behavioral, dan personality.
3. Melakukan Diagnosis
Dalam konteks proses belajar mengajar, faktor-faktor penyebab kegagalan belajar
peserta didik, bisa dilihat dari segi input, proses, ataupun output belajarnya. Dalam
melakukan diagnosis, pembimbing atau konselor harus berhati-hati ketika menyimpulkan
temuan masalah yang diketahui, karena kesalahan mengdiagnosis permasalahan akan
berakibat fataldalam memberikan layanan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu,
diperlukan kerjasama antarseluruh komponen terkait sehingga diagnosis akan menjadi tepat.
Lanjutan...
4. Remedial dan Alih Tangan Kasus
Jika jenis dan sifat serta sumber permasalahannya masih berjaitan dengan sistem pembelajaran dan masih
berada dalam kesanggupan dan kemampuan guru atau konselor, pemberian bantuan bimbingan dapat dilakukan oleh
guru maupun guru bimbingan itu sendiri. Namun, jika permasalahannya menyangkut aspek-aspek kepibadian yang
lebih mendalam dan lebih meluas maka selayaknya tugas guru pembimbing hanya sebatas membuat rekomendasi
kepada ahli yang lebih kompeten atau dengan kata lain memberikan reveral kepada ahlinya.

5. Evaluasi dan Follow Up


• Tahap ini merupakan langkah terakhir dalam prosedur pelaksanaan bimbingan dan koseling. Depdiknas telah
memberiksn kriteria-kriteria keberhasilan layanan bimbingan dan konseling, yaitu:
a) Berkembangnya pemahaman baru yang diperoleh peserta didik berkaitan dengan masalah yang dibahas.
b) Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui layanan
c) Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peserta didik sesudah pelaksanaan layanan dalam rangka
mewujudkan upaya lebih lanjut guna pengentasan masalah yang dialaminya.
F. Langkah-langkah Bimbingan Konseling
1) Langkah identifikasi kasus
Langkah ini dimaksudkan untuk mengenal kasus beserta gejala-gejala yang nampak.
2) Langkah diagnosa
Langkah diagnosa yaitu langkah untuk menetapkan masalah yang dihadapi kasus beserta latar belakangnya.
3) Langkah prognosa
Langkah prognosa yaitu langkah untuk menetapkan jenis bantuan atau terapi apa yang dilaksanakan untuk
membimbing kasus, aspek-aspek kepibadian yang lebih mendalam dan lebih meluas.
4) Langkah terapi
Langkah terapi yaitu langkah pelaksanaan bantuan atau bimbingan. Langkah ini merupakan pelaksanaan apa-apa
yang telah ditetapkan dalam prognosa
5) Langkah evaluasi dan follow-up
Langkah ini dimaksudkan untuk menilai dan mengetahui sampai sejauh manakah langkah terapi yang telah
dilakukan telah mencapai hasilnya
Thank’s For Attention

Anda mungkin juga menyukai