A. Tujuan Bimbingan Konseling
untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahapan
perkembangan dan predisposisi yang dimiliki. ( seperti kemampuan dasar) berbagai latar
belakang yang ada seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi, serta
sesuai dengan tuntunan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini, bimbingan konseling
membbantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki
berbagai wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan penyesuaian dan keterampilan yang tepat
berkenan dengan diri sendiri dan lingkungan.
B. Nilai yang dikembangkan dalam
bimbingan konseling
Nilai yang dikembangkan dalam bimbingan konseling, yaitu nilai-nilai karakter. Menurut Syamsu Yusuf
L.N.,2010 diantaranya yaitu:
1) Kesatuan 6) kebebasan
2) Kedamaian 7) kejujuran
3) Penghargaan 8) kerendahan hati
4) Cinta 9) toleransi
5) Kebahagiaan 10) tanggung jawab
6) Kebebasan 11) ceria
Lanjutan...
Nilai yang harus dikembangkan nilai-nilai karakter menurut agama islam diantaranya yaitu:
1) Rendah hati 13) mengutamakan orang lain
2) Sabar 14) memuliakan tamu
3) Khusuk 15) menjaga kehormatan
4) Berkata tegas dan benar 16) menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan
5) Berdamai 17) berpaling dari perbuatan sia-sia
6) Jujur 18) sederhana dalam berbicara dan berjalan
7) Ucapan yang baik 19) tenang
8) Senyum dan muka berseri 20) seimbang dalam segala sesuatu
9) Istiqomah 21) mensyukuri nikmat
10) Lapang dada 22) menahan amarah
11) Pemaaf 23) berlaku adil
12) Kasih sayang 24) menaati janji
C. Landasan Teoritik
landasan dalam bimbingan dan konseling pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan landasan-
landasan yang biasa diterapkan dalam pendidikan, seperti landasan dalam pengembangan kurikulum,
landasan pendidikan non formal atau pun landasan pendidikan secara umum.
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan faktor-faktor yang harus
diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku pelaksana utama dalam
mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak
dan kokoh tentu membutuhkan fundasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak
memiliki fundasi yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan ambruk. Demikian
pula, dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari oleh fundasi atau landasan yang
kokoh akan mengakibatkan kehancuran terhadap layanan bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang
menjadi taruhannya adalah individu yang dilayaninya (klien).
Lanjutan...
Secara teoritik, berdasarkan hasil studi dari beberapa sumber, secara umum terdapat empat aspek pokok yang
mendasari pengembangan layanan bimbingan dan konseling, yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan
sosial-budaya, dan landasan ilmu pengetahuan (ilmiah) dan teknologi. Selanjutnya, di bawah ini akan dideskripsikan
dari masing-masing landasan bimbingan dan konseling tersebut :
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor
dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis,
etis maupun estetis.
2. Landasan Psikologis
Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor tentang perilaku
individu yang menjadi sasaran layanan (klien).
Lanjutan...
3. Landasan Sosial-Budaya
Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang dimensi
kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu.
4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang
menyangkut teori maupun prakteknya.
D. Deskripsi Model
a) Model Bimbingan Konseling
Model-model bimbingan konseling bermula dari gerakan bimbingan konseling di Amerika yang dikembangkan
di sejumlah kerangka pikir yang menjadi pedoman dan pegangan dalam pelayanan di sekolah-sekolah.
1. Model Parsonian
Upaya ini menjodohkan karakteristik yang meliputi, kemampuan, minat, dan tempramen individu dengan sayrat-
syarat yang dituntun suatu pekerjaan. Maksudnya, ketika individu bekerja pada pekerjaan yang sesuai dengan
karakteristiknya, maka ia akan menguntungkan dirinya dan juga masyarakat atau tempat ia bekerja.
Lanjutan...
2. Model Bimbingan dan Konseling Identik dengan Pendidikan
Melalui buku Education as Guidance, Brewer mengemukakan bahwa konsep
bimbingan identik dengan pendidikan. Istilah bimbingan dan pendidikan sering
digunakan secara bergantian oleh Brewer.