DRUG DELIVERY O SYSTEM SISTEM PENGHANTAR OBAT MELALUI SAWAR DARAH OTAK
14 (FOURTEEN) Start Presentation Now…
S TA R T ! OUR TEAM
Anisa Rezi Ritami Pira Pitrana Dewi Sofnia Putri
1848201015 1848201062 1848201065
Tuti Habibil Jannah Rezky Adinda
1848201050 1848201063 Drug Delivery System Across The Brain Barrier
Anatomi Barrier Absorbsi Peningkatan Pengembangan
fisiologi sistem Obat melalui Absorbsi Obat Sistem penghantar saraf sawar otak Melalui Sawar obat melalui sawar Otak otak Sistem Saraf Otak & Sumsum Tulang Belakang Barrier absorbsi obat melalui sawar otak Sawar otak jembatan antara sirkulasi darah dan otak, terdiri dari selapis endotel tanpa fenestrasi dan vesikel sitoplasma. Otak orang dewasa memiliki lima antarmuka penghalang utama yang melindungi SSP : Penghalang darah-otak (BBB), Barier arachnoid , Darah-CSF, Organ sirkumventrikular (CVO) dan ependym. Ada 4 mekanisme transportasi molekul ke otak secara fisiologis : 1. Transfer pasif atau difusi 2. Mediasi protein karier 3. Transporter efluks dengan ikatan ATP 4. Sistem transportasi untuk makromolekul Transport obat yang melintasi sawar otak dapat dilakukan dengan metode in vivo dan dilakukan dengan injeksi IV lewat intra serebral maupun infus. Kinetika perpindahan senyawa zat terlarut dari otak ini dapat ditentukan dengan metode efflux brain atau yang lebih dikenal dengan metode perpindahan senyawa melewati otak. Dengan tidak signifikannya metabolisme obat didalam otak maka hasil Permeabilitas dan surface area obat menjadi mudah untuk keluar masuk melintasi sawar otak dan Obat yg bertukar dengan plasm akan semakin banyak sehingga kadar obat bebas didalam sel-sel otak dapat ditentukan. Blood Brain Barrier (BBB) bertindak tidak hanya sebagai penghalang fisik (mencegah kebocoran yang tidak diatur), badan sekretori dan penghalang metabolisme (lokalisasi dan pelepasan enzim tertentu), tetapi juga sebagai antarmuka selektif (lokalisasi transporter spesifik ke sisi luminal atau abluminal) untuk pengangkutan molekul ke dalam SSP melalui mekanisme seperti difusi pasif atau difasilitasi serta transpor. Peningkatan Absorpsi Obat Melalui Sawar Otak
Pendekatan non-invasif yang biasa dilakukan untuk
meningkatkan penghantaran obat ke otak, adalah dengan metode lipidisasi obat. Metode lipidisasi dilakukan dengan cara gugus fungsional polar pada obat akan ditutupi dengan gugus non-polar, mengubah obat yang larut dalam air menjadi "prodrug" lipofilik. Note : Morfin Morfin yang jauh lebih polar daripada heroin secara efektif akan terkunci ke dalam otak karena tidak dapat berdifusi Morfin Serapan kembali ke seluruh BBB. Prinsip penguncian ini adalah rendah Penekatan Lipidisasi : fitur utama dari pendekatan prodrug untuk pengiriman SSP a. Morfrin + O- Kodein Metilasi menghasilkan pelepasan dua ikatan hidrogen dan meningkatkan permeabilitas BBB sepuluh kali lipat b. Morfrin + O- Heroin Asetilasi heroin akan meningkatkan permeabilitas BBB sekitar 100 kali lipat dibandingkan dengan senyawa induk morfin. Pengembangan sistem penghantar obat melalui sawar otak
Nanopartikel merupakan partikel koloid padat dengan ukuran 1 sampai
1000 nm, terdiri dari makromolekul yang bervariasi yang mana efek obat bisa diabsorpsi, diperangkap atau diikat secara kovelen. • kegunaan memfasilitasi pembawa penghantaran obat baru ke jaringan melalui tubuh • Mekanisme, menutupi barrier membran, memelihara stabilitas obat karena sifatnya sebagai pembawa obat koloid. Sewaktu nanopartikel mencapai jaringan yang diinginkan, obat akan dilepaskan secara desoprsi, difusi melalui matrik nanopartikel atau dinding polimer, dengan erosi nanopartikel, atau beberapa kombinasi dari salah satu atau keseluruhan mekanisme. Daftar Pustaka Budiarsa, I. K., Susilawathi, N. M., Yaputra, F., & Widyadharma, I. P. E. (2019). Sawar Otak. Callosum Neurology, 2(1), 14–18. https://doi.org/10.29342/cnj.v2i1.54 Chalik, R. (2016). Anatomi dan Fisiologi Manusia. 148, 148–162. Dwi dan Abdul. (2011). Pengantar Kimia Komputasi. Lubuk Gung Press. Lipinski CA, Lombardo F, Segawa T, K. D. (2021). Experimental and Computational And, Approaches To Estimate Solubility and Permeability in Drug Discovey. Development Setting. Adv Drug Deliv Rev. 46: Mahadewa, T. G. B. (2011). Saraf Perifer. Undang-Undang Republik Nomor 5 Tahun 2011, 8, 1–6. Muljono, A. G. (2016). Sawar Darah Otak: Karakteristik Molekuler Dan Model in Vitro Kultur Pada Aparatus Transwell. Neurona, 33(No.2), 141–149. Pandit, R., Chen, L., & Götz, J. (2020). The blood-brain barrier: Physiology and strategies for drug delivery. Advanced Drug Delivery Reviews, 165–166, 1–14. https://doi.org/10.1016/j.addr.2019.11.009 Pardridge, W. M. (2016). CSF, blood-brain barrier, and brain drug delivery. Expert Opinion on Drug Delivery, 13(7), 963–975. https://doi.org/10.1517/17425247.2016.1171315 Pavan, B., Dalpiaz, A., Ciliberti, N., Biondi, C., Manfredini, S., & Vertuani, S. (2008). Progress in drug delivery to the central nervous system by the prodrug approach. Molecules, 13(5), 1035–1065. https://doi.org/10.3390/molecules13051035 Sari, M. J. A. (2021). Modul Pembelajaran Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia. Syahputra, G., Ambarsari, L., Sumaryada, T. (2014). Simulasi Docking Kurkumin Enol Bisdemetoksikurkumin Dan Analognya Sebagai Inhibitor Enzim Lipoksigenase. Jurnal Biofisika 10(1): 55-67. Syukri, Y. (2018). SISTEM PENGHANTARAN OBAT MELEWATI BARRIER DARAH OTAK Yandi Syukri Laboratorium Teknologi Farmasi Universitas Islam Indonesia Jogjakarta. 28–35. Wahyuningsih, H. P. (2017). Anatomi Fisiologi. 148, 148–162.