Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN
KEBERSIHAN DIRI PADA
LANSIA
A. KONSEP DASAR
• Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada
lansia adalah suatu tindakan perawatan sehari-
hari yang harus diberikan kepada klien lanjut
usia terutama yang berhubungan dengan
kebersihan perorangan (Personal Hygiene),
yakni antara lain : kebersihan mulut dan gigi,
kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala,
rambut dan kuku, serta kebersihan tempat tidur
dan posisi tidur (Nugroho, 1995).
Perawatan secara umum bagi lansia
terbagi dua,yaitu :
• Mereka yang masih aktif
Dimana keadaan fisiknya mampu
bergerak tanpa bntuan orang lain
sehingga kebutuhan sehari-hari dapat
terpenuhi.
• Mereka yang pasif
Mereka yang keadaan fisiknya
memerlukan pertolongan orang
lain,seperti sakit atau lumpuh.
Bagi mereka yang aktif,hal-hal
yang perlu diperhatikan
Mandi
Mandi agar dibatasi,karena kulit lansia
biasanya mengering, hal ini disebabkan
kelenjar kulit yang mengeluarkan lemak
mulai kurang bekerja,maka sehabis
mandi kulit lansia sebaiknya diolesi baby
oil,terutama dilengan,siku,ketiak,paha
dan sebagainya
• Kulit
Untuk menjaga kulit agar tetap lembab setelah
mandi digunakan pelembab yang mengandung
aquaphor(95% petrolatum) misalnya eurecin
Untuk menjaga kulit tetap sehat diperlukan
hah-hal sebagai berikut :
Makan atau minuman bergizi
Dengan pemberian zat-zat gizi dapat
menghambat proses cross linked. Zat gizi
yang dapat menghambat yaitu vitamin
A,B1,B5,B6,C,E,PABA,mineral seng dan
selenium
• Kebersihan mulut
Kebersihan mulut adalah sangat penting. Perlu
diingatkan atau dibantu para lansia untuk
menyikat gigi yang hanya tinggal beberapa
buah. Gigi palsu perlu mendapat perhatian
khusus, dibersihkan dengan sabun dan sikat.
Untuk menghilangkan bau gigi palsu direndam
dalam air hangat yang telah dibubuhi obat
pembersih mulut beberapa tetes selama 5-10
menit, setelah itu bilas sampai bersih dari
sabun dan bubuk pembersih mulut tersebut.
Sebaiknya jangan mencuci gigi palsu di bawah
air mengalir untuk mencegah bahaya gigi
palsu terjatuh dan pecah.
• Perawatan Rambut
Lanjut usia terutama wanita, kadang-
kadang mengalami kesulitan dalam
mencuci rambut sehingga perlu
mendapatkan bantuan perawat atau
anak cucunya. Sama halnya dengan
kulit, rambut orang lansia juga
kehilangan lemaknya sehingga sehabis
keramas perlu di beri conditioner.
Setelah selesai mencuci rambut harus
segera dikeringkan agar lansia tidak
kedinginan.
• Perawatan kuku
Kuku jari tangan dan kaki perlu mendapatkan
perawatan. Menggunting kuku jangan terlalu
pendek dan jangan sampai terluka karena luka
pada orang tua lebih sulit sembuh.
• Pakaian
Pakaian hendaknya jangan terbuat dari bahan
yang kasar. Dasar pakaian harus lunak, harus
mudah dikenakan dan dibersihkan. Pakaian
lansia dijaga agar tetap rapi karena cenderung
para lansia tidak peduli lagi terhadap
pakaiannya. Lansia lebih enak dengan
menggunakan piyama tipis jangan pakaian
dari wool karena bisa terjadi iritasi.
• Mata
Elastisitas lensa mata pada lansia
berkurang akibatnya tulisan kecil terlihat
kabur pada jarak normal,sedangkan
pada jarak jauh akan terlihat
terang.Gejala yang tidak normal antara
lain :
Penglihatan menjadi ganda
Bintik hitam atau ada daerah yang gelap
Sakit pada mata
Terlihat ada warna atau terang disekitar ujung-
ujung objek
Mata yang kemerahan
Tiba-tiba kehilangan melihat dengan jelas
• Lingkungan
Suasana lingkungan harus disesuikan
bila memungkinkan jagalah kelembapan
ruang tidur atau ruangan lainya dirumah
dengan memasang humidifier,
perubahan temperatur secara tiba-tiba
harus dihindarkan
Bagi mereka yang pasif
Bagi lansia yang terus beristirahat
ditempat tidur,kebersihan ditempat tidur
perlu tetap diperhatikan,yakni :
• Di usahakan agar bantal tidak terlalu keras
atau lembek
• Latihan bangun dan tidur dengan usaha
sendiri agar otot badan tetap aktif dan
menghindarkan pegal-pegal serta atrofi
otot
• Letak tidur diatur antara lain :
Letak guling dibawah lutut
Berikan bantal angin yang berbentuk cincin
untuk mencegah lecet pada tunit dan bokong
Letak tidur dimiringkanbergantian pada sisi
kanan atau kiri
Pada letak atau posisi setengah
duduk,dibagian kepala tempat tidur diberi
sandaran atau papan.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Dasar
• Temperature
– Mungkin serendah 35C
– Lebih teliti diperiksa di sublingual
• Pulse ( denyut nadi )
• Ukur kecepatan, irama, volume
• Respirasi ( pernafasan )
– Ukur kecepatan, irama dan kedalaman
– Tidak teraturnya pernafasan
• Tekanan Darah
– Saat baring, duduk, berdiri
– Hipotensi akibat posisi tubuh
• Berat badan perlahan-lahan berkurang
pada tahun-tahun akhir
• Tingkat orientasi ; orang, tempat dan
waktu
• Memori ( ingatan )
• Pola tidur
• Penyesuaian Psikologis
DIAGNOSA DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
Kurang Perawatan Diri, Makan berhubungan
dengan penurunan kemampuan visual dan
motorik, kelemahan otot.
 Intervensi
• Pastikan dari klien atau anggota keluarga makanan apa yang
disukai atau tidak disukai klien
• Ciptakan lingkungan nyaman untuk makan yang tidak
mengganggu
• Pertahankan suhu makanan yang konstan (makanan panas,
dingin)
• Berikan teknik pengurangan nyeri, sejak nyeri
mempengaruhi nafsu makan dan kemampuan utuk makan
sendiri
• Berikan kebersihan oral sebelum dan sesudah makan
• Dorong seseorang atau klien untuk menggunakan gigi palsu
dan kacamata
• Tempatkan klien dalam posisi paling normal yang disesuaikan
dengan ketidakmampuan fisiknya (terbaik dalam posisi duduk
dikursi dengan meja)
• Berikan kontak sosial selama makan
• Untuk kekurang-kurangan yang nampak
– Pilih tempat makan dengan warna berbeda untuk membantu
membedakan artikel ( mis, baki merah, piring putih )
– Pastikan pola makan yang biasanya dari individu dan berikan artikel
makan, sesuai dengan yang disukai (atau atur artikel makan dalam
pola yang menyerupai jam) ; catat pada rencana pengaturan
perawatan yang digunakan (mis, daging jam 6, kentang jam 9, sayur-
sayuran jam 12)
– Dorong makan dengan menggunakan tangan (mis, makan makanan
roti, daging, buah, ”hot dog”) untuk meningkatkan kemandirian
• Untuk meningkatkan jumlah maksimum kemandirian, berikan alat
bantu adaftif yang diperlukan :
– Perlindungan piring untuk menghindari terdorongnya makanan keluar
dari piring
– Alat bantu hisap dibawah piring atau mangkok untuk menstabilkan
– Gagang bantalan pada alat makan untuk keamanan memegang
– Belatan pergelangan atau tangan dengan klem untuk memegang alat
makan
– Cangkir minuman khusus
– Pisau atau alat pemotong
• Untuk meningkatkan jumlah maksimum kemandirian, berikan alat
bantu adaftif yang diperlukan :
– Perlindungan piring untuk menghindari terdorongnya makanan keluar
dari piring
– Alat bantu hisap dibawah piring atau mangkok untuk menstabilkan
– Gagang bantalan pada alat makan untuk keamanan memegang
– Belatan pergelangan atau tangan dengan klem untuk memegang alat
makan
– Cangkir minuman khusus
– Pisau atau alat pemotong
• Bantu dengan pengadaan jika dibutuhkan : alat pembuka, serbet,
sediaan bumbu, alat pemotong daging, roti mentega
• Untuk klien dengan kekurangan kognitif.
– Berikan lingkungan tenang, terisolasi sampai klien dapat untuk makan
dan tidak mudah mengalihkan perhatian dari tugas.
– Orientasikan individu/klien terhadap lokasi dan tujuan dari
perlengkapan untuk makan.
– Tempatkan individu/klien dalam posisi paling normal untuk makan,
secara fisik klien dapat makan.
– Dorong individu/klien untuk menjalani tugas, tetapi waspada terhadap
kelemahan, frustasi atau agitasi.
• Untuk individu/klien yang sangat ketakutan akan keracunan :
– Biarkan klien untuk membuka makanan kaleng
– Makan satu potong roti dulu
– Pastikan mendapatkan gaya makanan keluarga
• Kaji untuk meyakinkan bahwa kedua individu dan keluarga
memahami alasan dan tujuan seluruh intervensi
• Kurang Perawatan Diri, mandi/Hygiene
berhubungan dengan penurunan
kemampuan visual dan motorik, kelemahan
otot.
 Intervensi
• Dorong individu untuk menggunakan lensa korektif yang
diresepkan atau Alat Bantu pendengaran
• Pertahankan kehangatan suhu kamar mandi, pastikan
suhu air yang disukai klien
• Berikan privasi selama mandi rutin
• Berikan seluruh perlengkapan mandi dalam batas yang
mudah dicapai
• Berikan keamanan dalam kamar mandi, (lantai tidak licin,
batang pegangan)
• Jika klien secara fisik mampu, dorong penggunaan bak
mandi atau pancuran, tergantung pada fasilitas yang ada
dirumah (klien harus latihan di RS dalam persiapan pulang
kerumah)
• Berikan peralatan adaptif jika dibutuhkan :
– Kursi atau tempat duduk tidak ada sandaran sewaktu mandi
dengan bak mandi atau pancuran
– Pemegang spon yang panjang untuk mencapai punggung
atau ekstremitas bawah
– Tempat pegangan pada dinding kamar mandi jika dibutuhkan
untuk mobilisasi
– Papan mandi untuk pindah kekursi
– Alas atau keset kaki yang tidak licin pada lantai kamar mandi,
bak mandi atau pancuran
– Sarung tangan pencuci dengan kantung untuk sabun
– Sikat gigi yang sudah teradaptasi
– Alat pencukur
– Pemegang semprotan pancuran
• Untuk individu/klien dengan kekurangan penglihatan :
– Tempatkan perlengkapan mandi dalam lokasi yang paling sesuai
untuk klien
– Pertahankan bel pemanggil dalam jarak yang mudah dicapai jika klien
mandi sendiri
– Berikan derajat privasi dan kebesaran yang sama pada klien yang
mengalami kemunduran penglihatan layaknya dengan orang lain
– Secara verbal beritahu diri Anda jika sebelum memasuki atau
meninggalkan area pemandian
– Observasi kemampuan klien untuk menempatkan seluruh peralatan
mandi
– Observasi kemampuan klien untuk melaksanakan perawatan mulut,
menyisir rambut dan mengerjakan tugas
– Berikan tempat untuk pemakaian bersih dalam jarak yang mudah
dicapai
• Untuk individu/klien dengan anggota tubuh yang hilang atau
sakit :
– Mandikan pada pagi awal atau sebelum tidur pada malam hari untuk
menghindari pemakaian pakaian yang tidak perlu dan tidak
menggunakan baju.
– Dorong klien untuk menggunakan kaca selama mandi untuk
mengamati area kulit yang mengalami paralise
– Dorong klien yang mengalami amputasi untuk mengamati kaki yang
tersisa atau bunting untuk keutuhan kulit yang bagus
– Berikan hanya beberapa pengawasan atau bantuan yang diperlukan
untuk mempelajari kembali penggunaan ekstremitas atau adaptasi
terhadap kecacatan
• Untuk individu dengan kemunduran kognitif :
– Berikan waktu konsisten untuk mandi rutin sebagai bagian
dari suatu program struktur untuk membantu menurunkan
ansietas
– Pertahankan instruksi sederhana dan hindari pengalihan;
orientasi tujuan adanya perlengkapan mandi
– Jika klien tidak dapat untuk memandikan keseluruhan tubuh,
biarkan klien memandikan satu bagian tubuhnya sampai
dikerjakan dengan benar; berikan umpan balik positif
terhadap keberhasilan
– Aktivitas pengawasan dilakukan sampai klien dapat dengan
aman melaksanakan tugas yang tidak dibantu
– Dorong perhatian terhadap tugas, tetapi waspada terhadap
kelelahan yang dapat meningkatkan ansietas
• Pastikan fasilitas mandi dirumah tersedia dan bantu dalam
menentukan jika ada berbagai kebutuhan untuk
beradaptasi, rujuk keterapi ekupasi atau pelayanan social
untuk membantu dalam mendapatkan perlengkapan
rumah yang dibutuhkan
• Kurang Perawatan Diri,
berpakaian/Berdandan berhubungan
dengan penurunan kemampuan visual dan
motorik, kelemahan otot.
 Intervensi
• Dorong individu untuk menggunakan lensa korektif yang
diresepkan atau Alat Bantu pendengaran
• Tingkatkan kemandirian dalam mengenakan pakaian
melalui latihan terus-menerus dan tidak dibantu
• Pilih pakaian yang tidak sempit, dengan lengan baju besar
dan celana pendek serta bukan bagian depan.
• Sediakan waktu yang cukup untuk mengenakan pakaian
dan melepaskan pakaian, sejak tugas dapat melemahkan,
membuat nyeri atau mengalami kerusakan.
• Rencanakan individu untuk belajar dan
mendemonstrasikan satu bagian dari aktivitas
sebelum berkembang lebih lanjut
• Susun pakaian dalam urutan dimana mereka
menggunakannya
• Berikan bantuan dalam mengenakan pakaian jika
diperlukan (umumnya beberapa bantuan yang
digunakan termasuk gamtungan pakaian, penarik
ritsleting, kancing, sendok sepatu yang panjang,
pengikat sepatu yang elastis.
• Dorong individu/klien untuk menggunakan
pakaian khusus atau luar biasa daripada pakaian
malam
• Berikan privasi selama menggunakan pakaian
rutin
• Untuk individu/klien dengan kemunduran penglihatan :
– Sediakan waktu individu/klien untuk memastikan waktu yang
tepat untuk berpakaian dan mengadaptasi lingkungan
terhadap penyelesaian tugas (mis. Hilangkan hambatan yang
tidak perlu)
– Secara verbal beritahu diri Anda sebelum memasuki atau
meninggalkan area untuk berpakaian
• Untuk individu/klien dengan kemunduran kognitif :
– Tentukan suatu waktu rutin yang konsisten dalam mengenakan
pakaian untuk memberikan suatu program terstruktur untuk
menurunkan ansietas.
– Pertahankan instruksi sederhana dan ulangi instruksi tersebut
dengan sering; hindari pengalihan
– Perkenalkan satu aksesori pakaian pada suatu waktu
– Dorong perhatian terhadap tugas; waspada terhadap
kelelahan dimana dapat meningkatkan ansietas
• Kaji pemahaman dan pengetahuan individu serta keluarga
terhadap instruksi dan rasional diatas
• Kurang Perawatan Diri, Toileting
berhubungan dengan penurunan
kemampuan visual dan motorik, kelemahan
otot.
 Intervensi
• Dorong individu untuk menggunakan lensa korektif dan
alat Bantu yang di resepkan.
• Dapatkan riwayat BAK dan BAB dari individu/klien atau
orang terdekat lainnya (lihat konstipasi atau Perubahan
Pola Eliminasi Urinarius­)
• Pastikan system komunikasi individu yang digunakan
untuk mengekspresikan kebutuhan kekamar mandi
• Pertahankan catatan defekasi dan berkemih untuk
menentukan pola-pola toileting
• Hindari berkembangnya ”fiksasi usus” oleh kurangnya
diskusi dan menanyakan tentang defekasi
• Waspada terhadap kemungkinan jatuh sewaktu
individu/klien dikamar mandi
• Capai kemandirian dalam toileting dengan praktik kontinue
dan tanpa bantuan
• Berikan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas
kekamar mandi untuk menghindari kelelahan (kurangnya
waktu yang cukup untuk kekamar mandi dapat menyebabkan
inkontinensia atau konstipasi)
• Hindari penggunaan kateter indwelling dan kondom kateter
unutk memperlancar keteraturan berkemih (kika mungkin)
• Untuk individu/klien dengan kemunduran penglihatan:
– Perhatikan bel pemanggil dalam jarak yang mendapatkan bantuan
sehingga individu dapat dengan cepat mendapatkan bantuan
kekamar mandi; jawab panggilan bel dengan segera untuk
menurunkan ansietas
– Jika pispot secara verbal beritahu diri Anda sebelum memasuki atau
meninggalkan urea kamar mandi
– Observasi kemampuan klien untuk mendapatkan perlengkapan atau
untuk kekamar mandi tanpa bantuan
– Berikan keamanan dan kebersihan jalan menuju area kamar mandi
– Untuk individu/klien dengan anggota tubuh yang
hilang atau sakit :
– Berikan hanya beberapa pengawasan dan bantuan yang
diperlukan untuk belajar kembali atau beradaptasi dengan
prostese
– Dorong klien untuk melihat area atau anggota tubuh yang
sakit daan menggunakannya selama pada tugas toileting
– Dorong penggunaan teknik transfer melalui terapi okupasi
atau fisik (perawat harus memperkenalkan teknik pemindahan
yang direncanakan)
– Berikan alat bantu adaptif yang di perlukan untuk
meningkatkan jumlah kemandirian maksimum dan keamanan
(kursi kamar kecil, urinal, pispot fraktur, tempat toilet, kisi-kisi
toilet)
– Berikan keamanan dan kebersihan jalan menuju area kamar
mandi
– Pastikan kebutuhan untuk kekamar mandi dirumah
dan rujuk keterapi okupasi atau pelayanan social
untuk bantuan dalam mendapatkan perlengkapan
yang diperlukan.
Daftar Pustaka

Capernito, Linda Juall ,2000 , Diagnosa Keperawatan Ed.8


,Jakarta : EGC
Doenges, marlynin e, dkk ,2000 ,Rencana Asuhan Keperawatan
Ed.3 ,Jakarta
Nugroho, 2000, Keperawatan Gerontik, Edisi 2 Jakarta :EGC
Kedokteran
Usia Lanjut.http://www.infokes.com/today/artikelview.html.item
ID=233 & topik=usia lanjut
Nugroho, 1995, Perawatan Lanjut Usia.EGC,Jakarta
Setiabudhi, T & Hardiwinoto.(1999).Panduan GerontologiTinjauan
Dari BerbagaiAspek Menjaga Keseimbangan Kualitas Hidup Para
Lanjut Usia, Jakarta :PT.Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai