Fitria Amanda
N 111 18 024
Pembimbing :
dr. Faridnan Sp.An
BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI
RSUD UNDATA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
PENDAHULUAN
GASTROINTESTI
RESPIRASI
NAL
LAPORAN
KASUS
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. I
Umur : 52 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Berat Badan : 55 kg
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Teluk Raya
No. Rekam Medik : 00 22 04 17
Tanggal Operasi : 19 Mei 2021
S-O-A-P
Subjektif
Keluhan Utama :benjolan pada daerah anus
B2 (Blood)
• TD : 110/70 mmHg
• Nadi : 89 x/menit
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea mid clavicula (S)
• Perkusi : Batas jantung normal
• Auskultasi : S1 dan S2 murni regular, bising (-)
B3 (Brain)
• Kesadaran : CM ( Compos Mentis )
• Mata : Mata cekung (-/-), Conjungtiva anemis(-/-), sclera ikterik (-/-), reflex
cahaya (+/+), pupil isokor diameter ± 2.5 mm.
B4 (Bladder)
BAK lancar seperti biasanya, berwarna kuning tua, nyeri berkemih (-)
B5 (Bowel)
Inspeksi : Tampak perut cembung (-), kembung (-), tidak terdapat jejas
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Perkusi : Bunyi timpani
Palpasi : Nyeri tekan(-), Massa (-)
BAB (-) sulit, disertai darah dan mengejan
Durante Operasi
3= 150 cc
(untuk mengganti kehilangan
± 50 cc
darah 50 cc -Urin : -
diperlukan 150 cc cairan kristaloid )
%Perdarahan = Jumlah perdarahan : EBV x 100%
= 50 cc : 3575 x 100%
= 0.013 %
Stress Operasi sedang = 6 ml/kgBB/jam x BB (kg)
= 6 ml/kgBB/jam x 55 kg
= 330 ml/jam
Total cairan Masuk (input)
= Preoperatif + Durante Operatif
= 500 + 400 = 900 ml
Total Kebutuhan Cairan selama operasi
= stress operasi + defisit darah selama operasi
Perhitungan Cairan = 330 ml + 50 ml
= 380 ml
Keseimbangan cairan
= Cairan masuk – (Kebutuhan Cairan selama
operasi+Puasa)
= 900 ml – (380 + 481 ml)
= 39 ml
BB: 55 Kg
- Cairan maintenance per jam :
Post Operasi M = 35 x 55 kg
= 1925/hari
= 80,2 cc/jam
Post Operasi
Pemantauan di Recovery Room Tensi, nadi, pernapasan, aktivitas motorik.
Pada pasien tekanan darah 130/73 mmhg, nadi 72 x/menit, dan laju
respirasi 20x/menit, saturasi oksigen 100 %. Bromage Score (Spinal Anestesi) Skor
≤ 2 boleh pindah ruangan.
PEMBAHAS
AN
PEMBAHASAN
Pada kasus ini Anestesi spinal adalah pemberian
pasien perempuan usia 52 tahun obat anastesi lokal ke dalam ruang
dengan diagnosis hemorhoid grade subarakhnoid. Teknik anastesi
IV dilakukan yang digunakan pada pasien ini
operasi hemoroidektomi. Tindakan sudah sesuai dengan indikasi
anastesi yang digunakan pada salah satunya yaitu tindakan sekitar
operasi ini yaitu, anestesi regional rektum dan perineum.
menggunakan spinal
subarachnoid block
PEMBAHASAN
Sebelum dilakukan tindakan operasi, Pre-operasi menjelaskan kepada pasien
status fisik ASA dan risiko operasi. Pada anastesi, meminta pasien untuk tidak memakai
pasien ini termasuk ASA I karena pasien gigi palsu (jika ada) serta perhiasan,
dengan hemoroid grade IV tanpa penyakit memasang cairan infus yaitu Ringer Laktat
nilainya diatas 2
sehingga pasien dapat dipindahkan ke Tidak dapat menekuk lutut tetapi dapat 2 -
ruangan. mengangkat kaki
3
1
Skor pemulihan
pasca Anestesi Tidak dapat mengangkat tungkai bawah tetapi 1 -
2. Pada pasien ini dilakukan jenis anestesi dengan regional anastesi dengan Teknik Spinal
dimana sesuai dengan salah satu indikasi dilakannya tindakan anastesi spinal yaitu bedah
obstetricginekologi. Keuntungan anestesi regional adalah penderita tetap sadar, sehingga
refleks jalan napas tetap terpelihara. Waktu prosedur analgesia spinal lebih singkat, relatif
mudah, efek analgesia lebih nyata (kualitas blok motorik dan sensorik yang baik), mulai kerja
dan masa pulih yang cepat.
3. Setelah operasi selesai pasien di pindahkan ke Recovery room, dalam kasus ini selama
operasi berlangsung, tidak ada hambatan yang berarti baik dari segi anestesi maupun dari
tindakan operasinya. Selama di ruang pemulihan juga tidak terjadi hal yang memerlukan
penanganan serius. Secara umum pelaksanaan operasi dan penanganan anestesi pada
kasus ini berlangsung dengan baik.
TERIMA KASIH