Anda di halaman 1dari 33

REFERAT

Amputatum

Raffian Yusuf Putrautama


201920401011158

RSUD Dr. H. SLAMET MARTODIRDJO


PAMEKASAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
2020
DEFINISI AMPUTASI
• Amputasi adalah tindakan
membuang sebagian dari satu atau
beberapa tulang
Indikasi Amputasi

Dead limb

dangerous
3D
Damn nuisance
MESS (Mangled extremity severity
score)
Close amputation
Dibagi menjadi 2:

Definitive end Definitive non end


bearing bearing amputation
Open amputation

Open amputation adalah jenis amputasi dimana


ujung stump amputasi kulit tidak ditutup
Penanganan Paska operasi

Pembalutan yang Pemasangan


rigid protesis sementara
Komplikasi

kontraktur

nekrosis neuroma

Komplikasi

Sensasi
infeksi phantom

hematoma
Definisi RA-SAB
Anestesi spinal (subaraknoid) adalah anestesi
regional dengan tindakan penyuntikan obat
anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid.

Dilakukan di VL 3-4
Indikasi Regional Anastesi SAB
Bedah ekstremitas bawah

Bedah panggul

Tindakan sekitar rektum perineum

Bedah obgyn

Bedah urologi

Bedah abdomen bawah

Bedah abdomen atas dan bawah pediatrik, dikombinasi dengan GA


Persiapan Anastesi SAB
1. Informed consent
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan laboratorium anjuran
Persiapan alat dan obat
• Satu set monitor untuk memantau tekanan darah, Pulse oximetri, EKG.

• Peralatan resusitasi / anestesia umum.

• Jarum spinal ukuran 26G atau 27G

• Betadine, alkohol untuk antiseptic.

• Kapas/ kasa steril dan plester.

• Obat-obat anastesi dan spuit 3 cc,5cc

• Infus set
Anastetik lokal yang paling sering
digunakan
• Lidokaine(xylobain,lignokain) 2%: sifat isobarik,
dosis 20-100mg (2-5ml)
• Lidokaine(xylobain,lignokaine) 5% dalam
dextrose 7.5%: sifat hiperbarik, dose 20-50mg(1-
2ml)
• Bupivakaine(markaine) 0.5% dlm air: sifat
isobarik, dosis 5-20mg
• Bupivakaine(markaine) 0.5% dlm dextrose
8.25%: sifat hiperbarik, dosis 5-15mg(1-3ml)
Teknik Anastesi
Posisi duduk atau posisi tidur lateral dekubitus dengan
tusukan pada garis tengah ialah posisi yang paling sering
dikerjakan.
1. Identifikasi L3-L4
2. Teknik aseptic
3. Insersi spinocan 27 G
4. CSF + darah –
5. Injeksi local anastesi
6. Cek level ketinggian block
7. Maintenance O2
Lama kerja anestetik local tergantung:
1. Jenis anestetik local
2. Besarnya dosis
3. Ada tidaknya vasokonstriktor
4. Besarnya penyebaran anestetik local
Posisi lateral Posisi duduk
Teknik tusukan • Penusukan
dilakukan tepat di
garis tengah dari
sumbu tulang
Medial belakang

• Tusukan
dilakukan 1,5cm
lateral dari garis
tengah dan
Paramedial dilakukan tusukan
sedikit
dimiringkan ke
kaudal
Komplikasi tindakan anastesi SAB
Kardiovaskular
• Hipotensi terjadi karena vasodilatasi, akibat blok simpatis, yang menyebabkan
terjadi penurunan tekanan arteriola sistemik dan vena
Blok tinggi atau total
• hipotensi, henti nafas, penurunan kesadaran, paralisis motor, dan jika tidak
diobati bisa menyebabkan henti jantung
Respirasi

Gastrointestinal

Nyeri Kepala (Puncture Headache)

Traktus Urinarius
KASUS
Identitas
• Nama : Tn. T
• Umur : 57 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Alamat : Pamekasan
• Tanggal Pemeriksaan : 6 Februari 2020
• No. Register : 464030
Anamnesis
• Ingin amputasi karena
RPS tujuan kosmetik

• Constriction band
syndrome
RPD/RPK • DM (-) HT (+) Asma (-)

• Terakhir makan pukul 00.00


RPSos
Pemeriksaan Fisik
• Kondisi umum : Cukup
• Kesadaran : Composmentis
• GCS : 456
• TD : 180/90 mmHg
• RR : 18 x/mnt
• Nadi :100 x/mnt
• Suhu : 37°c
• BB : 50 kg
• K/L : a/i/c/d -/-/-/-, gigi palsu (-)
• Cor : BJ regular, S1 S2 tunggal, murmur(-),
gallop(-), ekstra sistol (-)
• Pulmo : Vesikular (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
• Abdomen : Supel, bising usus (+) normal
• Ekstremitas : Akral hkm (+/+/+/+) CRT< 2 detik,
Oedema(-/-/-/-)
Hasil Laboratorium
• GDA : 133 mg/dL
• Ureum/BUN : 22/11 mg/dL
• Kreatinin Serum : 0,70 mg/Dl
• SGOT/SGPT : 21/33 uL
• Hemoglobin : 12,7 g/Dl
• Leukosit : 6.590/cmm
• PT/APTT : 8,9/24,4 detik
Hasil :
infark miokard inferior
Diagnosis Bedah
• Diagnosis pra bedah: constriction band
syndrome
• Diagnosis pasca bedah: constriction band
syndrome
• Jenis pembedahan: amputatum femur dextra
LAPORAN ANASTESI
• Dx Anastesi : ASA II
• Rencana anastesi : Regional Anastesi (SAB)
• Anastesi dengan : Lidocain 5%
PRE-MEDIKASI
• Pernafasan: Spontan
• Persiapan alat: laringoskop uk dewasa (ETT 3
nomer, mayo, o2 device, LMA), mesin anastesi
yang sudah terkoneksi dengan oksigen,
stetoskop
• Obat2 premedikasi: ondansetron 4 mg
DURANTE OP
-Posisi pasien: supine
-Spontan Respirasi
-Intra Anastesi
Teknik anastesi :
• Identifikasi L3-L4
• Teknik aseptic
• Insersi spinocan 27 G
• CSF + darah –
• Injeksi local anastesi dengan Lidodex (lidokain) 5%
• Cek level ketinggian block
• Evaluasi saturasi O2

• Infus RL 2 kolf (1000cc)


Total cairan yang dibutuhkan saat operasi (1jam):
= keb. basal + stress op + 50% keb. Cairan puasa+ perdarahan
= (100 cc) + ((6cc x 50) + 50% (10 jam x 100cc)+200cc
= 100 + 300 + 500+200
= 1100 cc

Tekanan Darah:
• 10.30 : 150/80 mmHg
• 10.45 : 150/80 mmHg
• 11.00 : 140/70 mmHg
• 11.15 : 140/70 mmHg
• 11.30 : 140/70 mmHg
• 11.45 : 140/70 mmHg
• 12.00 : 140/70 mmHg
POST OP
• Masuk Recovery Room pukul 12.00
• KU: sadar
• Pernafasan: baik
• TD: 140/70 mmHg
• Nadi: 70x/mnt
• Skala nyeri: 3
• Infus RL 500cc + fentanyl (25 tpm)
• Ketorolac 30 mg
• Bromage Score: 2
Rencana Perawatan Post-op
• RL 1000 cc
• Ondansetron 4 mg iv
• Ketorolac 30 mg iv
• Bila mual/muntah: miringkan, head down 
suction
Penyulit Anestesi
• Perdarahan
• Mual
• Muntah

Anda mungkin juga menyukai