Usia 6 tahun, koordinasi antara mata dan tangan (visio motorik) sudah
berkembang: membidik, menyepak, melempar dan menangkap.
Usia 7 tahun, tangan anak semakin kuat : menggunakan pensil daripada
krayon untuk melukis.
Usia 8 – tahun, menggunakan tangan secara bebas, mudah dan tepat:
anak dapat menulis dengan baik, ukuran huruf menjadi lebih kecil dan
rata.
Usia 10 - 12 tahun, menampilkan keterampilan-keterampilan
manipulatif menyerupai kemampuan-kemampuan orang dewasa
Pengaruh Perkembangan Fisik Terhadap Perilaku
Bu Salsabila adalah guru kelas 1 SD dan sedang berupaya untuk merancang pembelajaran
yang sekaligus dapat memfasilitasi beberapa peserta didik yang memiliki gangguan dalam
penglihatan dan pendengaran, serta dalam penyelesaian tugas yang menggunakan
koordinasi/ gerakan halus seperti menulis dan menggunting karena seringkali memerlukan
waktu lebih lama dari teman-temannya. Peserta didik yang mengalami gangguan
penglihatan sudah mengunakan kaca mata walaupun minusnya masih rendah namun
kadang mendekati papan tulis saat acuan kegiatan ditulis di papan tulis. Mereka yang
terganggu dalam
PEMBELAJARAN 4
PERKEMBANGAN KEMAMPUAN INTELEKTUAL PESERTA DIDIK
Tujuan
Setelah melaksanakan pembelajaran, peserta diklat
diharapkan dapat memahami konsep intelegensi, ciri-ciri dan
tahapan perkembangan intelektual; cara mengidentifikasi
perkembangan kemampuan intelektual; dan menentukan
pembelajaran yang memfasilitasi perkembangan kemampuan
intelektual peserta didik
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan perkembangan kemampuan
intelektual peserta didik.
2. Mengidentifikasi kecerdasan intelektual peserta
didik.
3. Menentukan kegiatan pembelajaran yang
memfasilitasi perbedaan kecerdasan intelektual
peserta didik
Konsep Intelegensi
Kemampuan mental umum yang mendasari kemampuan untuk mengatasi
kerumitan kognitif
Berkaitan dengan kemampuan untuk
pemecahan masalah
berpikir abstrak
keahlian dalam pembelajaran
Tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (General factor),
tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik (Spearman dalam,
Sukmadinata,2007:257)
Potensi bawaan (potential ability) yang dikaitkan dengan keberhasilan
peserta didik dalam bidang akademik di sekolah
Pengaruh Lingkungan terhadap Intelektual
Pengalaman sekolah mempengaruhi perkembangan inteligensi: (Wellman:
1945 dan Sunarto: 2002:107)
Anak-anak yang memiliki pengalaman pendidikan prasekolah sebelum
memasuki SD , menunjukkan kemajuan yang lebih besar dalam rata-rata IQ
mereka daripada anak-anak yang tidak mengikuti prasekolah
Eksperimen terhadap anak kembar identik yang dibesarkan di lingkungan
keluarga dan sekolah yang berbeda ternyata IQ yang tadinya identik
menunjukkan adanya perbedaan sekitar 15 butir (Woodworth dalam
Makmun, 2006:62)
Semakin baik tinggi kualitas lingkungan rumah, cenderung semakin tinggi
pula IQ anak (Ware, 1970 dan Sunarto, 2000:103)
Tahapan Perkembangan Berpikir
Komunikasi
Gagasan peserta didik perlu dipahami
Membiarkan peserta didik untuk spontan
berinteraksi dengan lingkungan
Identifikasi Kemampuan Intelektual
Tes psikologi: psikolog
Pengamatan secara teliti dan sistematik: guru
Analisis hasil ulangan dan tes
Analisis hasil karya
Wawancara
Bekerjasama dengan rekan sejawat
Implikasi terhadap Pembelajaran
Identifikasi kemampuan intelektual peserta didik
Pahami tingkat perkembangan kognitif peserta didik
Rancang pembelajaran sesuai dengan kecerdasan dan
tingkat perkembangan berpikir peserta didik
Terima peserta didik apa adanya (acceptance)
Berikan kesempatan kepada semua peserta didik
pengalaman keberhasilan dalam kegiatan belajar untuk
pembentukan konsep diri yang positif dan memiliki sikap
positif terhadap pelajaran
Perhatikan kemampuan peserta didik saat pembelajaran
Latihan
1. Kemampuan intelektual merupakan potensi yang diperoleh melalui keturunan, namun perkembangannya dipengaruhi
oleh lingkungan. Semakin berkualitas lingkungan keluarga cenderung semakin tinggi juga IQ anak, jelaskan !
2. Kerjakanlah kasus di kelas yang diasuh Bu Khalila, identifikasi masalahnya, dan usulkan alternatif tindakan untuk
membimbing anak tersebut. Bekerjalah dalam kelompok dan presentasikan hasilnya.
Bu Khalila sedang merencanakan program untuk membantu beberapa peserta didik asuhannya yang bermasalah
dalam mencapai KKM. Pencapaian KKM sebagian besar muatan pelajaran diperoleh melalui bantuan remedial.
Penyelesaian tugas-tugas di kelas hampir selalu paling akhir dan dengan bantuan guru atau teman. IQ dari anak-anak
ini berkisar pada rentang normal bawah. Yang menggembirakan peserta didik menunjukkan semangat yang tinggi
untuk belajar dan tidak mudah menyerah saat belum memahami materi, melaksanakan tugas, atau melihat teman-
temannya sudah menyelesaikan tugas. Mereka juga berani bertanya saat belum memahami materi yang dijelaskan.
Karakteristik peserta didik tersebut menggembirakan dan membuat Bu Khalila sangat memperhatikan mereka.
4. Identifikasi kemampuan intelektual untuk peserta didik di kelas Anda, identifikasi peserta didik yang mengalami
kendala, dan rancang apa yang sebaiknya Anda lakukan untuk membantu mereka!
PEMBELAJARAN 5
PERKEMBANGAN KECERDASAN EMOSI DAN PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK
Tujuan
Setelah melaksanakan pembelajaran, peserta diklat
diharapkan dapat memahami konsep perkembangan
aspek sosial dan kecerdasan emosi; identifikasi
perkembangan kecerdasan emosi dan keterampilan
perilaku sosial; serta implementasinya dalam
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan perkembangan emosi peserta didik
2. Mendeskripsikan ciri-ciri perilaku kecerdasan emosi
peserta didik
3. Mengidentifikasi kecerdasan emosi peserta didik
4. Mendeskripsikan proses perkembangan aspek sosial
peserta didik
Perkembangan Emosi
a. Pengertian Emosi
• suatu suasana yang kompleks dan getaran jiwa yang
menyertai atau muncul sebelum/sesudah terjadinya perilaku
(Makmun, 2009:114).
• Dua hal yang dapat dilakukan dalam mengendalikan emosi:
1. bagaimana cara menangani rangsangan yang
membangkitkan emosi, dan
2. bagaimana cara mengatasi reaksi yang biasanya menyertai
emosi tersebut.
Hubungan emosi dengan penyesuaian pribadi dan
sosial
Emosi:
1) menambah rasa nikmat bagi pengalaman sehari
2) menyiapkan tubuh untuk melakukan tindakan
3) Ketegangan emosi mengganggu keterampilan motorik
4) bentuk suatu komunikasi
5) mengganggu aktivitas mental
6) sumber penilaian diri dan sosial
7) mewarnai pandangan anak terhadap kehidupan
8) mempengaruhi interaksi sosial.
9) memperlihatkan kesannya pada ekspresi wajah
10) mempengaruhi suasana psikologis
11) Reaksi emosional apabila diulang-ulang akan berkembang menjadi kebiasaan
(Hurlock, 1991:211)
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
Perkembangan emosi dipengaruhi:
1) faktor kematangan
2) faktor belajar
tetapi faktor belajar lebih penting, karena belajar
merupakan faktor yang lebih dapat dikendalikan
(Hurlock,1991:213).
Kondisi-kondisi yang Mempengaruhi
Perkembangan Emosi
1) Kondisi Kesehataan
2) Suasana rumah
3) Cara mendidik anak
4) Hubungan kurang harmonis dgn orangtua dan saudara kemarahan dan
kecemburuan emosi ini akan cenderung menguasai kehidupan anak.
5) Hubungan dengan teman sebaya
6) Perlindungan berlebih orangtua rasa takut pada anak menjadi dominan
7) Aspirasi orangtua yang berlebihan dan tidak realistis canggung, malu, dan
merasa bersalah tidak bisa memenuhi harapan orangtua.
8) Berikan bimbingan disertai pengertian: frustasi diperlukan sekali-kali
mencegah kemarahan dan kebencian menjadi emosi yang dominan.
Pengendalian Emosi
Untuk penyesuaian sosial yang baik: emosi anak harus
seimbang
Keseimbangan emosi yang ideal:
1) lebih didominasi oleh emosi yang menyenangkan bisa
melawan emosi yang tidak menyenangkan.
2) diperoleh melalui pengendalian lingkungan dan
membantu anak untuk mengembangkan toleransi
terhadap emosi.
Bentuk perilaku yang paling umum pada masa
kanak-kanak akhir
1) Rentan terhadap penerimaan sosial.
2) Kepekaan yang berlebihan.
3) Sikap sportif
4) Tanggung jawab
5) Diskriminasi sosial
6) Prasangka
7) Antagonisme jenis kelamin
8) Mudah dipengaruhi dan tidak mudah dipengaruhi
9) Wawasan sosial
Ciri-ciri Perilaku Yang Memiliki Keterampilan Sosial
Rendah
1) Ciri-ciri Perilaku Peserta Didik yang Diabaikan
(Neglected Children)
2) Ciri-ciri Perilaku Peserta Didik yang Ditolak
(Rejected Children)
Kecerdasan Emosi dan Keterampilan Sosial
• membentuk karakter
• hasil penelitian: kecerdasan emosi dan keterampilan sosial
lebih penting dari inteligensi (IQ) dalam mencapai
keberhasilan hidup.
• Kecerdasan emosi (EQ): anak bersemangat tinggi dalam
belajar atau disukai oleh teman-temannya dalam kegiatan
bermain membawa keberhasilan ketika memasuki
dunia kerja atau berkeluarga.
Identifikasi Kecerdasan Emosi dan Keterampilan
Sosial Peserta Didik
1) Pengamatan
2) Wawancara
3) Bekerja sama dengan wali kelas
4) Informasi dari rekan guru dan teman-temannya
5) Menggunakan angket atau skala sikap
6) Untuk mengetahui hubungan sosial (peserta didik kelas tinggi)
dapat melakukan sosiometri
7) Berkolaborasi dengan konselor pendidikan atau psikolog.
Implementasi dalam Pembelajaran
1) Pahami siapa yang menjadi peserta didiknya.
2) Identifikasi kecerdasan emosi atau kondisi emosi peserta
didik pada saat PBM (terencana/ pedoman pengamatan atau
insidental via catatan anekdot)
3) Sadari keragaman kecerdasan emosi peserta didik: a) tingkat
kecerdasan emosi (tinggi, rendah), b) aspek-aspek sikap dan
perilakunya
4) Sadari: a) tidak semua memiliki kecerdasan emosi yang
tinggi, b) tidak semua peserta didik memiliki lingkungan
keluarga yang harmonis
4) Ciptakan iklim belajar yang kondusif untuk mengembangkan
kecerdasan emosional peserta didik.
5) Jadilah figur dan tunjukan sikap dan perilaku yang cerdas
secara emosional.
6) Tampilkan sikap tanggungjawab terhadap tugas: mengajar,
rajin, disiplin, memiliki motivasi yang tinggi untuk membantu
peserta didik mencapai kematangan emosi.
Mengembangkan Kecerdasan Emosi Peserta Didik dalam
Pembelajaran
4. Tentukanlah kasus perkembangan kecerdasan dan aspek sosial dari peserta didik di kelas Anda,
identifikasi masalahnya, dan rancang apa yang sebaiknya Anda lakukan sebagai alternatif
solusi!
PEMBELAJARAN 6
PERKEMBANGAN MORAL DAN KEERDASAN SPIRITUAL
PESERTA DIDIK
Tujuan
Setelah melaksanakan pembelajaran, peserta diklat
diharapkan dapat memahami konsep perkembangan
aspek moral dan kecerdasan spiritual; identifikasi
ciri-ciri moral dan kecerdasan spiritual peserta didik;
dan implementasinya dalam pembelajaran.
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mendeskripsikan tahapan perkembangan aspek moral peserta
didik
2. Mendeskripsikan ciri-ciri perilaku moral peserta didik
3. Mengidentifikasi perilaku moral peserta didik
1. Perkembangan Moral
Empat pokok utama dalam mempelajari sikap moral
1) Mempelajari apa yang diharapkan kelompok sosial dari anggotanya
sebagaimana dicantumkan dalam hukum, kebiasaan dan peraturan.
2) Mengembangkan hati nurani atau suara hati merupakan salah satu tugas
perkembangan yang penting pada akhir masa kanak-kanak. Suara hati juga
dikenal sebagai “cahaya dari dalam” atau super ego dan polisi internal yang
mendorong anak untuk melakukan yang benar dan menghindari hukuman.
3) Belajar mengalami perasaan bersalah dan rasa malu bila perilakunya tidak
sesuai dengan harapan kelompok.
4) Mempunyai kesempatan berinteraksi sosial dengan anggota kelompok
sosial. Interaksi sosial memegang peranan penting dalam perkembangan
Tingkat Satu : Penalaran Prakonvensional
o Teori perkembangan moral Kohlberg: tingkat yang paling rendah
o Belum ada internalisasi nilai-nilai moral tetapi dikendalikan oleh
hadiah dan hukuman eksternal.
Tahap 1. Orientasi hukuman dan ketaatan.
• penalaran moral didasarkan pada hukuman.
• anak taat karena menghindari hukuman, menaruh hormat karena
melihat sifat yang memberi aturan
Tahap 2. Orientasi ganjaran (the instrumental relativist orientat).
• penalaran moral didasarkan atas hadiah dan kepentingan sendiri.
• Anak taat karena akan mendapat hadiah, mendapat balasan budi.
Tingkat Dua : Penalaran Konvensional
oindividu memandang apa yang diharapkan keluarga, kelompok atau bangsa.
oSetia dan mendukung aturan sosial bukan sekedar konformitas, melainkan berharga.
Tahap 3. Norma-norma interpersonal.
•seseorang menghargai kebenaran, kepedulian dan kesetiaan kepada orang lain sebagai landasan
pertimbangan moral.
•anak taat untuk menghindari rasa tidak setuju dari orang lain.
•anak sering mengambil standar moral orangtuanya untuk mengharapkan penghargaan sebagai anak
yang baik.
Tahap 4. Orientasi otoritas (authority and social order maintaining orientation).
•pertimbangan moral didasarkan atas pemahaman aturan sosial, hukum-hukum, keadilan dan
kewajiban.
•Perilaku yang benar adalah melaksanakan tugas dan kewajiban, menghargai kewibawaan, dan
mempertahankan peraturan yang berlaku.
Tingkat Tiga : Penalaran Pascakonvensional
o Teori perkembangan moral Kohlberg: tingkat tertinggi.
o Terjadi internalisasi moral pada individu dan tidak didasarkan pada standar moral orang lain.
o Seseorang mengenal tindakan moral alternatif, menjajaki pilihan, kemudian memutuskan
berdasarkan suatu kode moral pribadi.
Tahap 5 : Orientasi kontrak sosial.
• memahami bahwa nilai dan aturan bersifat relatif dan standar nilai dapat berbeda antar orang.
• Tindakan seseorang dibimbing oleh asas yang biasa disetujui sebagai hal yang penting bagi
kesejahteraan umum
• asas yang dijunjung tinggi untuk mempertahankan penghargaan dari teman sebaya merupakan
penghargaan diri.
• perbuatan baik: sesuai dengan peraturan yang berlaku
Tahap 6 : Prinsip-prinsip etis universal.
• seseorang telah mengembangkan suatu standar moral yang didasarkan pada hak-hak manusia
yang bersifat universal.
• Tindakan dibimbing oleh asas-asas atas pilihan sendiri atau kata hati, asas-asas yang dijunjung
tinggi untuk menghindari penyesalan diri.
Perkembangan Emosi
a. Pengertian Emosi
• suatu suasana yang kompleks dan getaran jiwa yang
menyertai atau muncul sebelum/sesudah terjadinya perilaku
(Makmun, 2009:114).
• Dua hal yang dapat dilakukan dalam mengendalikan emosi:
• bagaimana cara menangani rangsangan yang
membangkitkan emosi, dan
• bagaimana cara mengatasi reaksi yang biasanya menyertai
emosi tersebut.
Cara Mengidentifikasi Moral Peserta Didik
1)Tunjukan kepribadian yang religius karena hal itu merupakan faktor penting
dalam mengembangkan kecerdasan spiritual
2)Saat pembelajaran:
• kaitkan dengan Tuhan Yang Maha Pencipta mensyukuri nikmat Tuhan
sehingga akan bertambah iman dan takwanya
• tampilkan perilaku religius atau kecerdasan spiritual dalam berinteraksi dengan
peserta didik
• Hadapi perilaku dan sikap peserta didik dengan lembut
• Berikan latihan dan pembiasaan yang disertai pengertian kepada peserta didik
untuk saling mengasihi, menyayangi, saling membantu, jujur, iklas rendah hati,
tidak mudah putus asa, tanggungjawab, taat terhadap aturan, mengasihi orang
lain, menghargai hak dan milik orang lain, taat beribadah, dsb.
• Biasakan berdoa sebelum dan setelah pembelajaran
Latihan
1. Mengajarkan anak untuk membedakan yang baik dan salah secara konsisten
adalah hal yang sangat penting bagi perkembangan moral, jelaskan!
2. Menurut Zakiah Daradjat penghayatan keagamaan berkaitan dengan
kematangan intelektual, jelaskan implikasinya terhadap pendidikan!
3. Menurut Bandura dan Mc.Donald perkembangan pertimbangan moral tidak
hanya merupakan
4. Tentukanlah kasus dalam pengembangan moral dan kecerdasan spiritual yang
terjadi di kelas Anda, identifikasi masalahnya, dan rancang
PEMBELAJARAN 7
KEMAMPUAN AWAL DAN KESULITAN BELAJAR
PESERTA DIDIK
Tujuan
Setelah melaksanakan pembelajaran, peserta diklat
diharapkan dapat memahami konsep kemampuan
awal dan kesulitan belajar; cara mengidentifikasinya,
faktor kesulitan belajar; dan menggunakan hasilnya
untuk memfasilitasi pembelajaran yang lebih baik.
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik
2. Mengidentifikasi kesulitan belajar .
3. Menjelaskan faktor-faktor kesulitan belajar.
4. Menentukan kegiatan pembelajaran yang kondusif
berdasarkan hasil identifikasi kemampuan awal peserta didik
5. Menentukan kegiatan pembelajaran yang kondusif
berdasarkan hasil identifikasi kesulitan belajar peserta didik
Entering Behaviour
• Pada tahun pelajaran ini Bu Anisa ditugasi mengajar di kelas baru sesuai giliran dari kebijakan rotasi di
sekolahnya. Untuk lebih mengenal peserta didik asuhannya dan sebagai bekal untuk mengajar Bu Anisa akan
melakukan identifikasi kemampuan awal dari peserta didiknya. Sayang sekali data dari guru kelas yang
mengajar peserta didik yang akan diasuhnya tidak lengkap sehingga Bu Anisa perlu melakukan beberapa hal
untuk memastikan informasi yang diperolehnya lengkap
• 4. Identifikasilah secara cermat peserta didik di kelas Anda dengan data kemampuan awal yang belum
lengkap dan lakukanlah berbagai upaya untuk melengkapinya. Rancang secara kreatif pemanfaatan data
TERIMA KASIH