Anda di halaman 1dari 115

A

Karakteristik & Kajian Materi Bahasa Dan Sastra


Pengembangan Potensi Indonesia SD
Peserta Didik
PEDAGOGIK:
KARAKTERISTIK & PENGEMBANGAN POTENSI PESERTA DIDIK
Brainstorming
Amati gambar di atas dan jawablah pertanyaan berikut ini
1. Informasi apa yang dapat Anda peroleh pada tayangan gambar
tsb.?
2. Karakter peserta didik apa sajakah yang dapat Anda lihat pada
gambar tersebut dan bagaimana tersebut dapat terbentuk ?
Bagaimana karakter anak di SD kelas tinggi? karakter
3. Permasalahan apa sajakah yang muncul pada peserta didik SD
Kelas Tinggi ?
4. Apa yang dapat Anda lakukan sebagai guru?
PEMBELAJARAN 1.
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Tujuan
Setelah melaksanakan pembelajaran, peserta diklat
diharapkan dapat memahami konsep perkembangan perilaku
dan pribadi peserta didik, tahapan perkembangan perilaku
dan pribadi peserta didik, prinsip- priperkembangan perilaku
dan pribadi peserta didik, identifikasi keragaman karakteristik
, dan menentukan kegiatan pembelajaran untuk
memfasilitasi variasi perkembangan peserta didik.
Indikator Pencapaian kompetensi
1. Menjelaskan konsep perkembangan perilaku dan pribadi peserta didik
2. Menjelaskan tahapan perkembangan perilaku dan pribadi peserta didik
3. Menjelaskan implikasi prinsip-prinsip perkembangan perilaku dan
pribadi peserta didik terhadap pendidikan
4. Menjelaskan berbagai aspek perkembangan peserta didik
5. Mengidentifikasi keragaman karakteristik peserta didik.
6. Menganalisis permasalahan perkembangan perilaku dan pribadi peserta
didik.
7. Menentukan kegiatan pembelajaran untuk memfasilitasi variasi
perkembangan peserta didik.
Materi
1. Pengertian individu
2. Keragaman karakteristik individu
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya keragaman individual
4. Tahapan Perkembangan Perilaku dan Pribadi Peserta Didik
5. Prinsip-prinsip Perkembangan dan Implikasinya terhadap Pendidikan
6. Tugas-tugas Perkembangan Akhir Masa Kanak-kanak
7. Identifikasi Keragaman Karakteristik Peserta Didik
8. Implementasi Keragaman Peserta Didik dalam Pembelajaran
Pengertian Individu
Individu
 Tidak dapat dibagi, dipisahkan dan bersifat unik
 Harus dipandang sebagai pribadi yang utuh
 Satu kesatuan sifat  makhluk individu dan sosial
 Satu kesatuan jasmani dan rohani
 Makhluk Tuhan
Keragaman Karakteristik Individu
Keragaman Karakteristik Individu
 Akhir masa kanak-kanak (late childhood) 
usia enam tahun sampai matang secara seksual
atau peserta didik tingkat sekolah dasar
 Keragaman paling penting :
 kecakapan (ability)
 kepribadian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi adanya keragaman
individual
Faktor-faktor yang Mempengaruhi adanya keragaman individual
 Pembawaan (heredity)  bersifat alamiah (nature)
 Lingkungan (environmental)  faktor diluar individu
yang merupakan kondisi yang memungkinkan
terjadinya proses perkembangan (nuture)
 Waktu (time)  saat tibanya kematangan
(maturation)
Makna Perkembangan Individu
Makna Perkembangan Individu
 Pertumbuhan
 berkaitan dengan perubahan alamiah secara kuantitatif
 menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis
 Perkembangan  Libert, Paulus, dan Strauss (Sunarto, 2002: 39)
 proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi
kematangan dan interaksinya dengan lingkungan
 mencerminkan perubahan psikologis
 Kematangan  Makmun, 2009: 79
 perubahan yang terjadi pada masa-masa tertentu yang merupakan titik
kulminasi dari suatu fase pertumbuhan
 kesiapan awal dari suatu fungsi psikofisik untuk menjalankan fungsinya
Tahapan Perkembangan
Karakteristik Peserta Didik SD Kelas Awal
 6/7 tahun - 9/10 tahun
 Sikap tunduk kepada peraturan permainan tradisional
 Cenderung memuji diri sendiri (menyebut nama sendiri)
 Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain
 Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak
penting.
 Pada masa ini (terutama 6,0 – 8,0 tahun) anak menghendaki nilai (nilai rapor)
yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya pantas diberi nilai baik atau
tidak.
Karakteristik Peserta Didik SD Kelas Tinggi
 9/10 tahun - 12/13 tahun
 Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret
 Amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar
 Ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus/ mulai menonjolnya faktor-
faktor (bakat-bakat khusus)
 Sampai sekitar umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa
lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya
 Nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajar di sekolah.
 Suka membentuk kelompok sebaya biasanya untuk dapat bermain bersama-sama.
 Tidak lagi terikat kepada peraturan permainan yang tradisional (yang sudah ada)
Prinsip-prinsip Perkembangan dan Implikasinya terhadap
Pendidikan
Prinsip-prinsip Perkembangan dan
Implikasinya terhadap Pendidikan
Prinsip-prinsip Perkembangan dan
Implikasinya terhadap Pendidikan
Prinsip-prinsip Perkembangan dan
Implikasinya terhadap Pendidikan
Tahap Perkembangan Implementasi dalam Pembelajaran
 Memahami tahap perkembangan dan tugas perkembangan peserta didik
 Mencatat mengenai perkembangan kemampuan, keterampilan dan
perilaku peserta didik
 Membimbing peserta didik untuk menguasai berbagai keterampilan dan
kemampuan sesuai dengan tugas dan tahap perkembangannya
 Memberi motivasi kepada setiap peserta didik untuk melakukan apa yang
diharapkan dari mereka oleh kelompok sosial pada usia sekolah dasar
 Bekerja sama dengan rekan sejawat, orangtua dan tenaga ahli (bila
diperlukan)
PEMBELAJARAN 2
POTENSI PESERTA DIDIK
Tujuan
Setelah melaksanakan pembelajaran, peserta diklat
diharapkan dapat memahami konsep potensi peserta didik
dan pengembangannya serta menentukan pembelajaran
yang memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
Indikator Pencapaian kompetensi
1. Menjelaskan jenis-jenis potensi
2. Mengidentifikasi potensi peserta didik
3. Menentukan kegiatan pembelajaran yang
memfasilitasi pengembangan potensi
Potensi
 Kemampuan yang masih terkandung dalam diri peserta didik  herediter
(pembawaan)
 Modal dan batas-batas bagi perkembangan kecakapan nyata atau hasil
belajar
 Potensi dapat diwujudkan dalam bentuk prestasi hasil belajar atau
kecakapan nyata
 Potensi merupakan kecakapan yang masih tersembunyi atau yang masih
terkandung dalam diri peserta didik
 Guru harus mau dan mampu mengidentifikasi potensi peserta didik
 Guru membantu mengembangkan potensi peserta didik secara optimal
Jenis-jenis Potensi
• Fisik  kondisi dan kesehatan tubuh
• Psikologis  kecerdasan atau inteligensi (intelligence) dan bakat (aptitude)
 Kecerdasan umum  kemampuannya untuk mengatasi kerumitan kognitif
 Kecerdasan majemuk
 Bahasa
 Matematika
 Visual
 Kinestetis
 Musik
 Sosial
 Intrapersonal
 Naturalis
 Eksistensial
Identifikasi Potensi

 Pengamatan: membandingkan peserta didik


 Analisis ulangan dan tes: bakat khusus dalam
suatu mapel
 Analisis hasil karya: cara bertindak dan hasil
perbuatan
 Wawancara: peserta didik dan orang tua
 Bekerjasama dengan rekan guru: nilai rapor, sikap
perilaku, hasil psikotes
Implementasi Pembelajaran untuk Potensi Kreatif
 Menganggap peserta didik memiliki potensi kreativitas.
 Bersikap demokratis, permisif, mendorong, menghindari kritik
dan ejekan
 Berikan kesempatan berpikir divergen dan lateral selain pola
berpikir yang lain
 Topik pembelajaran berkaitan dengan pembuatan karya kreatif
dan inovatif
 Memanfaatkan sarana yang tersedia untuk bereksperimen dan
eksplorasi.
 Berikan motivasi untuk membuat suatu karya kreatif dan inovatif.
Implementasi Pembelajaran untuk
Pengembangan Potensi
 Identifikasi potensi yang dilakukan saat KBM atau di luar KBM
 Merancang pembelajaran sesuai keragaman potensi
 Bersikap demokratis, hangat, bersahabat menimbulkan rasa senang dan
rasa aman dll
 Memberikan kesempatan peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran
dan mengamati respon peserta didik.
 Membantu dan membimbing peserta didik yang memiliki potensinya
kecerdasan umum yang rendah
 Membantu dan membimbing peserta didik agar mencapai prestasi sesuai
dengan potensinya,
 Memberi tugas perhatikan keragaman potensi peserta didik.
Latihan
1. Menurut Howard Gardner penggagas konsep kecerdasan majemuk, tidak ada
peserta didik yang bodoh, jelaskan!
2. Kreativitas sangat penting dalam mencapai keberhasilan atau suatu prestasi,
jelaskan!
3. Kerjakanlah kasus di kelas awal yang diasuh pak Umar berikut, apa yang harus
dilakukan pak Umar untuk mengidentifikasi kecerdasan majemuk dari anak
asuhnya dan apa yang bisa dilakukan untuk menghantarkan mereka mencapai
prestasi terbaiknya sesuai dengan kecerdasan majemuk yang dimiliki anak
4. Tentukanlah kasus pengembangan potensi peserta didik di kelas Anda,
PEMBELAJARAN 3
PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK PESERTA DIDIK
Tujuan
ciri-ciri perkembangan fisik anak dan ciri-ciri anak yang sehat
secara fisik serta mengidentifikasi kondisi kesehatan fisik
peserta didik dan menentukan pembelajaran yang
memfasilitasi peserta didik yang memiliki karakteristik fisik
tertentu.
Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mendeskripsikan ciri-ciri perkembangan fisik anak-anak


2. Mendeskripsikan ciri-ciri anak-anak yang sehat secara fisik
3. Mengidentifikasi kondisi kesehatan fisik peserta didik
4. Menentukan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi
peserta didik dengan kesehatan fisik yang khas atau
kurang sesuai.
Pendahuluan
 Pemahaman terhadap kondisi fisik  sangat penting
 Proses pembelajaran  mental dan fisik
 Pengaruh perkembangan fisik
 Intelektual
 Emosional
 Sosial
 Moral
 Kepribadian
Karakteristik Perkembangan Fisik

 Sampai umur 6 tahun  badan bagian bawah lebih cepat


dibanding bagian atas
 Anggota-anggota badan relatif masih pendek
 Kepala dan perut relatih masih besar
 Tinggi badan bertambah kurang lebih 5 sampai 6 %
 Berat badan bertambah kurang lebih 10 % setiap tahun
 Tinggi rata-rata 46 inci dan berat 22.5 kg  6 tahun
 Tinggi rata-rata 60 inci dan berat 42.5 kg  12 tahun
 Laki-laki lebih kuat dibandingkan perempuan
Keterampilan Motorik

 kasar  berjalan, berlari, melompat


 halus  menulis, menggambar,
memotong
Fungsi Perkembangan Keterampilan Motorik
Sosial dan Pribadi Anak
 Menghibur dirinya sendiri dan mendapatkan perasaan senang
 Bergerak dari kondisi tidak berdaya menjadi independen 
percaya diri
 Menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah
 Bergaul/ bermain dengan teman sebaya
 Sangat penting untuk perkembangan self-concept (konsep diri)
atau kepribadian anak
Kategori Keterampilan
Akhir Masa Kanak-kanak
 Keterampilan menolong diri sendiri
 Keterampilan menolong orang lain
 Keterampilan sekolah
 Keterampilan bermain
Karakteristik Perkembangan Motorik

 Usia 6 tahun, koordinasi antara mata dan tangan (visio motorik) sudah
berkembang: membidik, menyepak, melempar dan menangkap.
 Usia 7 tahun, tangan anak semakin kuat : menggunakan pensil daripada
krayon untuk melukis.
 Usia 8 – tahun, menggunakan tangan secara bebas, mudah dan tepat:
anak dapat menulis dengan baik, ukuran huruf menjadi lebih kecil dan
rata.
 Usia 10 - 12 tahun, menampilkan keterampilan-keterampilan
manipulatif menyerupai kemampuan-kemampuan orang dewasa
Pengaruh Perkembangan Fisik Terhadap Perilaku

 Memandang dirinya sendiri dan orang lain


 Konsep diri  kesadaran terhadap bentuk tubuh
 Negatif  bisa berdampak buruk
 Positif  membantu anak agar selalu positif
Faktor Mempengaruhi Perkembangan Fisik

 Kesehatan dan gizi


 Ketegangan emosional
 Kecerdasan
 Bentuk tubuh
 Jenis kelamin
Implementasi dalam Pembelajaran
 Identifikasi keadaan fisik dan kesehatan peserta didik
 Miliki data kondisi fisik dan kesehatan setiap peserta didik
 Awal KBM: memperhatikan dan menanyakan kesehatan peserta didik
 Selama KBM: tetap memperhatikan dan mengamati kondisi fisik
peserta didik
 Berikan bimbingan dan latihan
 kelas rendah: keterampilan menulis
 kelas tinggi: keseimbangan tumbuh
 Berikan perhatian khusus bagi yg mengalami gangguan panca indera
 Memiliki pemahaman empatik
 Melibatkan anak-anak dalam kegiatan permainan
Latihan
1. Kondisi fisik atau perubahan fisik berpengaruh terhadap sikap dan perilaku peserta
didik. Jelaskan bagaimana kondisi fisik berpengaruh terhadap konsep diri anak!
2. Perkembangan motorik penting dipahami oleh guru karena memiliki fungsi
penyesuaian sosial dan pribadi peserta didik, jelaskan!
3. Kerjakanlah kasus berikut, identifikasi masalahnya, dan usulkan alternatif solusi untuk
itu. Bekerjalah dalam kelompok dan presentasikan hasilnya.

Bu Salsabila adalah guru kelas 1 SD dan sedang berupaya untuk merancang pembelajaran
yang sekaligus dapat memfasilitasi beberapa peserta didik yang memiliki gangguan dalam
penglihatan dan pendengaran, serta dalam penyelesaian tugas yang menggunakan
koordinasi/ gerakan halus seperti menulis dan menggunting karena seringkali memerlukan
waktu lebih lama dari teman-temannya. Peserta didik yang mengalami gangguan
penglihatan sudah mengunakan kaca mata walaupun minusnya masih rendah namun
kadang mendekati papan tulis saat acuan kegiatan ditulis di papan tulis. Mereka yang
terganggu dalam
PEMBELAJARAN 4
PERKEMBANGAN KEMAMPUAN INTELEKTUAL PESERTA DIDIK
Tujuan
Setelah melaksanakan pembelajaran, peserta diklat
diharapkan dapat memahami konsep intelegensi, ciri-ciri dan
tahapan perkembangan intelektual; cara mengidentifikasi
perkembangan kemampuan intelektual; dan menentukan
pembelajaran yang memfasilitasi perkembangan kemampuan
intelektual peserta didik
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan perkembangan kemampuan
intelektual peserta didik.
2. Mengidentifikasi kecerdasan intelektual peserta
didik.
3. Menentukan kegiatan pembelajaran yang
memfasilitasi perbedaan kecerdasan intelektual
peserta didik
Konsep Intelegensi
 Kemampuan mental umum yang mendasari kemampuan untuk mengatasi
kerumitan kognitif
 Berkaitan dengan kemampuan untuk
 pemecahan masalah
 berpikir abstrak
 keahlian dalam pembelajaran
 Tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (General factor),
tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik (Spearman dalam,
Sukmadinata,2007:257)
 Potensi bawaan (potential ability) yang dikaitkan dengan keberhasilan
peserta didik dalam bidang akademik di sekolah
Pengaruh Lingkungan terhadap Intelektual
 Pengalaman sekolah mempengaruhi perkembangan inteligensi: (Wellman:
1945 dan Sunarto: 2002:107)
 Anak-anak yang memiliki pengalaman pendidikan prasekolah sebelum
memasuki SD , menunjukkan kemajuan yang lebih besar dalam rata-rata IQ
mereka daripada anak-anak yang tidak mengikuti prasekolah
 Eksperimen terhadap anak kembar identik yang dibesarkan di lingkungan
keluarga dan sekolah yang berbeda ternyata IQ yang tadinya identik
menunjukkan adanya perbedaan sekitar 15 butir (Woodworth dalam
Makmun, 2006:62)
 Semakin baik tinggi kualitas lingkungan rumah, cenderung semakin tinggi
pula IQ anak (Ware, 1970 dan Sunarto, 2000:103)
Tahapan Perkembangan Berpikir

 Sensorimotor (0 – 2 tahun): aktivitas kognitif berpusat pada


sensori (alat indra) dan gerak (motor)
 Pre operasional (2 – 7 tahun): mampu menunjukkan aktivitas
kognitif dalam menghadapi berbagai hal
 Operasional konkrit (7 – 12 tahun): menguasai konsep konservasi
untuk memanipulasi logis lainnya
 Formal operasional: kemampuan untuk mengoperasikan kaedah-
kaedah logika formal yang tidak terikat lagi oleh objek-objek
yang bersifat kongkrit
Pengelompokan Anak Berdasarkan Penyebaran IQ
Karakteristik Perkembangan Kognitif
 Teori kognitif Piaget: usia SD umumnya berada pada tahap
perkembangan kognitif operasional konkret (7 – 11 tahun)
 meliputi penggunaan operasi: memiliki penalaran logika yang
bersifat konkrit
 mampu menggolongkan namun belum mampu memecahkan
masalah
 operasi konkret: aktivitas mental yang dapat diputar balikan
berkaitan dengan objek-objek nyata atau konkret
 Peserta didik kelas tinggi (10 – 12 tahun) memiliki kemampuan
yang semakin baik dalam menggunakan logika
Penerapan Teori Perkembangan Kognitif

 Komunikasi
 Gagasan peserta didik perlu dipahami
 Membiarkan peserta didik untuk spontan
berinteraksi dengan lingkungan
Identifikasi Kemampuan Intelektual
 Tes psikologi: psikolog
 Pengamatan secara teliti dan sistematik: guru
 Analisis hasil ulangan dan tes
 Analisis hasil karya
 Wawancara
 Bekerjasama dengan rekan sejawat
Implikasi terhadap Pembelajaran
 Identifikasi kemampuan intelektual peserta didik
 Pahami tingkat perkembangan kognitif peserta didik
 Rancang pembelajaran sesuai dengan kecerdasan dan
tingkat perkembangan berpikir peserta didik
 Terima peserta didik apa adanya (acceptance)
 Berikan kesempatan kepada semua peserta didik
pengalaman keberhasilan dalam kegiatan belajar untuk
pembentukan konsep diri yang positif dan memiliki sikap
positif terhadap pelajaran
 Perhatikan kemampuan peserta didik saat pembelajaran
Latihan
1. Kemampuan intelektual merupakan potensi yang diperoleh melalui keturunan, namun perkembangannya dipengaruhi
oleh lingkungan. Semakin berkualitas lingkungan keluarga cenderung semakin tinggi juga IQ anak, jelaskan !
2. Kerjakanlah kasus di kelas yang diasuh Bu Khalila, identifikasi masalahnya, dan usulkan alternatif tindakan untuk
membimbing anak tersebut. Bekerjalah dalam kelompok dan presentasikan hasilnya.

Bu Khalila sedang merencanakan program untuk membantu beberapa peserta didik asuhannya yang bermasalah
dalam mencapai KKM. Pencapaian KKM sebagian besar muatan pelajaran diperoleh melalui bantuan remedial.
Penyelesaian tugas-tugas di kelas hampir selalu paling akhir dan dengan bantuan guru atau teman. IQ dari anak-anak
ini berkisar pada rentang normal bawah. Yang menggembirakan peserta didik menunjukkan semangat yang tinggi
untuk belajar dan tidak mudah menyerah saat belum memahami materi, melaksanakan tugas, atau melihat teman-
temannya sudah menyelesaikan tugas. Mereka juga berani bertanya saat belum memahami materi yang dijelaskan.
Karakteristik peserta didik tersebut menggembirakan dan membuat Bu Khalila sangat memperhatikan mereka.

4. Identifikasi kemampuan intelektual untuk peserta didik di kelas Anda, identifikasi peserta didik yang mengalami
kendala, dan rancang apa yang sebaiknya Anda lakukan untuk membantu mereka!
PEMBELAJARAN 5
PERKEMBANGAN KECERDASAN EMOSI DAN PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK
Tujuan
Setelah melaksanakan pembelajaran, peserta diklat
diharapkan dapat memahami konsep perkembangan
aspek sosial dan kecerdasan emosi; identifikasi
perkembangan kecerdasan emosi dan keterampilan
perilaku sosial; serta implementasinya dalam
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan perkembangan emosi peserta didik
2. Mendeskripsikan ciri-ciri perilaku kecerdasan emosi
peserta didik
3. Mengidentifikasi kecerdasan emosi peserta didik
4. Mendeskripsikan proses perkembangan aspek sosial
peserta didik
Perkembangan Emosi
a. Pengertian Emosi
• suatu suasana yang kompleks dan getaran jiwa yang
menyertai atau muncul sebelum/sesudah terjadinya perilaku
(Makmun, 2009:114).
• Dua hal yang dapat dilakukan dalam mengendalikan emosi:
1. bagaimana cara menangani rangsangan yang
membangkitkan emosi, dan
2. bagaimana cara mengatasi reaksi yang biasanya menyertai
emosi tersebut.
Hubungan emosi dengan penyesuaian pribadi dan
sosial
Emosi:
1) menambah rasa nikmat bagi pengalaman sehari
2) menyiapkan tubuh untuk melakukan tindakan
3) Ketegangan emosi mengganggu keterampilan motorik
4) bentuk suatu komunikasi
5) mengganggu aktivitas mental
6) sumber penilaian diri dan sosial
7) mewarnai pandangan anak terhadap kehidupan
8) mempengaruhi interaksi sosial.
9) memperlihatkan kesannya pada ekspresi wajah
10) mempengaruhi suasana psikologis
11) Reaksi emosional apabila diulang-ulang akan berkembang menjadi kebiasaan
(Hurlock, 1991:211)
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
Perkembangan emosi dipengaruhi:
1) faktor kematangan
2) faktor belajar
tetapi faktor belajar lebih penting, karena belajar
merupakan faktor yang lebih dapat dikendalikan
(Hurlock,1991:213).
Kondisi-kondisi yang Mempengaruhi
Perkembangan Emosi
1) Kondisi Kesehataan
2) Suasana rumah
3) Cara mendidik anak
4) Hubungan kurang harmonis dgn orangtua dan saudara  kemarahan dan
kecemburuan  emosi ini akan cenderung menguasai kehidupan anak.
5) Hubungan dengan teman sebaya
6) Perlindungan berlebih orangtua  rasa takut pada anak menjadi dominan
7) Aspirasi orangtua yang berlebihan dan tidak realistis  canggung, malu, dan
merasa bersalah tidak bisa memenuhi harapan orangtua.
8) Berikan bimbingan disertai pengertian: frustasi diperlukan sekali-kali 
mencegah kemarahan dan kebencian menjadi emosi yang dominan.
Pengendalian Emosi
Untuk penyesuaian sosial yang baik: emosi anak harus
seimbang
Keseimbangan emosi yang ideal:
1) lebih didominasi oleh emosi yang menyenangkan  bisa
melawan emosi yang tidak menyenangkan.
2) diperoleh melalui pengendalian lingkungan dan
membantu anak untuk mengembangkan toleransi
terhadap emosi.
Bentuk perilaku yang paling umum pada masa
kanak-kanak akhir
1) Rentan terhadap penerimaan sosial.
2) Kepekaan yang berlebihan.
3) Sikap sportif
4) Tanggung jawab
5) Diskriminasi sosial
6) Prasangka
7) Antagonisme jenis kelamin
8) Mudah dipengaruhi dan tidak mudah dipengaruhi
9) Wawasan sosial
Ciri-ciri Perilaku Yang Memiliki Keterampilan Sosial
Rendah
1) Ciri-ciri Perilaku Peserta Didik yang Diabaikan
(Neglected Children)
2) Ciri-ciri Perilaku Peserta Didik yang Ditolak
(Rejected Children)
Kecerdasan Emosi dan Keterampilan Sosial
• membentuk karakter
• hasil penelitian: kecerdasan emosi dan keterampilan sosial
lebih penting dari inteligensi (IQ) dalam mencapai
keberhasilan hidup.
• Kecerdasan emosi (EQ): anak bersemangat tinggi dalam
belajar atau disukai oleh teman-temannya dalam kegiatan
bermain  membawa keberhasilan ketika memasuki
dunia kerja atau berkeluarga.
Identifikasi Kecerdasan Emosi dan Keterampilan
Sosial Peserta Didik
1) Pengamatan
2) Wawancara
3) Bekerja sama dengan wali kelas
4) Informasi dari rekan guru dan teman-temannya
5) Menggunakan angket atau skala sikap
6) Untuk mengetahui hubungan sosial (peserta didik kelas tinggi)
dapat melakukan sosiometri
7) Berkolaborasi dengan konselor pendidikan atau psikolog.
Implementasi dalam Pembelajaran
1) Pahami siapa yang menjadi peserta didiknya.
2) Identifikasi kecerdasan emosi atau kondisi emosi peserta
didik pada saat PBM (terencana/ pedoman pengamatan atau
insidental via catatan anekdot)
3) Sadari keragaman kecerdasan emosi peserta didik: a) tingkat
kecerdasan emosi (tinggi, rendah), b) aspek-aspek sikap dan
perilakunya
4) Sadari: a) tidak semua memiliki kecerdasan emosi yang
tinggi, b) tidak semua peserta didik memiliki lingkungan
keluarga yang harmonis
4) Ciptakan iklim belajar yang kondusif untuk mengembangkan
kecerdasan emosional peserta didik.
5) Jadilah figur dan tunjukan sikap dan perilaku yang cerdas
secara emosional.
6) Tampilkan sikap tanggungjawab terhadap tugas: mengajar,
rajin, disiplin, memiliki motivasi yang tinggi untuk membantu
peserta didik mencapai kematangan emosi.
Mengembangkan Kecerdasan Emosi Peserta Didik dalam
Pembelajaran

Kecerdasan emosi dipengaruhi lingkungan,  untuk


meningkatkan, rancang pembelajaran dengan memasukan aspek
kecerdasan emosi, jadi terintegrasi dalam pembelajaran.
a. Lakukan melalui pembiasaan dan disiplin yang disertai
konsekuensi.
b. Guru membantu peserta didik untuk belajar mengekspresikan
reaksi emosi yang bisa diterima secara sosial melalui katarsis
fisik, menyalurkan energi emosi kepada kegiatan fisik
C. Bagi peserta didik yang mau berkomunikasi dengan guru
dapat dilakukan katarsis
d. Di antara suasana hati yang ingin dijauhi orang dan yang
paling sulit dikendalikan adalah amarah.
e. Mengatasi sikap siswa yang pesimis, mudah putus asa, dan
kurang mampu menghadapi stress
f. Mengatasi peserta didik yang kurang memiliki motivasi
belajar, malas belajar, kurang tekun, selalu ingin dibantu.
g. Bekerja sama dengan rekan guru khususnya guru agama
untuk membantu meningkatkan kecerdasan emosi di luar
KBM.
Mengembangkan Keterampilan Sosial dalam Pembelajaran
a. Anak belajar berperilaku sosial melalui proses imitasi dan
identifikasi
b. Guru harus mampu mengidentifikasi keterampilan sosial
peserta didik
c. Untuk mengembangkan keterampilan sosial peserta didik guru
dapat merancang pembelajaran yang memberi kesempatan
kepada semua peserta didik aktif berpartisipasi dalam KBM
d. Memberikan informasi kepada peserta bagaimana cara
berinteraksi dengan orang lain
e. bimbing anak yang diabaikan (neglected children)
f. Bimbing anak-anak populer untuk lebih menerima teman
sebaya yang diabaikan atau ditolak.
g. Peserta didik yang ditolak: mengalami masalah penyesuaian
diri yang serius dibanding peserta didik yang diabaikan
membantu peserta didik yang ditolak untuk belajar
mendengarkan temannya dengan penuh perhatian dan
hangat, bukan mendominasinya.
Latihan
1. Mengapa anak harus diajarkan cara mengendalikan emosi, jelaskan?
2. Masalah sosial pada anak lebih menonjol dibandingkan masalah kesulitan dalam pelajaran di
sekolah, jelaskan implikasinya terhadap pendidikan?
3. Kerjakanlah kasus di kelas bu Nabila berikut, identifikasi masalahnya, dan usulkan alternatif
solusi untuk itu. Bekerjalah dalam kelompok dan presentasikan hasilnya

Bu Nabila sedang merancang program dan pembelajaran untuk mendampingi beberapa


peserta didiknya yang mudah marah, cengeng, kurang tekun saat mengerjakan tugas, dan
mau menang sendiri. Dari hasil pengumpulan data sementara diketahui anak-anak ini berasal
dari keluarga yang terlalu memanjakan anak dan selalu mengikuti semua kemauan anak.

4. Tentukanlah kasus perkembangan kecerdasan dan aspek sosial dari peserta didik di kelas Anda,
identifikasi masalahnya, dan rancang apa yang sebaiknya Anda lakukan sebagai alternatif
solusi!
PEMBELAJARAN 6
PERKEMBANGAN MORAL DAN KEERDASAN SPIRITUAL
PESERTA DIDIK
Tujuan
Setelah melaksanakan pembelajaran, peserta diklat
diharapkan dapat memahami konsep perkembangan
aspek moral dan kecerdasan spiritual; identifikasi
ciri-ciri moral dan kecerdasan spiritual peserta didik;
dan implementasinya dalam pembelajaran.
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mendeskripsikan tahapan perkembangan aspek moral peserta
didik
2. Mendeskripsikan ciri-ciri perilaku moral peserta didik
3. Mengidentifikasi perilaku moral peserta didik
1. Perkembangan Moral
Empat pokok utama dalam mempelajari sikap moral
1) Mempelajari apa yang diharapkan kelompok sosial dari anggotanya
sebagaimana dicantumkan dalam hukum, kebiasaan dan peraturan.
2) Mengembangkan hati nurani atau suara hati merupakan salah satu tugas
perkembangan yang penting pada akhir masa kanak-kanak. Suara hati juga
dikenal sebagai “cahaya dari dalam” atau super ego dan polisi internal yang
mendorong anak untuk melakukan yang benar dan menghindari hukuman.
3) Belajar mengalami perasaan bersalah dan rasa malu bila perilakunya tidak
sesuai dengan harapan kelompok.
4) Mempunyai kesempatan berinteraksi sosial dengan anggota kelompok
sosial. Interaksi sosial memegang peranan penting dalam perkembangan
Tingkat Satu : Penalaran Prakonvensional
o Teori perkembangan moral Kohlberg: tingkat yang paling rendah
o Belum ada internalisasi nilai-nilai moral tetapi dikendalikan oleh
hadiah dan hukuman eksternal.
Tahap 1. Orientasi hukuman dan ketaatan.
• penalaran moral didasarkan pada hukuman.
• anak taat karena menghindari hukuman, menaruh hormat karena
melihat sifat yang memberi aturan
Tahap 2. Orientasi ganjaran (the instrumental relativist orientat).
• penalaran moral didasarkan atas hadiah dan kepentingan sendiri.
• Anak taat karena akan mendapat hadiah, mendapat balasan budi.
Tingkat Dua : Penalaran Konvensional
oindividu memandang apa yang diharapkan keluarga, kelompok atau bangsa.
oSetia dan mendukung aturan sosial bukan sekedar konformitas, melainkan berharga.
Tahap 3. Norma-norma interpersonal.
•seseorang menghargai kebenaran, kepedulian dan kesetiaan kepada orang lain sebagai landasan
pertimbangan moral.
•anak taat untuk menghindari rasa tidak setuju dari orang lain.
•anak sering mengambil standar moral orangtuanya untuk mengharapkan penghargaan sebagai anak
yang baik.
Tahap 4. Orientasi otoritas (authority and social order maintaining orientation).
•pertimbangan moral didasarkan atas pemahaman aturan sosial, hukum-hukum, keadilan dan
kewajiban.
•Perilaku yang benar adalah melaksanakan tugas dan kewajiban, menghargai kewibawaan, dan
mempertahankan peraturan yang berlaku.
Tingkat Tiga : Penalaran Pascakonvensional
o Teori perkembangan moral Kohlberg: tingkat tertinggi.
o Terjadi internalisasi moral pada individu dan tidak didasarkan pada standar moral orang lain.
o Seseorang mengenal tindakan moral alternatif, menjajaki pilihan, kemudian memutuskan
berdasarkan suatu kode moral pribadi.
Tahap 5 : Orientasi kontrak sosial.
• memahami bahwa nilai dan aturan bersifat relatif dan standar nilai dapat berbeda antar orang.
• Tindakan seseorang dibimbing oleh asas yang biasa disetujui sebagai hal yang penting bagi
kesejahteraan umum
• asas yang dijunjung tinggi untuk mempertahankan penghargaan dari teman sebaya merupakan
penghargaan diri.
• perbuatan baik: sesuai dengan peraturan yang berlaku
Tahap 6 : Prinsip-prinsip etis universal.
• seseorang telah mengembangkan suatu standar moral yang didasarkan pada hak-hak manusia
yang bersifat universal.
• Tindakan dibimbing oleh asas-asas atas pilihan sendiri atau kata hati, asas-asas yang dijunjung
tinggi untuk menghindari penyesalan diri.
Perkembangan Emosi
a. Pengertian Emosi
• suatu suasana yang kompleks dan getaran jiwa yang
menyertai atau muncul sebelum/sesudah terjadinya perilaku
(Makmun, 2009:114).
• Dua hal yang dapat dilakukan dalam mengendalikan emosi:
• bagaimana cara menangani rangsangan yang
membangkitkan emosi, dan
• bagaimana cara mengatasi reaksi yang biasanya menyertai
emosi tersebut.
Cara Mengidentifikasi Moral Peserta Didik

1)Pengamatan: perilaku peserta didik pada saat PBM dengan


menggunakan pedoman pengamatan.
2)Wawancara: pada situasi tertentu jika diperlukan, kepada peserta
didik tertentu, untuk memperdalam pemahaman sikap dan perilaku
moralitas di rumah sikap orangtua terhadap peserta didik.
3)Informasi dari rekan guru terutama guru agama dan orangtua
4)Informasi dari teman-teman peserta didik yang bersangkutan
5)Angket atau inventori untuk mengungkap sikap dan perilaku moral
(jika ada)
Implikasi dalam Pembelajaran
1) Sadari bahwa guru merupakan unsur terpenting dari pendidikan
2) Ciptakan iklim belajar yang kondusif bagi perkembangan moral
3) Sadari tidak semua peserta didik memiliki moral yang baik, tidak semua peserta
didik memiliki lingkungan keluarga yang menjunjung moral yang tinggi, dan
memiliki hubungan yang harmonis dengan orangtuanya
4) Moral dipengaruhi oleh lingkungan  ciptakan lingkungan kondusif
5) Berikan dorongan dan penghargaan kepada perilaku yang positif dan konsekuensi
yang bersifat edukatif terhadap perilaku negatif.
6) Bekerja sama dengan rekan sejawat khususnya guru agama untuk membantu
meningkatkan akhlak mulia atau perilaku moral peserta didik di luar pembelajaran
7) Bekerja sama dengan orangtua peserta didik untuk mengembangkan moral
peserta didik.
Kecerdasan Spiritual
a. Tahap Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Masa anak sekolah (7-8 sampai 11-12 tahun), ditandai a.l:
1) Sikap keagamaan bersifat reseptif tetapi disertai pengertian
2) Pandangan dan paham ke-Tuhan-an diterangkan secara rasional
berdasarkan kaidah-kaidah logika yang bersumber pada
indikator alam semesta sebagai manifestasi dari eksistensi dan
keagungan-Nya;
3) Penghayatan secara rohaniah makin mendalam, melaksanakan
kegiatan ritual diterima sebagai keharusan moral.
Proses Perkembangan Kecerdasan Spiritual

• Danah Zohar dan Ian Marshall: kecerdasan spiritual adalah


kecerdasan tertinggi (the ultimate inteligence)
• paling berperan dalam kehidupan manusia.
• Potensi kecerdasan spiritual bersifat dinamis, responsive
terhadap pengaruh lingkungan sekitar,  dalam
perkembangannya akan terjadi interaksi (saling
mempengaruhi) antara fitrah dan lingkungan sekitar
sampai akhir hayatnya.
c. Cara Identifikasi Kecerdasan Spiritual Peserta Didik

Guru dapat mengidentifikasi kecerdasan spiritual peserta didik


melalui:
1) Pengamatan,
2) Wawancara,
3) Bekerja sama dengan guru BK,
4) Informasi dari rekan guru terutama guru agama dan orangtua
5) Informasi dari teman-teman peserta didik yang bersangkutan
6) Menggunakan angket atau inventori untuk mengungkap
kecerdasan spiritual peserta didik.
Implikasi Kecerdasan Spiritual dalam Pembelajaran.

1)Tunjukan kepribadian yang religius karena hal itu merupakan faktor penting
dalam mengembangkan kecerdasan spiritual
2)Saat pembelajaran:
• kaitkan dengan Tuhan Yang Maha Pencipta  mensyukuri nikmat Tuhan
sehingga akan bertambah iman dan takwanya
• tampilkan perilaku religius atau kecerdasan spiritual dalam berinteraksi dengan
peserta didik
• Hadapi perilaku dan sikap peserta didik dengan lembut
• Berikan latihan dan pembiasaan yang disertai pengertian kepada peserta didik
untuk saling mengasihi, menyayangi, saling membantu, jujur, iklas rendah hati,
tidak mudah putus asa, tanggungjawab, taat terhadap aturan, mengasihi orang
lain, menghargai hak dan milik orang lain, taat beribadah, dsb.
• Biasakan berdoa sebelum dan setelah pembelajaran
Latihan
1. Mengajarkan anak untuk membedakan yang baik dan salah secara konsisten
adalah hal yang sangat penting bagi perkembangan moral, jelaskan!
2. Menurut Zakiah Daradjat penghayatan keagamaan berkaitan dengan
kematangan intelektual, jelaskan implikasinya terhadap pendidikan!
3. Menurut Bandura dan Mc.Donald perkembangan pertimbangan moral tidak
hanya merupakan
4. Tentukanlah kasus dalam pengembangan moral dan kecerdasan spiritual yang
terjadi di kelas Anda, identifikasi masalahnya, dan rancang
PEMBELAJARAN 7
KEMAMPUAN AWAL DAN KESULITAN BELAJAR
PESERTA DIDIK
Tujuan
Setelah melaksanakan pembelajaran, peserta diklat
diharapkan dapat memahami konsep kemampuan
awal dan kesulitan belajar; cara mengidentifikasinya,
faktor kesulitan belajar; dan menggunakan hasilnya
untuk memfasilitasi pembelajaran yang lebih baik.
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik
2. Mengidentifikasi kesulitan belajar .
3. Menjelaskan faktor-faktor kesulitan belajar.
4. Menentukan kegiatan pembelajaran yang kondusif
berdasarkan hasil identifikasi kemampuan awal peserta didik
5. Menentukan kegiatan pembelajaran yang kondusif
berdasarkan hasil identifikasi kesulitan belajar peserta didik
Entering Behaviour

 Tingkat dan jenis karakteristik perilaku siswa yang telah


dimiliki sebelum pembelajaran
 Kesiapan, kematangan, serta tingkat penguasaan dari
pengetahuan dan keterampilan dasar
• Digunakan untuk:
 pertimbangan dalam memilih bahan, prosedur, metode,
teknik dan alat bantu PBM
 membandingkan nilai pre-tes dengan post-tes  perubahan
perilaku yang telah terjadi
Identifikasi Kemampuan Awal
• Untuk mengetahui:
 Jenis dan ruang lingkup pengetahuan yang telah diketahui
dan dikuasai
 Tingkat dan tahap serta jenis kemampuan (kognitif, afektif
dan psikomotor) yang telah dicapai a.l.:
Implementasi Pembelajaran
 Indentifikasi perilaku awal atau kemampuan awal
 aspek kognitif
 aspek afektif
 aspek konatif
 aspek sensori-motorik
 Tentukan aspek terpenting
 Berikan pertanyaan lisan atau tes awal secara tertulis
 Gunakan perbedaan karakteristik sebagai dasar pertimbangan perencanaan dan
pengelolaan pembelajaran
 Sesuaikan pembelajaran dengan tingkat kecerdasan
 Gunakan metode dan media pembelajaran sesuai minat dan motivasi belajar
IDENTIFIKASI
KESULITAN BELAJAR (KB)
Pengertian
• Tidak semua peserta didik berhasil
mencapai tujuan-tujuan belajar sesuai
dengan taraf kualifikasi yang diharapkan.
• Kesulitan belajar: jika peserta didik
menunjukkan kegagalan tertentu dalam
mencapai tujuan-tujuan belajarnya
1. Ciri- Ciri Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar
• Dalam batas waktu tertentu tidak mencapai ukuran tingkat
keberhasilan atau penguasaan minimal yg telah ditetapkan
• Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang
semestinya (berdasarkan intelegensinya).
• Tidak mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk
penyesuaian sosial sesuai dengan pola organisme pada fase
perkembangan tertentu.
• Tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang
diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat
pelajaran berikutnya.
2. Diagnostik Kesulitan Belajar
a. Pengertian
• proses untuk memahami jenis dan karakteristik KB
serta latar belakang KB
• dengan cara menghimpun dan menggunakan data
selengkap dan seobjektif mungkin  membuat
kesimpulan dan keputusan serta mencari alternatif
pemecahan
b. Prosedur dan Teknik Diagnostik KB
Identifikasi:
• siswa yang mengalami kesulitan belajar,
• letak kesulitan,
• latar belakang kesulitan
• alternatif pemecahan masalah
• pencegahan agar kesulitan belajar tidak terjadi?
c. Penyebab Kesulitan Belajar
Diagnostik KB berdasarkan teknik dan instrumen:
• Diagnosis Umum: tes baku (mis. evaluasi & pengukuran psikologi
dan hasil belajar)  tentukan siapa yang mengalami kesulitan
• Diagnostik Analitik: tes diagnosis  tentukan letak kesulitan
• Diagnostik Psikologi: 1) Observasi; 2) Analisis karya tulis; 3)
Analisi proses dan respon lisan; 4) Analisis berbagai catatan
objektif; 5) Analisi berbagai catatan objektif; 6) Wawancara; 7)
pendekatan laboratories dan klinis; 8) Studi kasus.
(Burton dalam Makmun, 2009:310)
3. Mengidentifikasi Kesulitan Belajar
a. Menandai dan Menemukan Kesulitan Belajar
• Tentukan siapa yg alami KB: analisis catatan observasi atau laporan
proses PBM
• Catatan belajar siswa : kecepatan siswa selesaikan tugas
• Catatan kehadiran
• Catatan partisipasi: pasif  alami KB; sangat penting untuk mapel yg
utamakan komunikasi dan interaksi sosial dalam berpendapat/
menyanggah/ berargumentasi
• Catatan sosiometri: untuk mapel tertentu yg menuntut kerjasama 
mengetahui anak yg terisolir
b. Melokalisasi Letak KB
• Tujuan: 1) KB pada mapel apa? 2) karakteristik KB
• Identifikasi KB pada mapel apa?: bandingkan nilai anak dgn
KKM dan rata-rata mapel; di bawah KKM  KB
 Ranking yg alami KB  skala prioritas bantuan  makin jauh
di bawah KKM makin besar KB
Sebagian besar siswa KB: kasus kelompok
Sebagian kecil siswa KB: kasus individu
• Identifikasi kawasan tujuan belajar dan ruang lingkup mapel
yang bermasalah: mapel yang alami KB via analisis lembar
jawaban UAS/UTS, evaluasi reflektif, formatif, pre-post test bila
c. Analisis Catatan Proses Pembelajaran

• Tujuan: tentukan aspek proses belajar yg alami KB


• Analisis:
 waktu penyelesaian tugas atau soal
kehadiran
partisipasi dalam PBM
penyesuaian sosial
• Hasil analisis: jelas tunjukkan posisi dari kasus ybs.
4. Mengidentifikasi Faktor KB
a.Jika kasus kelompok
• Jika kasus kelompok (mayoritas peserta didik memiliki KB) faktor
penyebab KB berasal luar diri peserta didik.

• Kemungkinan besar faktor penyebabnya kondisi sekolah:


 kualifikasi guru,
 pembelajaran,
 materi,
 sistem penilaian,
 strategi/metode/teknik PBM yang tidak sesuai dgn keragaman PD, dsb.)
b. Jika kasus individual
• Jika kasus individual faktor penyebab KB berasal dari diri peserta didik.
• Kemungkinan besar faktor penyebabnya bersumber dari :
 kemampuan dasar atau potensi: intelegensi dan bakat;
 bukan yg bersifat potensial: kurang memiliki keterampilan dan pengetahuan
dasar yang diperlukan dari suatu bidang studi,
 aspek fisik: kesehatan, gangguan panca indra, kecacatan dsb.
 Emosional: kecemasan, phobia, penyesuaian yang salah),
 kurang minat dan motivasi belajar,
 sikap dan kebiasaan belajar yang negatif,
 kurang konsentrasi,
 kurang mampu menyesuaikan diri, dsb.
5. Membuat Alternatif Bantuan
• Hasil diagnosis:
dasar keputusan memberikan bantuan bagi PD
yg alami KB
• Dibuat program dan penetapan alternatif bantuan yang harus diberikan kpd
PD yg alami KB
• Komponen program a.l.:
Siapa yg alami KB?
Apa materinya?
Siapa yg akan membantu?
Bagaimana caranya?
6. Melakukan Tindak Remedial atau Membuat
Referal
• Oleh guru:
Jika masalah tekait dengan PBM
Melalui PBM remedial
• Oleh pihak lain:
aspek kepribadian dan medis
guru hanya membuat rekomendasi atau
rujukan.
7. Evaluasi
• Tujuan: mengetahui keberhasilan dari bantuan
yang diberikan.
• Artinya:
 Kemajuan: anak dapat dibantu keluar dari
masalah KB
 belum berhasil
8. Implementasi dalam Pembelajaran
• Pahami gejala-gejala anak yang mengalami KB
• Identifikasi KB dan bantulah PD untuk mengatasi
KB
• Berikan PBM remedial: jika masalahnya pada PBM
dan guru masih sanggup.
• Buat rujukan untuk tenaga ahli (konselor
pendidikan, dokter, psikolog) bila permasalahannya
di luar kemampuan guru.
• Bantu PD yg alami KB untuk:
optimalkan prestasi belajar,
meningkatkan kepercayaan diri dan minat
sikap positif terhadap pelajaran.
• Bekerja sama dengan rekan sejawat dan orangtua untuk
lebih memahami faktor penyebab KB.
• Cegahlah KB: rancang PBM yang sesuai dgn keragaman PD
Latihan
• Kemampuan Awal
• 1. Jelaskan mengapa guru harus memahami kemampuan awal peserta didik, sebelum memasuki kegiatan
belajar-mengajar!
• 2. Bagaimana cara seorang guru mengidentifikasi kemampuan awal inteligensi peserta didik?
• 3. Kerjakanlah kasus berikut ini, tentukan dengan cermat apa yang harus dilakukan untuk melengkapi data
kemampuan awal peserta didik. Bekerjasamalah dalam kelompok dan presentasikan hasilnya secara kreatif.

• Pada tahun pelajaran ini Bu Anisa ditugasi mengajar di kelas baru sesuai giliran dari kebijakan rotasi di
sekolahnya. Untuk lebih mengenal peserta didik asuhannya dan sebagai bekal untuk mengajar Bu Anisa akan
melakukan identifikasi kemampuan awal dari peserta didiknya. Sayang sekali data dari guru kelas yang
mengajar peserta didik yang akan diasuhnya tidak lengkap sehingga Bu Anisa perlu melakukan beberapa hal
untuk memastikan informasi yang diperolehnya lengkap

• 4. Identifikasilah secara cermat peserta didik di kelas Anda dengan data kemampuan awal yang belum
lengkap dan lakukanlah berbagai upaya untuk melengkapinya. Rancang secara kreatif pemanfaatan data
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai