Anda di halaman 1dari 44

MATERI KULIAH KE-5

Transpirasi
Ir. Hj. Yetti Elidar, MP
Pengertian Transpirasi
• Transpirasi dapat diartikan sebagai proses
kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan
tumbuhan melalui stomata.
• Transpirasi adalah proses pengeluaran air oleh
tumbuhan dalam bentuk uap air ke atmosfer.
• Proses transpirasi merupakan proses pelepasan
molekul-molekul air dari daun melalui stomata
yang disebabkan oleh terjadinya pemanasan
permukaan daun oleh cahaya matahari.
• Sebagian dari energy cahaya matahari akan diserap
oleh tumbuhan, terutama membantu reaksi terang
pada proses fotosintesis. Namun sebagian energi
cahaya matahari jika tidak dilepaskan justru akan
meningkatkan suhu tumbuhan, terutama pada
bagian daun yang umumnya berstruktur tipis.
• Di samping mengeluarkan air dalam bentuk uap,
tumbuhan juga mengeluarkan air dalam bentuk
tetesan air yang prosesnya disebut gutasi, dengan
melalui alat yang disebut hidatoda, yaitu suatu
lubang yang terdapat pada ujung urat daun yang
sering kita jumpai pada spesies tumbuhan tertentu.
• Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman
melalui bagian tanaman yang lain dapat terjadi,
tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil
dibanding dengan yang hilang melalui stomata.
• Proses transpirasi akan menyebabkan potensial air
lebih rendah dibandingkan batang ataupun akar.
Akibatnya, daun seolah-olah menghisap air dari
akar.
• Untuk menguapkan air, tumbuhan butuh energy
baru atau berubah energy menjadi panas. Dengan
demikian, transpirasi menimbulkan pengaruh
pendinginan pada daun.
• Kebutuhan panas untuk menguapkan air berasal
dari sinar matahari yang disalurkan melalui cahaya
langsung, radiasi dan konveksi.
• Air merupakan bagian terbesar dari jaringan
tumbuhan, semua proses tumbuh dan berkembang
terjadi karena adanya air.
• Transpirasi penting bagi tumbuhan, karena berperan
dalam hal membantu meningkatkan laju angkutan
air dan garam-garam mineral, mengatur suhu tubuh
dengan cara melepaskan kelebihan panas dari
tubuh, dan mengatur turgor optimum di dalam sel
Jenis-Jenis Transpirasi
Ada tiga jenis transpirasi, yaitu :
1)  Transpirasi Kutikula
2)  Transpirasi Stomata
3) Transpirasi Lentisel

     
1.  Transpirasi Kutikula
• Adalah evaporasi air yang tejadi secara
langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula
daun secara relatif tidak tembus air, dan pada
sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi
kutikula hanya sebesar 10%. Oleh karena itu,
sebagian besar air yang hilang terjadi melaui
stomata
2.  Transpirasi Stomata
• Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi
diantara sel-sel tersebut terdapat ruang-ruang
udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel
mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding-
dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan uap
air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-
ruang antar sel ke athmosfer di luar. Sehingga dalam
kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang itu
selali jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi
uap air ke athmosfer pasti terjadi kecuali bila
atmosfer itu sendiri sama-sama lembap
3. Transpirasi Lentisel
• Yaitu pada daerah kulit kayu yang berisi sel-
sel. Uap air yang hilang melalui jaringan ini
adalah 0,1%
Pengukuran Transpirasi
• Ada 4 cara untuk mengukur laju transpirasi :
1.  Kertas korbal klorida
2.  Potometer
3.  Pengumpulan uap air yang ditranspirasi
4.  Menimbang pot berisi tanaman
Selisih dari bobot antara pagi dan sore hari
merupakan kehilangan akibat transpirasi.
1.  Kertas korbal klorida
• Pada dasarnya cara ini adalah pengukuran uap air yang
hilang ke udara yang diganti dengan pengukuran uap
air yang hilang ke dalam kertas kobal klorida kering.
Kertas ini berwarna biru cerah dan tetapi menjadi biru
pucat dan kemudian berubah menjadi merah jambu
bila menyerap air.
• Sehelai kecil kertas biru cerah ditempelkan pada
permukaan daun dan ditutup dengan gelas preparat.
Demikian juga bagian bawah daun. Waktu yang
diperlukan untuk mengubah warna biru kertas
menjadi merah jambu dijadikan ukuran laju kehilangan
air dari bagian daun yang ditutup kertas.
2. Potometer
• Alat ini mengukur pengambilan air oleh sebuah
potongan pucuk, dengan asumsi bahwa bila air
tersedia dengan bebas untuk tumbuhan, jumlah air
yang diambil sama dengan jumlah air yang
dikeluarkan oleh transpirasi.

3.   Pengumpulan uap air yang ditranspirasi

• Cara ini mengharuskan tumbuhan atau bagian


tumbuhan dikurung dalam sebuah bejana tembus
cahaya sehingga uap air yang ditranspirasikan dapat
dipisahkan.
4. Menimbang pot berisi tanaman
• Pengukuran transpirasi yang paling
memuaskan diperoleh dari tumbuhan yang
tumbuh dalam pot yang telah diatur
sedemikan rupa sehingga evaporasi dari pot
dan permukaan tanah dapat dicegah.
• Kehilangan air dari tumbuhan ini dapat
ditaksir untuk jangka waktu tertentu dengan
penimbangan langsung.
Kecepatan transpirasi( g/cm2/menit)
•  
Luasdaun =
K=

• Keterangan

• K = konstanta • P = panjang daun


• Q = berat kertas pada pola • L = lebar daun
• X = berat kertas • p = panjang daun pada pola
• A = luas kertas • l = lebar daun pada pola
Faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi

a. Faktor dalam b. Faktor luar meliputi:


meliputi: 1.  Sinar matahari
1.  Penutupan stomata 2.   Temperatur
2.  Jumlah dan ukuran 3.   Kebasahan udara
stomata
(Kelembaban
3.  Jumlah daun udara)
4.  Penggulungan atau 4.  Angin
pelipatan daun
5.   Kedalaman dan 5.  Keadaan air dalam
proliferasi akar tanah
Faktor Dalam
1. Penutupan stomata
• Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata
karena kutikula secara relatif tidak tembus air, dan
hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila
stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar,
lebih banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan
kehilangan air ini lebih sedikit untuk mesing-mesing
satuan penambahan lebar stomata Faktor utama
yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan
stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya
dan kelembapan
2.  Jumlah dan ukuran stomata
Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh
genotipe dan lingkungan mempunyai
pengaruh yang lebih sedikit terhadap
transpirasi total daripada pembukaan dan
penutupan stomata.

3.  Jumlah daun
• Makin luas daerah permukaan daun, makin
besar transpirasi.
4.  Penggulungan atau pelipatan daun

• Banyak tanaman mempunyai mekanisme


dalam daun yang menguntungkan
pengurangan transpirasi apabila persediaan
air terbatas
5.   Kedalaman dan proliferasi akar
• Ketersedian dan pengambilan kelembapan
tanah oleh tanaman budidaya sangat
tergantung pada kedalaman dan proliferasi
akar. Perakaran yang lebih dalam
meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi
akar (akar per satuan volume tanah)
meningkatkan pengambilan air dari suatu
satuan volume tanah sebelum terjadi
pelayuan permanen
Faktor Luar
1.   Sinar matahari
• Sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap
menyebabkan tertutupnya stoma, jadi banyak sinar
berarti juga mempergiat transpirasi. Karena sinar
itu juga mengandung panas (terutama sinar infra-
merah), maka banyak sinar berarti juga menambah
panas, dengan demikian menaikkan tempratur.
Kenaikan tempratur sampai pada suatu batas yang
tertentu menyebabkan melebarnya stoma dan
dengan demikian memperbesar transpirasi
2.   Temperatur
• Merupakan faktor lingkungan yang terpenting yang
mempengaruhi transpirasi daun yang ada dalam
keadaan turgor. Suhu daun di dalam naungan
kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun
yang kena sinar matahari mempunyai suhu 10o
-20o F lebih tinggi daripada suhu udara. Pengaruh
tempratur terhadap transpirasi daun dapat pula
ditinjau dari sudut lain, yaitu didalam hubungannya
dengan tekanan uap air di dalam daun dan tekanan
uap air di luar daun. Kenaikan tempratur
menambah tekanan uap di dalam daun. 
3.   Kebasahan udara (Kelembaban udara)

• Pada hari cerah udara tidak banyak


mengandung uap air. Di dalam keadaan yang
demikian itu, tekanan uap di dalam daun jauh
lebih lebih tinggi dari pada tekanan uap di luar
daun, atau dengan kata lain, ruang di dalam
daun itu lebih kenyang akan uap air daripada
udara di luar daun, jadi molekul-molekul air
berdifusi dari konsentrasi tinggi (di dalam
daun) ke konsentrasi yang rendah (di luar daun
4.  Angin
•  Pada umumnya angin yang sedang,
menambah kegiatan transpirasi. Karena angin
membawa pindah uap air yang bertimbun-
timbun dekat stoma. Dengan demikian, maka
uap yang masih ada di dalam daun kemudian
mendapat kesempatan untuk difusi ke luar.
Angin mempunyai pengaruh ganda yang
cenderung saling bertentangan terhadap laju
transpirasi.
5.  Keadaan air dalam tanah
• Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan
air tanah dan laju absorbsi air dari akar. Pada siang
hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang
lebih cepat daripada penyerapannya dari tanah.
Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam daun.
Pada malam hari akan terjadi kondisi yang
sebaliknya, karena suhu udara dan suhu daun lebih
rendah. Jika kandungan air tanah menurun,
sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air
melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat.
Mekanisme Transpirasi
• Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel sel
mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun.
Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang
merupakan rongga yang besar, sehingga dapat
menampung uap air dalam jumlah banyak. Penguapan
air ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama
rongga antar sel belum jenuh dengan uap air.
• Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel,
tentu akan mengalami kekurangan air sehingga
potensial airnya menurun. Kekurangan ini akan diisi
oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang
selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang
dan batang menerima dari akar dan seterusnya.
• Uap air yang terkumpul dalam ronga antara sel akan
tetap berada dalam rongga antar sel tersebut, selama
stomata pada epidermis daun tidak membuka.
• Apabila stomata membuka, maka akan ada
penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer
kalau tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari
rongga antar sel maka uap air dari rongga antar sel
akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut
transpirasi. Jadi syarat utama untuk berlangsungnya
transpirasi adalah adanya penguapan air didalam
daun dan terbukanya stomata
Mekanisme Membuka dan Menutupnya
Stomata
• Mekanisme membuka dan menutupnya stoma
berdasarkan suatu perubahan turgor, dan
perubahan turgor itu adalah akibat dari
perubahan nilai osmosis dari isi sel-sel
penutup.
• Sel-sel penutup umumnya mengandung
amilum, pada waktu malam persenannya lebih
tinggi dari pada waktu siang, dimana sebagian
telah berubah menjadi glukosa
• Peristiwa selengkapnya adalah sebagai berikut,
pada pagi hari masih terdapat amilum di dalam
sel-sel penutup stoma. Pengaruh sinar matahari
atau bisa juga lampu, membangkitkan klorofil-
klorofil untuk mengadakan fotosintesis. Dengan
adanya fotosintesis ini, maka kadar CO2 di
dalam sel-sel tersebut menurun, hal ini
disebabkan karena sebagian dari CO2
mengalami reduksi menjadi CH2O.
• Karena peristiwa reduksi ini, maka
berkuranglah ion-ion H+, sehingga pH
lingkungan itu bertambah, jadi lingkungan itu
menuju ke basa. Kenaikan pH ini sangat baik
bagi kegiatan enzim posporilase untuk
mengubah amilum yang ada di dalam sel-sel
penutup menjadi glukosa – 1 – pospat.
Peristiwa ini dapat ditulis sebagai berikut:
• Amilum + pospat anorganik glukosa – 1
pospat

• Dengan terbentuknya glukosa ini, maka naiklah


nilai osmosis isi sel-sel penutup yang kemudian
menyebabkan masuknya air dari sel-sel tetangga
ke dalam sel-sel penutup. Tambahan volume ini
menimbulkan turgor, dan karena hal tersebut
dinding-dinding sel penutup di bagian yang tipis
mengembang. Maka membukalah stoma
• Jika sel-sel penutup tidak terkena sinar, maka pH
menurun, dan ini merupakan factor baik bagi enzim
posporilase untuk mengadakan kegiatan yang
berlawanan, yaitu mengubah glukosa menjadi
amilum. Hal ini menyebabkan nilai osmosisnya
turun, dan oleh karena itu turgor berkurang.
Berkurangnya turgor ini mengakibatkan stomata
menutup
• Banyaknya stomata pada tanaman berbeda-beda
antara spesies satu dengan spesies yang lain. Pada
tanaman darat, umumnya stoma terdapat pada
permukaan bawah daun.
• Biasanya, stoma berbentuk oval degan diameter 6 µ
sampai 8 µ, dan luas kira-kira 90 µ2. pada beberapa
tanaman, stoma terdapat pada permukaan atas dan
bawah daun
• Penyerapan air dari dalam tanah ke bagian atas
tumbuhan memiliki arti bahwa tanaman tersebut
harus melawan gaya gravitasi bumi yang selalu
mengakibatkan benda jatuh ke bawah. Akan tetapi,
tanaman berhasil melakukan hal itu. Kuncinya ialah
tanaman-tanaman ini menggunakan tekanan akar,
tenaga kapilari, dan juga tarikan transpirasi. Namun
pada tanaman-tanaman yang sangat tinggi, yang
berperan paling penting adalah tarikan transpirasi
• Dalam proses ini, ketika air menguap dari sel
mesofil, maka cairan dalam sel mesofil akan
menjadi semakin jenuh. Sel-sel ini akan menarik air
melalu osmosis dari sel-sel yang berada lebih
dalam di daun. Sel-sel ini pada akhirnya akan
menarik air yang diperlukan dari jaringan xylem
yang merupakan kolom berkelanjutan dari akar ke
daun. Oleh karena itu, air kemudian dapat terus
dibawa dari akar ke daun melawan arah gaya
gravitasi, sehingga proses ini terus menerus
berlanjut
• Proses penguapan air dari sel mesofil daun biasa
kita sebut dengan proses transpirasi.
• Oleh itu, pengambilan air dengan cara ini biasa kita sebut
dengan proses tarikan transpirasi dan selama akar terus
menerus menyerap air dari dalam tanah dan transpirasi
terus terjadi, air akan terus dapat diangkut ke bagian atas
sebuah tanaman
• Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air
melawan gaya gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan
tanaman yang terus menerus berada di bawah sinar
matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar
oleh teriknya panas matahari karena melalui proses
transpirasi, terjadi penguapan air dan penguapan akan
membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui
proses transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan
air yang cukup untuk melakukan fotosintesis agar
keberlangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin
Proses transpirasi
Evaporasi
• Evaporasi merupakan proses fisis perubahan cairan
menjadi uap, hal ini terjadi apabila air cair berhubungan
dengan atmosfer yang tidak jenuh, baik secara internal
pada daun (transpirasi) maupun secara eksternal pada
permukaan-permukaan yang basah. Suatu tajuk hutan
yang lebat menaungi permukaan di bawahnya dari
pengaruh radiasi matahari dan angin yang secara drastis
akan mengurangi evaporasi pada tingkat yang lebih
rendah. Transpirasi pada dasarnya merupakan salah
satu proses evaporasi yang dikendalikan oleh proses
fotosintesis pada permukaan daun.
Perbedaan transpirasi dan evaporasi yaitu :
Transpirasi Evaporasi
1.  Proses fisiologis yang 1. Proses fisiologis murni
termodifikasi 2.  Tidak diatur bukaan
2.   Diatur bukaan stomata stomata
3.   Diatur beberapa 3.  Tidak diatur oleh
macam tekanan tekanan
4.   Terjadi di jaringan 4.  Tidak terbatas pada
hidup jaringan hidup
5.   Permukaan sel basah 5.  Permukaan yang
menjalankannya
menjadi kering.
Evapotranspirasi
• Evapotranspirasi adalah kombinasi proses
kehilangan air dari suatu lahan bertanaman
melalui evaporasi dan transpirasi. Evaporasi
adalah proses dimana air diubah menjadi uap
air (vaporasi, vaporization) dan selanjutnya
uap air tersebut dipindahkan dari permukaan
bidang penguapan ke atmosfer (vapor
removal). Evaporasi terjadi pada berbagai jenis
permukaan seperti danau, sungai lahan
pertanian, tanah, maupun dari vegetasi yang
basah
GUTASI
• Gutasi adalah proses pelepasan air dalam bentuk cair
dari jaringan daun. Istilah gutasi pertama kali dipakai
oleh Burgerstein. Gutasi terjadi saat kondisi tanah sesuai
sehingga penyerapan air tinggi namun laju penguapan/
transpirasi rendah maupun ketika penguapan air sulit
terjadi karena tingginya kelembaban udara. Proses gutasi
terjadi pada struktur daun mirip stomata yang bernama
hidatoda. Gutasi dapat diamati dengan munculnya tetes-
tetes air di tepi daun yang tersusun teratur.
• Tingkat terjadinya gutasi sangat rendah dibandingkan
dengan transpirasi. Gutasi juga lebih jarang diobservasi
daripada transpirasi. Titik-titik air di tepi daun yang
terjadi akibat gutasi di pagi hari sering disalahartikan
sebagai embun.
Mekanisme
• Pengeluaran air melalui proses gutasi terjadi
akibat adanya tekanan positif akar. Meskipun
ketika laju transpirasi rendah, akar terus
menyerap air dan mineral sehingga air yang
masuk ke jaringan lebih banyak daripada yang
dilepaskan keluar. Kondisi yang tidak
mendukung terjadinya tekanan akar seperti
suhu dingin dan tanah yang kering
menghambat terjadinya gutasi. Kekurangan
mineral juga diketahui memengaruhi proses
gutasi.
• Bila transpirasi terjadi pada stomata, maka
gutasi terjadi pada struktur khusus bernama
hidatoda. Hidatoda seringkali disebut sebagai
stomata air. Hidatoda terletak di ujung dan
sepanjang tepi daun. Oleh karena itulah, titik-
titik air akan terlihat di ujung dan tepi daun.
Gutasi biasanya terjadi pada malam hari, namun
terjadi juga pada pagi hari. Laju gutasi paling
tinggi ditemukan pada tumbuhan Colocasia
nymphefolia. Gutasi paling banyak terjadi pada
tumbuhan air, herba, dan rumput-rumputan.
Kualitas Air Hasil Gutasi

• Titik-titik air yang keluar dari jaringan daun


melalui proses gutasi bukanlah air murni.
Berbagai senyawa diketahui terlarut di
dalamnya. Beberapa senyawa yang ditemukan
terlarut dalam titik-titik air tersebut adalah
enzim, gula, asam amino, vitamin, serta
mineral seperti P, K, Na, Mg, dan Fe.
Perbedaan Gutasi dan Transpirasi
Beberapa perbedaan utama gutasi dan transpirasi
adalah:
Efek gutasi bagi tanaman :
• Gutasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kelangsungan hidup tumbuhan. Namun
kadangkala, gutasi diketahui dapat menyebabkan luka
pada daun. Hal ini diakibatkan oleh penumpukan
garam yang terjadi bila titik-titik air di tepi daun telah
menguap. Kondisi tersebut membuat patogen seperti
bakteri dan fungi dapat menyerang jaringan daun.

Anda mungkin juga menyukai