Anda di halaman 1dari 11

Maqamat Dan Hal

PAI 32
Kelompok 6
Armawati (2020203886208042)
Munawarah
(2020203886208055)
Muhammad Fardlan
Yuzyrangga
(2020203886208054)
Pengertian Maqamat
Secara harfiah Muhammad berasal dari bahasa Arab yang berarti tempat orang berdiri atau
pangkal mulia. Dalam bahasa Inggris maqamat dikenal dengan istilah stages yang berarti
tangga.

Muhammad al-kalabadzi dengan kitabnya Al ta'arruf Li Mazhab ahl al-Tasawwuf, sebagai dikotil
Harun Nasution misalnya mengatakan bahwa maqamat itu jumlahnya ada 10 yaitu, al-
taubah,al-zuhud,al-shabr,al-faqr,al-tawadlu,al-taqwa,al-ridla,al-ma-habbah,dan al-ma'rifah.

Sementara itu, Abu Nasr al-Sarraj al-Tusi dalam Kitab al-Luma' menyebutkan jumlah maqomat
hanya 6 yaitu, Al Taubah, Al wara',al-zuhud,al-faqr,al-tawakkal dan al-ridla. zuhud,al-faqr,al-
tawakkal dan al-ridla
ISTILAH MAQAMAT
1. AL-ZUHUD

Secara harfiah al-zuhud berarti tidak ingin kepada sesuatu yang bersifat keduniawian. Sedangkan menurut Harun Nasutio
zuhud artinya keadaan meninggalkan dunia dan hidup kematerian.

Zuhu termasuk salah satu ajaran agama yang sangat penting dalam rangka mengendalikan diri dari pengaruh kehidupan
dunia. Orang yang zuhud lebih mengutamakan atau mengejar kebahagiaan dunia di akhirat yang kekal dan abadi,
daripada mengejar kehidupan dunia yang fana dan sepintas lalu.

Hal ini dapat dipahami dalam isyarat ayat yang berbunyi "(Q.s al-nisa:77)
‫ى َول َا تُ ْظل َُم ْو َن َف ِتيْل ًا‬
ۗ ‫خيْ ٌر ِِّل ّـ َم ِن ا ّت َ ٰقـ‬
َ ‫الدنْيَا َق ِليْ ٌلۚ َوالْا ٰ ِخ َر ُة‬
ُّ ‫اع‬
ُ َ‫" َمت‬
Katakanlah, “Kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa
(mendapat pahala turut berperang) dan kamu tidak akan dizalimi sedikit pun.”
2. AT-TAUBAH
Al attaubah berasal dari bahasa Arab Taba, yatubu, taubatan yang artinya kembali.
Sedangkan tobat yang dimasuki oleh kalangan sufi adalah memohon ampun atas segala
dosa dan kesalahan disertai janji yang sungguh-sungguh tidak akan mengulangi perbuatan
dosa tersebut yang disertai dengan melakukan amalan kebajikan.

sesungguhnya. Tobat yang sebenarnya dalam paham sufisme ialah lupa pada segala hal
kecuali Tuhan. Orang yang tobat adalah orang yang cinta pada Allah dan orang yang
demikian senantiasa mengadakan kontemplasi tentang Allah.

Di dalam al-Qur'an banyak dijumpai ayat-ayat yang menganjurkan manusia agar bertaubat.
Di antaranya ayat yang berbunyi:

‫استَ ْغ َفُـ ْروـا‬ ٰ ّ ‫حـشـ ًة ا َ ْو َظـل َُم ْوٓا َ ْانـفُ َس ُه ْم َذـك َُروـا ل‬
ْ‫اــَهـ َ فـــ‬ ِ ‫فـــلُْوـا َ اـ‬
َ‫فـــ‬ ِ‫َواـل َّ ِذ ْ َيـ ا‬
‫ن َذا َ َع‬
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. (QS
Ali Imran [3]: 135).
3. AL-WARA’
Secara harfiah al-wara' artinya saleh, menjauhkan diri dari
perbuatan dosa. Kata ini selanjutnya mengandung arti menjauhi
hal-hal yang tidak baik. Dan dalam pengertian sufi al-wara' adalah
meninggalkan segala yang di dalamnya terdapat keragu-raguan
antara halal dan haram (syubhat).

Sikap menjauhi diri dari yang syubhat ini sejalan dengan hadis
Nabi yang berbunyi:
)‫فمن اتقى من الشبهات فقد استبرأ من الحرام ( رواه البخارـی‬
"Barangsiapa yang dirinya terbebas dari syubhat, maka
sesungguhnya ia telah terbebas dari yang haram." (HR Bukhari).
KEKAFIRAN DAN SABAR

4. KEKAFIRAN
Secara harfiah fakir biasanya diartikan sebagai orang yang berhajat, butuh atau orang miskin. Sedangkan
dalam pandangan sufi fakir adalah tidak meminta lebih dari apa yang telah ada pada diri kita.

5. SABAR
Ibn Atha mengatakan sabar artinya tetap tabah dalam menghadapi cobaan dengan sikap yang baik. Dan
pendapat lain mengatakan sabar berarti menghilangkan rasa mendapatkan cobaan tanpa menunjukkan rasa
kesal. Ibn Usman al-Hairi mengatakan, sabar adalah orang yang mampu memasung dirinya atas segala
sesuatu yang kurang menyenangkan.
TAWAKKAL DAN KERELAAN

6. TAWAKKAL
Secara harfiah tawakkal berarti menyerahkan diri. Menurut Sahal bin Abdullah bahwa awalnya tawakkal adalah
apabila seorang hamba di hadapan Allah seperti bangkai di hadapan orang yang memandikannya, ia
mengikuti semaunya yang memandikan, tidak dapat bergerak dan bertindak.
7. KERELAAN
Secara harfiah ridha artinya rela, suka, senang. Harun Nasution mengatakan ridla berarti tidak berusaha, tidak
menentang kada dan kadar Tuhan. Menerima kada dan kadar dengan hati senang. Mengeluarkan perasaan
benci dari hati sehingga yang tinggal di dalamnya hanya perasaan senang dan gembira. Merasa senang
menerima malapetaka sebagaimana merasa senang menerima nikmat.
PENGERTIAN KHAL
Hal yang biasa disebut sebagai hal adalah takut (al-Khauf), rendah hati (al-tawadlu). patuh (al-Taqwa), ikhlas (al-
Ikhlas), rasa berteman (al-uns), gembira hati (al-Wajd), berterima kasih (al-Syukr).Hal berlainan dengan maqam,
bukan diperoleh atas usaha manusia, tetapi diperdapat sebagai anugerah dan rahmat dari Tuhan.
Al-Hal atau ahwal (keadaan) menurut kaum sufi adalah makna, nilai atau rasa yang hadir dalam hati secara otomatis,
tanpa unsur kesengajaan, upaya, latihan, dan pemaksaan, seperti rasa gembira, sedih, lapang, sempit, rindu,
gelisah, takut, gemetar, dan lain-lainnya.
Keadaan-keadaan tersebut merupakan pemberian, sedangkan maqam adalah hasil usaha. Hal (keadaan) datang dari
Yang Ada dengan sendirinya, sementara maqam terjadi karena pencurahan perjuangan yang terus-menerus;
pemilik maqam memungkinkan menduduki maqamnya secara konstan, sementara pemilik hal sering mengalami
naik-turun (berubah-ubah) keadaan hatinya.
proses-proses penguatan mental- spiritual

1. Khouf
2. Raja’
3. Syauq (Rindu)
4. Qonaah (Rasa puas/cukup)
5.Yaqin
6. Ikhlas
7. Tawadhu’
KESIMPULAN
Maqam dan hal merupakan kondisi kerohanian yang selalu mengantarkan
hamba dari suatu tingkatan kerohanian kepada tingkatan selanjutnya. Maqam
diperoleh dengan cara usaha maksimal, dengan melalui ibadah dan latihan
kerohanian, yang disebut mujahadah dan riyādah, yang sifatnya langgeng.

Tanjakan kerohanian dari maqam dan hal yang lebih awal, hingga yang lebih
akhir, selalu diperoleh dengan melalui dhikir dan tafakkur, yang jumlahnya
sangat banyak, dan menghabis kan waktu yang cukup panjang, serta tenaga
yang melelahkan. Maka tidak semua peserta Tasawuf dapat berhasil dengan
gemilang, sehingga kegagalan yang sering menimpa mereka. tidak dapat
dihindari
SEKIAN
TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai