Anda di halaman 1dari 19

PEMBAKUAN BAHASA

HAKIKAT BAHASA BAKU

 Bahasa baku merupakan bahasa yang dapat


mengungkapkan penalaran atau pemikiran teratur, logis,
dan masuk akal.
 Bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis dan
kecendekiaan.
 Bahasa baku adalah bahasa yang digunakan secara efektif,
baik, dan benar.
 Efektif karena memuat gagasan-gagasan yang mudah
diterima dan diungkapkan kembali.
 Baik karena sesuai kebutuhan: ruang dan waktu.
 Dan, benar karena sesuai kaidah kebahasaan, secara tertulis
maupun terucap.
KONSEP PEMBAKUAN BAHASA

 Norma bahasa mana yang berlaku untuk


bahasa Indonesia baku,
 Golongan penutur mana yang dapat
dijadikan tolok ukur bagi norma itu.
 Apakah bahasa Indonesia baku kelak harus
menjalankan segala jenis fungsi
kemasyarakatan.
PENGGUNAAN BAHASA BAKU

1. Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat


menyurat dinas, pengumuman-pengumuman yang
dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang-undangan,
penamaan dan peristilahan resmi, dan sebagainya.
2. Wacana teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah,
buku pelajaran, dan sebagainya.
3. Pembicaraan didepan umum, seperti dalam ceramah,
kuliah, pidato dan sebagainya.
4. Pembicaraan dengan orang yang dihormati.
TAHAP-TAHAP PEMBAKUAN
BAHASA

(1) seleksi, (2) kodifikasi, (3) elaborasi, (4) akseptasi, dan (5) partisipasi.
SELEKSI

Seleksi bahasa merupakan tahap awal pembakuan bahasa.


Kata-kata ini digunakan secara bersaing oleh warga
masyarakat:
Contoh: aktif-aktip, pasif-pasip, aktivitas-aktifitas, apotek-
apotik, praktik-praktek, analisis-analisa.
Sebagai kaum cendikia, gunakanlah bentuk baku, pilihlah kata
yang ditulis pertama
KODIFIKASI

Pengkodifikasian bahasa dapat diartikan dengan


pemberian kaidah atau norma kebahasaan.
Contoh: Kata yang berasal dari bahasa Inggris
berakhir dengan –ive, ty diserap ke dalam bahasa
Indonesia menjadi if, tas.
Kata majemuk yang berawalan dan berakhiran harus
ditulis serangkai; awalan ditulis serangkai, kata depan
ditulis terpisah.
ELABORASI

Bahasa yang sudah dikodifikasikan itu haruslah


dielaborasikan atau disebarluaskan kepada masyarakat
luas.
Penyebaran hasil kodifikasi bahasa dapat dilakukan
melalui bermacam-macam media,
Misalnya, siaran televise, radio, penyuluhan, surat
kabar, dan pendidikan-penyuluhan bahasa.
Hasil kodifikasi bahasa haruslah disebarluaskan terus
menerus agar dapat diketahui oleh masyarakat luas.
AKSEPTASI

Penyebarluasan hasil kodifikasi bahasa tidak akan ada


artinya apabila masyarakat tidak menerimanya.
Oleh sebab itu, akseptasi atau penerimaan masyarakat
atas hasil pengodifikasian kaidah norma kebahasaan
itu termasuk langkah pembakuan bahasa yang juga
penting.
PARTISIPASI

Masyarakat pemakai bahasa tampaknya tidak


cukup jika hanya menerima hasil
pengkodifikasian bahasa itu.
Mereka harus berpartisipasi menggunakan
bahasa baku yang telah dikodifikasi tersebut.
HASIL PEMBAKUAN BAHASA

Untuk memantapkan sistem bahasa Indonesia, sampai


saat ini secara formal pemerintah telah membakukan
• ejaan (Ejaan Bahasa Indonesia),
• istilah (Pedoman Pembentukan Istilah),
• tata bahasa (Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia),dan
• kamus (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
FUNGSI PEMBAKUAN BAHASA

Fungsi Pemersatu
Fungsi Pemberi Kekhasan
Fungsi Pembawa Kewibawaan
Fungsi Sebagai Kerangka Acuan
CIRI-CIRI BAHASA BAKU

• Kemantapan yang dinamis


• Kecendekiaan
• Kerasionalan
DASAR-DASAR PEMILIHAN
BAHASA BAKU
DASAR OTORITAS

Penentuan baku atau tidak baku berdasarkan


pada kewenangan orang yang dianggap ahli atau
pada kewenangan buku tata bahasa atau kamus.
Akan tetapi, pemakaian dasar ini harus
memperhatikan kesesuaian pemikiran dan
kaidah-kaidah dalam tata bahasa atau kamus
dengan keadaan zaman.
DASAR BAHASA PENULIS
TERKENAL

Pemakaian dasar ini juga patut


mempertimbangkan kesesuaian bahasa yang
digunakan dengan keadaan sekarang.
Selain itu, tidak ada yang bisa menjamin bahwa
penulis-penulis terkenal telah menguasai aturan
tata bahasa dengan baik.
DASAR DEMOKRASI

 Menentukan bahasa yang baku atau tidak baku dengan


menggunakan data statistik untuk mengetahui frekuensi
penggunaannya.
 Bahasa yang frekuensinya paling banyak akan
dianggap bahasa yang paling benar/baku, demikian
sebaliknya.
 Penggunaan dasar ini juga menimbulkan masalah
keakuratan data statistik yang tidak dapat menentukan
kebakuan suatu bahasa
Dasar logika

 Maksudnya adalah dalam penentuan baku


ataupun tidak baku digunakan pemikiran
logika, bisa diterima akal atau tidak.
 Tampaknya dasar logika tidak dapat digunakan
untuk menentukan kebakuan bahasa, sebab
seringkali benar dan tidak benar struktur
bahasa tidak sesuai dengan pemikiran logika.
Dasar bahasa orang-orang terkemuka
dalam masyarat.

 Maksudnya penentuan baku atau tidaknya suatu bentuk bahasa


didasarkan pada bahasa orang-orang terkemuka seperti
pemipin, wartawan, pengarang, guru dan sebagainya. Menurut
Baradja penentuan baku atau tidaknya suatu bentuk bahasa
indonesia, barangkali dapat menggunakan dasar kelima ini
yang digabungkan dengan dasar pertama yaitu dasar otoritas.

Anda mungkin juga menyukai