0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
43 tayangan19 halaman
Dokumen tersebut membahas konsep dan tahapan pembakuan bahasa Indonesia serta dasar-dasar yang digunakan dalam memilih bahasa baku. Terdapat lima tahapan pembakuan yaitu seleksi, kodifikasi, elaborasi, akseptasi, dan partisipasi. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa dasar yang digunakan dalam memilih bahasa baku seperti dasar otoritas, bahasa penulis terkenal, demokrasi, logika, dan bahasa
Dokumen tersebut membahas konsep dan tahapan pembakuan bahasa Indonesia serta dasar-dasar yang digunakan dalam memilih bahasa baku. Terdapat lima tahapan pembakuan yaitu seleksi, kodifikasi, elaborasi, akseptasi, dan partisipasi. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa dasar yang digunakan dalam memilih bahasa baku seperti dasar otoritas, bahasa penulis terkenal, demokrasi, logika, dan bahasa
Dokumen tersebut membahas konsep dan tahapan pembakuan bahasa Indonesia serta dasar-dasar yang digunakan dalam memilih bahasa baku. Terdapat lima tahapan pembakuan yaitu seleksi, kodifikasi, elaborasi, akseptasi, dan partisipasi. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa dasar yang digunakan dalam memilih bahasa baku seperti dasar otoritas, bahasa penulis terkenal, demokrasi, logika, dan bahasa
mengungkapkan penalaran atau pemikiran teratur, logis, dan masuk akal. Bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis dan kecendekiaan. Bahasa baku adalah bahasa yang digunakan secara efektif, baik, dan benar. Efektif karena memuat gagasan-gagasan yang mudah diterima dan diungkapkan kembali. Baik karena sesuai kebutuhan: ruang dan waktu. Dan, benar karena sesuai kaidah kebahasaan, secara tertulis maupun terucap. KONSEP PEMBAKUAN BAHASA
Norma bahasa mana yang berlaku untuk
bahasa Indonesia baku, Golongan penutur mana yang dapat dijadikan tolok ukur bagi norma itu. Apakah bahasa Indonesia baku kelak harus menjalankan segala jenis fungsi kemasyarakatan. PENGGUNAAN BAHASA BAKU
1. Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat
menyurat dinas, pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang-undangan, penamaan dan peristilahan resmi, dan sebagainya. 2. Wacana teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dan sebagainya. 3. Pembicaraan didepan umum, seperti dalam ceramah, kuliah, pidato dan sebagainya. 4. Pembicaraan dengan orang yang dihormati. TAHAP-TAHAP PEMBAKUAN BAHASA
Seleksi bahasa merupakan tahap awal pembakuan bahasa.
Kata-kata ini digunakan secara bersaing oleh warga masyarakat: Contoh: aktif-aktip, pasif-pasip, aktivitas-aktifitas, apotek- apotik, praktik-praktek, analisis-analisa. Sebagai kaum cendikia, gunakanlah bentuk baku, pilihlah kata yang ditulis pertama KODIFIKASI
Pengkodifikasian bahasa dapat diartikan dengan
pemberian kaidah atau norma kebahasaan. Contoh: Kata yang berasal dari bahasa Inggris berakhir dengan –ive, ty diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi if, tas. Kata majemuk yang berawalan dan berakhiran harus ditulis serangkai; awalan ditulis serangkai, kata depan ditulis terpisah. ELABORASI
Bahasa yang sudah dikodifikasikan itu haruslah
dielaborasikan atau disebarluaskan kepada masyarakat luas. Penyebaran hasil kodifikasi bahasa dapat dilakukan melalui bermacam-macam media, Misalnya, siaran televise, radio, penyuluhan, surat kabar, dan pendidikan-penyuluhan bahasa. Hasil kodifikasi bahasa haruslah disebarluaskan terus menerus agar dapat diketahui oleh masyarakat luas. AKSEPTASI
Penyebarluasan hasil kodifikasi bahasa tidak akan ada
artinya apabila masyarakat tidak menerimanya. Oleh sebab itu, akseptasi atau penerimaan masyarakat atas hasil pengodifikasian kaidah norma kebahasaan itu termasuk langkah pembakuan bahasa yang juga penting. PARTISIPASI
Masyarakat pemakai bahasa tampaknya tidak
cukup jika hanya menerima hasil pengkodifikasian bahasa itu. Mereka harus berpartisipasi menggunakan bahasa baku yang telah dikodifikasi tersebut. HASIL PEMBAKUAN BAHASA
Untuk memantapkan sistem bahasa Indonesia, sampai
saat ini secara formal pemerintah telah membakukan • ejaan (Ejaan Bahasa Indonesia), • istilah (Pedoman Pembentukan Istilah), • tata bahasa (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia),dan • kamus (Kamus Besar Bahasa Indonesia) FUNGSI PEMBAKUAN BAHASA
Fungsi Pemersatu Fungsi Pemberi Kekhasan Fungsi Pembawa Kewibawaan Fungsi Sebagai Kerangka Acuan CIRI-CIRI BAHASA BAKU
• Kemantapan yang dinamis
• Kecendekiaan • Kerasionalan DASAR-DASAR PEMILIHAN BAHASA BAKU DASAR OTORITAS
Penentuan baku atau tidak baku berdasarkan
pada kewenangan orang yang dianggap ahli atau pada kewenangan buku tata bahasa atau kamus. Akan tetapi, pemakaian dasar ini harus memperhatikan kesesuaian pemikiran dan kaidah-kaidah dalam tata bahasa atau kamus dengan keadaan zaman. DASAR BAHASA PENULIS TERKENAL
Pemakaian dasar ini juga patut
mempertimbangkan kesesuaian bahasa yang digunakan dengan keadaan sekarang. Selain itu, tidak ada yang bisa menjamin bahwa penulis-penulis terkenal telah menguasai aturan tata bahasa dengan baik. DASAR DEMOKRASI
Menentukan bahasa yang baku atau tidak baku dengan
menggunakan data statistik untuk mengetahui frekuensi penggunaannya. Bahasa yang frekuensinya paling banyak akan dianggap bahasa yang paling benar/baku, demikian sebaliknya. Penggunaan dasar ini juga menimbulkan masalah keakuratan data statistik yang tidak dapat menentukan kebakuan suatu bahasa Dasar logika
Maksudnya adalah dalam penentuan baku
ataupun tidak baku digunakan pemikiran logika, bisa diterima akal atau tidak. Tampaknya dasar logika tidak dapat digunakan untuk menentukan kebakuan bahasa, sebab seringkali benar dan tidak benar struktur bahasa tidak sesuai dengan pemikiran logika. Dasar bahasa orang-orang terkemuka dalam masyarat.
Maksudnya penentuan baku atau tidaknya suatu bentuk bahasa
didasarkan pada bahasa orang-orang terkemuka seperti pemipin, wartawan, pengarang, guru dan sebagainya. Menurut Baradja penentuan baku atau tidaknya suatu bentuk bahasa indonesia, barangkali dapat menggunakan dasar kelima ini yang digabungkan dengan dasar pertama yaitu dasar otoritas.