Anda di halaman 1dari 13

AKIDAH DAN SYARIAH

OLEH :
KELOMPOK 3
LISA ANDRIANI
M. FIRMAN MAULANA
NURFATIN ZAHRA PUTRI
AFNENDA AYU RIZKI
M. ALFIS SALIM
ALFATHAN ANSHORI

DOSEN PEMBIMBING :
ZARKASYI, S.Hi, M.H
PENGERTIAN AKIDAH

Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu


(‫) ْال َع ْق ُد‬ (ُ ‫ ) التَّ ْوثِ ْي‬yang
yang berarti ikatan, at-tautsiiqu ‫ق‬
berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu
(‫) ْ ا ِإل ْح َك ُام‬ yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan
ar-rabthu biquw-wah ( ُ‫ر ْبط‬َّ ‫ ) ِ بقُ َّوة ال‬yang berarti
mengikat dengan kuat. Sedangkan menurut istilah
(terminologi) akidah adalah iman yang teguh dan pasti,
yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang
meyakininya.
PEMBAGIAN AKIDAH
mengesakan Allah dalam ibadah, yakni
Tauhid Al-Uluhiyyah beribadah hanya kepada Allah dan
karenaNya semata.

mengesakan Allah dalam perbuatanNya,


yakni mengimani dan meyakini bahwa
Tauhid Ar-Rububiyyah hanya Allah yang Mencipta, menguasai
dan mengatur alam semesta ini.

mengesakan Allah dalam asma dan


sifatNya. Artinya mengimani bahwa
Tauhid Al-Asma‘
tidak ada makhluk yang serupa dengan
was-Sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala. dalam dzat,
asma maupun sifat.
PERKEMBANGAN AKIDAH

Pada masa Rasulullah SAW, aqidah bukan merupakan disiplin


ilmu tersendiri karena masalahnya sangat jelas dan tidak terjadi
perbedaan-perbedaan faham

pada masa pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thalib timbul


pemahaman -pemahaman baru seperti kelompok Khawarij
yang mengkafirkan Ali dan Muawiyah, Timbul pula kelompok
Syiah yang menuhankan Ali bin Abi Thalib dan timbul pula
kelompok dari Irak yang menolak takdir dipelopori oleh
Ma'bad Al-Juhani
BAHAYA PENYIMPANGAN
AKIDAH
Faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan akidah :

Tidak menguasainya pemahaman aqidah yang benar


karena kurang pengertian dan perhatian. Akibatnya
berpaling, menyalahi/menentang aqidah yang benar.

Fanatik kepada peninggalan adat dan keturunan. Karena


itu dia menolak aqidah yang benar

Taklid buta kepada perkataan tokoh-tokoh yang dihormati


tanpa melalui seleksi yang tepat sesuai dengan argumen
Al-Qur'an dan Sunnah. .
Berlebihan dalam mencintai dan mengangkat para wali
dan orang sholeh yang sudah meninggal, sehingga
menempatkan mereka setara dengan Tuhan

Lengah dan acuh tak acuh dalam mengkaji ajara Islam


disebabkan silau terhadap peradaban Barat

Pendidikan di dalam rumah tangga, banyak yang tidak


berdasar ajaran Islam, sehingga anak tumbuh tidak
mengenal aqidah Islam

Peranan pendidikan resmi tidak memberikan porsi yang


cukup dalam pembinaan keagamaan seseorang
PENGERTIAN SYARIAH

Syariah menurut etimologi, adalah jalan yang harus


ditempuh. Menurut peristilahan, syari’ah adalah system
norma (kaidah) Illahi yang mengatur hubungan manusia
dengan Allah, mengenai hubungan manusia dengan
sesama manusia dalam kehidupan social, hubungan
manusia dengan benda dan alam lingkungan hidupnya.
PEMBAGIAN SYARIAH
IBADAH
Secara harfiah, kata ibadah dapat berarti menyembah atau
beramal baik. Secara istilah, ibadah adalah beramal baik
kepada allah SWT dan kepada seluruh makhluknya agar
memperoleh ridha dari allah SWT.
Contoh : shalat, zakat, puasa, haji dan lain-lain

MUAMALAH
Istilah muamalah mengacu kepada suatu ibadah dengan cara
berbuat, beramal baik dan menjaga hubungan baik antar
sesama manusia lewat berbagai macam cara. berdagang,
pinjam-meminjam, sewa-menyewa, kerja sama dan lain-lain
SYARIAH MEMPUNYAI DUA JALUR :
Jalur vertikal : ditempuh dengan mengikuti kaidah
ibadah murni. Mengenai ibadah, yaitu cara dan tata
manusia berhubungan langsung dengan Tuhan,
tidak boleh ditambah tambah atu dikurangi seperti
salat, zakat, puasa dan haji

Jalur horizontal : ditempuh dengan mengikuti


kaidah kaidah muamalah. Tentang kaidah
muamalah, hanya pokok-pokoknya saja yang
ditentukan dalam Al-Qur an dan hadist.
Perinciannya terbuka bagi akal manusia untuk
berijtihad.
TUJUAN SYARIAH ISLAM
Memelihara kemashalatan agama ( Hifzt ad-din )

Memelihara jiwa ( Hifzt al-nafsi )

Memelihara akal ( Hifzt al-aqli)

Memelihara keturunan dan kehormatan ( Hifzt al-nashli )

Memelihara harta benda ( Hifzt al-mal )


HUBUNGAN AKIDAH DAN
SYARIAH
Menurut Syekh Mahmud Syaltut ketika menjelaskan
tentang kedudukan akidah dan syariah menulis: Akidah
itu di dalam posisinya menurut Islam adalah pokok yang
kemudian di atasnya dibangun syariat. Sedang syariat
itu sendiri adalah hasil yang dilahirkan oleh akidah
tersebut. Dengan demikian tidaklah akan terdapat
syariat di dalam Islam, melainkan karena adanya akidah;
sebagaimana syariat tidak akan berkembang, melainkan
di bawah naungan akidah. Jelaslah bahwa syariat tanpa
akidah laksana gedung tanpa fondasi.
KESIMPULAN
Islam mempunyai sistem sendiri yang bagian-bagiannya
saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai
tujuan. Intinya adalah tauhid yang berkembang melalui
akidah, syariah dan akhlak melahirkan berbagai aspek
ajaran Islam sesuai dengan apa yang diberikan Islam
kepada manusia yakni pegangan hidup atau akidah, jalan
hidup atau syariah, dan sikap hidup yang mengarahkan
perbuatan atau akhlak. Ketiga-tiganya saling berhubungan
laksana bejana, mengatur kehidupan dan penghidupan
manusia dalam semua aspek dan dimensi, baik individual
maupun sosial. Ketiga-tiganya merupakan ilmu Ilahi yang
bersifat abadi yang menjadi sumber ilmu Insani yang tidak
abadi dalam semua disiplin ilmu.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai