KOMUNITAS PRAKTISI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Komunitas Praktisi
“Sekelompok individu yang memiliki
semangat dan kegelisahan yang sama
tentang praktik yang mereka
lakukan dan ingin melakukannya
dengan lebih baik dengan berinteraksi
secara rutin” (Wenger, 2015).
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Contoh :
Komunitas Guru Sekolah Dasar Tunas Harapan
1. Domain
Guru-guru dari Sekolah Dasar Tunas harapan yang memiliki tujuan menjadi guru yang
mampu memfasilitasi murid belajar secara aman dan nyaman
2. Komunitas
Adanya kesepakatan pertemuan dua minggu sekali di sekolah untuk belajar bersama
dan berbagi praktik baik
3. Praktik
Adanya catatan ringkasan pembelajaran, foto, video kegiatan, dan kumpulan
dokumentasi hasil kegiatan peserta
Aktivitas yang dilakukan
dalam Komunitas Praktisi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
● Survey Sederhana
● Rembuk Diskusi
Cara Memetakan
● Bincang Santai
Kebutuhan Belajar ● Observasi Kelas
● Dialog Reflektif
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Survei Sederhana
Survey sederhana dapat dilakukan dengan menyebarkan kuesioner
berisi pertanyaan-pertanyaan terkait praktik pembelajaran di kelas
atau kebutuhan belajar para guru dan staf. Survei dapat ditujukan
kepada para guru dan staf.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Rembuk Diskusi
Sebagai permulaan rembuk diskusi dapat dilakukan pada forum-
forum yang sudah ada. Contohnya rapat mingguan atau forum
pertemuan rutin lainnya. Dapat pula secara khusus rembuk diskusi
ini direncanakan untuk membahas akar masalah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Bincang Santai
Kepala Sekolah atau Pengawas Sekolah/Penilik dapat menganalisis
kebutuhan belajar rekan guru dan staf melalui bincang-bincang
santai di berbagai kesempatan seperti saat istirahat di ruang guru
atau sepulang sekolah. Bincang santai dengan beberapa guru dan
staf dapat menggali informasi yang lebih dalam terkait masalah
sehari-hari rekan guru terkait pembelajaran.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Observasi Kelas
Kepala sekolah dan Pengawas Sekolah/Penilik dapat mengobservasi bagaimana guru
melakukan pembelajaran di dalam kelas dengan tahapan sebagai berikut :
a. Mendapat persetujuan dari guru yang akan diobservasi.
b. Siapkan jadwal untuk observasi.
c. Siapkan instrumen observasi yang meliputi perencanaan pembelajaran, proses
pembelajaran dan penilaian pembelajaran.
d. Berikan umpan balik dari hasil observasi kepada guru yang diobservasi dan refleksikan
bersama hasil observasi tersebut.
e. Berdasarkan hasil observasi guru akan terhimpun persoalan dan tantangan yang
dihadapi untuk menjadi fokus isu yang dicari solusinya bersama.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Dialog Reflektif
Refleksi adalah tanggapan secara mendalam dan kritis seseorang atas pengalamannya sendiri. Melalui proses itu orang
berusaha semakin memahami arti (makna) dan konsekuensi dari pengalamanya itu sehingga mampu memilih tindakan
yang cocok untuk pengembangan dirinya. Proses refleksi dapat digambarkan seperti berikut :
Dalam bagan di atas tampak bahwa proses refleksi pada intinya meliputi tiga tahap kegiatan, yaitu
(a) tahap menghadirkan kembali pengalaman
(b) tahap mengelola perasaan
(c) tahap mengevaluasi kembali pengalaman
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Proses pelaksanaan kegiatan belajar ini dapat melalui forum belajar guru untuk
membangun komunitas praktisi. Kegiatan dalam komunitas praktisi ini dapat
menjadi media untuk guru belajar dan berbagi .
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
1. Tahap Merintis
a. Membangun Percakapan Awal
Kepala sekolah melakukan percakapan awal dengan guru, wakil kepala sekolah, dan lain sebagainya yang relevan terkait
tujuan dan perubahan yang ingin dicapai sekolah dan pengembangan kompetensi guru. Percakapan awal sebaiknya
dilakukan secara individu, misalnya melalui dialog reflektif atau proses coaching kepala sekolah kepada guru
b. Menemukan Pengikut Pertama
Pengikut pertama biasanya memiliki keresahan yang sama dan memiliki komitmen untuk turut serta menggerakkan
komunitas praktisi, serta memiliki kemauan belajar yang kuat
c. Membangun Percakapan Bermakna
Percakapan bermakna dimulai dengan pemetaan masalah dan rencana solusi yang dapat dilakukan bersama. Percakapan
ini dapat memberikan gambaran alasan dan tujuan komunitas praktisi ini dibentuk. Percakapan berakhir dengan
kesepakatan membentuk komunitas praktisi.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
2. Tahap Menumbuhkan
a. Menyelenggarakan pertemuan belajar secara rutin
Jadwal dan durasi pertemuan disepakati oleh anggota komunitas, agar anggota berkomitmen menghadiri kegiatan.
Pertemuan ini juga memfasilitasi anggota saling berbagi tantangan dan praktik baik yang dilakukan.
b. Mendorong dan mendampingi anggota komunitas menerapkan hasil belajar
Setiap pengetahuan dan keterampilan yang didapat pasti memiliki dampak dan perlu diimplementasikan. Aktivitas yang
dapat dilakukan diantaranya memberikan semangat, menanyakan kesulitan/tantangan saat mengaplikasikan praktik,
menanyakan pengalaman menjalankan praktik, dan dukungan lain yang sesuai.
c. Mendokumentasikan dan membagikan hasil belajar
Mendorong anggota untuk aktif mendokumentasikan kegiatan dan dokumen yang digunakan melalui tulisan, rekaman, dll.
Dokumentasi ini akan menjadi sumber belajar bagi anggota komunitas secara lebih luas
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Tantangan Tantangan
Mengelola Energi Dalam Berkomunikasi
Tantangan Tantangan
Mengelola Waktu Mengelola Emosi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Referensi:
● Modul Guru Penggerak. Belajar di Komunitas Praktisi: Panduan Membangun
Komunitas Praktisi bagi Guru Penggerak. Kasiman, Anik Puspowati, Usman
Jabar, Patrya Pratama, Putri Rizki Dian Lestari, Wanti Silasakti
● Sulasmono Bambang. Dimensi Reflektif dalam Pembelajaran : Model
Pembelajaran Reflektif. RIS UKSW