Anda di halaman 1dari 5

Rekomendasi

• Apabila pasien menggunakan phenobarbital, dimana phenobarbital interaksi dengan teofilin yaitu
Kadar serum teofilin dapat diturunkan dengan fenobarbital atau pentobarbital sehingga dosis teofilin
perlu ditingkatkan untuk mencapai efek terapi yang optimal.
• Apabila pasien menggunakan phenobarbital sebaiknya pasien harus menghindari konsumsi alkohol
karena dapat meningkatkan efek CNS depresan dan efek editif.
• Penggunaan Asetosal untuk menghilangkan sakit kepala pada pasien asma tidak memiliki pengaruh
farmakokinetik terhadap teofilin. Sehingga tidak ada alasan untuk menghindari interaksi aspirin pada
pasien yang memakai teofilin (atau mungkin aminofilin)
• Pada hari pertama diberikan infus aminofilin dalam Nacl 0,9%. Infus NaCl 0,9% : 500mL + 3 ampul
aminofilin dengan laju infus 16,4995 𝑚𝑙/𝑗𝑎𝑚 dengan 6 tetes/menit selama 24 jam, pasien diperlukan
penambahan loading dose secara iv bolus sebanyak 11ml Cpss = 11,22 mg/L setelah diberikan, perlu
dilakukan pengecekkan kadar obat. Hal ini dilakukan untuk melihat keamanan serta penggunaan
teofilin.
• Pada hari ketiga karena adanya interaksi antara teofilin dengan phenobarbital yang menyebabkan
terjadinya penurunan Cpss sehingga perlu menaikkan laju infus menjadi 21,0496 ml/jam dan 7
tetes/menit selama 24 jam untuk mempercepat mencapai efek terapi perlu diberikan loading dose
secara iv bolus sebanyak 5 ml untuk mempercepat kondisi tunak
TINDAK LANJUT PENGOBATAN

• Dilakukan therapeutic drug monitoring atau pemantauan terapi obat karena ada interaksi obat
antara teofilin + phenobarbital yang bisa menyebabkan klirens teofilin meningkat dan cp teofilin
menurun.Sebaiknya kedua obat ini tidak diberikan secara bersamaan untuk mencegah terjadinya
toksisitas obat pada pasien dan seharusnya teofilin diatas dosis normal agar mendapatkan
konsentrasi yang optimal sehingga terapi yang dihasilkan optimal. Untuk monitoring yang dapat
dilakukan yaitu kadar Teofilin dalam darah, penilaian efektivitas pengobatan dapat dilihat dari
pasien tidak menunjukkan gejala sesak nafas
Rencana TDM

Menentukan Memilih konsentrasi


Menentukan Menentukan
Prosedur kondisi klinis dosis yang direncanakan
obat rute pemberian
pasien

Melakukan Menguji konsentrasi Menentukan kebutuhan untuk Mengevaluasi


obat dalam cairan mengukur konsentrasi obat serum respon pasien
evaluasi
farmakokinetik biologis
konsentrasi Menyesuaikan
obat regimen dosis, jika Memantau konsentrasi
obat serum
perlu Rute per oral: Kecepatan per
Rute i.m : Konsentrasi oral bervariasi, tergantung
Waktu Iv : 20 s/d 30 menit maksimum dicapai kepada banyak faktor seperti
pengambilan setelah obat diberikan biasanya 30- 60 menit telah diuraikan terlebih
Setelah obat diinjeksikan dahulu
Rute infus : Pengambilan sampel biasanya dilakukan
beberapa saat sebelum atau sesudah dicapai Css
( Css dicapai dlm waktu 3,3 t1/2 )
Jenis sampel
biologis
Kromatografi Cair
Tekanan Tinggi

Kromatografi Gas
Metode analisis
sampel Spektrofotometri

Fluorometri
Enzim Immunoassay
(EIA)

Radioisotop
Model kompartemen
ganda

Akibat model Akibat model


kompartemen terhadap kompartemen terhadap
Faktor yang mempengaruhi
parameter farmakokinetik efek terapi
TDM :
Volume distribusi pada model kompartemen
a. Afinitas obat
merupakan suatu parameter ganda, obat terdistribusi ke
b. Aliran darah ke jaringan
yang berguna untuk dalam dua kompartemen
c. Permeabilitas obat ke
mengaitkan konsentrasi yaitu kompartemen sentral
dalam jaringan
plasma dengan jumlah obat dan jaringan atau
d. Faktor dari pasien
didalam tubuh. untuk obat kompartemen perifer. .
dengan distribusi (shargel edisi 5 p 75-76).
ekstravaskuler yang besar
pada umumnya volume
distribusinya besar (Shargel
edisi 5 p.84).

Anda mungkin juga menyukai