Anda di halaman 1dari 22

Presentasi Teori

Kondiloma
Akuminatum
Shabrina Amalia Suci – 2110221045

Pembimbing: dr. Murniati Boediono, Sp. KK

Kepaniteraan Klinik Departemen Kulit dan Kelamin


RSPAD Gatot Soebroto
Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Definisi. sinonim-
Lesi berbentuk papilomatosis
dengan permukaan verukosa yang • Kutil kelamin (veneral warts)
disebabkan oleh Human
• Bila banyak  kondilomata
Papillomavirus (HPV) tipe
akuminata
tertentu (terutama tipe 6 & 11),
terdapat di daerah kelamin dan
atau anus

Indriatmi, W dan Handoko, RP. Kondiloma Akuminatum. Dalam: Menaldi, SLW, Bramono K. Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-7. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017. h. 481
Epidemiologi.
• Termasuk PMS  98% melalui hubungan
seksual. Bisa melalui barang (fomites) yang
tercemar HPV
• Insidensi di US: 1.1 – 1.2 kasus per 1000
populasi/thn
• Umum terjadi pada orang dewasa
• Laki-laki = wanita
• Transmisi: kontak kulit langsung

Indriatmi W, Handoko RP. Kondiloma Akuminatum. Dalam: Menaldi, SLW, Bramono K. Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-7. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2017. h. 481
Pennycook KB, McCready TA. Condyloma Acuminata [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021
Etiologi.
Virus double-stranded DNA
Human papillomavirus
yang tergolong famili
(HPV) papovavirus
• Sudah ada sekitar 100 tipe HPV  namun tidak semua menyebabkan kondiloma

Paling sering (70-100%): tipe 6 & 11

Beberapa tipe HPV tertentu dapat menginduksi keganasan:

• Risiko tinggi (tipe onkogenik): tipe 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59

• Risiko rendah (tipe non-onkogenik): tipe 6, 11, 40, 42, 43, 44, 54, 61, 70, 7, 81

Indriatmi W, Handoko RP. Kondiloma Akuminatum. Dalam: Menaldi, SLW, Bramono K. Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-7. Jakarta: Fakultas
Kedokteran
Gunawan Universitas
CA. Indonesia; 2017.
Human Papillomavirus h. 481
(HPV). Dalam: Setati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simandibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
2. Jakarta: Interna Publishing; 2014. h. 835
Faktor risiko.
• Kebiasaan aktivitas seksual: • Kondisi lembab. Mis: laki2 
multiple sex partner, tidak tidak disirkumsisi. Perempuan
menggunakan pengaman  flour albus

• Riwayat infeksi klamidia dan • Imunitas menurun. co: HIV


gonore
• Keadaan hamil  lesi akan
• Penggunaan kontrasepsi bertambah banyak dan cepat
hormonal sembuh dg berakhirnya
kehamilan

Indriatmi, W dan Handoko, RP. Kondiloma Akuminatum. Dalam: Menaldi, SLW, Bramono K. Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-7. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017. h. 481
Patogenesis.
Virus bereplikasi dan terjadi
Hubungan seksual proliferasi pada semua
lapisan epidermal
Kontak dengan
HPV Hiperkeratosis, parakeratosis,
akantosis
HPV masuk melalui
mikrotrauma sel epitel
terbentuk papilloma dengan
Menginfeksi nucleus sel tampakan makroskopis seperti kutil
skuamosa yang
berdiferensiasi

Indriatmi, W dan Handoko, RP. Kondiloma Akuminatum. Dalam: Menaldi, SLW, Bramono K. Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-7. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017. h. 481
Gejala Klinis.
 Masa inkubasi: 3 minggu – 8 bulan. Bahkan ada yang sampai 18 bulan

 Mulai dengan papula miliar selanjutnya terbentuk tonjolan-tonjolan


(filiformis)
LOKALISASI: daerah anogenital pada lipatan yang lembab
● Perineum & sekitar anus ● Vulva

● Sulkus coronarius ● Labia mayora dan minora

● Glans Penis ● Introitus vagina

● Korpus dan batang penis

Indriatmi W, Handoko RP. Kondiloma Akuminatum. Dalam: Menaldi, SLW, Bramono K. Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-7. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2017. h. 481
Widanty S, Soebono H, Nilasari H, Listiawan MY, Siswati AS, Triwahyudi D, editors. Kutil Anogenital. In: Panduan Praktik Klinis. Jakarta: Persatuan Dokter Spesialis
 Tampak papul multipel dengan
permukaan verukosa pada daerah
anal.
 Tampak vegetasi yang bertangkai
maupun tidak bertangkai glans
penis dan sulkus koronarium
Bentuk lain:
-Efloresensi
• Lesi keratotik, permukaan kasar dan
tebal  umumnya diatas permukaan
• Lesi dengan permukaan berbenjol-benjol
kering. co: batang penis
menyerupai kembang kol berwarna sama
dengan mukosa kulit • Lesi bentuk kubah dengan permukaan
rata
• Ukuran lesi: berkisar dari beberapa mm-
cm

Kondiloma umumnya asimptomatik namun


dapat disertai rasa gatal

Tiap kutil dapat bergabung Bila terjadi infeksi sekunder  timbul rasa
menjadi massa yang besar nyeri, bau kurang enak, mudah berdarah

Indriatmi W, Handoko RP. Kondiloma Akuminatum. Dalam: Menaldi, SLW, Bramono K. Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-7. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2017. h. 481
DIAGNOSIS
 Didiagnosis scr klinis karena bentuknya khas

ANAMNESIS
• Benjolan di genitalia yang tidak nyeri

• Ada riwayat kontak seksual


sebelumnya
PEMERIKSAAN KLINIS
• Vegetasi atau papul soliter/multiple
• Terdapat 4 morfologi:
• Akuminata
• Papul dengan permukaan menyerupai kubah
• Papul keratotik dengan pemukaan kasar
• Papul datar

Widanty S, Soebono H, Nilasari H, Listiawan MY, Siswati AS, Triwahyudi D, editors. Kutil Anogenital. In: Panduan Praktik Klinis. Jakarta: Persatuan Dokter Spesialis
Kulit dan Kelamin Indonesia; 2017. p. 368–71.
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Tes asam asetat 5%  Hasil: lesi akan


berubah warna menjadi putih (tes acetowhite
positif)

• Histopatologi  gambaran: hyperkeratosis,


parakeratosis, papilomatosis dan akantosis
serta vakuolisasi. Pada dermis: pelebaran
pembuluh darah dan sebukan sel radang
kronik

• PCR  untuk mengetahui tipe HPV bukan


untuk menegakan diagnosis
Widanty S, Soebono H, Nilasari H, Listiawan MY, Siswati AS, Triwahyudi D, editors. Kutil Anogenital. In: Panduan Praktik Klinis. Jakarta: Persatuan Dokter Spesialis
Kulit dan Kelamin Indonesia; 2017. p. 368–71.
Diagnosis banding.i

Beningn penile Kondiloma lata


pearly papules

Veruka vulgaris Karsinoma sel


skuamosa

Indriatmi W, Handoko RP. Kondiloma Akuminatum. Dalam: Menaldi, SLW, Bramono K. Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-7. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2017. h. 481
• Kontrol: 3-7 hari setelah terapi
dimulai
Tatalaksana.
• Konseling mengenai
kemungkinan risiko tertular HIV
& IMS lain


Penapisan HIV & sifilis
Pap smear tiap 3 tahun bagi
Medikamentosa 2
perempuan usia ≥ 21 tahun
• Pasangan seksual diinformasikan • Tinktura podofilin 25%
kemungkinan tertular walau • Larutan asam trikloroasetat 80-90%
tidak tampak lesi dan disarankan • Podofilotoksin 0.5%
untuk mendeteksi lesi dan PMS • Krioterapi
lain • Bedah kauterisasi
1 Non- • Bedah beku
medikamentosa • Laser CO2
• Bedah eksisi
• Interferon
• Imunoterapi

Widanty S, Soebono H, Nilasari H, Listiawan MY, Siswati AS, Triwahyudi D, editors. Kutil Anogenital. In: Panduan Praktik Klinis. Jakarta: Persatuan Dokter Spesialis
Tinktura podofilin 25%
● Harus diaplikasikan oleh dokter
● Direkomendasikan untuk lesi dengan permukaan verukosa
● Efikasi 19-79%, rekurensi 17-74%
● Tidak boleh pada ibu hamil dan menyusui, serta lesi yang luas
● Cara: lindungi kulit sekitar lesi dengan vaselin agar tidak terjadi iritasi, biarkan selama 4
jam, kemudian cuci. Pengobatan dapat dilakukan seminggu dua kali, sampai lesi hilang

Larutan asam trikloroasetat 80-90%


● Harus diaplikasikan oleh dokter
● Direkomendasikan untuk lesi di genital eksterna, serviks dan di dalam anus
● Efikasi 70-81%, rekurensi 36%
● Dapat digunakan pada ibu hamil
● Cara: larutan diaplikasikan pada lesi sampai berwarna putih, biarkan sampai kering
sebelum pasien duduk atau berdiri. Pengobatan dapat diulang seminggu sekali sampai
lesi hilang

Widanty S, Soebono H, Nilasari H, Listiawan MY, Siswati AS, Triwahyudi D, editors. Kutil Anogenital. In: Panduan Praktik Klinis. Jakarta: Persatuan Dokter Spesialis
Kulit dan Kelamin Indonesia; 2017. p. 368–71.
Podofilotoksin 0.5%
● Dapat diaplikasi oleh pasien
● Terapi diberikan 2 kali sehari selama 3 hari,
selanjutnya istirahat 4 hari, diulang selama 4-5 sesi
● Tidak boleh digunakan pada ibu hamil

Krioterapi
● Harus diaplikasikan oleh dokter
● Direkomendasikan untuk lesi di genital eksterna, vagina, serviks, meatus uretra, dan di
dalam anus
● Efikasi 79-88%, rekurensi 24-40%
● Cara: cairan nitrogen dapat diaplikasikan dengan semprotan, lidi kapas, atau
cryoprobe (tidak boleh untuk lesi di vagina). Cairan harus diaplikasikan sampai timbul
halo yang berwarna putih, 2 mm di tepi lesi. Teknik aplikasi dapat dengan single
freeze atau double freezethaw. Freezing dapat selama 15-30 detik. Pengobatan dapat
diulang seminggu sekali sampai lesi hilang.

Widanty S, Soebono H, Nilasari H, Listiawan MY, Siswati AS, Triwahyudi D, editors. Kutil Anogenital. In: Panduan Praktik Klinis. Jakarta: Persatuan Dokter Spesialis
Kulit dan Kelamin Indonesia; 2017. p. 368–71.
Bedah kauterisasi
● Direkomendasikan untuk lesi di anogenital, terutama lesi berukuran besar
● Efikasi 94%, rekurensi 23%

Laser CO2
● Harus diaplikasikan oleh dokter
● Direkomendasikan untuk lesi di anogenital, vagina dan serviks, terutama
lesi berukuran besar.
● Efikasi 67-100%, rekurensi 7-25%
● Masker harus digunakan pada saat tindakan

Bedah eksisi
● Diindikasikan untuk lesi yang sangat besar sehingga menimbulkan
obstruksi atau tidak dapat dilakukan terapi dengan cara lainnya
● Efikasi 89-93%, rekurensi 18-19%

Widanty S, Soebono H, Nilasari H, Listiawan MY, Siswati AS, Triwahyudi D, editors. Kutil Anogenital. In: Panduan Praktik Klinis. Jakarta: Persatuan Dokter Spesialis
Kulit dan Kelamin Indonesia; 2017. p. 368–71.
Interferon
● Dapat diberikan dalam suntikan (IM atau intralesi) dan topical (krim)
● Interferon alfa  dosis 4-6 mU, IM, 3x seminggu selama 6 minggu ATAU 1-5
mU, IM, selama 6 minggu
● Interferon beta  dosis 2 x 106 unit, IM, selama 10 hari

Imunoterapi
● Pada penderita lesi luas dan resisten terhadap pengobatan  dapat diberikan
penogbatan Bersama dengan imunostimulator

Indriatmi W, Handoko RP. Kondiloma Akuminatum. Dalam: Menaldi, SLW, Bramono K. Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-7. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2017. h. 481
Pencegahan.
• Perubahan perilaku: • Vaksinasi
• Gardasil (HPV tipe 6, 11, 16, 18)  IM
• Tidak melakukan hubungan seksual pada bulan 0, 2 dan 6
sebelum menikah • Cervavix (HPV tipe 16, 18)  IM pada
bulan 0, 1, dan 6
• Setia terhadap pasangan

• Penggunaan kondom

Widanty S, Soebono H, Nilasari H, Listiawan MY, Siswati AS, Triwahyudi D, editors. Kutil Anogenital. In: Panduan Praktik Klinis. Jakarta: Persatuan Dokter Spesialis
Kulit dan Kelamin Indonesia; 2017. p. 368–71.
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Prognosis. Quo ad sanationam : dubia ad
bonam

• Walaupun sering mengalami residif, prognosisnya baik


• Perbaiki faktor predisposisi misalnya higienitas, fluor albus, atau
kelembaban pada laki-laki akibat tidak disirkumsisi, dan keadaan
imunosupresi

Indriatmi W, Handoko RP. Kondiloma Akuminatum. Dalam: Menaldi, SLW, Bramono K. Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-7. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2017. h. 481
THANKS!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai