Anda di halaman 1dari 23

REFERAT

INFEKSI HUMAN PAPILOMA VIRUS

Disusun Oleh :

Preceptor :
dr., Sp. OG
KEPANITRAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
WIJAYA KUSUMA SURABAYA
RSUD IBNU SINA KABUPATEN GRESIK
202
Tinjauan Pustaka
Definisi

• Infeksi human papillomavirus (HPV) merupakan penyebab


kanker serviks yang telah banyak didukung oleh bukti ilmiah.
• Selain itu, ada bukti yang mengaitkan HPV dengan kanker
kepala dan leher dan kanker anogenital lain, seperti anus, vulva,
vagina dan penis.
• Infeksi HPV adalah penyakit menular seksual yang paling
umum, meskipun biasanya bersifat swasirna dalam 2 tahun.
• HPV merupakan virus yang terjadi melalui kontak langsung dan
menyebabkan infeksi pada epitel kulit atau membran mukosa.
Epidemi Kanker serviks merupakan kanker
terkait HPV yang paling banyak

ologi ditemukan di Indonesia, dengan


insidensi sebesar 27 per 100.000
wanita per tahun. Selanjutnya adalah
kanker bibir dan regio oral dengan
insidensi 1,64 per 100.000 wanita
per tahun, serta 2,58 per 100.000
laki-laki per tahun.25

Sebuah studi berbasis populasi yang


melibatkan 2686 wanita di Jakarta,
Tasikmalaya, dan Bali menemukan
bahwa prevalensi keseluruhan
infeksi HPV sebesar 11,6%. Subtipe
yang paling umum ditemukan adalah
HPV 52, HPV 16, HPV 18, dan HPV
39.10
ETIOLOGI

Human papillomavirus (HPV) merupakan etiologi berbagai kondisi medis, termasuk


kanker serviks, kondiloma akuminatum, dan beberapa bentuk karsinoma sel skuamosa,
terutama yang terjadi pada orofaring.

Faktor risiko yang paling jelas untuk HPV adalah hubungan penetrasi tanpa pelindung
atau kontak fisik kulit-ke-kulit yang dekat yang melibatkan area yang terinfeksi.

HPV adalah virus dengan DNA untai ganda dari famili Papillomaviridae. HPV hanya
menginfeksi manusia.18
MODE TRANSMISI

Kontak Seksual Perinatal

Pemakaian
Benda Pembedahan
Bersamaan
FAKTOR RISIKO

Risiko
Perkembangan Perilaku Seksual
Lesi Kanker

Radiasi
Merokok:
Ultraviolet
Patofisiologi Mekanisme infeksi Virus ini hanya
diantara masing- menginfeksi sel-sel
Proses Infeksi Human Tipe HPV yang paling masing tipe sama lapisan dalam yang
Papillomavirus banyak diidentifikasi meskipun setiap tipe tidak berdiferensiasi
(HPV) adalah 16, 18, dan 31. HPV memiliki pada kulit atau selaput
variabilitas genetik lendir yang disebut sel
berbeda-beda. epitel basal.
Pada HPV risiko tinggi
Virus dapat mencapai Pada siklus sel normal, Jumlah pembelahan (HR-HPV), infeksi
sel target hanya epitel basal terbagi yang terjadi selama menyebabkan
melalui mikrolesi asimetris untuk diferensiasi bergabung pembelahan sel terjadi.
akibat adanya trauma memperbaharui lapisan secara terbatas Hal tersebut didukung
pada permukaan luar basal, kutan dan epitel membentuk epitel oleh adanya ekspresi
kulit atau mukosa. mukosa. apikal. berlebihan dari protein
E6 dan E7.
Secara klinis,
Ekspresi kedua protein
manifestasi pasca
onkogenik tersebut membuat
infeksi primer
integrasi genome virus kepada
seringkali tidak terlihat
inang, sehingga memicu
sehingga dokumentasi
terjadinya kanker yang
kejadian infeksi akut
berhubungan dengan infeksi
HPV cenderung
HPV.
GEJALA KLINIS
Lesi serviks: misalnya
lesi intraepitel skuamosa
Kondiloma akuminatum derajat rendah atau Kanker anal
tinggi, serta
kanker serviks

Penyakit mukosa
Penyakit kulit
nonanogenital: misalnya
nongenital: misalnya
kutil oral, papiloma
Kanker nasofaring veruka vulgaris, veruka
respiratori, dan
plana, dan papulosis
hiperplasia epitel fokal
Bowenoid
(penyakit Heck)

Epidermodysplasia
verruciformis
Penegakkan
Diagnosis
Anamnesis
• Tanyakan riwayat adanya kontak dengan orang yang
Kutil Kulit terinfeksi. Tanyakan pula gejala yang menyertai lesi,
misalnya rasa gatal atau lesi mudah berdarah.5

• Tanyakan riwayat seksual pasien, termasuk riwayat penyakit


Kutil Anogenital menular seksual, dan kemungkinan kontak dengan orang
terinfeksi HPV. Tanyakan juga apakah pasien rutin
menjalani penapisan, termasuk Pap smear.5
• Pada pasien yang mengalami displasia serviks, tanyakan
Displasia Serviks mengenai riwayat menstruasi dan riwayat vaksin HPV. Gali
mengenai riwayat penapisan kanker serviks, seperti Pap
smear, serta riwayat mengalami penyakit menular seksual.
• Pasien dengan kanker orofaring bisa asimptomatik.
Kanker Orofaring

• Pasien dengan HIV dilaporkan lebih banyak mengalami


HIV infeksi HPV dibandingkan populasi non-HIV.
Pemeriksaan Fisik
Kutil pada Area Genitalia
• Erupsi papular tunggal maupun ganda dapat terlihat pada area genital yang terinfeksi HPV. Erupsi
dapat seperti berlian, filiform, seperti jamur, hingga seperti bunga kol. Lesi dapat terlihat halus,
terdapat veruka, atau lobulasi.
Kutil Kulit
• Veruka vulgaris muncul sebagai papulonodul atau plak hiperkeratosis yang berbatas tegas, kasar,
dengan permukaan bersisik ireguler. Kutil paling sering ditemukan di tangan, jari, kaki, dan lutut.

Displasia Serviks
• Infeksi HPV dapat terdeteksi pada Pap smear dan dilaporkan sebagai lesi intraepitel skuamosa
derajat rendah (LGSIL) atau lesi intraepitel skuamosa derajat tinggi (HGSIL).

Kanker Orofaring
• Pada kasus kanker orofaring terkait infeksi HPV, dapat ditemukan adanya ulkus berwarna merah
atau putih di area orofaring. Lokasi ulkus dapat mencakup bagian basal lidah, area posterior lidah,
dinding faring posterior atau lateral, tonsil, dan palatum. 26
HIV
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Pemeriksaan
Sitologi HPV DNA

Pemeriksaan
Biopsi Jaringan
Asam Asetat
Diagnosis
Banding
Papulosis Bowenoid dapat
Karsinoma sel basal paling
sering muncul sebagai papul
disalahartikan sebagai
putih seperti mutiara,
liken planus, psoriasis,
berbentuk kubah dengan
keratosis seboroik, atau
pembuluh permukaan
kondiloma akuminatum.
telangiektasis yang menonjol.
HPV menyebabkan lesi
berukuran kecil hingga besar, Kondilomata lata lebih halus
menonjol atau datar, dengan dan agak datar daripada
penampilan seperti kembang kondiloma acuminatum, serta
kol atau kutil, yang dapat dapat disertai tanda-tanda
terpisahpisah atau sifilis lain seperti ruam
berkelompok. Lesi herpes makulopapular atau snail
lebih seperti jerawat atau track ulcer.1
Tatalaksana
TERAPI
MEDIKAMENTOAsam
Asam Podofilot
SA Trikloroa
Salisilat oksin
setat
5-
Imiquimo Interferon
Fluoroura
d Alfa
cil
Sinecathe
cins
TERAPI
PEMBEDAHAN
Krioterapi Electrosurgery

Eksisi Bedah Bedah Laser


KOMPLIKASI
• Infeksi HPV dapat menyebabkan berbagai gangguan organ yang tergantung
manifestasi klinis dari infeksi.
• Gejala yang muncul dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan atas, berupa
lesi di lidah, tonsil, palatum, laring, dan hidung.
• Infeksi ini juga dapat meningkatkan risiko penularan infeksi menular seksual,
seperti gonorrhea dan klamidia.
• Selain itu, infeksi HPV yang bersifat persisten dapat berkembang menjadi lesi
kanker, berupa kanker serviks, anus, dan saluran napas.1,2
• Gangguan kehamilan dan persalinan dapat terjadi pada wanita hamil yang
menderita infeksi HPV. Selain itu, ibu juga bisa menularkan infeksi HPV ke bayi
saat dilahirkan.1,2,8
PROGNOSIS

• Prognosis pada infeksi HPV secara umum baik.


• Pada beberapa kasus, infeksi bersifat swasirna dalam 2 tahun
dan tidak memerlukan terapi khusus.
• Meski demikian, rekurensi merupakan hal yang umum.
• Pasien dengan infeksi HPV risiko tinggi yang persisten dapat
berkembang menjadi kanker.
• Infeksi HPV pada vulva akan meningkatkan risiko displasia
dan karsinoma sel skuamosa di vulva.1,2
UPAYA PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT

• Vaksinasi dapat mencegah infeksi HPV.


• Vaksin HPV tidak hanya dapat diberikan pada anak
perempuan tapi juga anak laki-laki.
• Transmisi HPV dapat diturunkan dengan melakukan
perilaku seksual yang aman seperti penggunaan
kondom.
Vaksinasi HPV
Vaksin HPV direkomendasikan diberikan pada anak laki-laki maupun perempuan pada
usia 11 atau 12 tahun.
Dosis yang diberikan sebanyak 2 dosis dengan jarak minimal 6 bulan. Sedangkan pada
pria dan wanita usia 15 hingga 26 tahun dapat diberikan vaksinasi HPV sebanyak 3
dosis.
Pada orang dewasa usia 27 hingga 45 tahun yang belum pernah mendapat vaksin, dapat
menerima vaksin HPV yaitu Gardasil 9®.
Uji coba klinis telah menunjukkan efektivitas vaksinasi HPV yang tinggi untuk
mencegah infeksi HPV, termasuk pada serviks, anal, maupun regio oral. Vaksin dapat
mengurangi risiko perubahan sel kanker akibat infeksi HPV yang berkembang dalam
waktu bertahun-tahun. 16,22,23,24
1.
2.
Daftar Pustaka
Cunningham FG. Williams Obstetrics, 25 thEdition.Chapter 35-Obstetrics Haemorrhage. United States of America: McGraw-Hill Education; 2018. p. 776-780
Gearhart PA, Randall TC, Buckley RM, Higgins RV. Human papillomavirus (HPV). Medscape, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/219110-overview#a1.
3. Meites E, Gee J, Unger E, Markowitz L. Human papillomavirus. Centers for Disease Control and Prevention, 2021. https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/downloads/hpv.pdf.
4. Brianti P, De Flammineis E, Mercuri SR. Review of HPV-related diseases and cancers. New Microbiol. 2017 Apr;40(2):80-85. Epub 2017 Apr 3. PMID: 28368072.
5. Cheng L, Wang Y, Du J. Human Papillomavirus Vaccines: An Updated Review. Vaccines (Basel). 2020;8(3):391. Published 2020 Jul 16. doi:10.3390/vaccines8030391
6. Luria L, Cardoza-Favarato G. Human Papillomavirus. [Updated 2021 Jan 24]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-.
7. Kombe AJK, Li B, Zahid A, Mengist HM, Bounda GA, Zhou Y, et al. Epidemiology and burden of human papillomavirus and related diseases, molecular pathogenesis, and vaccine evaluation. Front Public
Health. 2021; 8:552028.
8. Chakraborty S, Das R, Mishra V, Sharma N, Khurana N. Human papillomavirus and its nature of infection: an overview. Asian J Pharm Clin Res. 2019;11(6):12-6. DOI:
http://dx.doi.org/10.22159/ajpcr.2018.v11i6.24233.
9. Doorbar J, Egawa N, Griffin H, Kranjec C, Murakami I. Human papillomavirus molecular biology and disease association. Rev Med Virol. 2015;25 Suppl 1(Suppl Suppl 1):2-23. doi:10.1002/rmv.1822
10. Vet J, de Boer MA, van den Akker BEWM, Siregar B, Lisnawati, Budiningsih S, et al. Prevalence of human papillomavirus in Indonesia: a population-based study in three regions. Br J Cancer. 2008;99:214-8.
11. Purwanto DJ, Soedarsono N, Reuwpassa JO, Adisasmita AC, Ramli M, Djuwita R. The prevalence of oral high-risk infection in Indonesian oral squamous cell carcinoma patients. Oral Dis. 2019;26(1):72-80.
12. Vashisht S, Mishra H, Mishra PK, Ekielski A, Talegaonkar S. Structure, Genome, Infection Cycle and Clinical Manifestations Associated with Human Papillomavirus. Curr Pharm Biotechnol. 2019;20(15):1260-
1280. doi: 10.2174/1389201020666190802115722. PMID: 31376818.
13. Tschandl P, Rosendahl C, Kittler H. Cutaneous human papillomavirus infection: manifestations and diagnosis. Curr Probl Dermatol. 2014;45:92-7. doi: 10.1159/000355966. Epub 2014 Mar 13. PMID: 24643180.
14. Das S. Human Papillomavirus Infection: Management and Treatment, Human Papillomavirus, Rajamanickam Rajkumar, IntechOpen, 2020. DOI: 10.5772/intechopen.92397.
15. Palefsky JM. Virology of human papillomavirus infections and the link to cancer. Uptodate. 2019.
16. Palefsky JM. Human papillomavirus infections: Epidemiology and disease associations. Uptodate. 2019.
17. de Sanjose S, Quint WG, Alemany L, et al. Human papillomavirus genotype attribution in invasive cervical cancer: a retrospective cross-sectional worldwide study. Lancet Oncol 2010; 11:1048.20. Rodríguez
AC, Schiffman M, Herrero R, et al. Rapid clearance of human papillomavirus and implications for clinical focus on persistent infections. J Natl Cancer Inst 2008; 100:513.
18. Bruni L, Albero G, Serrano B, Mena M, Collado JJ, Gómez D, Muñoz J, Bosch FX, de Sanjosé S. ICO/IARC Information Centre on HPV and Cancer (HPV Information Centre). Human Papillomavirus and
Related Diseases in the World. Summary Report 22 October 2021.
19. Rosenblum HG, Lewis RM, Gargano JW, et al. Declines in Prevalence of Human Papillomavirus Vaccine-Type Infection Among Females after Introduction of Vaccine - United States, 2003-2018. MMWR Morb
Mortal Wkly Rep 2021; 70:415.
20. Baussano I, Tshomo U, Tenet V, et al. Prevalence of Human Papillomavirus and Estimation of Human Papillomavirus Vaccine Effectiveness in Thimphu, Bhutan, in 2011-2012 and 2018 : A Cross-sectional
Study. Ann Intern Med 2020; 173:888.
21. Falcaro M et al. The effects of the national HPV vaccination programme in England, UK, on cervical cancer and grade 3 cervical intraepithelial neoplasia incidence: a register-based observational study. The
Lancet. Volume 398, issue 10316. 2021.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai