dan
PEMBAHASAN KASUS
Dewi Behtri Yanifitri
LATAR BELAKANG
Kuman dapat bertahan selama beberapa jam dalam ruangan yang tidak terkena
sinar matahari dan lembab
Kuman dan penularan TB
Batuk
Kuman didalam
droplet di udara
Mati oleh sinar Bicara : 0-210
matahari atau
partikel
tersapu angin
Batuk : 0-3500
partikel
penyakit TB
Sebagian besar infeksi pada
manusia menyebabkan infeksi
laten tanpa gejala, tetapi 1
dari 10 infeksi laten pada
akhirnya berkembang menjadi
penyakit.
Patogenesis TB 220719 6
Muncul ketika individu sehat
menghirup bakteri penyebab TB
Pada sebagian besar orang, bakteri
TB Laten ini akan menjadi tidak aktif di paru
karena sel-sel imunitas mencegah
pertumbuhannya dan membuat
mereka tetap tidak aktif
Bakteri TB ini akan tetap hidup dan
dapat menjadi aktif nantinya di saat
sistem imunitas menjadi lemah
misalnya karena HIV atau malnutrisi
Pasien dengan TB laten tidak
menunjukkan gejala apapun dan
tidak dapat menularkan TB ke
orang lain
Biasanya mereka akan menunjukkan
reaksi positif terhadap uji tuberkulin
Mereka memiliki risiko menjadi sakit
TB
7
Patogenesis TB 220719
Patogenesis Ketika airborne droplet nuclei
mencapai alveoli, mereka dimakan oleh
berhubungan makrofag alveolar dan sebagian besar
kuman TB/tuberkel akan dimusnahkan
dengan reaksi atau dihambat pertumbuhannya
Patogenesis TB 220719 8
Patogenesis berhubungan
dengan reaksi imunologi
Makrofag dan sel darah putih berkumpul pada jaringan
tersebut untuk membentuk granuloma dan mencegah infeksi
untuk berlangsung lebih lanjut
Pada tahap ini, pasien sudah terkena infeksi TB laten dan
akan memberikan hasil positif pada uji tuberkulin atau
interferon gamma release assay
Pasien dengan infeksi TB laten tidak dapat menularkan TB
dan tidak dianggap sebagai kasus TB
Namun, jika kuman tuberkulosis dapat mengalahkan respons
imun akan menimbulkan penyakit TB yang dapat muncul
beberapa tahun setelah infeksi TB
Patogenesis TB 220719 9
Patogenesis TB 220719 10
TB Primer :
infeksi pertama biasanya pada anak.
TB Post Primer :
biasanya pada orang dewasa (15-40 tahun),
infeksi paling yang menjadi sumber penularan
di masyarakat.
TUBERKULOSIS PRIMER
1. Fokus primer
2. Limfangitis lokal
3. Limfadenopati Kompleks Primer
regional
NASIB KOMPLEKS PRIMER
• Keuntungan (MGIT):
o Waktu hasil
pemeriksaan lebih
singkat
o Sensitifitas lebih tinggi
dibanding dengan LJ
o Manual, semi
automated, fully
• Lamanya waktu pemeriksaan automated formats
1. LJ (media padat) : 10-14 • Kendala (MGIT):
minggu o Higher isolation rate of
NTM
2. MGIT (media cair): 6-8 minggu
o Higher contamination
Hasil Biakan pada media padat LJ rate
Pembacaan Pencatatan
>200 koloni 3+ Hasil Biakan pada cair
media MGIT:
100 – 200 koloni 2+ Hasil : Positif atau
negatif (tanpa
10 – 100 koloni 1+ gradasi)
1 – 9 koloni Jumlah koloni Hasil Negatif
Tidak ada dikeluarkan setelah
Negatif 42 hari
pertumbuhan
TES CEPAT MOLEKULER (TCM)
Alur penegakan Diagnosis TBC
Terduga TBC
Pemeriksaan TCM
Pemeriksaan ulang
Pemeriksaan molekuler (LPA Pemeriksaan paket standar uji TCM***
lini dua / TCM XDR dll.) kepekaan fenotipik Pemeriksaan
Pemeriksaan ulang
TCM dan sesuaikan radiologis / antibiotik
Pemeriksaan uji kepekaan pengobatan spektrum luas
INH pada pasien dengan berdasarkan hasil
riwayat pengobatan TCM
sebelumnya
Sensitif terhadap Resistan terhadap Abnormalitas
obat gol. obat gol. paru yang Gambaran paru
flurokuinolon flurokuinolon mengarah TB / tampak normal/
Resistan INH Sensitif INH tidak ada perbaikan klinis
perbaikan klinis
Pengobatan
Pengobatan TBC Pengobatan TBC
Pengobatan TBC RO TBC Lanjutkan
RO paduan SO dengan OAT Bukan TBC
paduan individu monoresistan OAT lini satu
jangka pendek lini satu
INH
1. Pasien TB Terkonfirmasi
Bakteriologis
Kasus
Pasien TB Paru hasil biakan MTb positif
Pasien TB Ekstra Paru terkonfirmasi
Bakteriologis BTA, Biakan, Tes Cepat
Molekuler
TB Anak terdiagnosis secara
bakteriologis.
Definisi
Kasus 2. Pasien TB Terdiagnosis secara Klinis
a. Pasien TB Paru BTA negatif/Tes cepat
MTb negatif hasil foto toraks
mendukung TB
b. Pasien TB Paru BTA negatif/Tes cepat
MTb negatif tidak ada perbaikan paska
pemberian Antibiotik non OAT
c. Pasien TB ekstra Paru terdiagnosis
secara klinis/laboratoris/histopatologis
tanpa ada konfirmasi bakteriologis
d. TB Anak terdiagnosis dengan sistem
skoring
Pasien TB yang terdiagnosis secara klinis dan
kemudian terkonfirmasi bakteriologis positif
(baik sebelum maupun setelah memulai
pengobatan) harus diklasifikasi ulang sebagai
pasien TB terkonfirmasi bakteriologis.
Catatan
Harian 3 x seminggu
Isoniasid (H) Bakterisid 5 10
(4-6) (8-12)
Rifampisin (R) Bakterisid 10 10
(8-12) (8-12)
Pirazinamid (Z) Bakterisid 25 35
(20-30) (30-40)
Streptomisin (S) Bakterisid 15
(12-18)
Etambutol (E) Bakteriostati 15 30
k (15-20) (20-35)
Pengelompokkan Obat TB RO
WHO 2018
Levofloksasin, atau Lfx
Moksifloksasin Mfx
Grup A
Bedaquiline Bdq
Linezolid Lzd
Clofazimine Cfz
Grup B
Sikloserin Cs
Etambutol E
Delamanid Dlm
Pirazinamid Z
Imipenem-cilastatin, atau Ipm-Cln
Meropenem Mpm
Grup C
Amikasin, atau Am
Streptomisin S
Etionamid, atau Eto
Protionamid Pto
P-asam aminosalisilat PAS
Pengobatan TB Dewasa
Pengobatan TB Sensitif Obat ( TB SO)
*pasien berusia lebih 60 tahun tidak bisa mendapatkan dosis lebih dari 500mg/hari
Pengobatan TB Sensitif Obat
• OAT Kategori 2 tidak direkomendasikan untuk pengobatan
Pasien TBC.
• Mulai tahun 2021 Program TBC tidak menyediakan OAT
Kategori 2.
• Apabila stok OAT Kategori 2 masih tersedia di instalasi farmasi
provinsi, kabupaten/kota dan di fasilitas pelayanan Kesehatan, maka
harus dimanfaatkan sampai habis.
• Pasien TBC dengan MTB pos Rifampisin Sensitif yang berasal dari
kriteria dengan riwayat pengobatan sebelumnya (kambuh, gagal dan
loss to follow up) diobati dengan OAT Kategori 1 dosis harian.
PENGOBATAN TB SENSITIF
OBAT
Pada akhir fase intensif, bila hasil apusan
dahak tetap positif, maka fase sisipan tidak
lagi direkomendasikan namun dievaluasi
untuk TB-RO (uji kepekaan), sementara
pengobatan diteruskan sebagai fase
lanjutan.
Rekomendasi A
Pengobatan TB Sensitif Obat
(kasus baru)
3A
+
2B
Tahap awal: 6 Bdq-Lfx-Lzd-Cfz-Cs
Tahap Lanjutan: 12 Lfx-Cfz-Cs
|Total
lama pengobatan 18 – 20 bulan tergantung respon
pengobatan dengan lama tahap awal adalah 6 bulan.
Jika Konversi pengobatan pada bulan 1 – 3, maka total lama
pengobatan 18 bulan
Jika Konversi 4 – 6 bulan, maka total lama pengobatan
ditambahkan 15 - 17 bulan setelah konversi, tergantung dari
respon klinis pasien, dan total pengobatan menjadi 21 - 23
bulan.
Apabila belum terjadi konversi pada akhir bulan ke-6, pasien
dinyatakan gagal
Tuliskan:
a.Apa Differential diagnosis dan diagnosis kerja kasus ini
B.Apa pemeriksaan penunjang yang diperlukan utk psn ini dan
interpretasi utk kasus ini, jika hasil pemeriksaan seperti diharapkan
bgmn tatalaksana psn ini
C.Buatkan regimen dan resep utk kasus ini
3 .Perempuan 50 tahun, berat badan 42 kg, datang ke igd dengan keluhan batuk hlg
timbul 3 bln, os mengeluh dada kdg terasa berat , demam di sangkal, keringat mlm di
sangkal. Di jumpai penurunan berat badan drastis dalam 3 bulan ini pdhl os sering
makan krn srg terasa lapar, sering terbangun malam krn BAK sejak 6 bln.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai TD 110/80, nadi 90, rr, 24x, temp 37.5 •
Inspeksi : asimetris dalam keadaan statis dan dinamis, kanan sedikit tertinggal•
Palpasi : SF sedikit menurun di kanan atas•
Perkusi : redup di kanan atas•
Ausk : melemah di lapangan atas kanan rh -, wh -•
Pemeriksaan foto thorak : tampak perselubungan homogen di lap atas paru kanan
( kesan atelektasis)
Tuliskan:
A. Manajemen kasus ini
B. Apa differential diagnosa dan diagnosis kerja
C. Pemeriksaan penunjang lain yang di anjurkanc. Jika pemeriksaan penunjang
sesuai seperti yang di duga , bagaimana talaksana kasus iniJika pemeriksaan tdk sesuai
dengan diharapkan, bagaimana tindak lanjutnya dan tatalaksana psn ini
D .Tuliskan regimen dan resep pasien ini.
4 .Laki2 R, 18 th, BB 35 kg, tdk bekerja, datang ke igd diantar oleh ke 2 orang tuanya
dengan keluhan sesak nafas 2 mgg ini, sesak tidak berbunyi tidak dipengaruhi cuaca atau
makanan.sesak memberat 1 mgg ini, Batuk2 dijumpai 1 bln ini, demam disangkal , BB
menurun dlm 1 bln ini, sejak 1 mgg ini os semakin lemah dn tdk mampu berjalan, pasien
hanya dibw berobat kampung 1 bln ini , demam di sangkal, keringat malam di sangkal, di
jumpai penurunan berat badan 1 bln ini,
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan kes tampak pucat, sesak,cuping hidung saturasi
oksigen 70 %, VS TD 90/ 80, nadi 110x, rr 34x/ i, temp 38•
Inspeksi : tampak pemakaian otot bantu nafas meningkat, simetris ke 2 lap paru
Palpasi : SF melemah di ke 2 lap paru
Perkusi : sonor memendek di ke 2 lap paru
Auskultasi : suara nafas bronkovesikuler, ronkhi di seluruh lap paru
Tuliskan
A. Manajemen kasus ini
B. Apa Differential diagnosis kasus ini
C. Apa pemeriksaan penunjang yang diperlukan utk psn ini dan interpretasi utk kasus ini,
jika hasil pemeriksaan seperti diharapkan bgmn tatalaksana psn ini
D . Buatkan regimen dan resep utk kasus ini
5.Tn. A, 54 tahun dengan BB 38 kg, sedang menjalani
pengobatan OAT 5 bulan dengan fase lanjutan .
Sebelumnya Tn. A dinyatakan sebagai pasien pengobatan
lalai, hasil pemeriksaan dahak sekarang masih didapatkan
BTA 1+