Anda di halaman 1dari 52

PERTEMUAN 11

TEKNIK PENENTUAN NILAI


AKHIR,PENYUSUNAN RANKING DAN
PEMBUATAN PROFIL PRESTASI BELAJAR

EVALUASI PENDIDIKAN IPS

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 1
TEKNIK PENENTUAN NILAI
AKHIR,PENYUSUNAN RANKING DAN
PEMBUATAN PROFIL PRESTASI BELAJAR

1. Pengertian Nilai Akhir


Nilai akhir sering juga dikenal dengan
A. TEKNIK 2. Fungsi Nilai Akhir
istilah nilai final adalah nilai, baik berupa
PENENTUAN Penentuan nilai akhir setidak-
angka atau huruf, yang melambangkan
NILAI AKHIR tidaknya memiliki empat
tingkat
3. keberhasilan
Faktor-faktor peserta
yang Perlu didik setelah
Dipertimbangkan dalam
1. macam
Pengertian fungsi,
Ranking yaitu:
mereka
Penentuanmengikuti
Nilai program pendidikan
Akhir
fungsi
Letak urutan administratif,
kedudukan seorang peserta
b. Teknik pada jenjang
Kegiatan pendidikan
menentukan nilai terertentu,
akhir itu didasarkan
jenis
didik fungsi
jika informatif,
ranking; beberapadengan
dibandingkan di antaranya
peserta adalah: pada empat
dalarn jangka waktu yang telah
Penyusunan profil
faktor,
(1)
didik prestasi
yaitu:
fungsi
Ranking
lainnya, di belajar
bimbingan
sederhana dan
tengah-tengah adalah
(= simple: suatu
rank),
kelompok bentuk grafik
ditentukan.
1.yangbiasa
faktor dipergunakan
pencapaian untukmelukiskan prestasi
Urutan (2)
di mana
Profil fungsi
1. instruksional.
Raking
prestasi persenan
peserta (=atau
didikmelukiskan
belajar
Untuk itu prestasi
percen
berada".
peserta tile
didik
(achievement),
rank),
pada
prestasi umumnya
belajar yangdituangkan
dicapai
Kedudukan belajar
2. peserta
faktor
(3) Ranking usaha didik, baik
(effort),
berdasarkan secara
mean individual
dan deviasi maupun
standar,
dalam bentuk diagram
oleh batang
peserta didik,(grafik
baik balok individual
secara = barchart), atau
maupun
kelompok,baik
3.(4)faktor dalam
aspek
Rankingdiagram
beruasai satu
kepribadian
mlai bidang studi
sosial
stan-dar maupun
(personnaluntuk
and social
(Ranking) dalam bentuk kelom- garis.
pok, dalam satuzbidang
(z score), danatau dalam
studi
beberapa
(5) bidang
characteristics)
Ranking berdasarstudi,
dannilaibaik dalam Tsatu waktu (at a
Dalam hubungan ini, pada
beberapa jenis standar
sumbu studi.
bidang (T score).
horisontal grafik (abscis)
point
4. of time)
faktor maupun
kebiasaan dalam
kerja (workderetan
habit)waktu tertentu
C. TEKNIK ditempatkan 2. gejala-gejala
Untuk melukiskan yang akan dilukiskan grafiknya,
perkembangan seperti
prestasi belajar
Keempat faktor (time yang series).
telah disebutkan di atas perlu
PEMBUATAN mata pelajaranpeserta atau bidang studi tertentu,
didik secara individualatau gejala-gejala
maupun secara
dipertimbangkan oleh pendidik dalam rangka menentukan
PROFIL psikologis lainnya. kolektif dalam beberapa periode tes, pada suatu
nilai akhir bagi para peserta didiknya, sehingga penilaian akhir
PRESTASI Sedangkan pada sumbu
bidang studi.vertikal (ordinat) dicantumkan angka-
yang dilakukannya itu dapat lebih mendekati pada prinsip
BELAJAR angka yang3.melambangkan
Untuk melukiskan frekuensi, persentase,
prestasi belajarangka rata-rata
peserta didik
kebulatan atau prinsip keutuhan (komprehensif).
dan sebagainya.dalam beberapa aspek psikologis dari suatu
bidang studi.
A. TEKNIK PENENTUAN NILAI AKHIR

• 1. Pengertian Nilai Akhir


• Nilai akhir sering juga dikenal dengan istilah nilai final adalah nilai,
baik berupa angka atau huruf, yang melambangkan tingkat
keberhasilan peserta didik setelah mereka mengikuti program
pendidikan pada jenjang pendidikan terertentu, dalarn jangka waktu
yang telah ditentukan.
• Penentuan nilai akhir oleh seorang pendidik (pengajar) terhadap
peserta didiknya pada dasarnya merupakan pemberian dan
penentuan pendapat pendidik tersebut ter- hadap peserta didiknya,
terutama mengenai perkembang- an, kemajuan dan hasil-hasil yang
telah dicapai peserta didik yang berada di bawah asuhannya, setelah
mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu
tertentu.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 3
• 2. Fungsi Nilai Akhir
• Penentuan nilai akhir setidak-tidaknya
memiliki empat macam fungsi, yaitu:
• fungsi administratif,
• fungsi informatif,
• fungsi bimbingan dan
• fungsi instruksional.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 4
• a. Fungsi Administratif
• Secara administratif pemberian nilai akhir oleh seorang pendidik terhadap
peserta didiknya itu memiliki fungsi sebagai berikut:
– Menentukan, apakah seorang peserta didik dapat dinaikkan ke tingkatan yang lebih
tinggi, dapat dinyatakan lulus, dapat dinyatakan tamat belajar, ataukah tidak.
– Memindahkan atau menempatkan peserta didik pada kelompok atau bidang yang
sesuai dengan kemampu- an yang dimilikinya.
– Menentukan, apakah seorang peserta didik layak atau dipandang telah memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu untuk diberikan beastfftva, pembebasan SPP,
ataukah tidak.
– Menentukan, apakah kepada peserta didik dapat diberikan rekomendasi ataukah
tidak, guna menempuh program pendidikan tertentu, atau program pendidikan
lanjutan.
– Memberikan gambaran teritang prestasi beiajar para peserta didik, kepada para
calon pemakai tenaga kerja.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 5
• b. Fungsi Informatif
• memberikan informasi kepada pihak-pihak ter- kait, seperti: para orang
tua atau wali murid, wali kelas, penasihat akademik dan lain-lain,
tentang prestasi belajar murid, siswa atau mahasiswa yang berada dalam
asuhan- nya atau menjadi tanggung jawabnya.
• Dengan memperhatikan nilai-nilai yang dicapai oleh peserta didik itu,
pihak-pihak terkait tadi akan memperoleh informasi yang amat berharga
guna mengambil langkah- langkah, ikhtiar atau upaya yang dipandang
perlu, agar para peserta didik tersebut memperoleh hasil-hasil yang lebih
optimal dalam mengikuti program pendidikan selan- jutnya.
• Termasuk di sini misalnya: pemberian perhatian dan kasih sayang,
pemenuhan kebutuhan akan sarana dan prasarana untuk belajar,
pemberian motivasi belajar, tegur- an dan sebagainya.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 6
• e. Fungsi Bimbingan
• Pemberian nilai akhir dikatakan memiliki fungsi bim-
bingan, sebab hal tersebut mempunyai arti yang besar bagi
pekerjaan bimbingan dan penyuluhan.
• Dengan memperhatikan nilai-nilai akhir yang dicapai oleh peserta didik,
maka guru yang diserahi tugas menangani kegiatan bimbingan dan
penyuluhan akan dapat bekerja dengan lebih terarah dalam rangka
memberikan bimbingan dan bantuan psikologis kepada para peserta
didik yang memang menghajatkannya, seperti: peserta didik yang nilai-
nilainya selalu rendah untuk matapelajaran-matapelajaran tertentu,
siswa yang selalu mengganggu dan
berbuat onar di sekolah sehingga mengganggu jalannya
proses belajar mengajar, dan sebagainya.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 7
• d. Fungsi Instruksional
• Tidak ada tujuan yang lebih penting dalam proses pembelajaran kecuali
mengusahakan agar perkembangan dan kegiatan belajar para peserta
didik dapat mencapai tingkat yang optimal.
• Dalam hubungan ini secara instruksional pemberian nilai akhir
berfungsi memberikan umpan balik (feed back) yang mencerminkan
seberapa jauh peserta didik telah dapat mencapai tujuan yang telah
ditentukan dalam program pengajaran, atau dalam sistem instruksional.
• Jika pemberian nilai akhir itu dapat dilaksanakan dengan tepat dan
obyektif, maka akan dapat diketahui pula keberhasilan atau
ketidakberhasilan peserta didik pada setiap bagian dari tujuan
pengajaran tersebut.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 8
• 3. Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam
Penentuan Nilai Akhir
• Sekalipun antara lembaga pendidikan formal yang satu dengan lembaga
pendidikan formal lainnya belum tentu memiliki kesamaan, namun pada
umumnya kegiatan menentukan nilai akhir itu didasarkan pada empat
faktor, yaitu: faktor pencapaian atau prestasi (achievement), faktor usaha
(effort), faktor aspek pribad^Jan sosial (personnal and social
characteristics) dan faktor kebiasaan kerja (work habit) Keempat faktor
yang telah disebutkan di atas perlu dipertimbangkan oleh pendidik
dalam rangka menentukan nilai akhir bagi para peserta didiknya,
sehingga penilaian akhir yang dilakukannya itu dapat lebih mendekati
pada
prinsip kebulatan atau prinsip keutuhan (komprehensif).

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 9
• a. Faktor Pencapaian atau Prestasi (Achievement)
• Faktor pencapaian atau prestasi dipergunakan
sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam
penentuan nilai akhir,sebab prestasi atau pencapaian
peserta didik yang dilam-bangkan dengan nilai-nilai
hasil belajar pada dasarnya mencerminkan sampai
sejuah mana tingkat keberhasilan yang telah dicapai
oleh peserta didik dalam pencapaian tujuan
pendidikan yang telah ditentukan bagi masing-
masing mata pelajaran atau bidang studi.
MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 10
• b. Faktor Usaha (Effort)

• Disamping niley-nilai hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik,
faktor usaha yang telah mereka lakukan juga perlu mendapatkan
pertimbangan dalam rangka pe-nentuan nilai akhir.
• Sekalipun misalnya seorang peserta didik hanya dapat mencapai nilai-
nilai hasil belajar yang minimal (prestasinya rendah),
• namun apabila pendidik dengan secara cermat dapat mengamati —
sehingga dapat diperoleh bukti — bahwa dengan nilai-nilai hasil tes hasil
belajar yang rendah itu sebenarnya sudah merupakan hasil usaha yang
sungguh-sungguh (sangat rajin dalam meng- ikuti pelajaran, tekun di
dalam belajar dan sebagainya),
• maka sudah selayaknya kepada peserta didik tersebut dapat diberikan
nilai penunjang sebagai penghargaan atas usaha sungguh-sungguh dari
peserta didik itu, tanpa mengenal rasa putus asa.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 11
• Sebaliknya, bagi peserta didik yang memiliki nilai-
nilai hasil tes hasil belajar yang rendah tetapi
dengan nilai-nilai yang rendah itu peserta didik tadi
tidak tampak adanya usaha yang sungguh-sungguh
untuk memperbaiki presta-sinya (malas dalam
mengikuti pelajaran, sering membolos,belajar
setengah-setengah dan sebagainya), maka adalah
cukup beralasan bagi pendidik untuk memberikan
nilai akhir menurut apa adanya.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 12
• c. Faktor Aspek Pribadi dan Sosial (Personnal and
Social Characteristics)
• Karakter yang dimiliki oleh peserta didik baik sebagai
individu maupun sebagai anggota kelompok perlu juga
mendapatkan pertimbangan dalam penentuan nilai akhir.
Seorang peserta didik yang sekalipun prestasi belajarnya
tergolong menonjol namun akhlaknya tidak baik, indisipli-
ner, sering berbuat curang atau berbuat onar dan sebagai-
nya, perlu mendapatkan "hukuman" seimbang, berupa
pengurangan nilai akhir.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 13
• d. Faktor Aspek Kebiasaan Kerja (Work Habit)
• Dimaksud dengan kebiasaan kerja di sini adalah hal-hal yang
ada hubungannya dengan kebiasaan melakukan tugas.
• Misalnya: tepat waktu atau tidaknya dalam menyerahkan
pekerjaan rumah (PR), rapi tidaknya hasil pekerjaan rumah
tersebut, ketelitiannya dalam menghitung dan sebagainya.
• Dapat juga dimasukkan di sini: kebersihan badan,kerapian
berpakaian dan sebagainya.
• Demikianlah, dengan memperhatikan dan mempertimbangkan
keempat faktor tersebut di atas diharapkan bahwa nilai akhir
yang diberikan kepada peserta didik ituadalah merupakan nilai
akhir yang betul-betul dapat menggambarkan secara bulat,
utuh dan lengkap mengenai diripeserta didik, baik dari segi
kecerdasan otaknya, sikap mental maupun kepribadiannya.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 14
MENGAPA PERLU DIBUATKAN NILAI AKHIR

• cara-cara yang ditempuh dalam rangka menentukan nilai akhir terdapat dua
bentuk penilaian, yaitu: penilaian dalam bentuk tes formatif dan penilaian dalam
bentuk tes sumatif.
• Penilaian yang diberikan oleh pendidik dalam bentuk tes-tes formatif sebenarnya
dimaksudkan untuk memperbaiki proses belajar-mengajar dan untuk mengetahui
sampai di mana tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan instruksional
yang telah dirumuskan dalam setiap satuan pelajaran.
• Adapun tes sumatif bertujuan untuk menilai prestasi peserta didik terhadap
penguasaan bahan pelajaran yang telah diberikan kepada mereka selama jangka
waktu tertentu.
• Akan tetapi tes sumatif itu pada umumnya tidak sering dilakukan, maka untuk
dapat menjaga kesinambungan penilaian dan hasil penilaian yang dipandang lebih
mantap bagi setiap peserta didik, maka penentuan nilai akhir pada umumnya
dilaksanakan dengan jalan menggabungkan nilai-nilai hasil tes formatif dengan
nilai hasil tes sumatif.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 15
• Dalam pelaksanaannya, dicarilah nilai rata-rata hitung dari nilai-
nilai hasil tes formatif dan nilai hasil tes sumatif; nilai-nilai mana
sebelum dicari rata-rata hitungnya terlebih dahulu diubah atau
dikonversikan ke dalam nilai standar berskala sepuluh.
• Penentuan nilai akhir pada umumnya dilakukan pada saat guru
akan mengisi buku laporan pendidikan (rapor), atau mengisi
ijazah (Surat Tanda Tamat Belajar).
• Dalam praktek mereka telah dibimbing oleh suatu peraturan
atau pedoman yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
• Karena itu, dalam praktek kita jumpai berbagai macam cara yang
biasa digunakan oleh guru dalam menentukan nilai akhir
tersebut.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 16
4. Beberapa Contoh Cara Penentuan Nilai Akhir

• Berikut ini dikemukakan tiga macam contoh


cara yang sering dipergunakan dalam
penentuan nilai akhir.
• a. Nilai akhir diperoleh dengan jalan
memperhitungkan nilai hasil tes formatif, yaitu
nilai rata-rata hasil ulangan harian, dengan
nilai hasil tes sumatif, yaitu nilai hasil ulangan
umum atau EBTA, dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 17
(F1+F2+F3………..Fn)
_______________________ + 2 S
n
n
NA =__________________________
3
Di mana :
NA = Nilai Akhir
F1 = Nilai Hasil Tes Formatif ke-1
F2 = Nilai Hasil Tes Formatif ke-2
F3 = Nilai Hasil tes Formatif ke 3
F4 = Nilai Hasil Tes Formatif Ke 4
n = Banyaknya kali tes Formatif dilaksanakan
2 & 3 = Bilangan Konstan (2=bobot tes formatif,3= Bobot tes secara
keseluruhan).

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 18
• Contoh :
• Tes. formatif (ulangan harian) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dilaksanakan 4 kali dalam
satu catur wulan dan ulangan umum bersama (tes sumatif) dilaksanakan 1 kali. Kustilah, murid
Sekolah Dasar kelas V berhasil memperoleh nilai-nilai sebagai berikut:
• Nilai hasil tes formatif I =8
• Nilai hasil tes formatif II = 7,5
• Nilai hasil tes formatif III = 6,5
• Nilai hasil tes formatif IV = 7
• Nilai hasil tes sumatif = 8
• Dengan demikian nilai akhir yang dapat diberikan
kepada Kustilah:
• (8 + 7,5 + 6,5 + 7)
• ---------------------- + (2X8)
• 4
• NA = -----------------
• 3
• 7,25 + 16
• ------------
3
• = 7,75
• = 8 (dibulatkan ke atas)

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 19
• b.Cara kedua ini dipergunakan untuk keperluan
pengisian nilai dalam ijazah atau Surat T anda T amat
Belajar (STTB).
• Di sini nilai akhir diperoleh dari: nilai rata-rata hasil
ulangan harian (H), diberi bobot 1, ditambah dengan
nilai hasil Evaluasi Tahap Akhir (EBTA), diberi bobot 2.
• Jika dituangkan dalam bentuk rumus:
• ∑H
• -------- + 2E
• N
• NA = -------------
• 3
MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 20
• Contoh 1:
• Mardhiyah, sis wa kelas VI Sekolah Dasar, untuk ulangan harian I mendapat nilai 7,
ulangan harian II mendapat nilai 8, ulangan harian III mendapat nilai 9. Sedangkan
nilai EBTA = 6. Dengan demikian nilai yang diberikan kepada Mardhiyah adalah:
• (7 + 8 + 9)
• ---------- + (2 X 6)
• 3
• NA = ------------
• 3
• 8 + 12
• = --------- = 6,666
• 3
• = 7 (dibulatkan ke atas)

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 21
• Catatan:
• Dalam pembulatan nilai-nilai yang akan dicantumkan dalam buku rapor
atau surat tanda tamat belajar, umumnya dipergunakan pedoman sebagai
berikut:
• 1) Jika di belakang tanda desimal terdapat bilangan yang lebih kecil dari
50, dianggap = 0 (dibulatkan ke bawah).
• Contoh: nilai 5,43 dibulatkan ke bawah menjadi 5.
• 2).Jika di belakang tanda desimal terdapat bilangan yang besarnya = 50,
maka nilai akhir tidak dibulat- kan. Jadi dituliskan apa adanya.
• Contoh: 6,50 tetap dicantumkan 6,5.
• 3).Jika di belakang tanda desimal terdapat bilangan yang lebih besar atau
di atas 0,50 dibulatkan ke atas.
• Contoh: nilai 5,75 dibulatkan ke atas menjadi 6.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 22
b. teknik penyusunan urutan kedudukan (ranking)

• 1. Pengertian Ranking
• Dalam rangkaian kegiatan belajar-mengajar, pada saat-
saat tertentu staf pengajar (guru, dosen dan lain-lain) seba-
gai seorang pendidik dihadapkan pada tugas untuk mela-
porkan atau menyampaikan informasi, baik kepada atasan-
nya, kepada orang tua para peserta didik, maupun kepada
para peserta didik itu sendiri, mengenai: "di manakah letak
urutan kedudukan seorang peserta didik jika dibandingkan
dengan peserta didik lainnya, di tengah-tengah kelompok
di mana peserta didik itu berada".

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 23
• Dengan disampaikannya laporan atau informasi terse-
but maka pihak-pihak yang bersangkutan akan dapat
mengetahui, apakah seorang peserta didik itu berada pada
urutan atas, sehingga dapat disebut sebagai siswa yang
pandai, ataukah berada pada urutan bawah, sehingga pe-
serta didik tersebut dinyatakan sebagai siswa yang mempu-
nyai kemampuan rendah (tergolong bodoh). Dengan kata
lain, pihak-pihak yang bersangkutan akan dapat mengetahui standing position
masing-masing peserta didik dari waktu ke waktu; apakah posisinya senantiasa
stabil, semakin me-ningkat, atau sebaliknya posisinya cenderung menurun.
• Dari uraian di atas dapatlah dipahami bahwa yang
dimaksud dengan urutan kedudukan atau ranking peserta
didik di tengah-tengah kelompoknya adalah: letak seorang
peserta didik dalam urutan tingkatan atau ranking.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 24
• 2.Jenis dan Prosedur Penyusnnan Ranking

• Mencari dan mengetahui urutan kedudukan peserta


didik dalam suatu kelas atau kelompok pada umumnya
dilakukan dengan terlebih dahulu mengurutkan nilai-nilai
yang telah dicapai oleh peserta didik, mulai dari nilai yang
paling tinggi sampai dengan nilai yang paling rendah.
Dengan cara demikian maka akan dapat ditentukan nomor
yang menunjukkan urutan kedudukan seorang peserta didik
di tengah-tengah kelompoknya. Prosedur penentuan urut-
an kedudukan seperti telah dikemukakan di atas adalah
merupakan prosedur yang paling sederhana.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 25
• Dalam praktek, ada beberapa jenis ranking;
beberapa di antaranya adalah:
• (1) Ranking sederhana (= simple rank),
• (2) Raking persenan (= percen tile rank),
• (3) Ranking berdasarkan mean dan deviasi
standar,
• (4) Ranking beruasai mlai stan-dar z (z score), dan
• (5) Ranking berdasar nilai standar T (T score).

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 26
• a.Ranking Sederhana (Simple Rank)
• Ranking sederhana atau simple rank adalah
urutan yang menunjukkan posisi atau
kedudukan seorang peserta didik di tengah-
tengah kelompoknya, yang dinyatakan dengan
nomor atau angka-angka biasa.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 27
• Contoh:
Misalkan dari 20 orang murid Madrasah
Ibtidaiyah yang mengikuti EBTANAS diperoleh
nilai-nilai hasil EBTANAS sebagaimana tertera
pada Daftar 9.1.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 28
Jumlah
Nomor Nilai untuk mata pelajaran
Unit Pend. Baha- Nilai
Mate-
Murid Moral sa In- l.PA I.P.S
matika (NEM)
Pancasila Donesia
1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. 8,25 7,83 6,47 6,25 8,93 37,73


2. 9,25 8,33 7,57 7,15 9,63 41,93
3. 8,95 9,83 9,37 8,85 9,63 46,63
4. 7,65 7,73 6,97 7,95 8,13 38,43
5. 9,85 9,33 9,47 9,25 9,03 46,93
6. 8,15 7,93 6,37 7,05 7,63 37,13
7. 7,85 8,03 7,17 6,85 7,33 37,23
8. 9,75 9,83 9,17 8,85 9,73 47,33
9. 9,63 9,25 7,57 7,15 8,33 41,93
10. 7,35 8,03 6,17 6,15 7,33 35,03
11. 8,75 7,73 6,37 6,65 7,33 36,83
12. 9,15 9,13 9,27 9,35 9,23 46,13
13. 8,35 7,93 9,87 8,05 8,13 42,33
14. 8,85 7,83 9,17 9,15 8,73 43,73
15. 9,95 8,93 8,77 8,25 8,33 44,23
16. 10,00 9,83 9,87 9,85 9,33 48,88
17. 8,03 7,93 8,17 7,75 9,03 40,91
18. 8,75 7,73 7,37 6,65 7,33 37,83
19. 8,15 9,85 7,87 6,15 7,13 39,15
20. 8,85 9,15 6,67 7,05 8,83 40,55
MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 29
• Untuk dapat menyusun urutan kedudukan dari
20 orang murid tersebut berdasar Nilai
Ebtanas Murni (NEM) yang dimilikinya,
terlebih dahulu kita susun NEM tersebut
mulai dari yang tertinggi sampai dengan yang
terendah (lihat kolom 2 Daftar 9.2.).
• Setelah itu dapat kita tentukan rankingnya
(lihat kolom 3).

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 30
DAFTAR : 9.2 Ranking yang dimiliki oleh 20 orang peserta didik
MadrasahIbtidaiyah berdasarkan NEM-nya
Nomor Urut Murid NEM Ranking  
(1) (2) (3)  
16. 48,88 1  
8. 47,33 2  
5. 46,93 3  
3. 46,63 4  
12. 46,13 5  
15. 44,23 6  
14. 43,73 7  
13. 42,33 8  
2. 41,93 (9 + 10): 2 = 9,5
9. 41,93 (9 + 10): 2 = 9,5
17. 40,91 11  
20. 40,55 12  
19. 39,15 13  
4. 38,43 14  
18. 37,83 15  
1. 37,73 16  
7. 37,23 17  
6.  
37,13 18
11. 36,83 19  
10. 35,03 20  
MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 31
Adapun cara menuliskan ranking di dalam buku rapor umumnya
adalah sebagai berikut:

1. Jumlah siswa kelas I=45 orang. Siswa bernama


Nuryanti menduduki ranking pertama, maka
penulisan ranking-nya adalah: 1/45 (Baca:
Ranking pertama dari 45 orang siswa).
2. Jumlah siswa kelas II = 40 orang. Siswa
bernama Oom Ihsanuddin menduduki ranking
ke-38, maka penulisan rankingnya adalah:
38/40 (Baca: Ranking ke-38 dari 40 orang
siswa).
MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 32
• Apabila terdapat urutan kedudukan yang kembar, maka
dalam penentuan rankingnya digunakan rata-rata hitung-
nya, yaitu:
– Siswa bernama Pranowo dan Qomaruddin sama-sama
memiliki NEM sebesar 44,17. Kedua orang siswa itu
menurut urutan kedudukannya seharusnya berada pada
urutan ke-5 dan ke-6. Karena terjadi kekembaran dua,
maka urutan kedudukan bagi kedua orang siswa terse-
but ditentukan = (5 + 6) : 2 = 5,5
– Siswa bernama Rosita, Suharso dan Taufiq masing-
masing memiliki NEM sebesar 43,17. Ketiga orang sis-
wa tersebut seharusnya menduduki urutan ke-7,8 dan
9. Karena terjadi kekembaran tiga, maka raking bagi
ketiga orang siswa tersebut ditentukan = (7 + 8 + 9) : 3 = 8.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 33
• Akhirnya perlu diketahui pula bahwa ranking
paling bawah (paling rendah) akan selalu
menunjukkan angka yang sama dengan jumlah
testee yang akan ditetapkan
rankingnya, kecuali apabila pada ranking
terendah itu terjadi kekembaran.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 34
• Contoh:
• Dari jumlah siswa 40 orang, siswa bernama
Umar dan Veronica dengan NEM masing-
masing sebesar 35,33 seharusnya menduduki
ranking ke-39 dan 40. Karena terjadi
kekembaran dua, maka ranking bagi kedua
orang siswa itu adalah = (39 + 40): 2 = 39,5.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 35
• b. Ranking Persentase (Percentile Rank)
• Dimaksud dengan ranking persentase adalah:
angka yang menunjukkan urutan kedudukan
seorang peserta didik di tengah-tengah
kelompoknya, di mana angka tersebut
menunjukkan persentase dari peserta didik
yang berada di bawahnya.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 36
• Pernyataan tersebut mengandung pengertian, bahwa
apabila seorang peserta didik memiliki percentile rank (biasa
disingkat: PR) sebesar 75, maka itu berarti bahwa kecakapan
peserta didik tersebut sama atau melebihi 75% dari kecakapan
yang dimiliki oleh seluruh kelompok.
• Jika dibandingkan dengan Simple Rank (biasa dising-
kat :SR), maka percentile rank dipandang lebih tajam dan
teliti, sebab dengan percentile rank tersebut akan dapat
dengan secara cepat dan mudah diperoleh gambaran ten-
tang kecakapan peserta didik di tengah-tengah kelompok-
nya, yaitu: berapa persen dari peserta didik yang ada dalam
kelompok tersebut, yang telah berhasil dilampaui.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 37
• Prosedur penentuan percentile rank adalah sebagai
berikut:
• 1. Menentukan Simple Rank (SR)
• 2.Mencari atau menghitung banvaknya peserta didik
dalam kelompok yang ada di bawahnya, yaitu = (N - SR).
• 3.Menghitung percentile ranknya dengan menggunakan
rumus:
• N - SR
• PR = -------- X 100
• N

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 38
• Untuk memperjelas pernyataan di atas,
berikut ini dikemukakan sebuah contoh.
• Misalnya data yang berupa Simple Rank yang
berhasil dicapai oleh 20 orang murid
Madrasah Ibtidaiyah (lihat Daftar 9.2.) kita
angkat kembali untuk ditentukan percentile
ranknya, maka hasilnya adalah seperti dapat
diperiksa pada Daftar 9.3. berikut ini.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 39
DAFTAR 9.3. Percentile rank yang dimiliki oleh 20 orang murid
Madrasah Ibtidaiyah berdasarkan NEM yang mereka capai

• N-SR
• Nomor Nomor Simple --------X 100 Percentile
• Unit: Siswa Rank N Rank
• 20 - 1
• 1. 16 1 ------------X 100 95
• 20

• 20-2
• 2- 8. 2 ----------X 100 90
• 20

• 20-3
• 3. 5. 3 ---------- X 100 85
• . 20
• 20-4
• 4 3. 4 -----------X 100 80
• 20
• 20-5 5
12. 5 ------------X 100 75
• 20
• MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 20-6 40
6 13. 6 ------------
• Catatan: Jika ranking terendah tidak terjadi
kekembaran dengan ranking sebelumnya
maka akan selalu menunjukan angka 0 (nihil).
• Artinya peserta didik yang bersangkutan
merupakan peserta didik yang terletak pada
urutan kedudukan yang paling bawah, sebab
tidak ada peserta didik lainnya lagi di
bawahnya (= 0%).

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 41
• c. Penyusunan Ranking Berdasarkan Mean dan De-
viasi Standar
• Berbeda dengan simple rank dan percentile rank, maka
di sini penyusunan urutan kedudukan siswa didasarkan
pada atau dilakukan dengan menggunakan ukuran-ukuran
statistik, dalam hal ini rata-rata hitung (arithmetic mean)
dan deviasi standar = simpangan baku (standard deviation).
• Setidak-tidaknya ada lima jenis ranking yang disusun
dengan menggunakan ukuran mean dan deviasi standar,
yaitu:

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 42
1. Penyusunan urutan kedudukan atas tiga ranking.
2. Penyusunan urutan kedudukan atas lima ranking.
3. Penyusunan urutan kedudukan atas sebelas
ranking.
4. Penyusunan urutan kedudukan atas dasar z score.
5. Penyusunan urutan kedudukan atas dasar T score.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 43
• 1) Penyusunan Urutan Kedudukan atas Tiga Ranking
• Penyusunan urutan kedudukan peserta didik menjadi tiga ranking, dilakukan
dengan mengelompokkan peserta didik menjadi tiga tingkatan, yaitu: ranking atas
(kelompok peserta didik dengan kemampuan tinggi), ranking tengah {kelompok
peserta didik dengan kemampuan sedang), dan ranking bawah (kelompok peserta
didik dengan kemampu-an rendah).
• Penentuan ranking menjadi tiga tingkatan ini berlan- daskan pada konsep dasar
yang menyatakan bahwa distri- busi skor-skor hasil belajar peserta didik pada
umumnya membentuk kurva normal (kurva simetrik), di mana sebagi- an besar (±
68,26%) peserta didik terletak di bagian tengah kurva sebagai kelompok yang
termasuk kategori "sedang“ atau "cukup", sebagian kecil (yaitu ± 15,87%) peserta
didik terletak di daerah atas kurva sebagai kelompok peserta didik yang termasuk
dalam kategori "tinggi", dan sebagian kecil lainnya (±15,87%) terletak di daerah
bawah kurva, sebagai kelompok peserta didik yang termasuk dalam kate- gori
"rendah".

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 44
• Patokan untuk menentukan ranking atas, ranking te-
ngah dan ranking bawah adalah sebagai berikut:
• -----------------> Atas
• Mean + 1 SD
• -----------------> Tengah
• Mean - 1 SD
• ----------------- > Bawah

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 45
Jika dilukiskan dalam bentuk kurva kira-kira adalah sebagai berikut:

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 46
Contoh:

Misalkan data berupa Nilai Ebtanas Murni (NEM) yang tertera pada Daftar
VI.2 kolom (1) dan (2) — yang sudah ditentukan ranking sederhana dan
ranking persentasenya itu—kita susun menjadi tiga ranking, maka terlebih
dahulu harus kita hitung rata-rata hitung dan deviasi standarnya. Untuk
keperluan tersebut Daftar 9.2. kita ubah terlebih dahulu menjadi tabel
distribusi frekuensi, kemudian dicari mean dan SD-nya.

Dari perhitungan-perhitungan pada Tabel 9.1. telah berhasil kita peroleh


Mean = 41,5445 dan SD=4,026.

Dengan demikian dapat kita lakukan perhitungan-perhitungan untuk


menyusun ranking tiga dengan patokan seperti telah disebutkan pada
Tabel 9.1.
---------------------------------------------------------------------> Ranking Atas
Mean + 1 SD = 41,5445 + 4,026 = 45,5705
---------------------------------------------------------------------> Ranking Tengah
Mean - 1 SD = 41,5445 - 4,026 = 37,5285
---------------------------------------------------------------------> Ranking Bawah

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 47
C. TEKNIK PEMBUATAN PROFIL PRESTASI BELAJAR

• 1. Pengertian Profil Prestasi Belajar


• Salah satu cara yang dapat ditempuh dalam rangka
menganalisis hasil belajar peserta didik adalah: menvisua-
lisasikan hasil belajar tersebut dalam bentuk lukisan gratis.

• Dengan memperhatikan lukisan gratis itu, pendidik akan


memperoleh gambaran secara visual mengenai perkem-
bangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh para peserta
didiknya, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran
dalam jangka waktu tertentu.
• Lukisan gratis yang menggambarkan prestasi belajar peserta didik
itulah yang sering dikenal dengan istilah profil prestasi belajar.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 48
• Jadi profil prestasi belajar adalah : suatu
bentuk grafik yangbiasa dipergunakan
untukmelukiskan prestasi belajar peserta
didik, baik secara individual maupun
kelompok,baik dalam satu bidang studi
maupun untuk beberapa bidang studi, baik
dalam satu waktu (at a point of time) maupun
dalam deretan waktu tertentu (time series).

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 49
• 2. Bentuk-betiluk Profil Prestasi Belajar

• Profil prestasi belajar peserta didik pada umumnya


dituangkan dalam bentuk diagram batang (grafik balok =
barchart), atau dalam bentuk diagram garis.
• Dalam hubungan ini, pada sumbu horisontal grafik (abscis)
ditempatkan gejala-gejala yang akan dilukiskan grafiknya, seperti
mata pelajaran atau bidang studi tertentu, atau gejala-gejala
psikologis lainnya.
• Sedangkan pada sumbu vertikal (ordinat) dicantumkan angka-
angka yang melambangkan frekuensi, persentase, angka rata-rata
dan sebagainya.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 50
• Kegunaan Profil Prestasi Belajar
• Pembuatan profil prestasi belajar itu di antara lain
memiliki kegunaan sebagai berikut:
1. Untuk melukiskan prestasi belajar yang dicapai oleh
peserta didik, baik secara individual maupun kelom-
pok, dalam satu bidang studi atau dalam beberapa jenis
bidang studi.
2. Untuk melukiskan perkembangan prestasi belajar pe-
serta didik secara individual maupun secara kolektif
dalam beberapa periode tes, pada suatu bidang studi.
3. Untuk melukiskan prestasi belajar peserta didik dalam
beberapa aspek psikologis dari suatu bidang studi.

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 51
Sekian,Tarima Kasih
Selamat Belajar

MAMAN ACHDIYAT,UNUNDRA 52

Anda mungkin juga menyukai