Anda di halaman 1dari 46

KELARUTAN dan SIFAT

KELARUTAN
arisanty
Pengertian
 Larutan Jenuh Yaitu Larutan yang berada dalam
keseimbangan antara zat terlarut dengan yang larut
 Kelarutan adalah Jumlah zat yang terlarut pada waktu
berada dalam keseimbangan dengan bagian yang padat
pada suhu tertentu
 Larutan adalah Suatu campuran homogen antara 2 zat
biasanya / yang dimaksud di sini adalah zat padat,
minyak larut dalam air

Beberapa istilah yang perlu diketahui(FI) adalah :


Sangat mudah larut, Mudah larut, Larut Agak sukar
larut, Sukar larut, Sangat sukar larut, Praktis tidak
larut
Mekanisme Kelarutan

 Kelarutan terjadi dalam 3


tahapan :
1. Molekul solut (obat)
“dihilangkan” dari
kristalnya.
2. Terbentuk rongga di dalam
molekulpelarut.
3. molekul solut masuk ke
dalam rongga tsb.
Interaksi Solven-Solut
Pelarut Polar
Kelarutan obat :
 polaritas pelarut (solven)terhadap momen dipol.(momen dipol
>> :polar)
 Kemampuan solut membentuk ikatan hidrogen.
 Nitrobenzena mempunyai momen dipol 4,2x10-18 esu cm sedangkan
fenol hanya 1,7x10-18 esu cm, namun pada 200 C kelarutan
nitrobenzena 0,0155mol/kg sedangkan fenol 0,95mol/kg.
Mekanisme solven polar:
 Solven polar dengan tetapan dielektrik yang tinggi, menurunkan
gaya atraks iantara ion bermuatan berlawanan dalam kristal
mis.NaCl.
 Solven polar memutuskan ikatan kovalen elektrolit kuat dengan
reaksi asam-basa. Terjadinya ionisasi HCl oleh air :
HCl + H2O H3O+ + Cl-
 Solven polar mampu mensolvat molekul dan ion melalui gaya
interaksi dipol, khususnya pembentukan ikatan hidrogen, yang
menyebabkan kelarutan zat.
Interaksi ion-dipol antara garam natrium oleat dengan air:
Solven Non polar

 Melarutkan solut non polar dengan tekanan


internal yang sama melalui interaksi dipol
induksi.
 Molekul solut berada dalam larutan oleh gaya
lemah van der Waals-London.
 Minyak dan lemak larut dalam
karbontetraklorida,benzena dan minyak
mineral. Basa alkaloid dan asam lemak larut
pula dalam solven non polar.
Solven Semipolar
 Keton dan alkohol dapat menginduksi derajat polaritas
dalam molekul solven non polar, karena itu benzena
yang mudah terpolarisasi menjadi larut dalam alkohol.
 Senyawa semipolar dapat berlaku sebagai solven
perantara (intermediate solvent) untuk bercampurnya
cairan polar dan non polar.
 Aseton meningkatkan kelarutan eter dalam air.
Propilenglikol menambah kelarutan campuran air
dengan minyak permen dan air dengan benzilbenzoat.
Tabel Momen dipol beberapa senyawa

Molekul Momen Dipol


H2 0
CO2 0,112
NO 0,159
HI 0,448
ClF 0,888
HBr 0,828
HCl 1,109
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIR
Kelarutan Zat Padat Dalam Air Dipengaruhi oleh :
1. Temperatur
2. Penambahan Zat Terlarut Lain
3. Polaritas Pelarut
4. Konstanta Dielektrik Pelarut
5. pH Larutan
6. Ukuran Partikel
7. Ukuran Molekul
8. Polimorfisme
PENGARUH TEMPERATUR
 Temperatur dapat meningkatkan kelarutan zat padat terutama
kelarutan garam dalam air, sedangkan kelarutan senyawa non polar
hanya sedikit sekali dipengaruhi oleh temperatur

 Reaksi eksoterm dan endoterm


 ΔH panas pelarutan parsial;panas yang diabsorbsi permol bila
sejumlah kecil zat terlarut ditambahkan dalam sejumlah besar
pelarut
ΔH (larutan) = ΔH(sublimasi) - ΔH(hidrasi)
PENGARUH TEMPERATUR
 Sebagian besar garam
memiliki kelarutan yang
besar dalam air panas
 Beberapa garam
memiliki panas pelarutan
negatif (exothermic)
dan kelarutannya akan
menurun dengan
meningkatnya
temperatur
PENGARUH PENAMBAHAN ZAT LAIN
Penambahan Ion Sejenis
 Apabila elektrolit sukar larut dilarutkan untuk membentuk larutan
jenuh, kelarutan digambarkan sebagai Ksp
 Kelarutan menurun dengan adanya ion sejenis, meningkat dengan
penambahan ion tidak sejenis
PENGARUH PENAMBAHAN ZAT LAIN
PenambahanSurfaktan:
 Surfaktan merupakan molekul ampifilik yang tersusun
dari bagian polar/hidrofilik(head), dan bagian
nonpolar/hidrofobik(tail).
 Bagian kepala dapat berupa anionik, kationik,
zwitterion(dipolar), nonionik
 Bagian ekor merupakan senyawa hidrokarbon rantai
panjang.
 Pada konsentrasi rendah dalam larutan berada pada
permukaan atau antar muka larutan dan memberikan
efek penurunan tegangan permukaan
PENGARUH PENAMBAHAN ZAT LAIN
 Pada konsentrasi di atas Konsentrasi Misel Kritis
(KMK) membentuk misel (agregat kolidal) yang
berperan dalam proses solubilisasi miselar
 Suatu pelarutan spontan yang terjadi pada
molekul zat yang sukar larut dalam air melalui
interaksi yang reversibel dengan misel dari
surfaktan dalam larutan sehingga terbentuk suatu
larutan yang stabil secara termodinamika
Syarat: konsentrasi surfaktan = KMK
Pengaruh pH
 Kelarutan senyawa yang terionisasi dalam air sangat
dipengaruhi oleh pH, sedangkan kelarutan senyawa non
elektrolit yang tidak terionisasi dalam air hanya
sedikit dipengaruhi oleh pH
 Untuk senyawa yang terionisasi (elektrolit) seperti
asam karboksilat (HA) kelarutan merupakan fungsi
dari pH
Pengaruh pH
 Peningkatan pH dapat meningkatkan kelarutan
senyawa asam lemah, dan penurunan pH dapat
meningkatkan kelarutan senyawa basa lemah
 Penentuan pH optimum, untuk menjamin larutan yang
jernih dan keefektifan terapi yang maksimum
 Ex; Asam salisilat, Atropin Sulfat, tetrakain HCl,
Sulfonamida, Fenobarbital Na
Pengaruh Polaritas Pelarut

 Polaritas molekul pelarut dan zat terlarut dapat


mempengaruhi kelarutan
 Molekul zat terlarut polar akan terlarut pada pelarut
polar
 Molekul zat terlarut non-polar akan terlarut dalam
pelarut nonpolar.
Pengaruh Konstanta Dielektrik
 Senyawa hidrofobik meningkat kelarutannya
dalam air dengan adanya perubahan konstanta
dielektrik pelarut yang dapat dilakukan dengan
penambahan pelarut lain (kosolven).
 Konstanta dielektrik dari suatu sistem pelarut
campur adalah merupakan jumlah hasil perkalian
fraksi pelarut dengan konstanta dielektrik
masing-masing pelarut dari sistem pelarut campur
tersebut.
Pengaruh kosolven
 Kosolvensi merupakan
suatu fenomena dimana
zat terlarut memiliki
kelarutan yang lebih
besar dalam campuran
pelarut dibandingkan
dalam satu jenis pelarut.
 Kosolvent adalah pelarut
yang digunakan dalam
kombinasi untuk
meningkatkan kelarutan
solut.
Pengaruh Ukuran Partikel
 Ukuran partikel dapat mempengaruhi kelarutan karena
semakin kecil partikel, rasio antara luas permukaan
dan volume meningkat. Meningkatnya luas permukaan
memungkinkan interaksi antara solut dan solvent lebih
besar.
 Pengaruh ukuran partikel terhadap kelarutan
digambarkan dalam persamaan berikut;
Pengaruh Ukuran Molekul
 Semakin besar ukuran molekul, semakin berkurang
kelarutan suatu senyawa
 Semakin besar ukuran molekul zat terlarut semakin
sulit molekul pelarut mengelilinginya untuk
memungkinkan terjadinya proses pelarutan
 Dalam hal senyawa organik, “PERCABANGAN" akan
meningkatkan kelarutan, karena semakin banyak
percabangan akan memperkecil ukuran molekul,
sehingga mempermudah proses pelarutan oleh molekul
pelarut.
Pengaruh Polimorfisme
 Polimorfisme adalah kapasitas suatu senyawa untuk
terkristalisasi menjadi lebih dari satu jenis bentuk
kristal.
 Perubahan dari satu bentuk kristal ke bentuk yang lain
adalah reversibel, proses ini disebut enantiotropik
 Bentuk polimer dapat mempengaruhi warna,
kekerasan, kelarutan, titik leleh dan sifat –sifat lain
dari senyawa.
 Karena titik leleh merupakan salah satu faktor yang
mermpengaruhi kelarutan, maka polimorf akan
memiliki kelarutan yang berbeda.
Larutan Isotonis dan Isohidris

 Definisi Dapar
 Komposisi Larutan Dapar
 Persamaan Dapar
 Kapasitas Dapar –Kapasitas Dapar
Maksimum
DAPAR adalah senyawa-senyawa atau campuran
senyawa yang dapat meniadakan perubahan pH
terhadap penambahan sedikit asam atau basa

LARUTAN DAPAR merupakan kombinasi Asam


lemah dengan basa konjugasinya atau basa
lemah dengan asam konjugasinya

PERSAMAAN DAPAR
pH = pKa + log [garam]/ [asam]
pH = pKw –pKb + log [basa]/[garam]
Kapasitas Dapar adalah perbandingan penambahan basa
kuat/asam kuat dengan sedikit perubahan pH yang terjadi karena
penambahan itu.
ß = ΔB/ ΔpH
ßmaks = 0,576 C (terjadi pada saat pH = pKa)

Formulasi Larutan Dapar


 Pilih asam lemah yang memiliki pKa mendekati nilai pH
agar diperoleh kapasitas dapar yang maksimal
 Hitung perbandingan ASam dan Garam yang harus
dibuat
 Tentukan konsentrasi asam dan garam untuk
memperoleh pH yang diinginkan
Dapar di bidang Farmasi

Syarat pH Larutan Parenteral


 Tidak jauh berbeda dengan pH cairan tubuh
yang bersangkutan
 Kapasitas dapar yang dimilikinya
memungkinkan penyimpanan lama dan dapat
menyesuaikan dengan pH cairan tubuh yaitu
7,4
KELARUTAN GAS DALAM CAIRAN

 Adalah konsentrasi gas yang terlarut saat berada


dalam kesetimbangan dengan gas murni di atas
larutan.
 Hukum Henry :
C2= σp
C2 : konsentrasi gas terlarut dalam gram/l solven,
p : tekanan parsial gas tak terlarut dalam mm,dan
σ :koefisien kelarutan
KELARUTAN GAS DALAM CAIRAN
Kelarutan tergantung pada:
 Tekanan: tekanan gas di atas cairan naik maka
kelarutan bertambah.
 Suhu: suhu naik kelarutan gas turun.
 Adanyagaram: penambahan garam (elektrolit)
membebaskan gas terlarut.
 Reaksikimia: gas tertentu karena memberikan reaksi
kimia kelarutannya menjadi lebih besar.
Misal hidroklorida, amonia dan karbondioksida.
KELARUTAN GAS DALAM CAIRAN

 Kelarutan gas dalam cairan dapat dinyatakan oleh σ


atau oleh koefisien serapan Bunsen α (volume gas
dalam liter yang larut dalam 1 liter solven pada
tekanan parsial 1 atm suhu tertentu

V gas, STP
V larutan
KELARUTAN GAS DALAM CAIRAN
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIRAN
LarutanIdeal
 Tergantung: suhu, titik leleh zat padat, dan kalor
lebur molar ΔHf yaitu kalor(panas) yang diserap
ketika zat padat meleleh.
 Dalam larutan ideal, kalor larutan sama dengan kalor
lebur, yang dianggap tetap tidak tergantung pada
suhu.

X2i adalah kelarutan ideal solut dinyatakan


dalam fraksi mol,
atau T0 adalah titik leleh solut padat dalam
derajat mutlak.
R= 1,987 kal derajat-1mol-1
Larutan Non Ideal
Kelarutan zat elektrolit lemah
Misal AgCl dalam air mengalami disosiasi :
AgCl padat Ag+ + Cl
(Ag+) (Cl) = Ksp
 Yang lain, misal :

Al (OH)3 padat Al3+ + 3 OH


(Al3+) (OH) = Ksp
 Contoh :
Kelarutan AgCl pada 200C / 12 x 10-5 mol/L
Hitung Ksp nya?
Ksp = (1.12 x 10-5) (1.12 x 10-5)
= 1.25 x 10-10
Faktor2 yg mempengaruhi kelarutan

 Luas permukaan molekul obat mempengaruhi


kelarutan sebab penempatan molekul solut dalam
rongga sovent (tahap 3) membutuhkan sejumlah
kontak solut-solven
 Semakin besar molekul solut, maka semakin besar pula
rongga yg dibutuhkan dan jumlah kontak
 Untuk molekul sederhana kelarutan akan turun dengan
kenaikan luas permukaan molekul.
 TD larutan dan TL padatan keduanya menunjukkan
kekuatan interaksi anta molekul dalam larutan murni
atau pd bentuk padat. Umumnya, kelarutan dlm air
turun dengan naiknya TD dan TL
Fenomena Distribusi
 Bila ada zat pada atau zat cair dicampur ke dalam 2
pelarut yang berbeda atau tidak saling bercampur
maka zat tersebut akan terdistribusi ke dalam 2
pelarut sesuai dengan kemampuan kelarutannya.
Teionkan C1 adalah kadar yang terlarut dalam pelarut
I dan C2 adalah kadar dalam pelarut II maka
Bila K =
(HA)o = Co = kelarutan asam benzoate dalam minyak
(HA)w = Kelarutan zat (asam benzoate) dalam air
Cw = (HA)w + (A)w

K=
Padahal Ka =
C = Co + Cw
C = Kadar zat dalam 2 pelarut
Maka kombinasi persamaan tsb
Persamaan ini menyerupai
y = a + bx
y=
x = (H3O+) a= b=
Bila dalam percobaan hubungan Bila a = Ka/C atau C =
antara (Ka + (H3O+))/Cw maka
terhadap (H3O+) dan asam K=
benzoate larut dalam dua
pelarut minyak dan air yang K=
semua volumenya diketahui Hasil ini sesuai dengan
Hitung harga K percobaan yaitu K = 5.33
b = 4.16 untuk menghitung jumlah yang
a = 4.22 x 10-5 larut dalam 2 pelarut berbeda
Ka (benzoat) = 6.4 x 10-5 maka pergunakan rumus :
Maka sesuai dengan rumus
(HA)w =
b = (K + 1)/C
K = bc – 1
(HA)w =

(HA)w = jumlah zat yang larut dalam air


K = Koefisien portisi (HA)o/(HA)w
C = Jumlah zat yang larut dalam air dan yang larut dalam
minyak
G = Perbandingan volume Vo/Vw yaitu volume minyak
dan volume air
Ka = Konstanta asam
(H3O+) = kadar H+ dalam air (pH larutan)
 Pentingnya koefisien portisi dalam formasi adalah
koefisien portisi sangat erat sekali dengan efek
farmakologi obat
 Obat narkotik ternyata mempunyai koefisien portisi
yang berbeda ini sangat berpengaruh terhadap
aktivitas obatnya

Zat Kadar obat K= Aktivitas

Elonal 0.33 0.01 0.033

n proponal 0.11 0.35 0.039

n bulonal 0.03 0.65 0.020

Thymol 0.00047 950 0.045


Contoh
Asam benzoate larut dalam air dan minyak kelapa
berapa kadar asam benzoate (jumlah mg/ml) yang
ditambahkan agar 0.25 mg/ml berada dalam air pH
= 4.00 K = (HA)0/(HA)w = 5.33
Ka = 6.4 x 10-5 dan jumlah air dan minyak sama
q = V0/Vm = 1
Jawab :
C =

= 1.74 mg/ml
Fenomena Distribusi

Anda mungkin juga menyukai