Anda di halaman 1dari 8

Perilaku Bisnis Dalam

Islam
Oleh : Dr. Nur Chamid, M.M
Pengertian Perilaku Bisnis Dalam
Islam
Perilaku adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia
dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan

Bisnis adalah serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai


bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya
(barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara
memperolehnya dan pendayagunaan hartanya karena aturan
halal dan haram
Prinsip-Prinsip Dalam Bisnis Islam
1. Prinsip otonomi
Keputusan yang dilakukan oleh para pelaku bisnis yang betujuan
untuk keberlanjutan bisnisnya dalam ruang lingkup adanya
keterlibatan orang lain secara langsung ataupun tidak langsung.

2. Prinsip Kejujuran
adalah kejujuran pelaku bisnis untuk tidak mengambil keuntungan
hanya untuk dirinya sendiri (tidak
suap/menimbun/curang/menipu), kejujuran atas harga yang layak
(tidak memanipulasi), kejujuran atas mutu barang yang dijual
(tidak memalsu produk).

3. Prinsip Niat Baik


Dalam hal ini dapat dilihat dari gambaran yang dimiliki oleh
pelaku bisnis yang terlihat dari visi, misi, dan tujuan yang dimiliki
oleh pelaku bisnis
4. Adil
Adalah keadilan pelaku bisnis untuk menciptakan
keseimbangan/moderasi dalam transaksi (seperti dalam
takaran/timbangan) dan membebaskan penindasan (seperti riba,
monopoli)

5. Hormat pada diri sendiri


Sebuah upaya dalam perilaku bagaimana penghargaan terhadap diri
sendiri itu diperoleh
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
pedagang
1. Persaingan
Persaingan yang sehat dapat memberikan hal yang baik bagi pebisnis baik
untuk dirinya sendiri dan bahkan para pelanggan
2. Keramahan
Sebagai bentuk baik hati dan menarik budi bahasanya atau suka bergaul
dan menyenangkan dalam pergaulan, baik ucapannya maupun perilakunya
dihadapan orang lain
3. Kualitas produk
sejumlah atribut atau sifat yang dideskripsikan di dalam produk dan yang
digunakan untuk memenuhi harapan-harapan pelanggan.
4. Pelayanan
suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang
dengan orang lain atau mesin secara fisik dan menyediakan kepuasan
pelanggan.
Perilaku berbisnis Menurut
Rasululloh SAW
Pertama, prinsip yang mendasar dalam bisnis adalah kejujuran
Kedua, kesadaran tentang kepentingan sosial kegiatan bisnis
Ketiga, takaran, ukuran dan timabangan yang benar
Keempat, komoditas bisnis yang dijual adalah barang yang suci
dan halal, bukan barang yang haram, seperti babi, anjing,
minuman keras, ekstasi dan sebagainya
Kelima, kegiatan berbisnis dilakukan bersih dari riba
Keenam, tidak berpura pura menawar degan harga tinggi, agar
orang lain tertarik membeli dengan harga tersebut
Pandangan Islam Tentang
Perilaku Bisnis

َ ‫اط ِل ِإاَّل َأ ْن تَ ُك‬


‫ون‬ ‫ب‬ ْ
‫ال‬ ‫ب‬ ‫م‬
ِ َ ِ ْ َ ْ َ ْ ُ
‫ك‬ َ ‫ن‬ ْ
‫ي‬ ‫ب‬ ‫م‬‫ك‬ُ َ ‫ل‬‫ا‬ ‫و‬ ‫م‬‫َأ‬ ‫وا‬ ُ ‫ل‬ ُ
‫ك‬ ‫ْأ‬ َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذ‬
َ‫ين آ َمنُوا اَل ت‬
َ ‫اض ِم ْن ُك ْم ۚ َواَل تَ ْقتُلُوا َأ ْنفُ َس ُك ْم ۚ ِإ َّن هَّللا َ َك‬
‫ان بِ ُك ْم‬ ٍ ‫تِ َجا َرةً َع ْن تَ َر‬
‫َر ِحي ًم‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah
kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.” (QS AN NISAA’: 29).
‫ت بَ َر َكةُ بَ ْي ِع ِه َما‬
ْ َ‫ك لَهُ َما فِى بَ ْي ِع ِه َما َوِإ ْن َك َذبَا َو َكتَ َما ُم ِحق‬ ِ َ‫ان بِ ْال ِخي‬
َ ‫ار َما لَ ْم يَتَفَ َّرقَا فَِإ ْن‬
ِ ‫ص َدقَا َوبَيَّنَا ب‬
َ ‫ُور‬ ِ ‫ْالبَيِّ َع‬

“Orang yang bertransaksi jual beli masing-masing memilki hak khiyar


(membatalkan atau melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah.
Jika keduanya jujur dan terbuka, maka keduanya akan mendapatkan
keberkahan dalam jual beli, tapi jika keduanya berdusta dan tidak terbuka,
maka keberkahan jual beli antara keduanya akan hilang” (Muttafaqun ‘alaih)

ٍ ‫ج ُِل بِيَ ِد ِه َو ُكلُّ بَ ْي ٍع َم ْبر‬D‫ب َع َم ُل ال َّر‬


‫ُور‬ ْ ‫َأ‬
ِ ‫طيَبُ ْال َك ْس‬

“Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan seorang pria dengan tangannya


dan setiap jual beli yang mabrur.” (HR. Ahmad, Al-Bazzar, Ath-Thabrani
dan selainnya, dari Ibnu ‘Umar, Rafi’ bin Khudaij, Abu Burdah bin Niyar
dan selainnya). 

Anda mungkin juga menyukai