Anda di halaman 1dari 12

NURCHOLISH

MAJID
KELOMPOK 13
1. INTAN KUSUMA DEWI (933413219)
2. INDAH NUR FITRI (933413619) Insert or Drag & Drop your photo
3. WANDA AULIA F. (933414819)
4. VINA ZUMROTUL M. (933408819)

FIRST UP 2
CONSULTANTS
BIOGRAFI
NURCHOLISH
MAJID
FIRST UP 3
CONSULTANTS
Nurcholis Madjid selanjutnya disebut Madjid atau yang akrab dengan nama "Cak Nur",lahir di
Mojoanyar Jombang Jawa Timur pada tanggal 17 Maret 1939, anak dari Abdurrahman Madjid
seorang tokoh masyarakat dan ulama di Majoanyar, Jombang. Ia adalah murid Hasyim Asy'ari
seorang tokoh NU dan menamatkannya di Sekolah Rakyat.
Nurcholish Madjid, biasa dipanggil "Cak Nur", meninggal dunia di RS Pondok Indah Jakarta pada
pukul 14.05 pada hari Senin tanggal 29 Agustus 2005. Majid menerima bacaan Alquran dan
pendidikan agama ayahnya sejak usia dini, yang memiliki pengaruh besar pada pendidikan dan
pemikirannya. Seperti ayahnya, Majid cepat atau lambat masuk Sekolah Rakyat di Madrasah
Wathaniyah, yang salah satunya dijalankan oleh ayahnya sendiri. Di bidang akademis, Madjid telah
menunjukkan prestasi akademik yang luar biasa, terutama saat menempuh pendidikan di sekolah
agama. Selama lebih dari tiga tahun, Majid memenangkan nilai tertinggi dan kejuaraan kelas di
sekolah agama, yang membangkitkan rasa malu dan kekaguman ayahnya. Hal ini dikarenakan
posisi bapak yang memegang jabatan penting dan fakultas madrasah. Pada usia 14 tahun, Majid
bersekolah di Pondok Pesantren Darul ulmum Rejoso di Jombang, di mana ia juga menorehkan
prestasi yang luar biasa.

FIRST UP 4
CONSULTANTS
Meskipun Majid meraih kesuksesan akademis, ia hanya belajar di Pesantren selama 2 tahun, tetapi
di sisi lain, ia banyak menderita karena menjadi bahan ejekan santri lain. Ini karena aktivitas politik
ayahnya semua terlibat di Masyumi, meskipun mereka semua berada di lingkaran budaya NU
secara kultural. Karena itulah ayahnya memindahkan Majid ke pondok pesantren modern di Bonoro
Gontor, Jawa Timur. Pendidikan yang diterimanya di Gontor menjadi andalan pembelajaran
lanjutan Majid, dimana ia memiliki wawasan yang luas dan merupakan persiapan untuk berangkat
ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pada tahun 1961, ia terdaftar
di Jurusan Adab oleh IAIN Syarif Hidayatulah di Jurusan Bahasa dan Sastra Arab di Ciputat. Dapat
dilihat bahwa karir pendidikan ini tidak dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa ia bergerak
menuju posisi yang saleh dalam pengertian tradisional. Madajid memilih mempelajari sifat-sifat
dasar ketimbang agama atau teologi, yang bisa dilihat dari judul makalahnya. Selain itu, hal ini juga
terlihat ketika ia memilih untuk melanjutkan studi dan studi di Universitas Chichago dalam ilmu
politik, namun karena pengaruh Fazlur Rahman (Fazlur Rahman), ia beralih ke Memilih mata
pelajaran ilmu Islam, ia kemudian menulis tesis dan menerima gelar doktor Ibnu Taimiyah dalam
pemikiran Islam.

FIRST UP 5
CONSULTANTS
KARYA DAN KARIR
NURCHOLIS
MADJID
FIRST UP 6
CONSULTANTS
Nurcholis Madjid banyak menulis karya tulis
dalam bentuk buku-buku diantaranya tentang
"Islam Dokrin dan Peradaban" yang menyatakan
bahwa Islam di Indonesia adalah
kemajemukan.Selain karya yang dipaparkan di
atas, Nurcholis Madjid juga berkarir di berbagai
bidang keilmuan yang ditekuninya. Nurcholis
Madjid pernah memimpin Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) sebagai ketua umum selama dua
periode (1966-1969), wakil sekretaris Jeneral
IIFSO (Internasional Islamic Federation of
Students Organisation),pemimpin lima majalah
Mimbar Jakarta (1971-1974), Direktur Lembaga
Kebajikan Islam Samanhudi Jakarta (1974-1992),
dan ia jiga pernah menjadi anggota Komnas HAM
RI.

FIRST UP 7
CONSULTANTS
CORAK PEMIKIRAN
Insert or Drag & Drop your photo

NURCHOLIS
MADJID
• Pengembangan intelektual
• Paradigma pemikiran
• Gagasan pembaharuan
pendidikan islam
• Konsep pendidikan nurcholish
madjid

FIRST UP 9
CONSULTANTS
IMPLIKASI-
IMPLIKASI DALAM
PENDIDIKAN ISLAM
FIRST UP 10
CONSULTANTS
SLIDE TITLE

1. Pendidikan merupakan proses menuju tingkat


kesempurnaan, yaitu individu yang dicapai tingkat
keimanan dan keilmuan yang menjadi kesadaran
hidup dalam masyarakat.
2. Memiliki paradigma etik dan moral,sebagaimana
dicontohkan Rasulullah SAW sebagai uswatun
hasanah yang terkandung dalam al-qur'an(QS-
Ahzab: 21).
3. Pengembangan potensi (fitrah) manusia,karena
manusia dalam bentuksebaik-baik makhluk Tuhan.
FIRST UP 11
CONSULTANTS
FIRST UP
CONSULTANTS

THANK YOU

12

Anda mungkin juga menyukai