Anda di halaman 1dari 8

Sejarah Bank Syariah dan Kendala yang Menghambat Perkembangan Bank Syariah

Ridhwan Hazmi Maulana | 19423129


SEJARAH BANK SYARIAH
Perbankan Syariah pertama kali muncul di Mesir Bank ini berada di kota Mit Ghamr, berdiri pada
tahun 1963. Bank ini merupakan Bank simpanan yang berbasis profit sharing. Sampai dengan tahun
1967, di Mesir sudah berdiri 9 bank dengan konsep serupa. Bank-bank ini tidak memungut bunga,
sebagian besar berinvestasi pada usaha-usaha perdagangan. Pada tahun 1971, berdirilah Nasir social Bank
sebagai Bank komersial bebas bunga. Pada bulan Desember 1970, pada sidang Menteri Luar Negeri
negara-negara Organisasi Konferensi Islam(OKI) di Karachi, Pakistan, delegasi mesir mengajukan
proposal untuk mendirikan Bank Syariah. Pada sidang Menteri Keuangan OKI di Jeddah pada 1974
disetujui rancangan pendirian Bank Pembangunan Islam atau Islamic Development Bank (IDB) dengan
modal 12 milliar dinar. Tujuan pendirian bank ini untuk mnyediakan dana proyek pembangunan di
negara-negara anggotanya. IDB menyediakan pinjaman berbasis fee dan profit sharing untuk negara-
negara tersebut dan menyetakan diri sebagai bank syariah Islam.
SEJARAH BANK SYARIAH
Dibelahan negara lain pada periode 1970-1980, sejumlah bank berbasis Islam mulai berani
bermunculan di Timur Tengah antara lain
a) Dubai Islamic Bank (1975),
b) Faisal Islamic Bank of Egypt (1977),
c) Faisal Islamic Bank of Sudan (1977),
d) Bahrain Islamic Bank (1979).
e) Di Malaysia pada tahun 1983 berdiri Muslim Pilgirms Saving Corporation yang bertujuan
membantu orang Islam menabung untuk menunaikan ibadah Haji.
SEJARAH BANK SYARIAH DI INDONESIA
Gagasan untuk mendirikan bank syariah di Indonesia sebenarnya sudah muncul sejak tahun 1970an, tetapi masih
banyak mengalami hambatan sehingga belum dapat direalisasi. Gagasan mengenai bank syariah baru muncul lagi pada
tahun 1988, disaat pemerintah mengeluarkan paket kebijakan Oktober (Pakto) yang berisi liberalisasi industri
perbankan. Pada tanggal 19-22 Agustus 1990 di Bogor, yang kemudian dibahas lebih mendalam di Musyawarah
Nasional IV MUI pada tanggal 22-25 Agustus 1990 di Jakarta, dibentuklah kelompok kerja untuk mendirikan Bank
syariah di Indonesia.Setelah dipelopori oleh MUI dan dukungan dari Cendekiawan Muslim akhirnya lahirlah Bank
Syariah pertama di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI). Pada saat didirikan, terkumpul komitmen
pembelian saham sebesar Rp 84 Milliar. Pada tanggal 3 November 1991, dalam acara silaturahmi Presiden di Istana
Bogor, dapat dipenuhi dengan total komitmen modal disetor diawal sebesar Rp 106.126.382.000. Dana tersebut
berasal dari Presiden dan Wakil Presiden, sepuluh Menteri kabinet Pembangunan V, Yayasan Amal Bakti Muslim
Pancasila, Yayasan Dakab, Supersemar, Dharmais, Purna Bhakti Pertiwi, PT PAL, dan PT Pindad. Dengan
terkumpulnya modal awal tersebut, pada tanggal 1 Mei 1992, Bank Muamalat Indonesia (BMI) mulai beroperasi.
KENDALA YANG MENGHAMBAT PERKEMBANGAN BANK
SYARIAH
1. Sumber Daya Manusia yang Terbatas
Banyaknya Bank Syariah di Indonesia tidak
diimbangi dengan Sumber Daya Manusia yang
memadai, terutama latar belakang disiplin ilmu yang
masih sangat minim. Bank Syariah di Indonesia
memang belum lama dikenal, sehingga lembaga
pendidikan dan pelatihan masih terbatas, sehingga
tenaga terdidik dan para ahli di bidang perbankan
syariah masih sangat sedikit baik itu dari sisi bank
pelaksana maupun bank pengawas(bank sentral).
KENDALA YANG MENGHAMBAT PERKEMBANGAN BANK
SYARIAH
2. Kurangnya Pembiayaan Modal Kerja Syariah
Modal merupakan permasalahan umum yang dihadapi dalam
merintis suatu usaha. Setiap gagasan atau rencana mendirikan
bank syariah tidak dapat terwujud akibat kurangnya modal,
walaupun dari sisi niat ataupun keinginan pendiri sudah sangat
kuat. Permasalahan pemenuhan permodalan disebabkan,
antara lain: pertama, keraguan pemodal akan prospek bank
syariah kedepannya yang kurang cerah; kedua, perhitungan
pemodal tidak dilandasi rasa ubudiyah dan semata-mata hanya
mencari keuntungan duniawi; ketiga, regulasi Bank Indonesia
dalam penempatan modal relatif tinggi.
KENDALA YANG MENGHAMBAT PERKEMBANGAN BANK
SYARIAH

3. Tingkat Pemahaman dan Kepeduliaan Umat masih Kurang


Pemahaman dan kepedulian sebagian besar umat mengenai sistem dan prinsip perbankan syariah
belum tepat, masih ada di antara ulama dan cendekiawan muslim sendiri yang masih belum ada
kata sepakat untuk mendukung eksistensi bank syariah. Hal itu disebabkan karena pertama, kurang
informasi yang sampai kepada para ulama tentang bahaya dari sistem bunga; kedua, belum
berkembangluasnya Lembaga Keuangan Syariah sehingga ulama sulit untuk melarang transaksi
keuangan konvensional; ketiga, belum dipahaminya operasional bank syariah secara mendalam;
keempat, Kemalasan intelektual yang cenderung pragmatis sehingga ada anggapan sistem bunga
yang berlaku saat ini sudah berjalan atau tidak bertentangan dengan ketentuan syariah.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai