Anda di halaman 1dari 42

ASKEB PADA PRANIKAH &

PRAKONSEPSI
DOSEN PENGAMPU
AYU MUSTIKA HANDAYANI, SST., M. KES
OLEH
SITI NURHILSA
2010152011004
TENTANG KEK (KURANG ENERGI KRONIK)

• PENGERTIAN :
• KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) ADALAH MASALAH
GIZI PADA IBU HAMIL YANG DISEBABKAN KARENA
ADANYA KEKURANGAN ASUPAN MAKANAN BERGIZI DALAM
WAKTU CUKUP LAMA. UMUMNYA SESEORANG YANG MENGALAMI
KONDISI KEK INI DAPAT MENJADI TANDA BAHWA MEMILIKI STATUS
GIZI KURANG.
GEJALA KEK PADA IBU HAMIL :

Seorang ibu hamil yang kekurangan energi kronis (KEK) akan


mengalami gejala-gejala seperti berikut:
•merasa kelelahan terus-menerus,
•merasa kesemutan,
•wajah pucat dan tidak bugar,
•sangat kurus (indeks massa tubuh kurang dari 18,5),
•lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm,
•mengalami penurunan berat badan dan kekurangan lemak,
•menurunnya kalori yang terbakar saat istirahat, serta
•menurunnya kemampuan beraktivitas fisik.
BAHAYA KEK PADA IBU HAMIL :

Pada ibu hamil, KEK dapat menyebabkan masalah-masalah berikut:


•merasa lelah dan kurang berenergi,
•kesulitan ketika melahirkan, dan
•suplai ASI tidak cukup saat masa menyusui.

Sementara pada janin yang dikandung, kekurangan energi kronis dapat menyebabkan kondisi
berikut :

•Keguguran atau kematian bayi saat lahir akibat pertumbuhan janin yang terhambat.


•Asupan gizi yang kurang menyebabkan bayi mengalami berat badan lahir rendah (BBLR).
•Perkembangan organ-organ janin terganggu sehingga berisiko mengalami kecacatan.
•Gizi yang kurang mempengaruhi kemampuan belajar dan kecerdasan anak.
PENCEGAHAN KEK PADA IBU HAMIL :

Berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini antara lain
sebagai berikut :
•Pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil
•Memastikan ketersediaan makanan bergizi di rumah.
•Menerapkan pola makan yang benar dan asupan gizi yang penting saat hamil.
•Mengobati penyakit infeksi yang mungkin mengganggu pencernaan ibu hamil.
•Menjaga kebersihan dan kesegaran makanan yang dikonsumsi.

Untuk mencegah kurang gizi saat hamil, sebaiknya ibu mengonsumsi makanan
kaya nutrisi, seperti:

•telur, ikan, ayam, dan daging yang sudah dimasak hingga matang,
•sayuran dan buah-buahan segar,
•nasi dan umbi-umbian,
•kacang-kacangan, serta
•susu ibu hamil.
GIZI
SEIMBANG
PENGERTIAN :
GIZI SEIMBANG ADALAH SUSUNAN
MAKANAN SEHARI-HARI YANG
MENGANDUNG ZAT-ZAT GIZI DALAM
JENIS DAN JUMLAH YANG SESUAI
DENGAN KEBUTUHAN TUBUH, DENGAN
MEMPERHATIKAN PRINSIP KEANEKARA
GAMAN ATAU VARIASI MAKANAN,
AKTIVITAS FISIK, KEBERSIHAN, DAN
BERAT BADAN IDEAL.
PERAN GIZI PADA IBU HAMIL :

Asupan nutrisi merupakan hal
yang sangat penting dalam
kehamilan. Jika kebutuhan gizi
ibu hamil tidak tercukupi, maka
berat badan ibu dan janin akan
susah bertambah. Kondisi ini
bisa menimbulkan berbagai
masalah bagi kesehatan ibu ma
upun janin. Oleh karena itu, gizi
ibu hamil harus selalu
diperhatikan.
Sepuluh Pedoman Gizi Seimbang
•Biasakan mengonsumsi aneka ragam
makanan pokok
•Batasi konsumsi panganan manis, asin, dan
berlemak
•Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan
pertahankan berat badan ideal
•Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang
mengandung protein tinggi
•Cuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir
•Biasakan sarapan pagi
•Biasakan minum air putih yang cukup dan
aman
•Banyak makan buah dan sayur
•Biasakan membaca label pada kemasan
pangan
•Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan
BAHAYA KURANG GIZI PADA IBU HAMIL :

Dampak kekurangan nutrisi pada ibu hamil: Kekurangan seng dan magnesium dapat menyebabkan


preeklampsia dan kelahiran prematur. Kekurangan zat besi dan vitamin B12 dapat menyebabkan ibu
hamil mengalami anemia. Asupan vitamin B12 yang tidak memadai juga dapat menyebabkan masalah
neurologis.

PENCEGAHAN KURANG GIZI PADA IBU HAMIL :

1.Makan dalam porsi kecil tapi sering dengan tujuan meningkatkan protein untuk ibu hamil (5 – 6 porsi kecil/hari) diantara
2 – 3 porsi besar
2.Makan perlahan dan kunyah makanan secara perlahan
3.Konsumsi makanan mengandung asam folat untuk Ibu hamil
4.Mengonsumsi jahe1,5
5.Batasi minum di sela-sela makan
6.Batasi makan makanan berlemak,berminyak, dan gorengan
7.Batasi minuman yang mengandung kafein, berkarbonasi, asam, dan makanan pedas
8.Konsumsi makanan yang mudah dicerna, seperti: pasta, krekers, kentang, nasi, buah-buahan, dan sayuran, serta aneka
daging, ikan, dan telur
9.Hindari makan/minum mendekati waktu tidur
10.Memakai pakaian yang nyaman dan tidak mengganggu aktifitas mama hamil, terutama mendekati akhir kehamilan
IMUNISASI TT
• PENGERTIAN :
• PEMBERIAN VAKSIN TT PADA IBU HAMIL. PEMBERIAN VAKSIN TETANUS BISA
DILAKUKAN DI PUSKESMAS, POSYANDU, KLINIK VAKSINASI, ATAUPUN DI RUMAH
SAKIT. PADA KEHAMILAN PERTAMA, DOKTER AKAN MEREKOMENDASIKAN IBU
HAMIL UNTUK MENJALANI SETIDAKNYA 2 KALI SUNTIK VAKSIN TETANUS,
DENGAN JARAK PEMBERIAN 4 MINGGU.
TUJUAN IMUNISASI TT :

Imunisasi Tetanus Toksoid (ITT) adalah proses untuk membangun kekebalan


sebagai upaya pencegahan infeksi tetanus pada bayi baru lahir. Hal tersebut
sebagai upaya pencegahan dari infeksi tetanus yang ditimbulkan.

MANFAAT IMUNISASI TT :

vaksin TT aman diberikan kepada ibu hamil. Selain dapat menurunkan risiko


terjadinya tetanus pada ibu serta janin dalam kandungannya, vaksin ini juga
dapat mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir (tetanus neonatorum).
ANEMIA
• PENGERTIAN :
• ANEMIA ADALAH KONDISI IBU DENGAN KADAR HAEMOGLOBIN (HB) DALAM
DARAHNYA KURANG DARI 12 GR%, SEDANGKAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN
ADALAH KONDISI IBU DENGAN KADAR HAEMOGLOBIN 11GR%, PADA
TRIMESTER I DAN III ATAU KADAR < 10,5GR% PADA TRIMESTER II.
•TANDAA & GEJALA ANEMIA PADA IBU HAMIL :

•Tubuh terasa lemah, letih, dan lesu terus menerus


•Pusing
•Sesak napas
•Detak jantung cepat atau tidak teratur
•Sakit atau nyeri dada
•Warna kulit, bibir, dan kuku memucat
•Tangan dan kaki dingin
•Sulit berkonsentrasi.

•PENYEBAB ANEMIA PADA IBU HAMIL :

Kekurangan darah merah dapat menyebabkan cepat merasa lelah atau lemah karena organ
dalam tubuh tidak menerima cukup oksigen dan nutrisi. Anda juga mungkin mengalami gejala
lain, seperti sesak napas, pusing, atau sakit kepala.
Kondisi ini umumnya diakibatkan oleh masalah kekurangan gizi pada ibu hamil dan
dipengaruhi perubahan hormon tubuh yang mengubah proses produksi sel-sel darah.
Beberapa kondisi kesehatan selain anemia seperti perdarahan, penyakit ginjal, dan gangguan
sistem imun tubuh juga dapat menyebabkan tubuh kekurangan sel darah merah.
BAHAYA ANEMIA PADA IBU HAMIL :

Apabila jumlah sel darah merah dalam tubuh terlalu sedikit, ibu dan janin dapat
kekurangan gizi dan oksigen yang akan membahayakan keselamatan mereka.
Anemia yang parah di trimester pertama dilaporkan dapat meningkatkan
berbagai masalah seperti:
•Risiko janin lambat atau janin tidak berkembang dalam kandungan
•Bayi lahir prematur
•Memiliki berat badan rendah saat lahir (BBLR)
•Nilai APGAR score yang rendah
Anemia pada ibu hamil yang parah juga bisa menyebabkan kerusakan organ
vital seperti otak dan jantung hingga kematian.
Selain itu, anemia juga dikaitkan dengan risiko keguguran meski belum benar-
benar ada penelitian valid yang bisa memastikannya.
Kondisi anemia yang dibiarkan terus berlanjut tanpa pengobatan akan
memperbesar risiko ibu kehilangan banyak darah selama melahirkan
PENCEGAHAN ANEMIA PADA IBU HAMIL :
Selain itu, pencegahan anemia saat hamil dapat mulai dilakukan
dengan mengatur pola makan menjadi lebih baik, seperti:
•Mengonsumsi suplemen asam folat dan zat besi (60 mg zat besi
dan 400 mcg asam folat).
•Mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi (daging,
ayam, ikan, telur, dan gandum).
•Memakan makanan yang kaya akan asam folat (kacang kering,
gandum, jus jeruk, dan sayuran hijau).
•Mengonsumsi suplemen dan makanan yang mengandung vitamin C
(buah dan sayur yang segar).
Perhatikan juga bahwa zat besi dari sumber makanan hewani,
seperti daging, dapat terserap tubuh lebih baik dibanding zat besi
dari sayuran atau buah.
HEPATITIS B
• PENGERTIAN :
• HEPATITIS B ADALAH PENYAKIT YANG MENIMBULKAN PERADANGAN PADA ORGAN
HATI DAN BIASANYA DISEBABKAN OLEH VIRUS HEPATITIS B. MENURUT WORLD
HEALTH ORGANIZATION (WHO), TERDAPAT LEBIH DARI 2 MILIAR ORANG DI DUNIA
YANG TELAH TERINFEKSI HEPATITIS B. DALAM BANYAK KASUS, INFEKSI HEPATITIS B
JUGA DAPAT MENETAP DALAM TUBUH HINGGA MENJADI KRONIS DAN MENJADI
PENYEBAB UTAMA KANKER HATI. MAKA ITU, PENTING BAGI MASYARAKAT UNTUK
TETAP WASPADA AKAN BAHAYA HEPATITIS B.
Cara Penularan
Hepatitis B termasuk penyakit yang dapat ditularkan lewat kontak dengan cairan tubuh penderita hepatitis B. Cairan tubuh itu
seperti darah, air liur, cairan serebrospinal, cairan peritoneum, cairan pleura, cairan amnion, semen, cairan vagina, dan cairan tubuh
lainnya. Berikut sejumlah cara penularan hepatitis B yang perlu diketahui:
1. Dari ibu ke janin melalui kehamilan.
2. Hubungan seksual tanpa pengaman (kondom) dengan orang yang terinfeksi hepatitis B.
3. Melalui jarum suntik, alat cukur, gunting kuku, alat tattoo, alat tindik, dan alat pribadi lainnya yang terinfeksi darah penderita
hepatitis B.

Hepatitis B tidak akan menular melalui sejumlah aktivitas seperti berjabat tangan, berpelukan atau berciuman, batuk dan bersin,
serta makanan atau minuman.

Gejala umum
Jika seseorang tertular dan terinfeksi hepatitis B, biasanya gejala awalnya tidak akan terlihat. Dalam sebagian kasus, bahkan
gejala sama sekali tidak terlihat walaupun telah terinfeksi selama 30 tahun. Berikut ini adalah gejala yang terlihat apabila infeksi
sudah kronis, antara lain:
- Lemas.
- Mual, muntah, dan tidak nafsu makan.
- Nyeri otot dan persendian.
- Demam yang tidak terlalu tinggi.
- Rasa tidak nyaman di area sekitar hati.
- Warna kuning pada mata atau jaundice yang hilang timbul secara bergantian.
- Perut membuncit berisi cairan dan bengkak di kaki.
- Jika kondisi memburuk, kadang disertai sesak dan penurunan kesadaran.
Pengobatan
Bagi penderita hepatitis B yang sudah kronis, pilihan pengobatan yang biasa dilakukan adalah
mengonsumsi obat antivirus seperti lamivudin, telbivudin, tenofovir, dan entecavir, serta suntikan
interferon.

Pengobatan tersebut juga membutuhkan kepatuhan dan disiplin dari pasien untuk kontrol secara
rutin ke dokter untuk memantau perkembangan penyakit dan mengevaluasi pengobatan yang
diberikan. Apabila dalam pemeriksaan ditemukan kerusakan hati cukup parah, dokter mungkin akan
menganjurkan transplantasi hati.

Pencegahan
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Langkah utama dalam mencegah hepatitis B adalah
melaukan vaksinasi. Maka itu, vaksin hepatitis B menjadi vaksin wajib yang diberikan kepada anak-
anak dan diulang secara rutin saat dewasa.

Selain itu, pastikan juga Anda menerapkan pola hidup sehat, hindari penggunaan jarum suntik yang
tidak steril, dan melakukan hubungan seks secara aman. Tidak menggunakan sikat gigi bersama
dan pastikan pisau cukur baru diganti bila mencukur rambut di tempat umum. Kepedulian Anda
terhadap bahaya hepatitis B dan berupaya mencegahnya sejak awal adalah kunci keberlangsungan
hidup lebih sehat di masa depan.
DIABETES MELITUS
• PENGERTIAN :

• DIABETES GESTASIONAL TERJADI KETIKA TUBUH TIDAK


MEMPRODUKSI CUKUP INSULIN UNTUK MENGONTROL KADAR
GLUKOSA (GULA) DARAH SELAMA MASA KEHAMILAN.
KONDISI INI MERUPAKAN SALAH SATU KOMPLIKASI
KEHAMILAN YANG BERBAHAYA BAGI KESEHATAN IBU DAN
BAYI.
Penyebab Diabetes Gestasional
Penyebab diabetes gestasional belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini
diduga terjadi karena tubuh memproduksi lebih banyak hormon estrogen, HPL
(human placental lactogen), growth hormone, dan kortisol, selama kehamilan.
Peningkatan jumlah hormon tersebut membuat tubuh lebih sulit memproses gula
darah. Kondisi tersebut dinamakan dengan resistensi insulin. Akibatnya, kadar
gula darah meningkat dan menimbulkan keluhan diabetes gestasional.
Faktor risiko diabetes gestasional
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko ibu hamil terkena diabetes
gestasional, yaitu:
•Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
•Mengalami diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya
•Memiliki keluarga yang menderita diabetes
•Menderita polycystic ovary syndrome (PCOS)
•Memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau hipertensi
•Melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4,5 kg pada kehamilan
sebelumnya
Gejala Diabetes Gestasional
Gejala diabetes gestasional muncul ketika kadar gula darah
terlalu tinggi (hiperglikemia). Tanda dan gejala tersebut
antara lain:
•Sering merasa haus
•Frekuensi buang air kecil meningkat
•Mulut kering
•Mudah lelah
•Penglihatan buram
Perlu diketahui bahwa beberapa gejala tersebut juga umum
terjadi pada ibu hamil. Oleh sebab itu, ibu hamil dianjurkan
berkonsultasi ke dokter dan memeriksakan diri secara
berkala.
Pengobatan Diabetes Gestasional
Penanganan diabetes gestasional bertujuan untuk mengendalikan kadar gula darah dan mencegah
komplikasi kehamilan dan persalinan. Metode pengobatannya dapat berupa diet, olahraga, atau
obat-obatan. Berikut adalah penjelasannya:
Diet
Dokter akan menyarankan perubahan pola makan untuk mengontrol kadar gula darah. Pasien akan
dianjurkan untuk banyak mengonsumsi buah, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Dokter juga
akan menganjurkan pasien untuk membatasi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung
lemak jenuh dan gula tinggi.
Olahraga
Rutin berolahraga selama hamil dapat membantu menurunkan kadar gula darah. Oleh sebab itu, ibu
hamil disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terkait jenis olahraga yang sesuai dengan
kondisi kesehatan.
Selain dapat menurunkan gula darah, rutin berolahraga juga dapat meringankan berbagai keluhan
terkait kehamilan, seperti sakit punggung, kram, kaki bengkak, sembelit, dan susah tidur.
Obat-obatan
Jika diet dan olahraga tidak efektif dalam menangani diabetes gestasional, dokter dapat
meresepkan obat-obatan untuk menurunkan kadar gula darah. Obat minum yang diresepkan dokter
adalah metformin. Bila diperlukan, dokter juga dapat memberikan insulin suntik.
Komplikasi Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional yang tidak ditangani dapat menyebabkan sejumlah komplikasi
kesehatan bagi ibu dan bayi. Komplikasi diabetes gestasional yang bisa terjadi pada
ibu hamil antara lain:
•Preeklampsia
•Persalinan caesar
•Diabetes tipe 2
•Risiko diabetes gestasional pada kehamilan berikutnya
Sementara itu, komplikasi diabetes gestasional yang dapat terjadi pada bayi, yaitu:
•Lahir dengan berat badan berlebih
•Lahir prematur
•Penyakit kuning atau jaundice
•Meninggal di dalam rahim atau sesaat setelah dilahirkan
•Gangguan pernapasan
•Gula darah rendah atau hipoglikemia
•Diabetes tipe 2 di kemudian hari
Pencegahan Diabetes Gestasional

Belum diketahui secara pasti cara untuk mencegah diabetes gestasional. Meski
demikian, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko
terkena diabetes gestasional, yaitu:
•Mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, terutama sayuran, buah-
buahan, dan biji-bijian
•Membatasi konsumsi makanan cepat saji dan makanan atau minuman yang
mengandung gula tinggi
•Makan dalam porsi kecil, tetapi lebih sering
•Makan dengan jadwal yang teratur
•Rutin berolahraga baik sebelum atau selama kehamilan sesuai kondisi kesehatan
•Memulai kehamilan dengan berat badan ideal
•Menghindari kenaikan berat badan secara berlebihan selama kehamilan
MALARIA
• PENGERTIAN :
• MALARIA MERUPAKAN PENYAKIT TROPIS YANG DISEBABKAN OLEH PARASIT PLASMODIUM DAN
DISEBARKAN MELALUI GIGITAN NYAMUK. DIPERKIRAKAN 219 JUTA PENDUDUK DUNIA
TERINFEKSI MALARIA DAN SEBANYAK 660.000 DIANTARANYA MENINGGAL SETIAP TAHUN.
PENYAKIT INI DAPAT MENYERANG SEMUA INDIVIDU TANPA MEMBEDAKAN UMUR DAN JENIS
KELAMIN DAN TIDAK TERKECUALI WANITA HAMIL. WANITA HAMIL TERMASUK GOLONGAN YANG
RENTAN UNTUK TERKENA MALARIA SEHUBUNGAN DENGAN PENURUNAN IMUNITAS DI MASA
KEHAMILAN. MALARIA PADA KEHAMILAN DAPAT MENIMBULKAN BERBAGAI KEADAAN PATOLOGI
PADA IBU HAMIL DAN JANIN YANG DIKANDUNGNYA. PADA IBU HAMIL, MALARIA DAPAT
MENGAKIBATKAN TIMBULNYA DEMAM, ANEMIA, HIPOGLIKEMIA, UDEMA PARU AKUT, GAGAL
GINJAL BAHKAN DAPAT MENYEBABKAN KEMATIAN. PADA JANIN YANG DIKANDUNG OLEH IBU
PENDERITA MALARIA DAPAT TERJADI ABORTUS, LAHIR MATI, PERSALINAN PREMATUR, BERAT
BADAN LAHIR RENDAH, DAN KEMATIAN JANIN. KEADAAN PATOLOGI YANG DITIMBULKAN INI
SANGAT TERGANTUNG PADA STATUS IMUNITAS, JUMLAH PARITAS DAN UMUR IBU HAMIL.
•GEJALA MALARIA :

•Demam
•Menggigil kedinginan
•Bersin-bersin
•Sakit kepala
•Mual dan muntah
•Diare
•Kurang sel darah merah dalam tubuh
•Penyakit kuning (tidak selalu)
Penyebaran penyakit malaria tidak langsung tiba-tiba. Ada tahapan yang dijalani hingga akhirnya memiliki
dampak di tubuh kita.
Siklus penyebaran penyakit malaria:
•Nyamuk menggigit tubuh
•Parasit nyamuk berpindah ke tubuh manusia
•Parasit menginfeksi hati
•Parasit tinggal di dalam hati bahkan bisa sampai 1 tahun
•Parasit masuk ke aliran darah
•Gejala malaria timbul
•Tubuh terinfeksi parasit malaria
Dampak malaria pada ibu hamil adalah:

•Mengganggu fungsi plasenta


•Komplikasi pada janin
•Pertumbuhan janin terhambat
•Berat lahir bayi rendah
•Persalinan prematur
•Anemia janin
•Kematian calon bayi dalam kandungan
•Kematian ibu

komplikasi dampak malaria pada ibu hamil:


•Demam
•Hipoglikemia
•Malaria serebral
•Edema paru
•Sepsis
•Malaria bawaan
Untuk mencegah dan menanggulangi malaria pada ibu hamil, diperlukan integrasi
program ANC dalam upaya-upaya:

•Pencegahan dan pengobatan malaria yang memadai pada ibu hamil diawali
dengan kegiatan pendataan ibu hamil dalam Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K).
•Penggunaan kelambu berinsektisida bagi ibu hamil/pasca melahirkan dan bayinya.
Kelambu diberikan pada saat ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilannya
pada triwulan pertama (K1 murni).
•Kemudahan akses pelayanan kesehatan yang cepat untuk diagnosis dan
pengobatan malaria.
•Tanggap darurat terhadap kejadian luar biasa dan kegawatdaruratan akibat
malaria.
•Peran serta aktif keluarga dan masyarakat dalam pencegahan malaria pada ibu
hamil dan bayi
•Pemberian vaksin malaria sebagai bentuk pencegahan
TORCH
• PENGERTIAN :
• TORCH ADALAH SINGKATAN DARI LIMA NAMA JENIS PENYAKIT
INFEKSI, YAITU TOXOPLASMA, OTHER INFECTION (CHLAMYDIA,
HIV, HEPATITIS B, DAN LAIN-LAIN), RUBELLA, CYTOMEGALOVIRUS
DAN HERPES. KELIMA JENIS PENYAKIT INFEKSI INI SAMA-SAMA
BISA MENYERANG IBU HAMIL DAN MEMBERI DAMPAK BURUK
PADA JANIN.
Kelima jenis penyakit infeksi ini menimbulkan gejala yang berbeda-beda. Berikut penyebab dan gejala
TORCH pada ibu hamil:
Toxoplasma
Toxoplasma disebabkan oleh parasit yang bernama Toxoplasma gondii. Ibu hamil bisa terkena infeksi
ini bila mengonsumsi daging yang terkontaminasi atau yang tidak dimasak dengan matang, buah atau
sayur yang tidak dicuci bersih, serta menyentuh tanah yang sudah bercampur dengan feses kucing
yang mengandung parasit. Gejala yang ditimbulkan toxoplasma tergolong ringan, yaitu influenza,
badan terasa lelah, demam, dan malaise. Karena gejala yang ditimbulkan tidak terlalu jelas, bahkan
bisa tidak menimbulkan gejala, toksoplasma sulit dideteksi. Itulah sebabnya, pemeriksaan
laboratorium diperlukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Other Infection (HIV)


HIV adalah jenis virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia. Virus ini bisa menular melalui
hubungan intim atau penggunaan jarum suntik. Bila ibu hamil mengidap HIV, maka ada kemungkinan
ibu menularkan virus tersebut kepada bayi melalui plasenta saat proses persalinan atau melalui ASI.
Pada tahap awal, ibu hamil yang mengidap virus ini akan mengalami gejala yang mirip seperti flu,
yaitu tenggorokan sakit, demam, muncul ruam di tubuh, mudah lelah, diare, dan nyeri sendi.
Walaupun demikian, ibu hamil yang mengidap HIV masih memiliki kemungkinan untuk melahirkan
bayi yang sehat. Biasanya dokter akan menganjurkan ibu untuk melahirkan secara Caesar untuk
mencegah bayi tertular virus melalui plasenta.
Rubella
Penyakit rubella atau yang dikenal juga dengan sebutan campak jerman, disebabkan oleh virus
rubella. Bila diidap oleh ibu hamil, virus ini dapat memberi dampak buruk pada janin yaitu
mengganggu perkembangan janin bahkan membahayakan nyawa janin. Gejala rubella pada ibu
hamil antara lain demam, ruam pada kulit, batuk, nyeri sendi dan sakit kepala.
CMV (Citomegalovirus)
Infeksi CMV disebabkan oleh virus Cytomegalo yang termasuk dalam golongan virus herpes.
Gejala yang ditimbulkan infeksi CMV antara lain demam yang turun naik selama tiga minggu atau
lebih. Penyakit ini juga dapat menyebabkan keguguran, kebutaan, radang hati, radang paru-paru,
bahkan kerusakan otak pada janin.
Herpes Simpleks Tipe II
Infeksi herpes yang menyebabkan lesi pada area genital dan sekitarnya seperti bokong, anus, dan
paha disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe II (HSV II). Ibu hamil yang mengalami infeksi ini
berisiko menularkannya ke janin saat di dalam kandungan maupun saat persalinan. Gejala herpes
yang dapat timbul di antaranya demam, nyeri otot, mual, lelah, dan muncul luka atau lentingan yang
terasa nyeri pada mukosa mulut atau Miss V. Luka ini dapat menyebabkan ibu hamil merasa nyeri
saat buang air kecil.
Bila ibu hamil mengalami gejala-gejala seperti influenza, jangan disepelekan karena siapa tahu itu
merupakan gejala TORCH. Segera periksakan diri ke dokter kandungan, bahkan bila perlu lakukan
tes laboratorium agar penyakit TORCH dapat dideteksi lebih dini sehingga tidak terjadi dampak
buruk yang tidak diinginkan.
BAHAYA TORCH PADA IBU HAMIL :

Infeksi TORCH yang diidap oleh ibu hamil dapat  membahayakan kondisi janin, antara lain
menyebabkan janin mengalami kecacatan seperti kelainan pada saraf, mata, kelainan otak, paru-
paru, telinga dan fungsi motorik lainnya; menyebabkan bayi lahir prematur, sehingga berisiko
mengalami cacat bawaan yang menetap seperti asma, cerebral palsy, dan masalah perkembangan
otak anak.

PENCEGAHAN TORCH PADA IBU HAMIL :

Mengonsumsi makanan yang matang


Hindari mengonsumsi makanan yang tidak matang atau setengah matang. Virus atau parasit
penyebab TORCH banyak terdapat pada makanan, dan tidak akan mati apabila makanan tersebut
tidak dimasak hingga matang. Tundalah keinginan Anda untuk mengonsumsi telur setengah matang
dan salmon sashimi.
Mengonsumsi makanan bergizi
Perbanyak mengonsumsi makanan bergizi seperti sayuran dan buah-buahan selama hamil. Selain
baik untuk perkembangan janin, gizi yang cukup juga akan membuat tubuh tetap sehat dan kuat,
sehingga mampu melawan berbagai penyakit termasuk TORCH. Pastikan Anda mengonsumsi
makanan bergizi seimbang setiap hari.
Melakukan vaksinasi
Vaksin rubella dapat mencegah masuknya parasit penyebab TORCH. Vaksin ini
harus dilakukan sebelum kehamilan. Setiap wanita sebaiknya melakukan
pemeriksaan sebelum menikah untuk mendeteksi adanya virus TORCH dalam
tubuh. Setelah itu konsultasikan dengan dokter, kapan vaksinasi TORCh
sebaiknya dilakukan.
Jaga kebersihan tubuh
Jagalah selalu kebersihan tubuh Anda, dimulai dari hal-hal kecil seperti mencuci
tangan dengan sabun. Menjaga kebersihan tubuh juga dapat meningkatkan daya
tahan tubuh Anda dalam melawan virus TORCH.
Hindari kontak dengan penderita penyakit
Ibu hamil harus menghindari kontak dengan siapa pun yang menderita infeksi
virus, seperti rubella. Dengan menghindari kontak tersebut, risiko ibu hamil untuk
tertular virus menjadi semakin kecil.
THALASEMIA
• WANITA HAMIL DENGAN THALASSEMIA BERISIKO MENGALAMI
KEGUGURAN, PREEKLAMSIA, JANIN KECIL UNTUK USIA
KEHAMILAN, HAMBATAN PERTUMBUHAN JANIN DAN PERLU
TRANSFUSI DARAH. MESKI TIDAK BANYAK KOMPLIKASI YANG
DIHARAPKAN PADA MEREKA DENGAN THALASSEMIA MINOR,
KECUALI PENINGKATAN KEBUTUHAN AKAN TRANSFUSI DARAH.
GEJALA THALASEMIA PADA IBU HAMIL :

Penderita talasemia umumnya datang dengan keluhan pucat, tidak nafsu


makan dan perut membesar. Pada ibu hamil yang
menderita talasemia, gejala anemia dapat lebih buruk dimana kebutuhan
transfusi akan meningkat dan kadar hemoglobin harus tetap terjaga ≥ 10 g/dl,
terutama pada talasemia β mayor.

BAHAYA THALASEMIA PADA IBU HAMIL :

Wanita hamil dengan thalassemia berisiko mengalami keguguran, preeklamsia,


janin kecil untuk usia kehamilan, hambatan pertumbuhan janin dan perlu
transfusi darah. Meski tidak banyak komplikasi yang diharapkan pada mereka
dengan thalassemia minor, kecuali peningkatan kebutuhan akan transfusi
darah.
Pencegahan Thalassemia pada ibu hamil :

1.Pasangan yang ingin merencanakan kehamilan perlu menjalani tes


darah untuk melihat nilai hemoglobin dan melihat profil sel darah
merah di dalam tubuh mereka.
2.Melakukan skrining thalassemia.
3.Konsultasi genetik.
4.Pemeriksaan prenatal.
HEMOFILIA
• IBU HAMIL YANG MENGIDAP HEMOFILIA MUNGKIN AKAN
MENGALAMI PERDARAHAN LEBIH LAMA SETELAH
CEDERA. KETIKA BERDARAH, TUBUH BIASANYA MENGUMPULKAN
SEL DARAH UNTUK MEMBENTUK BEKUAN DARAH YANG DAPAT
MENGHENTIKAN PENDARAHAN. PROSES PEMBEKUAN DIDORONG
OLEH PARTIKEL DARAH TERTENTU (TROMBOSIT DAN PROTEIN
PLASMA).
Gejala Hemofilia

Gejala utama hemofilia adalah darah sukar membeku sehingga menyebabkan


perdarahan sulit berhenti atau berlangsung lebih lama. Beberapa gejala dan tanda
yang akan muncul pada penderita hemofilia adalah:

•Perdarahan pada hidung (mimisan) yang sulit berhenti


•Perdarahan padal luka yang sulit berhenti
•Perdarahan pada gusi
•Perdarahan setelah sunat (sirkumsisi) yang sulit berhenti
•Ditemukannya darah pada urin dan feses (tinja)
•Mudah mengalami memar
•Perdarahan pada sendi yang ditandai dengan nyeri dan bengkak pada sendi siku
dan lutut
Penyebab Hemofilia

Hemofilia disebabkan oleh mutasi genetik yang menyebabkan darah


kekurangan faktor pembekuan VII dan IX. Kekurangan faktor ini akan
menyebabkan darah sukar membeku dan menyebabkan perdarahan sulit
berhenti.
Mutasi genetik yang terjadi pada hemofilia mempengaruhi kromosom X.
Kelainan pada kromosom X kemudian diturunkan oleh ayah, ibu, atau kedua
orang tua kepada anak. Hemofilia yang bergejala biasanya terjadi pada laki-
laki. Anak perempuan lebih sering menjadi pembawa (carrier) gen abnormal
yang berpotensi untuk diwariskan kepada keturunannya.
Pencegahan Hemofilia
Hemofilia merupakan kelainan genetik dan tidak bisa dicegah. Cara terbaik yang
dapat dilakukan adalah melakukan pemeriksaan sejak dini jika terjadi perdarahan
dan konseling genetik untuk mengetahui risiko anak mengalami hemofilia.   
Jika Anda menderita hemofilia, lakukan langkah yang dapat mencegah terjadinya
luka dan cedera berikut:
•Hindari kegiatan yang berisiko menimbulkan cedera dan menggunakan pelindung
seperti helm, bantalan pelindung lutut, dan sabuk pengaman.
•Lakukan kontrol rutin ke dokter untuk memantau kondisi hemofilia dan kadar
faktor pembekuan yang dimiliki oleh pasien.
•Hati-hati ketika mengonsumsi obat yang dapat mempengaruhi proses pembekuan
darah, seperti aspirin.
•Jaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut, termasuk dengan rutin melakukan
pemeriksaan ke dokter gigi.
Komplikasi Hemofilia

Jika perdarahan terus terjadi, hemofilia dapat menyebabkan syok hipovolemik,


yaitu kegagalan fungsi organ akibat kehilangan darah dalam jumlah yang banyak.
Selain itu, komplikasi lain yang bisa terjadi saat mengalami hemofilia adalah
perdarahan di otot, sendi, saluran cerna, dan organ lainnya.

Pengobatan Hemofilia

Hemofilia tidak dapat disembuhkan, namun hemofilia dapat ditangani dengan


mencegah timbulnya perdarahan (profilaksis) dan menangangi perdarahan (on-
demand). 

Anda mungkin juga menyukai