Anda di halaman 1dari 5

Al - Masyaqqah Tajlibu

At-Taisir
oleh :
Maulida Devi Anggreini
2005010057
Masyaqqat
Al-masyaqqah tajlibu at-taisirdapat diartikan dengan bahwa kesulitan
itu
mengharuskan kemudahan, namun secara etimologis6al-Masyaqqah
adalah atta’ab yaitu kelelahan, kepayahan, kesulitan atau kesukaran
sebagaimana pada
surah an-Nahal, Ayat 7. Sedangkan at-taisyir secara etimologis berarti
kemudahan.Kemudian menurut penulis bahwasanya kaidah ini juga
masuk
dalam kemudahan yang disyariatkan oleh agama Islam bagi ummat
mukallaf
dengan syariat Islam.Kemudahan atau rukhsah adalah sesuatu hukum
yang telah
ditetapkan oleh Allah SWT dalam rangka keringan bagi hamba mukallaf
ketika
pada kondisi-kondisi tertentu7
Dasar Hukum Sedangkan dalil Sunnah Nabi Muhammad SAW
terdapat beberapa hadist
menghilangkan kesulitan bagi ummat
muslim, maka terdapat dali-dalil yang
yang memiliki makna terkait kaidah ini.Diantara
yang paling dekat maknanya
cukup banyak, baik dari Al-Quran
maupun Sunnah Nabi Muhammad dengan kaidah adalah kata “ad-din bi al-hanifah
SAW. al-samhah” dalam hadist
Diantara dalil-dalil dari Al-Quran Rasulullah SAW yang berbunyi: “inna ad-dina
adalah; QS Al-Baqarah: 185/286; QS
An-Nisa: ‘inda Allahi al-hanifah al-samhah la
28; QS Al-Maidah: 6; al-yahudiyah wa la an-naroniyah” dinamakan
agama dengan agama yang hanif
mengandung arti kemudahan dan keluwesan.
Dalam buku Al-Qowaidul
Fiqhiyah disebutkan bahwa Imam Bukhari
mencantumkan sub-bab khusus
dalam bab shahih yaitu ad-din yusar (agama
yang dimudahkan)
Sebab-sebab Al masyaqaah
Menurut Abdurrahman As-Suyûthi dalam al-Asybah wan Nazdâir,
menyebutkan bahwa terdapat tujuh macam Masyaqqah yang dapat
mendatangkan rukhshah (kemudahan) yaitu: Safar (berpergian), Marodl
(sakit), Ikrâh (terpaksa atau dipaksa), Nisyan (lupa), Jahl (bodoh), Usrun dan
Umumul Balwa (kesulitan dan berlaku umum), Naqsh (kekurangan).8
Sebab-sebab al-masyaqqah yang dijelaskan oleh as-Suyûthi di atas
menegaskan bahwa ketika seseorang mengalami hal tersebut maka dia akan
mendapat rukhsah. Baik ada kesulitan yang dirasakan ataupun tidak. Dengan
kata lain bahwa syariat memberlakukan hukum rukhshah bagi siapa saja yang
sedang musafir atau sakit sekalipun dalam safarnya tidak ada kesulitan. Agar
tidak terjadi kekeliruan dalam hal ini, maka as-Suyûthi menjelaskan satu
persatu keringanan dari tiap masyaqqah tersebut.
Contoh Al Masyaqqah at tajlibu
at- taisir
• Rasa sakit ketika dieksekusi hukuman mati tidak
bisa menjadi penyebab pembatalan hukuman mati.
• Kedinginan saat menunaikan shalat subuh tidak
bisa menjadi sebab tidak usahnya shalat subuh.
• Kesulitan berjihad tidak bisa menjadi penyebab
seseorang boleh tidak ikut andil dalam jihad. Sebab,
kesulitan-kesulitan tersebut terjadi secara continue
sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai
kesulitan yang mendatangkan kemudahan.

Anda mungkin juga menyukai