Nama : Ny. Y
No RM : 1x9xxx-20xx
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : Strata 1
Agama : Islam
Alamat : Jalan Kemiri 1 No.785/14 6/11 Salatiga, Sidorejo
Ruang Rawat : Cempaka
Tanggal masuk : 24 Februari 2021
Tanggal keluar : 28 Februari 2021
Alloanamnesis dilakukan kepada ibu dan suami pasien pada tanggal 25 Februari 2021 (hari ke
2 perawatan) jam 06:00 WIB di ruang Cempaka RSUD Ambarawa.
Keluhan Utama
Pasien mengalami penurunan kesadaran
Riwayat Penyakit Sekarang
- kepala seperti - Pasien terbangun dan - Durasi kejang kurang lebih selama - Pasien kembali mengalami
sempoyongan secara mengeluhkan adanya 30 detik. kejang dengan gambaran
tiba-tiba pusing seperti melayang- - Setelah kejang pasien terjatuh dan serupa dengan dirumah
- mual tetapi tidak layang, tubuh beregetar, tidak sadarkan diri. Sudah coba sebanyak 3x
disertai dengan muntah. lemas dan merasa seperti dibangunkan tapi tidak bangun. - Setelah kejang pasien tetap
- Pasien juga merasa ingin terjatuh. - 30 menit kemudian pasien tidak sadar.
tubuhnya sangat lemas - kejang dengan gambaran mengalami kejang yang serupa - Keadaan pasien di IGD
- Pasien makan dan berupa seluruh tubuh dengan kejang pertama dengan koma dengan tanda vital:
merasa membaik. telihat kelonjotan, mata lamanya. TD=189/102 mmHg,
mendelik keatas dan - Pasien dibawa ke RSGM N=59x/min, RR:36x/min,
rahang terkunci. Ambawara. SpO2=96%, GDS=515.
- Selama kejang pasien tidak - Di perjalanan pasien mengalami - Mendapat terapi awal di
mengeluarkan suara dan kejang dengan gambaran yangs IGD
tidak menangis serupa 1x
Riwayat Penyakit Sekarang
Jam 06.00
(24-02-21)
Bangsal
Tahun 2012 pasien kembali dirawat di RS Salatiga karena diabetes gestasional pada kehamilan
kedua, pasien juga mendapatkan obat pulang berupa obat anti hiperglikemik berupa suntikan dan
obat minum tetapi setelah obat sudah habis pasien tidak pernah kontrol dan meminum obat kembali
karena tidak merasa sakit.
Pasien tidak pernah mengalami riwayat kejang sebelumnya, riwayat epilepsi disangkal oleh pasien,
riwayat tekanan darah tinggi disangkal oleh pasien dan riwayat stroke disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga
Kakek dari ayah pasien serta ayah pasien mempunyai penyakit diabetes melitus tipe 2. Keluhan
kejang, tekanan darah tinggi dan stroke disangkal oleh keluarga pasien.
Laporan insiden KAD di Indonesia umumnya berasal dari data rumah sakit dan terutama pada
pasien DM tipe 2.
Faktor Pencetus
Keadaan hiperglikemia dan kadar keton yang tinggi menyebabkan diuresis osmotik
yang akan mengakibatkan hipovolemia dan penurunan glomerular! ltration rate. Keadaan
yang terakhir akan memperburuk hiperglikemia.
Diagnosis
Diagnosis Banding
- Hyperosmolar hyperglycemic nonketotic syndrome
- Starvation ketosis
- Infark miokard
- Pankreatitis
- Ketoasidosis alkohol
- Asidosis laktat
- Sepsis
Ensefalopati
Definisi
kelainan fungsi otak menyeluruh yang dapat akut atau kronik, progresif atau statis.
Epidemiologi
30% kasus ensefalopati hipoksis pada negara maju dan naik menjadi 60% pada negara
berkembang
Etiologi
a) menular (bakteri, virus, parasit, atau prion).
g) tumor otak.
i) perubahan tekanan dalam otak (sering dari perdarahan, tumor, atau abses).
j) gizi buruk (vitamin yang tidak memadai asupan B1 atau penarikan alkohol).
Gambaran Klinis
● gejala perubahan status mental
dapat hadir seperti tidak dapat
memberikan perhatian, penilaian
buruk atau buruknya koordinasi
gerakan. Gejala serius lainnya yang
mungkin terjadi antara lain: letargi,
demensia, kejang, tremor, otot
berkedut dan mialgia, respirasi
Cheyne-Stokes (pola pernapasan
diubah terlihat dengan kerusakan
otak dan koma), koma.
Kejang
Definisi
Kejang merupakan sebuah perubahan perilaku yang bersifat sementara dan tiba – tiba yang
merupakan hasil dari aktivitas listrik yang abnormal didalam otak.
Epidemiologi
- Epilepsi
- Ensefalopati
- Kejang demam
- Kelainan metabolik: Hipoglikemia, hiperglikemia
- Kelainan endokrin
- Hipoksia
Etiologi
- Hipotensi
- Tumor otak
- Meningitis
- Ketidakseimbangan elektrolit
- Overdosis obat
Klasifikasi
Diagnosis
Anamnesis
● Gejala dan tanda sebelum, selama, dan pasca bangkitan
● Usia awitan, durasi bangkitan, frekuensi bangkitan, interval terpanjang antar bangkitan,
kesadaran antar bangkitan.
● Penyakit yang diderita sekarang, riwayat penyakit neurologik, psikiatrik maupun sistemik
yang mungkin menjadi penyebab maupun komorbiditas.
Diagnosis
Anamnesis
● Riwayat epilepsi dan penyakit lain dalam keluarga
● Riwayat saat berada dalam kandungan, kelahiran, dan tumbuh kembang
● Riwayat bangkitan neonatal/ kejang deman
● Riwayat trauma kepala, stroke, infeksi susunan saraf pusat (SSP), dll
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
● Pemeriksaan fisik umum
● Pemeriksaan neurologis : defisit neurologis
Diagnosis Kerja
● Tanda-Tanda Vital :
Auskultasi : Bunyi Jantung I tunggal, intensitas normal, Bunyi jantung II tunggal, intensitas normal, murmur
(-), gallop (-).
Trismus - -
Gerakan mata ke lateral TDN TDN
N. VI. Abdusen
Strabismus konvergen - -
Kedipan mata + +
Lipatan nasolabial - -
Sudut mulut DBN DBN
Mengerutkan dahi TDN TDN
N. VII. Fasialis
Menutup mata + +
Meringis TDN TDN
Menggembungkan pipi TDN TDN
Daya kecap lidah 2/3 ant TDN TDN
Pemeriksaan Saraf Kranialis Pemeriksaan Fisik
Mendengar suara bisik TDN TDN
N. VIII. Vestibulokoklearis Tes Rinne TDN TDN
Tes Schwabach TDN TDN
N.IX Keterangan
(GLOSSOFARINGEUS)
N. X (VAGUS) keterangan
Arkus Faring TDN
Arkus faring TDN
Daya Kecap 1/3 Belakang TDN
Reflek muntah TDN
Reflek Muntah TDN
Bersuara Dalam batas normal
Sengau TDN
Menelan TDN
Tersedak TDN
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Saraf Kranialis Motorik
N. XI (AKSESORIUS) Keterangan Gerakan
Pemeriksaan Fisik
Fungsi Sensorik Rangsang Meningeal
Kanan Kiri Kaku kuduk : negatif
Eksteroseptif Terasa Terasa Kernig sign : negatif
Rasa nyeri Terasa Terasa Pemeriksaan Brudzinski : : negatif
Rasa raba Terasa Terasa Brudzinski I : negatif
Rasa suhu TDN TDN Brudzinski II : negatif
Propioseptif TDN TDN Brudzinski III : negatif
Rasa gerak dan sikap Terasa Terasa Brudzinski IV : negatif
Rasa getar TDN TDN
Rasa graphestesia TDN TDN
Rasa barognosia TDN TDN
Fungsi Luhur
Rasa topognosia Terasa Terasa
Fungsi Luhur: TDN
Fungsi Vegetatif: BAK dan BAB reguler, tidak
terdapat inkontinensia
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Nilai Normal
Nilai Rujukan
Jenis
Pemeriksa
24/02/21 25/02/21
an
Hitung Jenis
Hematologi
Eosinofil 0.03 1-3 %
Darah Lengkap
Basofil 0.23 0-1%
Hb 10.3 12,5 – 16,1 gr/dl
Neutrofil 19.7 52-76 %
Ht 32.7 36 - 47% Limfosit 4.3 20-40 %
Eritrosit 4.52 4,0– 5,2 juta/µL Monosit 0.46 2-8 %
MCV 72.3 78 – 95 fL
MCH 22.7 26 – 32 pg
MCHC 31.5 32 – 36 gr/dL
Trombosit 532 150.000 – 350.000/µL
Leukosit 24.7 3800 –10.600/µL
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Kimia Klinik
SGOT 13 0-35 u/L Analisa Gas Darah
SGPT 12 0-35 iu/L pH 7.27 7.403 7.35-7.45
Ureum 33 13-43 mg/dL pCO2 47 32.7 35-47 mmHg
Kreatinin 1.47 0,6-1,2 mg/dL pO2 26 56 83-108 mmHg
HDL Direct 53 34-88 mg/dL BE ecf -5 -4 -2 – 3 mmol/L
LDL Kolestrol 213.2 <150 mg/dL
HCO3 21.6 20.1 21-28 mmol/L
Kolestrol 343 <245 mg/dL
TCO2 23 21 20v% (Hb 15 gram
Trigliserida 384 50-140 mg dL
%) mmol/L
Na 133 135-155
SO2 39 87 95-98%
K 4.4 3,5-5,5
Laktat 2.97 2.83 0.36 – 1.25 mmol/L
Cl 92 95-105
GDS 323 70-110 mg/dL
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Kimia Klinik
SGOT 13 0-35 u/L Analisa Gas Darah
SGPT 12 0-35 iu/L pH 7.27 7.403 7.35-7.45
Ureum 33 13-43 mg/dL pCO2 47 32.7 35-47 mmHg
Kreatinin 1.47 0,6-1,2 mg/dL pO2 26 56 83-108 mmHg
HDL Direct 53 34-88 mg/dL BE ecf -5 -4 -2 – 3 mmol/L
LDL Kolestrol 213.2 <150 mg/dL
HCO3 21.6 20.1 21-28 mmol/L
Kolestrol 343 <245 mg/dL
TCO2 23 21 20v% (Hb 15 gram
Trigliserida 384 50-140 mg dL
%) mmol/L
Na 133 135-155
SO2 39 87 95-98%
K 4.4 3,5-5,5
Laktat 2.97 2.83 0.36 – 1.25 mmol/L
Cl 92 95-105
GDS 323 70-110 mg/dL
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Urinalisa
Warna Kuning
Kekeruhan Jernih
Protein Urin 2+ 1.0 - g/L
Glukosa Urin 1 +100 - mmol/L Radiologi
pH 5 5-9 Rontgen Thoraks AP (24/02/21)
Bilirubin Urin - - Umol/L Kesan: Cor tak membesar, gambaran bronkitis
Urobilinogen - - Umol/L kronik
BJ Urin 1020 1000 – 1030
Keton urin - - mmol/L
Leukosit - - sel/mL
Eritrosit - - sel/mL
Nitrit - -
Diskusi II
● Pada saat pemeriksaan, pasien terlihat tampak sakit berat dengan GCS E2V3M4
(sopor). Pemeriksaan tanda vital dan didapatkan kelainan pada tekanan darah
160/90 sehingga pasien bisa dikatakan hipertensi, takikardi dengan frekuensi
nadi 110x/menit, takipnea dengan frekuensi napas 32x/menit dan saturasi
oksigen 96% dengan suplementasi oksigen 5lpm dengan menggunakan NK.
Pasien mengalami kesadaran menurun dan adanya hiperventilasi, dapat
dicurigai bahwa pasien mengalami asidosis metabolik.
Diskusi II
● Status generalis pasien yang mempunyai nilai bermakna adalah pada mata
masih didapatkan refleks cahaya langsung maupun tidak langsung, refleks
kornea (+/+) dan pupil isokor (3mm/3mm). Dapat diketahui bahwa fungsi otak
kemungkinan masih dalam batas normal dan tidak ada kelainan pada midbrain
atau batang otak. Pemeriksaan mulut tidak didapatkan adanya bekas gigitan
pada lidah karena kejang pasien dan mulut tidak bau keton. Pemeriksaan
lainnya masih dalam batas normal.
Diskusi II
● Status psikiatri didapatkan bahwa pasien hiperaktif, pasien terlihat gelisah,
mengerang dan selalu ingin melepaskan alat bantu yang dipakai oleh pasien. Hari
pertama perawatan di bangsal, pasien sempat diikat ke kasur karena sangat gelisah.
Status neurologis didapatkan yaitu tubuh simetris dan tidak ada lateralisasi;
pemeriksaan saraf kranialis banyak yang tidak dapat dinilai karena pasien tidak sadar
penuh dan beberapa penilaian dalam batas normal; gerakan motorik bebas kekuatan
motorik sama antara bagian tangan dan kiri serta tonus otot dalam batas normal;
seluruh refleks fisiologis tidak ditemukan; rangsang sensorik dalam batas normal,
rangsang meningeal dalam batas normal, fungsi luhur dalam batas normal, refleks
patologis ditemukan yaitu Babinski (+/+) dan Chaddock (+/+) sedangkan lainnya (-/-).
Pada temuan pemeriksaan neurologis didapatkan bahwa tidak ada refleks fisiologis
dan adanya refleks patologis, maka dapat dicurigai bahwa adanya lesi pada upper
motor neuron.
Diskusi II
● Pada pemeriksaan lab, pada darah rutin yang abnormal adalah Hb 10.3, Ht rendah
yaitu 32.7. Secara hasil dari darah rutin didapatkan bahwa pasien mengalami anemia.
Pemeriksaan kimia klinik yang abnormal adalah fungsi ginjal berupa kreatinin 1.47;
profil lipid berupa LDL 213, kolestrol 343, trigiserida 384; elektrolit berupa Na 133 dan
Cl 92; GDS pasien didapatkan 323. Secara hasil dari kimia klinik didapatkan adanya
kelainan pada ginjal, pasien juga mengalami hiperlipidemia dimana LDL, kolestrol dan
trigliserida tinggi serta gangguan elektrolit berupa hiponatremia dan hipokloremia.
Gangguan elektrolit sendiri dapat menyebabkan gangguan ekstitasi neuron dan
merupakan faktor risiko untuk terjadinya kejang.
Diskusi II
● Pasien juga mengalami hiperglikemia dimana hasil GDS lebih dari batas normal.
Pemeriksaan analisa gas darah yang pertama pada tanggal 24-02-2021 didapatkan
dengan pH7.27; pCO2 47 pO2 26; HCO3 21.6. Kesimpulan yang didapatkan bahwa
pasien ini mengalami asidosis curiga metabolik. Hasil dari laktat yaitu 2.97 dimana
laktat pada pasien ini meningkat. Pemeriksaan urinalisa yang mempunyai nilai
bermakna adalah tidak ditemukannya adanya keton dalam urin. Kemungkinan pasien
tersebut tidak mengalami pembentukan badan keton di dalam tubuhnya.
Diskusi II
● Setelah mendapat terapi, pasien dilakukan kembali pemeriksaan AGD (25-02-2021)
yaitu pH 7.403, pCO2 32.7, pO2 56, HCO3 20.1 dan laktat 2.83. Hasil AGD terakhir
terlihat lebih baik dibandingkan sebelumnya.
● Pasien juga dilakukan pemeriksaan foto polos thoraks dan didapatkan adanya
bronkitis kronik. Hal ini terjadi juga sesusai dengan pemeriksaan auskultasi paru
didapatkan bahwa terdengar adanya ronkhi pada kedua lapang paru.
● Bedasarkan dari semua temuan klinis maka dugaan bahwa terjadinya penurunan
kesadaran dan kejang disebabkan oleh ensefalopati yang terjadi karena ketoasidosis
metabolik.
DIAGNOSIS AKHIR