Anda di halaman 1dari 12

DIREKTORAT SMP

DITJEN PAUD DIKDASMEN


KEMENDIKBUD RISTEK

PERAN TEMAN SEBAYA DALAM


MENDUKUNG KTR DAN UPAYA
BERHENTI MEROKOK DI SEKOLAH
“Perilaku merokok merupakan
KATA KUNCI perilaku yang sangat merugikan
dan berbahaya bagi kesehatan.”

SEACTA 2018 GYTS 2019


 Prevalensi perokok pria  19,2% pelajar, 35,6% anak
usia 13-15 tahun adalah laki-laki, dan 3,5% anak
sebesar 41% perempuan saat ini
 prevalensi perokok wanita menggunakan produk
usia 13-15 tahun adalah tembakau.
sebesar 3.5%  19,2% pelajar, 38,3% anak
laki-laki, dan 2,4% anak
The Asean Tobacco Control Atlas ( SEACTA)
perempuan saat ini
The Global Youth Tobacco Survey (GYTS) menghisap rokok 2
MITOS ATAU FAKTA
MEROKOK DIKALANGAN REMAJA
1.perilaku merokok merupakan simbolisasi kejantanan,
kematangan, kekuatan dan kepemimpinan
2.daya tarik sendiri terhadap lawan jenis
3.perilaku merokok adalah untuk bersosialisasi
dengan teman sebaya
4.solidaritas antar kelompok terhadap teman
5.rasa ingin tahu yang tinggi, yang akan mendorong
remaja ingin mencoba melakukan apa yang sering
dilakukan oleh orang dewasa
3
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU MEROKOK DIKALANGAN REMAJA
1. meniru kebiasaan orang tua,
saudara kandung perokok
2. pengaruh iklan rokok
3. ajakan dari teman-teman sebaya
yang juga perokok

Royal College of Physicians, 2010

4
5 KENAPA REMAJA MUDAH DIPENGARUHI
“Perubahan yang sangat cepat dalam perkembangannya
menyebabkan remaja menjadi labil dan mudah di
pengaruhi oleh nilai-nilai moral dan budaya yang
didapatkan dari luar, baik dari media massa maupun
lingkungan sekitar.”
6 FAKTOR TEMAN SEBAYA
Teman sebaya merupakan lingkungan pertama dan terbaru
dimana mereka belajar untuk hidup bersama orang lain
yang bukan anggota keluarganya, yang memiliki ciri,
norma, dan kebiasaan yang jauh berbeda dengan apa yang
ada dalam lingkungan keluarga

Keluarga dan teman sebaya merupakan prediktor utama


terhadap perilaku merokok remaja, dimana perilaku
merokok adalah salah satu cara yang tepat bagi remaja
untuk menjalin pertemanan dengan orang lain
7 FAKTOR TEMAN SEBAYA
“Seorang remaja yang memilih untuk tidak merokok namun
memiliki pengetahuan yang baik dan dukungan teman sebaya
yang kuat merupakan salah satu dampak dari lingkungan
pertemanannya yang juga positif atau tidak mendukung
seorang remaja tersebut untuk berperilaku merokok.Apabila
seseorang memiliki lingkungan pertemanan yang positif,
maka dukungan yang didapatkan pun berupa hal yang
berdampak positif. Begitu juga sebaliknya, jika seseorang
memiliki lingkungan teman sebaya yang negatif, maka
dukungan yang didapatkan pun berupa hal yang berdampak
negative.”
Borneo Student Research, 2019
KATA KUNCI

“Pengendalian para perokok yang menghasilkan


asap rokok yang sangat berbahaya bagi
kesehatan perokok aktif maupun perokok pasif
merupakan salah satu solusi menghirup udara
bersih tanpa paparan asap rokok atau biasa
disebut penetapan Kawasan Tanpa Rokok.”

Pedoman Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok, 2011 8


9 DEFINISI KAWASAN TANPA ROKOK
Permendikbud No. 64 Tahun 2015

“Kawasan tanpa rokok di lingkungan sekolah


dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan
sekolah yang bersih, sehat, dan bebas rokok dan
merupakan area yang dinyatakan dilarang untuk
kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi,
menjual, dan/atau mempromosikan rokok”

10 Untuk mendukung Kawasan tanpa rokok di lingkungan sekolah, wajib
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
 memasukkan larangan terkait rokok dalam aturan tata tertib
sekolah;
 melakukan penolakan terhadap penawaran iklan,
promosi,pemberian sponsor, dan/atau kerja sama dalam bentuk
apapun yang dilakukan oleh perusahan rokok dan/atau organisasi
yang menggunakan merek dagang, logo,semboyan, dan/atau warna
yang dapat diasosiasikan sebagai ciri khas perusahan rokok,
untuk keperluan kegiatan kurikuler atau ekstra kulikuler yang
dilaksanakan di dalam dan di luar sekolah;
 memberlakukan larangan pemasangan papan iklan,reklame,
penyebaran pamflet, dan bentuk-bentuk iklan lainnya dari
perusahaan atau yayasan rokok yang beredar atau dipasang di
lingkungan sekolah;
11  melarang penjualan rokok di kantin/warung sekolah,koperasi
atau bentuk penjualan lain di ingkungan sekolah;
 memasang tanda kawasan tanpa rokok di lingkungan sekolah.
 Menghidupkan peran konselor sebaya (peer to peer) di
lingkungan sekolah sebagai agent of change dalam upaya
mengedukasi remaja terhadap bahaya merokok

“Peran konselor sebaya yang efektif membuat


keinginan untuk berhenti merokok sebesar 41,2%.
Sedangkan peran konselor sebaya yang tidak
efektif membuat remaja tidak memiliki keinginan
untuk berhenti merokok sebesar 11,8%.”
Neneng Kurwiyah, 2018
12

Anda mungkin juga menyukai