Anda di halaman 1dari 20

PROLAPS ORGAN PANGGUL

PADA KEHAMILAN
PENDAHULUAN

Prolaps organ panggul (POP) menurut IUGA/ICS 2010 adalah


penurunan satu atau lebih di antara dinding vagina anterior, dinding
vagina posterior, uterus (serviks), atau puncak vagina (tunggul vagina
pasca histerektomi).
Prolaps organ panggul (POP) pada kehamilan adalah peristiwa langka,
dengan hanya 325 kasus yang dilaporkan dari tahun 1925 sampai saat ini.

Mengingat besarnya masalah yang ditimbulkan akibat POP pada


perempuan, penelitian tentang insidensi dan faktor risiko POP sangat
penting untuk menentukan strategi pencegahannya.
PROLAPS ORGAN PANGGUL

Definisi
• Berdasarkan IUGA/ICS 2010 POP didefinisikan sebagai penurunan satu atau lebih di antara dinding
vagina anterior, dinding vagina posterior, uterus (serviks), atau puncak vagina (tunggul vagina pasca
histerektomi).
Prevalensi
• POP didefinisikan sebagai benjolan yang menonjol di luar introitus, maka prevalensinya menurun
sampai 2 – 12% dari jumlah populasi.
Gejala dan Tanda
• Gejala tersering yang dirasakan oleh penderita POP menurut Fritel dkk, adalah nyeri panggul bagian
bawah atau rasa berat, diikuti oleh kesulitan berkemih sebesar, gangguan buang air besar, dan
inkontinensia urin tipe stress.
PROLAPS ORGAN PANGGUL

Pemeriksaan Fisik
• Prolaps dinilai relatif terhadap suatu petanda anatomi yang dapat
diidentifikasi secara tepat dan konsisten, dan himen merupakan titik
referensi yang digunakan untuk mendeskripsikan prolaps secara
kuantitatif.
Stadium Prolaps
• Stadium ditetapkan berdasarkan pengukuran bagian terendah prolaps
saat penonjolan maksimal telah dicapai.
Anterior Wall Anterior Wall Cervical or stump
Aa Ba C

Hiatus Genital Perineum Body Total vaginal length


 gh pb tvl

Posterior Wall Posterior wall Posterior Fornix


Ap Bp D
Stadium 0
• Tidak terdapat prolaps. Titik Aa, Ba, Ap, Bp dititik -3 dan titik C pada posisi antara tvl dan tvl-2
dan D sesuai < (tvl-2).
Stadium I
• Kriteria stadium 0 tidak terpenuhi, namun bagian paling distal prolaps < -1 (lebih dari 1 cm
proksimal terhadap himen).
Stadium II
• Posisi paling distal prolaps adalah -1 sampai +1 (1 cm proksimal sampai 1 cm distal dari himen).

Stadium III
• Posisi paling distal prolaps lebih dari +1 namun kurang dari tvl-2.

Stadium IV
• Posisi paling distal prolaps ≥ (tvl-2).
PATOFISIOLOGI

Trauma
Trauma Trauma
mekanik otot
neuromuscular jaringan ikat
dasar panggul
Levator plate, hiatus urogenitalis, Saat otot levator ani mempertahankan penutupan dasar panggul (kiri),
peningkatan tekanan intra abdominal tidak mengakibatkan
dan aksis vagina pada disfungsi otot
terdorongnya vagina ke bawah atau meregangkan fasia endopelvik
levator ani. (kompleks ligamentum kardinale/sakrouterina); namun jika dasar
panggul terbuka (kanan) maka vagina terdorong ke bawah dan fasia
akan sangat teregang.
FAKTOR RISIKO

Kehamilan dan Partus
Umur Kala dua lama
paritas pervaginam

Episiotomi dan
Berat badan lahir
bayi robekan Obesitas
perineum
PROLAPS ORGAN PANGGUL PADA KEHAMILAN

Etiologi dan Keluaran


• POP pada kehamilan terbagi onset akut dan onset sebelum
kehamilan.
• Onset akut POP yaitu terjadi pada saat kehamilan dengan tidak
adanya riwayat prolaps sebelumnya, paling sering terjadi pada
trimester satu dan kedua.
• POP dapat sembuh secara spontan pada kehamilan dengan
pertumbuhan uterus pada trimester kedua dimana uterus menjadi
organ abdomen.
PROLAPS ORGAN PANGGUL PADA KEHAMILAN

Efek Kehamilan Terhadap Dasar Panggul

• Epidemiologi memperlihatkan kehamilan dan persalinan per vaginam merupakan


faktor risiko penting terjadinya disfungsi dasar panggul.
• Kehamilan sendiri memiliki dampak terhadap dasar panggul, akibat membesarnya
uterus dan janin serta peningkatan hormon progesteron dan relaksin selama
kehamilan merupakan faktor-faktor yang berperan.
PROLAPS ORGAN PANGGUL PADA KEHAMILAN

Manajemen
• Laporan menunjukkan bahwa sebagian besar pasien
mendapatkan perawatan dengan tirah baring, cincin
pessarium, reduksi manual, dan terapi lokal, dan 1 kasus
berhasil ditatalaksana dengan suspensi laparoskopi uterus
pada minggu ke-13 kehamilan.
• Tirah baring umumnya terkait dengan rawat inap dan posisi
Trendelenburg.
(A) Ring, (B) Shaatz, (C) Gellhorn, (D) Gellhorn,
(E) Ring with support, (F) Gellhorn, (G) Risser,
(H) Smith, (I) Tandem cube, (J) Cube, (K) Hodge
with knob, (L) Hodge, (M) Gehrung, (N)
Incontinence dish with support, (O) Donut, (P)
Incontinence ring, (Q) Incontinence dish, (R)
Hodge with support, (S) Inflatoball (latex)
Sebelum Pasien dengan POP sebelum kehamilan dapat
kehamilan diberikan terapi konservatif dengan pemasangan
pessarium maupun dengan tindakan operatif.

Edukasi untuk menghindari faktor risiko juga


diperlukan.
Trimester I Pasien dengan POP yang sudah ada sebelumnya
yang lebih sering ditatalaksana dengan cincin
pessarium dibandingkan pasien dengan onset akut
POP.
Cincin pessarium seringkali keluar akibat kehamilan
berlanjut dan pengobatan POP pada kehamilan
dengan cincin pessarium dalam kasus-kasus yang
dipublikasi sering gagal karena cincin pessarium
yang keluar.
Trimester II Pada trimester II dan III POP juga masih dapat
dan III menggunakan cincin pessarium, namun bila terdapat
komplikasi diberikan juga pengobatan untuk
komplikasi.

Terapi lokal dengan gliserin dan agen antiseptik telah


diterapkan ketika ulserasi dan ekskoriasi prolaps
serviks telah muncul dan dalam beberapa kasus
antibiotik diberikan.
Persalinan Kehamilan dengan POP pada saat persalinan dapat
dilakukan secara pervaginam dengan Dührssen
insisi (yaitu tiga insisi bedah yang sesuai dengan
posisi pukul 2, 6 dan 10).
Komplikasi
• Komplikasi POP pada kehamilan yang umum telah ditinjau
secara baik.
• Kematian ibu atau janin diakibatkan dari kurangnya perawatan
dan iskemia uterus, infeksi, retensi urin akut atau persalinan
macet.
• Hal ini sekarang jarang terjadi di negara-negara maju karena
akses yang lebih baik untuk perawatan medis.
PENCEGAHAN
Penurunan berat badan dan menjalani pola hidup sehat, menghindari mengangkat benda
berat dan mencegah konstipasi merupakan upaya pencegahan POP yang semuanya
bertujuan mengurangi tekanan pada otot dasar panggul.

Operasi seksio sesarea terencana terutama pada ibu yang memiliki resiko POP menjadi
salah satu upaya pencegahan yang dapat ditempuh, walaupun masih menuai kontroversi.

Pada POP yang berhubungan dengan atrofi urogenital, sangat memungkinkan diberikan
terapi sulih hormon untuk memperbaiki kekuatan ligamentum, otot dan mukosa vagina.

Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan latihan otot dasar panggul.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai