Penatalaksanaan Asuhan Gizi Kasus Pra Dan Pasca Bedah
Penatalaksanaan Asuhan Gizi Kasus Pra Dan Pasca Bedah
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. J
No. Medikal Rekord : 11104007
Ruang Rawat :Bugenvil Bawah kamar 110
Tanggal masuk RS : 12 Mei 2017
Tanggal Skrinning :12 Mei 2017
Tanggal Intervensi : 13 Mei 2017-15 Mei 2017
Tanggal lahir : 05 Juni 1970
Usia : 46 tahun 11 bulan 23 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Simo Pomahan Baru
Diagnosa Medis : Selulitis Pedis, Diabetes Melitus Type II
Terapi Gizi : Diet DM 1900, diberikan makanan biasa
50,79
=
1,607²
50,79
=
2,582
= 19,67 (Normal)
Analisa : Berdasarkan perhitungan IMT didapatkan hasil 19,67 bila
dibandingkan dengan nilai normal 18-25 (WHO) status
gizi Os adalah normal.
B) Biokimia
Tabel 95. Hasil Pemeriksaan Awal Laboratorium Tn. J (12 Mei 2017)
Jenis Hasil Nilai Keterangan
Pemeriksaan Laboratorium Normal
Hematologi
Hemoglobin 15,4 g/dL 13-16 d/dL Normal
Leukosit 20700/uL 5-10 ribu/uL Normal
Trombosit 283000 /uL 150-400 ribu/uL Normal
Hematokrit 45,4 % 40-48% Normal
Gula Darah
GDS 470 mg/dL 70-200 mg/dL Tinggi
Sumber: Data Rekam Medis Os Ruang Rawat Bugenvil Bawah RSUD Cibinong 2017
Berdasarkan tabel 95 hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 12 Mei 2017, terdapat hasil
pemeriksaan laboratorium yang tinggi yaitu gula darah sewaktu 470 mg/dL, kadar gula darah
sewaktu yang tinggi tersebut benar menunjukkan bahwa Os memiliki Diabetes Melitus type
II.
Pemeriksaan Penunjang:
- Laboratorium
Tabel 96. Hasil pemeriksaan awal klinis Tn. J (12 Mei 2017)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Klinis Laboratorium
Tekanan Darah 130/90 mmHg 120/80 mmHg Pra Hiperteni
Laju Pernafasan 20 x/menit 12-18 x/menit Cepat
Nadi 88 x/menit 60-80 x/menit Cepat
Suhu 36,4˚C 36,5-37,5 ˚C Normal
Sumber: Data Rekam Medis Os Ruang Rawat Bugenvil RSUD Cibinong 2017
Berdasarkan tabel 96 hasil pemeriksaan klinis pada tanggal 12 Mei 2017, pemeriksaan
yang dilakukan meliputi tekanan darah, laju pernafasan, nadi dan suhu. Pada pemeriksaan
klinis awal dapat diketahui bahwa tekanan darah Os yaitu termasuk ke dalam pra-hipertensi
karena tinggi yaitu 130/90 mmHg (JNC7, 2003), Laju pernafasannya cepat yaitu 20x/menit,
denyut nadinya cepat yaitu 88x/menit namun suhunya normal yaitu 36,4°C.
Tabel 97. Hasil pemeriksaan awal fisik Tn. J (12 Mei 2017)
Jenis Pemeriksaan Fisik Keterangan
Nafsu makan Tidak Ada
Mual Tidak Ada
Muntah Tidak Ada
Sesak Tidak Ada
Pusing Ada
Lemas Ada
Nyeri pada kaki Ada
Sumber: Data Rekam Medis Os Ruang Rawat Bugenvil RSUD Cibinong 2017
Berdasarkan tabel 97 hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 12 Mei 2017, Os memiliki
keluhan adanya pusing,lemas, nyeri pada kaki dan Nafsu makan yang menurun.
D) Dietary History
1. Kualitatif
Pola makan Os yaitu tidak teratur, terkadang Os rutin makan 3x sehari, terkadang
hanya makan 2x sehari. setiap pagi hari Os memiliki kebiasaan minum kopi instant
dan makan dengan kacang atom saja, Selain itu Os gemar mengkonsumsi makan-
makanan yang digoreng dan makan-makanan yang manis serta gurih. Os gemar
mengkonsumsi camilan seperti donat dan roti. Os jarang mengkonsumsi makanan yang
beragam, tidak suka sayur dan jarang makan buah. Os tidak memiliki alergi terhadap
makanan maupun obat.
2. Kuantitatif
Semenjak Os sakit, Os mengalami penurunan nafsu makan karena mengalami pusing
dan nyeri pada kakinya. Riwayat makan kuantitatif Os didapatkan dengan cara melakukan
recall 1x24 jam yaitu dengan mewawancarai Os di rumah sakit pada hari
pertama pengamatan yaitu tanggal 12 Mei 2017. Kemudian hasil recall tersebut
dibandingkan
dengan kebutuhan gizi Os. Berikut ini adalah recall konsumsi Os sehari sebelum
rumah
masuk Makansakit :
Pagi(SMRS): Kopi instan, nasi 2 centong dan
kacang garuda 1 bungkus.
Makan Siang : Nasi 2 centong, kacang garuda 1 bungkus dan roti 1
bungkus
Makan malam : Nasi 2 centong, kacang garuda 1 bungkus
Tabel 98. Hasil Recall 1x24 jam Asupan Os Tanggal 11 Mei 2017
Zat Gizi Asupan Kebutuhan % Asupan Keterangan
Energi (kkal) 1325 1900 69,73% Kurang
Protein (gram) 34 50,79 66,94% Kurang
Lemak (gram) 20 52,77 37,90% Kurang
KH (gram) 290 305,47 94,93% Cukup
100.00% 94.93%
90.00%
80.00%
69.73% 66.94%
70.00%
60.00%
50.00%
37.90%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Berdasarkan gambar 1 terlihat bahwa sebelum masuk rumah sakit Os memiliki asupan
yang rendah dan belum mencukupi asupan yang dibutuhkan. Asupan yang sudah
mencukupi kebutuhan menurut WNPG (2004) hanya karbohidrat yaitu 94,93%.
Sedangkan asupan yang belum mencukupi kebutuhan diantaranya adalah energi yaitu
69,73%, protein 66,94%, dan lemak 37,90%. Hal tersebut sesuai dengan WNPG (2004)
yang menyatakan bahwa tingkat konsumsi energi, protein, lemak dan karbohidrat
memiliki kategori penilaian yaitu kategori baik apabila persentasinya 80-110%, kurang
jika persentasinya <80% dan lebih jika persentasinya >110% dari kebutuhan. Rendahnya
asupan Os ini disebabkan karena Os mengalami pusing, lemas dan penurunan nafsu
makan.
E) Riwayat Personal
1. Keluhan
Keluhan yang dirasakan Os saat ini, yaitu Os merasa pusing, lemas, nyeri pada kaki
dan tidak nafsu makan.
2. Riwayat Penyakit
- Riwayat Penyakit Dahulu
Os memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus Type II sejak 4 tahun yang lalu
- Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga Os tidak memiliki riwayat penyakit.
3. Sosial Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan keluarga pasien diketahui
bahwa Os seorang wiraswastawan yang membuka usaha di kawasan bogor, Istri Os
bekerja diluar kota sebagai pegawai di suatu pabrik di Surabaya. Os memiliki 3 anak,
anaknya yang pertama sudah berkeluarga, anak yang kedua sekolah di Surabaya dan
yang ketiga bekerja di Bali.
4. Aktifitas
Aktifitas Os sehari-hari yaitu bekerja dari jam 07.00 pagi sampai jam 10.00 malam,
Os jarang berolahraga dan pola makannya tidak teratur.
5. Riwayat obat-obatan
2. Domain Klinis
N.C.2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan
disfungsi organ pankreas ditandai dengan kadar glukosa sewaktu 470 mg/dl
3. Domain Perilaku
NB.1.1. Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan dengan
kurangnya terpapar informasi yang akurat terkait gizi yang
ditandai dengan
kebiasaan makan Os yaitu gemar mengkonsumsi kopi instant, makan-makanan
yang digoreng dan makan-makanan yang manis serta gurih, tidak suka sayur dan jarang
makan
buah serta jarang makan makanan yang beraneka ragam.
2. Syarat Diet
- Energi cukup sebesar 1900 Kkal, diberikan secara bertahap yaitu 1520 kkal
- Protein cukup, yaitu 1 g/Kg BBA (10,69%) sebesar 50,79 gram, diberikan secara
bertahap yaitu 40,63 gram.
- Lemak sedang, yaitu 25% dari total energi sebesar 52,77 gram, diberikan secara
bertahap yaitu 42,21 gram
- Karbohidrat cukup, yaitu 305,47 gram, diberikan secara bertahap yaitu 244,37 gram.
- Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan kecuali
jumlahnya sedikit sebagai bumbu.
- Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas
Protein = 1 gr x BBA
= 1 gr x 50,79
= 50,79 gram
= 50,79 x 4
= 203,16 Kkal
203,16
= x 100
1900
= 10,69%
475
=
9
=
52,77gra
KH m 64,31% x 1900
=
1221,89
=
4
= 305,47 gram
5. Preskripsi Diet
Diet yang diberikan adalah diet Diabetes Melitus 1900, makanan yang diberikan dalam
bentuk lunak, diberikan secara oral 3x makanan utama 2x selingan.
Pemberian makan Os diberikan tiga kali makan utama serta dua kali selingan. Selingan
diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan Os yang masih kurang. Berikut pembagian
makan sehari dalam satuan penukar.
Tabel 102 menjelaskan perencanaan menu sehari Os dari 100% kebutuhan pada tiga
waktu makanan utama 2 kali selingan. Berikut ini merupakan tabel perencanaan menu sehari
Os.
Tabel 102. Perencanaan Menu Sehari (100%) Tn. J
Golongan Makanan SP Energi Protein Lemak KH
(kkal) (gram) (gram) (gram)
Pangan Sumber KH 4,5 787,5 18 0 180
Protein Hewani RL 1,5 75 10,5 3 0
Protein Hewani LS 1 75 7 5 0
Protein Nabati 1 75 5 3 7
Sayur B 2,5 62,5 2,5 0 12,5
Buah 5 250 0 0 60
Susu Diabetasol 1 130 8 5,5 6,5
Cookies DM 2 200 4 10 24
Minyak 5
250 0 25 0
Total 1905 55 51,5 290
Kebutuhan Sehari (100%) 1900 50,79 52,77 305,47
% terhadap kebutuhan 100,26% 108,28 97,59% 94,93%
V. Edukasi dan Konseling Gizi
Edukasi diberikan pada Os pada hari kedua intervensi, media edukasi yang diberikan
berupa leaflet. Materi yang diberikan yaitu diet tentang Diabetes Melitus, serta daftar
bahan makanan penukar II. Bentuk penyuluhan dan konseling gizi yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Materi
Perencanaan pemberian makan dengan prinsip diet Diabetes Melitus
2. Tujuan
Agar Os melaksanakan terapi diet yang diberikan dengan cara:
a) Mejalankan rencana menu makanan biasa, tujuan dan syarat diet.
b) Mengetahui bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.
c) Agar Os dapat mengubah perilaku dan meningkatkan pengetahuan menjadi lebih
baik
3. Sasaran :
a. Os (Tn. J)
b. Keluarga Os
4. Waktu
a. Hari : Minggu
b. Tan : 14 Mei 2017
ggal
: 15.00 WIB
c. Pukul : ± 15 menit
d.Durasi
5. Tempat
: Bugenvil Bawah
a. Ruang
: 110 bed 1
an
b. Kama
r
6. Metode
a. Disku
a. siLeaflet Diabetes Mellitus
b.
b. Cera
Leaflet Daftar Bahan Makanan Penukar II
mah
8. Evaluasi
7. Media
Menanyakan materi yang telah disampaikan kepada Os
VI. Rencana Monitoring dan Evaluasi
Parameter yang akan dimonitor dan dievaluasi pada Os serta target dari parameter yang
telah ditentukan selama tiga hari intervensi pada Os, sebagai berikut.
Tabel 103. Parameter dan Target Monitoring Dan Evaluasi Tn. J
Parameter Evaluasi Pelaksanaan Target
Asupan Membandingkan Selama intervensi Asupan Os terpenuhi
asupan makan Os 100% sesuai
dengan kebutuhan kebutuhan mulai dari
sehari 80% kebutuhan Os
120.00%
103.00%
100.00%
85.27% 87.26%
80.00%
59.81%
60.00%
40.00%
20.00% 16.58%
11.18% 9.82%
7.38%
0.00%
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Asupan Luar Rs
80.00% 75.80%
68.22% 69.81%
70.00%
60.00%
47.75%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00% 13.26%
8.94% 7.85%
10.00% 5.90%
0.00%
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Asupan Luar Rs
Berdasarkan hasil pengukuran berat badan pada tanggal 13 Mei 2017 tidak ada
perubahan berat badan yaitu masih tetap sama 50,79 kg. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat peningkatan atau penurunan pada berat badan Os.
3. Biokimia
Monitoring data biokimia yang dilakukan pada Os pada hari pertama intervensi yaitu
kadar glukosa sebelum puasa, kadar glukosa sebelum puasa, ureum, kreatinin, SGOT
dan SGPT . Berikut ini merupakan hasil pemeriksaan laboratorium Os pada hari ke-1.
Tabel 107. Hasil pemeriksaan Biokimia Tn. J (13 Mei 2017)
Jenis Hasil Nilai Keterangan
Pemeriksaan Laboratorium Normal
Gula darah
GDN 167 mg/dL 80-109 mg/dL Tinggi
PP 294 mg/dL 80-109 mg/dL Tinggi
Urinologi
Ureum 39 mg/dL 20-40 mg/dL Normal
Kreatinin 0,5 mg/dL 0,5-1,5 mg/dL Normal
Biokimia Darah
SGOT 24 U/l L= <37 U/l P= <31 U/l Normal
SGPT 22 U/l L= <42 U/l P= <32 U/l Normal
Sumber: Data Rekam Medis Os Ruang Rawat Bugenvil RSUD Cibinong, 2017
Data biokimia hari pertama intervensi Os yang dimonitoring adalah kadar glukosa
darah sebelum puasa yang tergolong tinggi, yaitu 167 mg/dL, kadar glukosa
darah sesudah puasa tergolong tinggi yaitu 294 mg/dL. Kadar kreatinin dan
ureum Os tergolong normal. SGOT dan SGPT Os tergolong normal
Pemeriksaan klinis yang dimonitoring pada hari pertama intervensi adalah tekanan
darah, laju pernafasan, nadi, suhu. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tekanan darah
Os pada hari pertama intervensi tergolong normal selain itu tekanan darah Os juga
mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tekanan darah pada pemeriksaan awal
yaitu 130/90 mmHg. Laju pernafasan pada hari pertama intervensi tergolong cepat, namun
apabila laju pernafasan dibandingkan pada pemeriksaan awal yaitu 20x/menit, laju
pernafasan tersebut sama. Pemeriksaan denyut nadi pada hari pertama intervensi tergolong
cepat, namun apabila dibandingkan dengan denyut nadi pada pemeriksaan awal yaitu
88x/menit, denyut nadi tersebut mengalami perlambatan. Pemeriksaan suhu pada
pemeriksaan awal dan hari pertama intervensi masih tergolong normal.
Tabel 109. Hasil pemeriksaan fisik Tn. J (13 Mei 2017)
Jenis Pemeriksaan Keterangan
Nafsu makan Tidak ada
Mual Tidak Ada
Pusing Ada
Lemas Tidak Ada
Nyeri pada kaki Ada
Sumber: Data Rekam Medis Os Ruang Rawat Bugenvil RSUD Cibinong 2017
Pemeriksaan fisik yang dimonitoring pada hari pertama intervensi adalah nafsu
makan, pusing, lemas, nyeri pada kaki. Pada hari pertama intervensi Os sudah tidak lagi
merasakan lemas namun masih merasakan pusing dan nyeri pada kaki, serta Os masih
mengalami kurangnya nafsu makan
5. Pengetahuan
Monitoring perilaku yang dilakukan pada hari pertama intervensi adalah pengetahuan
Os dan keluarga mengenai 3 J (Jenis, Jumlah dan Jadwal) untuk pengaturan makan riwayat
penyakit diabetes, kemudian memberikan pengetahuan tentang makan-makanan
yang mudah cerna, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan. selain itu Os dan
keluarga
juga diberikan edukasi untuk pentingnya mematuhi diit yang telah diberikan dari
rumah sakit dengan mengontrol makanan yang dikonsumsi Os. Kepatuhan terhadap
diit yang
diberikan dari rumah sakit dapat dilakukan dengan cara hanya mengkonsumsi
makanan yang diberikan dari rumah sakit saja tanpa mengkonsumsi makanan dari luar
rumah sakit.
120.00%
108.90%
100.00% 90.61%
88.98%
80.51%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0% 0% 0% 0%
0.00%
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Asupan Luar Rs
100.00%
87.12%
90.00%
80.00% 72.48%
71.18%
70.00% 64.40%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0% 0% 0%
0.00% 0%
Luar Rs
Gambar 41. Persentase asupan Tn. J hari ke-2
dibandingkan dengan kebutuhan
2. Antropometri
Monitoring antropometri yang dilakukan pada hari kedua yaitu memantau perubahan
berat badan. Berdasarkan hasil pengukuran berat badan pada tanggal 14 Mei 2017 tidak
adanya perubahan berat badan berdasarkan pengukuran LILA. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat peningkatan atau penurunan berat badan.
3. Biokimia
Monitoring data biokimia yang dilakukan pada Os hari kedua intervensi yaitu kadar
glukosa darah sewaktu, hemoglobin, hematokrit, leukosit dan trombosit. Berikut ini
merupakan hasil pemeriksaan laboratorium Os pada hari ke-2.
Pemeriksaan klinis yang dimonitoring pada hari kedua intervensi adalah tekanan darah,
laju pernafasan, nadi dan suhu. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tekanan darah Os
pada hari kedua intervensi tergolong normal selain itu tekanan darah Os juga mengalami
penurunan bila dibandingkan dengan tekanan darah pada pemeriksaan hari pertama yaitu
130/70 mmHg. Laju pernafasan pada hari kedua intervensi tergolong cepat, namun apabila
laju pernafasan dibandingkan pada pemeriksaan pertama yaitu 20x/menit, laju pernafasan
tersebut mengalami percepatan. Pemeriksaan denyut nadi pada hari kedua intervensi
tergolong normal, namun apabila dibandingkan dengan denyut nadi pada pemeriksaan
pertama yaitu 84x/menit, denyut nadi tersebut mengalami perlambatan. Pemeriksaan suhu
pada hari pertama dan kedua intervensi tergolong normal.
Pemeriksaan fisik yang dimonitoring pada hari kedua intervensi adalah nafsu makan,
mual, pusing dan lemas nyeri pada kaki. Pada hari kedua intervensi Os masih merasakan
pusing dan nyeri pada kakinya, selain itu juga napsu makan Os sudah mulai membaik.
5. Pengetahuan
Monitoring perilaku yang dilakukan pada hari kedua intervensi adalah memonitoring
kepatuhan Os terhadap diit yang diberikan dari rumah sakit. Pada monitoring hari
kedua ini Os sudah patuh terhadap diit yang diberikan hal tersebut dapat dilihat bahwa
tidak lagi adanya asupan makanan dari luar rumah sakit.
A) Antropometri
Data antropometri yang diperoleh pada tanggal 15 April 2017 sebagai berikut :
ULNA = 24
LILA = 32,5
TB = 97,252 + (2,645 x Ulna)
= 97,252 + (2,645x 4)
= 97,252 + 63,48
= 160,73 cm
BB = 2,592 x Lila – 12,902
= 2,592 x 32,5 – 12,902
= 2,592 x 19,598
= 50,79 kg
BBI = (TB-100)
= 160,73
= 60,73 kg
BB
IMT = TB²
50,79
=
1,607²
50,79
=
2,582
= 19,67 (Normal)
Analisa : Berdasarkan perhitungan IMT didapatkan hasil 19,67 bila
dibandingkan dengan nilai normal 18-25 (WHO) status
gizi Os adalah normal.
B) Biokimia
Tabel 115. Hasil Pemeriksaan Pasca Bedah Laboratorium Tn. J (15 Mei 2017)
Jenis Hasil Nilai Keterangan
Pemeriksaan Laboratorium Normal
GDS 201 mg/dL 70-200 mg/dL Tinggi
Sumber: Data Rekam Medis Os Ruang Rawat Bugenvil RSUD Cibinong 2017
Berdasarkan tabel 115 hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 15 Mei 2017, terdapat
hasil pemeriksaan laboratorium yang tinggi yaitu gula darah sewaktu 201 mg/dL, kadar gula
darah sewaktu yang tinggi tersebut benar menunjukkan bahwa Os memiliki Diabetes Melitus
type II
Pemeriksaan Penunjang:
- Laboratorium
Berdasarkan tabel 116 hasil pemeriksaan klinis pada tanggal 15 Mei 2017, pemeriksaan
yang dilakukan meliputi tekanan darah, laju pernafasan, nadi dan suhu. Pada pemeriksaan
klinis dapat diketahui bahwa tekanan darah Os yaitu termasuk ke dalam kategori normal,
Laju pernafasannya cepat yaitu 22x/menit, denyut nadi dan suhunya normal.
Tabel 117. Hasil pemeriksaan Pasca Bedah fisik Tn. J (15 Mei 2017)
Jenis Pemeriksaan Fisik Keterangan
Nafsu makan Tidak Ada
Mual Tidak Ada
Muntah Tidak Ada
Sesak Tidak Ada
Pusing Ada
Lemas Tidak Ada
Nyeri pada kaki Ada
Sumber: Data Rekam Medis Os Ruang Rawat Bugenvil RSUD Cibinong 2017
Berdasarkan tabel 117 hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 15 Mei 2017, Os memiliki
keluhan adanya pusing dan nyeri pada kaki, serta nafsu makannya Os yang belum meningkat.
Tujuan Diet
5. Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal.
6. Membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga
untuk mendapatkan control metabolik yang lebih baik
7. Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan
normal.
4. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.
5. Syarat Diet
- Energi cukup sebesar 2100 Kkal, diberikan secara bertahap yaitu sebesar 1680 kkal
- Protein cukup, yaitu 1,5 g/Kg BBA (16,03%) sebesar 76,18 gram, diberikan secara
bertahap yaitu 60,94 gram.
- Lemak sedang, yaitu 25% dari total energi sebesar 57,13 gram, diberikan secara
bertahap yaitu 45,70 gram
- Karbohidrat cukup, yaitu 309,10 gram, diberikan secara bertahap yaitu 247,28 gram.
- Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan kecuali
jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar glukosa darah sudah terkendali,
diperbolehkan mengkonsumsi gula murni sampai 5% dari kebutuhan energi total.
- Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas
=
304,74
2056,99
x 100
= 14,81%
514,247
=
9
= 57,13gram
KH = 60,19% x 2056,99
1238,10
=
4
= 309,10 gram
5. Preskripsi Diet
Diet yang diberikan adalah diet Diabetes Melitus 2100, makanan yang diberikan dalam
bentuk lunak, diberikan secara oral 3x makanan utama 2x selingan.
Pemberian makan Os diberikan tiga kali makan utama serta dua kali selingan. Selingan
diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan Os yang masih kurang. Berikut pembagian
makan sehari dalam satuan penukar.
Tabel 119. Perencanaan menu sehari (80%) Tn. J
Golongan Makanan SP Energi Protein Lemak KH
(kkal) (gram) (gram) (gram)
Pangan Sumber KH 3,5 612,5 14 0 140
Protein Hewani RL 2 100 14 4 0
Protein Hewani LS 1 75 7 5 0
Protein Nabati 1,5 112,5 7,5 4,5 10,5
Sayur B 2,5 62,5 2,5 0 12,5
Buah 5 250 0 0 60
Susu Diabetasol 1 130 8 5,5 6,5
Minyak 5 250 0 25 0
Total 1592,5 53 44 229,5
Kebutuhan Sehari (80%) 1680 60,94 45,70 247,28
% terhadap kebutuhan 94,79% 86,97% 96,28% 92,80%
Tabel 120 menjelaskan perencanaan menu sehari Os dari 100% kebutuhan pada tiga
waktu makanan utama 2 kali selingan. Berikut ini merupakan tabel perencanaan menu sehari
Os.
Tabel 120. Perencanaan Menu Sehari (100%) Tn. J
Golongan Makanan SP Energi Protein Lemak KH
(kkal) (gram) (gram) (gram)
Pangan Sumber KH 6 1050 24 0 240
Protein Hewani RL 2 100 14 4 0
Protein Hewani LS 2 150 14 10 0
Protein Nabati 2 150 10 6 14
Sayur B 2,5 62,5 2,5 0 12,5
Buah 5 250 0 0 60
Susu Diabetasol 1 130 8 5,5 6,5
Minyak 5 250 0 25 0
Total 1967,5 68,5 50,5 293
Kebutuhan Sehari (100%) 2100 76,18 57,13 309,18
% terhadap kebutuhan 93,69% 89,91% 88,39% 94,76%
1. Materi
Perencanaan pemberian makan dengan prinsip diet Diabetes Melitus
2. Tujuan
Agar Os melaksanakan terapi diet yang diberikan dengan cara:
a) Menjalankan rencana menu makanan biasa, tujuan dan syarat diet.
b) Mengetahui bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.
c) Agar Os dapat mengubah perilaku dan meningkatkan pengetahuan menjad lebih
baik.
3. Sasaran :
a. Os (Tn. J)
b. Keluarga Os
4. Waktu
a. Hari : Minggu
b. Tan : 14 Mei 2017
ggal
: 15.00 WIB
c. Pukul
: ± 15 menit
d.Durasi
5. Tempat
: Bugenvil Bawah
a. Ruang
: 110 bed 1
an
b. Kama
r
6. Metode
a. Disku
c. siLeaflet Diabetes Mellitus
b. Cera
mah
7. Media
d. Leaflet Daftar Bahan Makanan Penukar II
8. Evaluasi
Menanyakan materi yang telah disampaikan kepada Os
90.00%
81.38%
80.00% 73.21%
70.00% 63.99%
60.00%
50.00% 47.04%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0% 0% 0% 0%
0.00%
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Asupan Luar
Rs
Gambar 42. Persentase asupan Tn. J hari ke-3
dibandingkan dengan kebutuhan 80%
Pada hari ketiga intervensi, gambar 42 menggambarkan total asupan yang
dibandingkan dengan asupan kebutuhan 80% Os, didapatkan untuk makanan dari rumah
sakit sebesar 73,21% dari total kebutuhan energi bertahap, protein, 60,94%, lemak
47,04%, dan karbohidrat 81,38%. Pada hari ketiga intervensi Os tidak mengkonsumsi
makanan dari luar rumah sakit. Sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa
persentase asupan kebutuhan energi, protein, lemak Os tergolong rendah karena
asupannya < 80% (WNPG, 2004), namun untuk asupan karbohidrat Os tergolong cukup
karena asupannya sudah termasuk kedalam 80% (WNPG, 2004).
Tabel 123. Asupan 100% Os hari ke-1 (16 Mei 2017)
Zat Asupan % Asupan % Total % Total Kebutuhan
Gizi RS Asupan LRS Asupan Asupan Asupan
RS LRS
70.00% 65.09%
58.57%
60.00%
51.19%
50.00%
40.00% 37.63%
30.00%
20.00%
10.00%
0% 0% 0% 0%
0.00%
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Asupan Luar Rs
Data biokimia hari ketiga intervensi Os yang dimonitoring adalah kadar glukosa darah
sewaktu yang pada hasil pemeriksaan ketiga intervensi tergolong normal.
4. Klinis dan Fisik
Hasil pemeriksaan klinis dan fisik Os pada hari ketiga intervensi didapatkan dari data
tanda-tanda vital (TTV) dan wawancara lansung dengan Os.
Pemeriksaan fisik yang dimonitoring pada hari ketiga intervensi adalah nafsu makan,
mual, pusing, nyeri pada kaki dan terdapat demam. Pada hari ketiga intervensi Os masih
merasakan pusing dan nyeri pada kakinya setelah di operasi, selain itu juga napsu makan
Os masih menurun, namun setelah Os dibedah, Os mengalami demam naik turun.
5. Pengetahuan
Monitoring perilaku yang dilakukan pada hari ketiga intervensi adalah memonitoring
kepatuhan Os terhadap diit yang diberikan dari rumah sakit. Pada monitoring hari
ketiga ini Os sudah patuh terhadap diit yang diberikan hal tersebut dapat dilihat bahwa
tidak lagi adanya asupan makanan dari luar rumah sakit.
XIII. PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit degeratif, dimana terjadi gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta ditandai dengan tingginya kadar gula
dalam darah (hiperglikemia) dan dalam urin (glukosuria). Diabetes Mellitus atau kencing
manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh karena peningkatan kadar gula dalam
darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin baik absolut maupun relatif. Absolut
berarti tidak ada insulin sama sekali sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang
sedikit tinggi atau daya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat dalam pancreas (Corwin,
2009).
Ada 2 jenis tipe utama dalam penyakit diabetes yaitu :
a) Penyakit Diabetes Tipe 1
Suatu keadaan dimana tubuh sudah sama sekali tidak dapat memproduksi hormon insulin.
Sehingga penderita penyakit diabetes harus menggunakan suntikan insulin dalam mengatur
gula darahnya. Sebagian besar penderita penyakit diabetes ini adalah anak-anak & remaja.
b) Syarat Diet
- Energi cukup sebesar 1900 dan 2100 Kkal
- Protein normal, yaitu 1-1,5 g/Kg BB (10,69% dan 16,03%) sebesar 50,79 gram dan
76,18 gram
- Lemak sedang, yaitu 25% dari total energi sebesar 52,77 dan 57,13 gram
- Karbohidrat cukup, yaitu 305,47 gram dan 309,18 gram.
- Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tdak diperbolehkan kecuali
jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar glukosa darah sudah terkendali,
diperbolehkan mengkonsumsi gula murni sampai 5% dari kebutuhan energi total.
- Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas
- Cukup vitamin dan mineral.
Sebelum masuk rumah sakit Os memiliki asupan yang rendah dan belum mencukupi
asupan yang dibutuhkan. Asupan yang sudah mencukupi kebutuhan menurut WNPG (2004)
hanya karbohidrat yaitu 94,93%. Sedangkan asupan yang belum mencukupi kebutuhan
diantaranya adalah energi yaitu 69,73%, protein 66,94%, dan karbohidrat 37,90%. Hal
tersebut sesuai dengan WNPG (2004) yang menyatakan bahwa tingkat konsumsi energi,
protein, lemak dan karbohidrat memiliki kategori penilaian yaitu kategori baik apabila
persentasinya 80-110%, kurang jika persentasinya <80% dan lebih jika persentasinya >110%
dari kebutuhan. Rendahnya asupan Os ini disebabkan karena Os mengalami pusing, lemas
dan penurunan nafsu makan.
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 12 Mei 2017, terdapat hasil pemeriksaan
laboratorium yang tinggi yaitu gula darah sewaktu 470 mg/dL, kadar gula darah sewaktu
yang tinggi tersebut benar menunjukkan bahwa Os memiliki Diabetes Melitus type II.
Sedangkan hasil pemeriksaan klinis pada tanggal 12 Mei 2017, pemeriksaan yang dilakukan
meliputi tekanan darah, laju pernafasan, nadi dan suhu. Pada pemeriksaan klinis awal dapat
diketahui bahwa tekanan darah Os yaitu termasuk ke dalam pra-hipertensi karena tinggi yaitu
130/90 mmHg (JNC7, 2003), Laju pernafasannya cepat yaitu 20x/menit, denyut nadinya
cepat yaitu 88x/menit namun suhunya normal yaitu 36,4°C.
Pada pengukuran antropometri Os didapatkan berat badan Os yaitu 50,79 kg, dan tinggi
badan 160,73 cm serta IMTnya 19,67 kg/m². Berdasarkan perhitungan IMT didapatkan hasil
19,67 bila dibandingkan dengan nilai normal 18-25 (WHO) status gizi Os adalah normal.
Os diberikan diet Diabetes Melitus 1900 dengan kebutuhan energi 1900 kkal, protein
50,79 gram, lemak 52,77 gram dan karbohidrat 305,47 gram yang diberikan secara
bertahap yaitu 80% dari kebutuhan sehingga energinya 1520 kkal, protein 40,63 gram,
lemak 42,21 gram dan karbohidrat 244,37 gram. Tujuan diberikan diet Diabetes Melitus
1900 ini untuk menurunkan kadar glukosa darah supaya mendekati normal.
Pada saat melakukan re-assesment kasus penyakit bedah ini, diagnosa dokter terhadap Os
masih tetap sama yaitu mengidap penyakit selulitis pedis dan diabetes mellitus type II.
Berikut ini adalah hasil recall konsumsi Os sehari setelah di operasi:
Makan malam : Nasi 2 centong, Sate ayam 3 tusuk, Sop kacang merah
dan wortel 1 sendok sayur dan buah pepaya.
Terlihat bahwa asupan pasca bedah memiliki asupan yang rendah dan belum mencukupi
asupan yang dibutuhkan. Asupan energi yaitu 30,26% sedangkan asupan protein 45,28%,
lemak 12,31% dan karbohidrat 34,37%. Hal tersebut sesuai dengan WNPG (2004) yang
menyatakan bahwa tingkat konsumsi energi, protein, lemak dan karbohidrat memiliki
kategori penilaian yaitu kategori baik apabila persentasinya 80-110%, kurang jika
persentasinya <80% dan lebih jika persentasinya >110% dari kebutuhan. Rendahnya asupan
Os ini disebabkan karena setelah Os dibedah Os baru diperbolehkan menerima makanan pada
malam harinya.
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 15 Mei 2017, terdapat hasil pemeriksaan
laboratorium yang tinggi yaitu gula darah sewaktu 201 mg/dL, kadar gula darah
sewaktu yang tinggi tersebut benar menunjukkan bahwa Os memiliki Diabetes Melitus type
II.
Hasil pemeriksaan klinis pada tanggal 15 Mei 2017, pemeriksaan yang dilakukan meliputi
tekanan darah, laju pernafasan, nadi dan suhu. Pada pemeriksaan klinis dapat diketahui
bahwa tekanan darah Os yaitu termasuk ke dalam kategori normal, Laju pernafasannya cepat
yaitu 22x/menit, denyut nadi dan suhunya normal. Sedangkan hasil pemeriksaan fisik pada
tanggal 15 Mei 2017, Os memiliki keluhan adanya pusing dan nyeri pada kaki, serta nafsu
makannya Os yang belum meningkat.
Os diberikan diet Diabetes Melitus 1900 dengan kebutuhan energi 1900 kkal, protein
76,18 gram, lemak 52,77 gram dan karbohidrat 280,10 gram yang diberikan secara bertahap
yaitu 80% dari kebutuhan sehingga energinya 1520 kkal, protein 60,94 gram, lemak 42,21
gram dan karbohidrat 224,08 gram. Tujuan diberikan diet Diabetes Melitus 1900 ini untuk
menurunkan kadar glukosa darah supaya mendekati normal.
Hasil monitoring asupan Os pada hari pertama intervensi masih kurang dari kebutuhan.
Pada hari pertama intervensi total asupan Os untuk makanan dari rumah sakit energi
sebesar 68,22%, protein 75,80%, lemak 47,75%, dan 69,81% karbohidrat. Sedangkan
untuk total asupan Os dari rumah sakit dan luar rumah sakit yaitu energinya sebesar
77,17%, protein, 81,70%, lemak 61,18% dan 77,66% karbohidrat. Os mengkonsumsi
makanan dari luar rumah sakit yaitu 1 bungkus roti sandwich.
Kurangnya asupan energi, lemak, dan karbohidrat dari kebutuhan Os disebabkan karena
nafsu makan Os yang menurun. Os menghabiskan makan paginya, namun pada saat makan
siang, lauk nabati dan lauk hewaninya tidak dimakan, dengan alasan Os kenyang dan pada
saat makan sore, lauk nabati Os juga tidak dimakan. Hari pertama intervensi ini diberikan 2
snack untuk selingan Os, yaitu pudding susu dan agar buah. Os menghabiskan semua snack
yang diberikan. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa persentase asupan kebutuhan
energi, lemak dan karbohidrat Os masih tergolong kurang <80% (WNPG, 2004). Asupan
kebutuhan protein Os sudah tergolong baik karena sudah termasuk kedalam 80% (WNPG,
2004).
Selain monitoring asupan, juga dilakukan monitoring berat badan, nilai laboratorium, dan
keadaan fisik/klinis OS. Pada hasil pengukuran berat badan pada tanggal 13 Mei 2017
tidak ada perubahan berat badan yaitu masih tetap sama 50,79 kg. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat peningkatan atau penurunan pada berat badan Os. Data biokimia hari
pertama intervensi Os yang dimonitoring adalah kadar glukosa darah sebelum puasa yang
tergolong tinggi, yaitu 167 mg/dL, kadar glukosa darah sesudah puasa tergolong tinggi
yaitu 294 mg/dL. Kadar kreatinin dan ureum Os tergolong normal. SGOT dan SGPT Os
tergolong normal.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tekanan darah Os pada hari pertama intervensi
tergolong normal selain itu tekanan darah Os juga mengalami penurunan bila
dibandingkan dengan tekanan darah pada pemeriksaan awal yaitu 130/90 mmHg. Laju
pernafasan pada hari pertama intervensi tergolong cepat, namun apabila laju pernafasan
dibandingkan pada pemeriksaan awal yaitu 20x/menit, laju pernafasan tersebut sama.
Pemeriksaan denyut nadi pada hari pertama intervensi tergolong cepat, namun apabila
dibandingkan dengan denyut nadi pada pemeriksaan awal yaitu 88x/menit, denyut nadi
tersebut mengalami perlambatan. Pemeriksaan suhu pada pemeriksaan awal dan hari
pertama intervensi masih tergolong normal. Pada hari pertama intervensi Os sudah tidak
lagi merasakan lemas namun masih merasakan pusing dan nyeri pada kaki, serta Os masih
mengalami kurangnya nafsu makan.
Hasil monitoring asupan Os pada hari kedua intervensi didapatkan total asupan Os untuk
makanan dari rumah sakit energi sebesar 71,18%, protein 87,12%, lemak 72,48%, dan
64,40% karbohidrat. Pada hari kedua intervensi ini Os sudah tidak mengkonsumsi makanan
dari luar rumah sakit. Kurangnya asupan energi, lemak, dan karbohidrat dari kebutuhan Os
disebabkan karena nafsu makan Os yang belum meningkat. Os menghabiskan makan
paginya, namun pada saat makan siang, Os tidak menghabiskan lauk nabati dan lauk
hewaninya. Hari kedua intervensi ini diberikan 2 snack untuk selingan kepada Os, yaitu
berupa pudding susu dan agar buah. Os menghabiskan semua snack yang diberikan. Secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa persentase asupan kebutuhan energi, lemak dan
karbohidrat Os masih tergolong kurang <80% (WNPG, 2004). Asupan kebutuhan protein Os
sudah tergolong baik karena asupannya sudah termasuk kedalam 80% (WNPG, 2004).
Monitoring antropometri yang dilakukan pada hari kedua yaitu memantau perubahan
berat badan. Berdasarkan hasil pengukuran berat badan pada tanggal 14 Mei 2017 tidak
adanya perubahan berat badan berdasarkan pengukuran LILA. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat peningkatan atau penurunan berat badan.
Data biokimia hari kedua intervensi Os yang dimonitoring adalah kadar glukosa darah
sewaktu, kadar hemoglobin, hematokrit, leukosit dan trombosit tergolong normal.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tekanan darah Os pada hari kedua intervensi
tergolong normal selain itu tekanan darah Os juga mengalami penurunan bila dibandingkan
dengan tekanan darah pada pemeriksaan hari pertama yaitu 130/70 mmHg. Laju pernafasan
pada hari kedua intervensi tergolong cepat, namun apabila laju pernafasan dibandingkan pada
pemeriksaan pertama yaitu 20x/menit, laju pernafasan tersebut mengalami percepatan.
Pemeriksaan denyut nadi pada hari kedua intervensi tergolong normal, namun apabila
dibandingkan dengan denyut nadi pada pemeriksaan pertama yaitu 84x/menit, denyut nadi
tersebut mengalami perlambatan. Pemeriksaan suhu pada hari pertama dan kedua intervensi
tergolong normal.
Pemeriksaan fisik yang dimonitoring pada hari kedua intervensi adalah nafsu makan,
mual, pusing dan lemas nyeri pada kaki. Pada hari kedua intervensi Os masih
merasakan pusing dan nyeri pada kakinya, selain itu juga napsu makan Os sudah mulai
membaik.
Hasil monitoring asupan Os pada hari ketiga intervensi didapatkan total asupan Os
untuk makanan dari rumah sakit energi sebesar 58,57%, protein 51,19%, lemak 37,63%,
dan karbohidrat 65,09%. Pada hari ketiga intervensi Os tidak mengkonsumsi makanan
dari luar rumah sakit.
Kurangnya asupan energi, lemak, dan karbohidrat dari kebutuhan Os disebabkan
karena nafsu makan Os yang belum meningkat. Os menghabiskan makan paginya, namun
pada saat makan siang, Os tidak menghabiskan lauk nabati dan lauk hewani serta
sayurnya. Hari ketiga intervensi ini diberikan 2 snack untuk selingan kepada Os, yaitu
berupa Pudding hunkwe. Os menghabiskan semua snack yang diberikan. Secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa persentase asupan kebutuhan energi, protein lemak
dan karbohidrat Os masih tergolong kurang <80% (WNPG, 2004). Monitoring
antropometri yang dilakukan pada hari kedua yaitu memantau perubahan berat badan.
Berdasarkan hasil pengukuran berat badan pada tanggal 16 Mei 2017 tidak adanya
perubahan berat badan berdasarkan pengukuran LILA. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat peningkatan atau penurunan berat badan.
Data biokimia hari ketiga intervensi Os yang dimonitoring adalah kadar glukosa
darah sewaktu yang pada hasil pemeriksaan ketiga intervensi tergolong
normal. Pemeriksaan klinis yang dimonitoring pada hari ketiga intervensi adalah
tekanan darah, laju pernafasan, nadi dan suhu. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
tekanan darah Os pada hari ketiga intervensi tergolong pra-hipertensi selain itu tekanan
darah Os juga mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tekanan darah
pada pemeriksaan tanggal 15 Mei 2017 yaitu 120/80 mmHg. Laju pernafasan pada
hari ketiga intervensi tergolong cepat, apabila laju pernafasan dibandingkan pada
pemeriksaan tanggal 15 Mei 2017 yaitu 22x/menit, laju pernafasan tersebut
mengalami perlambatan. Pemeriksaan denyut nadi pada hari ketiga intervensi tergolong
normal. Pemeriksaan suhu pada hari ketiga intervensi masih tergolong normal.
Pemeriksaan fisik yang dimonitoring pada hari ketiga intervensi adalah nafsu makan,
mual, pusing, nyeri pada kaki dan terdapat demam. Pada hari ketiga intervensi Os masih
merasakan pusing dan nyeri pada kakinya setelah di operasi, selain itu juga napsu makan
Os masih menurun, namun setelah Os dibedah, Os mengalami demam naik turun.
Evaluasi asupan Os secara keseluruhan selama tiga hari intervensi sebagai berikut:
100.00%
90.00% 87.12%
81.70%
77.17% 77.66%
80.00%
71.18% 72.48%
70.00% 64.40%
61.18% 65.09%
58.57%
60.00%
51.19%
50.00% 45.28%
37.63%
40.00% 34.37%
30.26%
30.00%
20.00%
12.31%
10.00%
0.00%
Energi Protein Karbohidrat
Lemak
Berdasarkan gambar 44 asupan Os selama tiga hari intervensi ada yang mengalami
peningkatan dan juga penurunan, pada hari pertama asupan energi, protein dan karbohidrat
Os meningkat dibandingkan asupan sebelum intervensi (SMRS). Asupan energi, lemak dan
karbohidrat pada hari pertama masih kurang atau masih dibawah 80% (WNPG, 2004).
Namun asupan protein pada hari pertama sudah cukup baik karena asupan tersebut sudah
termasuk kedalam 80% (WNPG, 2004).
Pada hari kedua asupan energi dan karbohidrat menurun dibandingkan dengan asupan
pada hari pertama, asupan protein dan lemak meningkat dibandingkan dengan asupan pada
hari pertama. Namun asupan lemak masih tergolong rendah. Asupan energi, lemak dan
karbohidrat pada hari kedua masih kurang atau masih dibawah 80% (WNPG, 2004). Namun
asupan protein pada hari kedua sudah cukup baik karena asupan tersebut sudah termasuk
kedalam 80% (WNPG, 2004).
Pada hari ketiga asupan energi, protein dan lemak menurun dibandingkan dengan asupan
pada hari kedua, namun asupan karbohidrat meningkat dibandingkan dengan asupan pada
hari kedua, tapi meskipun asupan karbohidrat tersebut meningkat bila dibandingkan dengan
asupan hari kedua, asupan karbohidrat tersebut masih tergolong rendah. Sehingga dapat
disimpulkan secara keseluruhan asupan energi, protein lemak dan karbohidrat pada hari
ketiga masih kurang atau masih dibawah 80% (WNPG, 2004).
XIV. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Os di diagnose dokter mengalami Selulitis Pedis dan Diabetes Melitus Type II
2. Berdasarkan perhitungan IMT dengan hasil 19,67 dapat diketahui bahwa status gizi Os
adalah normal.
3. Jenis diet yang diberikan saat pra bedah yaitu adalah diet Diabetes Melitus 1900 dan pada
saat pasca bedah yaitu diet Diabetes Melitus 2100 bentuk makanan biasa route oral.
4. Kebutuhan gizi Os pada saat pra bedah yaitu energinya 1900 kkal,
protein 76,85 gram, lemak 52,77 gram dan karbohidrat 280,10 gram.
5. Intervensi yang diberikan seacara bertahap yaitu 80% dari total kebutuhan yaitu
energinya 1520 kkal, proteinnya 60,94 gram, lemaknya 42,21 gram serta karbohidratnya
224,08 gram. Sedangkan Kebutuhan gizi Os pada saat pasca
bedah yaitu energinya 2100 kkal, protein 76,18%, lemak 57,13%, dan
karbohidrat 309,18%
6. Snack yang diberikan selama tiga hari intervensi yaitu pudding
hunkwe dan buah, pudding susu.
7. Asupan Makanan Os selama tiga hari intervensi ada yang
mengalami peningkatan dan ada juga yang mengalami penurunan.
8. Monitoring Pengetahuan terlihat bahwa Os paham terhadap diet yang diberikan.
B. Saran
Diharpakan Os mematuhi diet yang diberikan oleh ahli gizi. Keluarga memberikan
motivasi kepada Os untuk menghabiskan makanan yang diberikan oleh Rumah Sakit
agar mempercepat proses penyembuhan, dan juga menerapkan diet yang sesuai
dengan penyakit saat sudah keluar dari rumah sakit
TINJAUAN PUSTAKA
Guyton, A. C. (1990). Fisiologi Manusia Dan Mekanisme Penyakit. Edisi Ketiga. Jakarta:
EGC. Hal. 707-708.