Anda di halaman 1dari 14

Taqarub kepada

Allah
Dr Hj Shahrul Hilmi bin Othman
Ketua Institut Pengurusan Haji dan Umrah
Universiti Melaka
Pengimarahan Masjid

َّ ‫ِإ َّن َما َيعْ ُم ُر َم َسا ِج َد اللَّـ ِه َمنْ آ َم َن ِباللَّـ ِه َو ْال َي ْو ِم اآْل ِخ ِر َوَأ َقا َم ال‬
‫صاَل َة َوآ َتى‬
َ ‫ك َأن َي ُكو ُنوا ِم َن ْال ُم ْه َت ِد‬
‫ين‬ َ ‫ش ِإاَّل اللَّـ َه ۖ َف َع َس ٰى ُأو َل ٰـِئ‬
َ ‫الز َكا َة َو َل ْم َي ْخ‬
َّ

Maksudnya: Hanyasanya yang layak memakmurkan (menghidupkan) masjid-


masjid Allah itu ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat
serta mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan tidak takut
melainkan kepada Allah, (dengan adanya sifat-sifat yang tersebut) maka
adalah diharapkan mereka menjadi dari golongan yang mendapat petunjuk.
(Surah al-Taubah: 18)
 Maksud memakmurkan masjid adalah dengan menetapinya untuk melaksanakan ibadah di dalamnya dalam
rangka meraih keredhaan-Nya. Antaranya seperti melakukan solat, berzikir kepada Allah SWT dan mempelajari
ilmu agama. Juga termasuk maknanya adalah dengan membangunkan masjid, menjaga dan memeliharanya.
(Lihat Aisar al-Tafasir li Kalam al-‘Aliy al-Kabir, 2/66)
 Ibn al-Jauzi menyebut, yang dimaksudkan dengan memakmurkan masjid (dalam ayat di atas), ada dua pendapat:
• 1. Selalu datang ke masjid dan duduk di dalamnya (untuk beribadah kepada Allah SWT)
• 2. Membangunkan masjid dan memperbaikinya. (Lihat Zad al-Masir fi ‘Ilm al-Tafsir, 3/408)
 Syeikh al-Tantawi dalam menafsirkan ayat ini menjelaskan di dalam kitabnya “Orang yang mengimarahkan masjid
merupakan mukmin yang benar-benar beriman kepada Allah SWT dengan apa yang disuruh dan apa yang
dilarang dengan petunjuk daripada Baginda SAW dengan hati yang penuh dengan keikhlasan.” (Lihat Tafsir al-
Wasit, 6/228)
 Buya Hamka berkata: “Di sini terdapat kalimat (‫)انم ا‬ yang dalam bahasa arab disebut (‫)اداة حصر‬ yang membawa
maksud ‘alat pembatas’. Kita maksudkan di sini (hanya), maka terbataslah orang-orang yang boleh meramaikan
dan memakmurkan masjid-masjid Allah, iaitu hanya orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat,
yang solat dan berzakat, dan tidak ada tempat takutnya melainkan Allah. Di luar orang-orang yang mempunyai
syarat selengkapnya, tidaklah boleh meramaikan dan memakmurkan masjid.” (Lihat Tafsir al-Azhar, 10/164)
 Menurut Dr Yusuf al-Qaradhawi, memakmurkan masjid bermaksud mendirikan solat di dalamnya, berdoa, berzikir
dan menegakkan syiar-syiarnya. Takrif ini menggambarkan bahawa masjid bukan sekadar tempat untuk
melaksanakan ibadat, tetapi juga untuk menyampaikan dakwah Islam.
Perjalanan Hidup Manusia (Hamba Allah)

 Fasa Pertama – Alam Rahim


 Fasa Kedua – Alam Dunia
 Fasa Ketiga – Alam Kubur
 Fasa Keempat – Alam Akhirat


Konsep Taqarub
 Qurb menurut bahasa adalah dekat
 Taqarrub berasal dari kata Qaruba – Yaqrubu – Qurban – Qurbanan berarti
menghampiri, mendekati, mencari kedekatan. Tiada batas tempat dan batas
waktu
 Secara istilah, qurb berarti kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya.
Kedekatan itu diperoleh melalui upaya sungguh-sungguh dengan melakukan
ketaatan kepada Tuhan dan disiplin waktu dalam menjaga dan melakukan
ibadah.
 Taqarrub menurut Imām Al-Ghazālī jalan menuju Allah yakni dengan tazkiyatun nafs
(penyucian hati) berarti penguasaan diri dan pengendalian nafsu, berzikir kepada-Nya
karena Allah akan menyambut hamba-Nya yang mau mendekatkan diri kepada-Nya.
 “Sejumlah ulama mengatakan, ‘Keimanan mengandung 313 akhlak sebanyak jumlah
para rasul. Setiap orang beriman yang meneladani salah satu akhlaknya, maka ia
disebut sebagai penempuh jalan (salikut thariq) kepada Allah.
 surah Az- Zumar ayat 3, Allah berfirman:

 ‫خ ُذوا ِم ْن ُدونِ ِه َأ ْولِيَا َء‬ َ ‫ۚ َوالَّ ِذ‬


َ َّ‫ين ات‬ ُ‫ين ْال َخالِص‬ ُ ‫َأاَل هَّلِل ِ ال ِّد‬
‫َما نَ ْعبُ ُدهُ ْم ِإاَّل لِيُقَ ِّربُونَا ِإلَى هَّللا ِ ُز ْلفَ ٰى ِإ َّن هَّللا َ يَ ْح ُك ُم بَ ْينَهُ ْم‬
ٌ‫ون ۗ ِإ َّن هَّللا َ اَل يَ ْه ِدي َم ْن هُ َو َكا ِذب‬ َ ُ‫فِي َما هُ ْم فِي ِه يَ ْختَلِف‬
‫َكفَّا ٌر‬
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang
mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan
supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya". Sesungguhnya
Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya.
Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar
 Ibnu ‘Araby dalam kitab Rahmah min Ar- Rahman fi Tafsir wa
Isyarat Al-Quran,
 memanfasirkan ayat di atas adalah Allah memiliki janji kepada
diri-Nya sendiri dan kepada hamba-Nya yang taat dan setia kepada
Allah dengan ikhlas, Allah swt akan mengeluarkan hamba-Nya yang
baik dari golongan setan dan senantiasa mendapatkan pertolongan
dari Allah swt.
 Orang yang memeluk islam dari sejak lahir ataupun muallaf jika
mereka sudah ikhlas dalam menjalankan ibadah kepada Allah swt
maka mereka tidak ada alasan untuk takut akan di masukkan
neraka atau surga, karena saat mereka ibadah dan taat kepada
Allah, mereka menjalankannya dengan ikhlas tidak mengharapkan
surga atau menghindar dari neraka
 ِ ‫يه َع ْن َربِّه‬ِ ‫ص لَّى هَّللا ُ َعلَي ِْه َو َس لَّ َم يَرْ ِو‬
َ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َع ْن النَّبِ ِّي‬ ِ ‫س َر‬ ٍ َ‫َع ْن َأن‬
‫َّب ِمنِّ ي ِذ َرا ًع ا‬ َ ‫ت ِإلَ ْي ِه ِذ َرا ًع ا َوِإ َذا تَقَر‬ َّ َ‫َّب ْال َع ْب ُد ِإل‬
ُ ‫ي ِش ْب ًرا تَقَ َّر ْب‬ َ ‫ال ِإ َذا تَقَر‬
َ َ‫ق‬
ً‫ْت ِم ْنهُ بَا ًعا َوِإ َذا َأتَانِي َم ْشيًا َأتَ ْيتُهُ هَرْ َولَة‬
ُ ‫تَقَ َّرب‬
 “Jika seorang hamba mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta, dan
jika dia mendekat kepada-Ku sehasta, aku akan mendekat kepadanya sedepa, dan jika dia datang
kepada-Ku berjalan, maka aku datang kepadanya berlari-lari”. (Shahih Bukhari 6892)
 Anas bin Malik  ibn Nadar al-Khazraji Al-Ansari
 Ibnu Sulaim berkhidmat dengan Rasulullah pada umur 10
 Meriwayatkan 2286 hadis
 Sahabat terakhir yang meninggal dunia dan meninggal beliau adalah di al-Basrah pada 93 Hijrah
berusia 103 tahun
 Imam Bukhari iaitu Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Ibrahim bin Al-Mughirah bin Badrdizbah
Al-Ju'fi al-Bukhari (13 syawal 194-1 syawal 256h)
 Pengikut mazhab al-Syafie aliran khurasan
 Meninggal dunia malam raya setelah disebuah kampung Bernama Khantak dekat Samarkand
setelah di halau dari Bukhara kerana tidak mahu mengajar di rumah gabenor tapi kita hari ini
pemimpin datang Bersama kita
َ ‫ال ِّد‬
 ‫ين‬ ‫ين َل ُه‬
َ ‫ص‬ِ ‫َو َما ُأ ِمرُوا ِإاَّل ِل َيعْ ُب ُدوا اللَّـ َه م ُْخ ِل‬
 Maksudnya: Pada hal mereka tidak diperintahkan melainkan supaya
menyembah Allah dengan mengikhlaskan ibadat kepadaNya, lagi tetap teguh
di atas tauhid. (Surah al-Bayyinah: 5)

 hamba yang mendekatkan dirinya kepada Allah swt senantiasa melaksanakan


sujud, karena sujud dapat menjadikan seorang hamba semakin dekat dengan
Allah swt

 ‫َواق َترب‬
ِ ‫ َكاّل ال ُت ِطع ُه َواسجُد‬ 
 19. sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan
dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).
 (Wasjud Waqtarib) adalah undangan atau ajakan untuk mendekat
sehingga menjadi dekat,
 (Waqtarib) adalah keadaan dimana seorang hamba mendekatkan
dirinya kepada Allah swt dengan posisi sujud dan menyembah Allah
swt dengan penuh cinta, ikhlas dan pasrah, sehingga meninggalkan
sifat sombong pada siri seorang hamba, ketika hamba bersujud dia
akan menyadari bahwa dia diciptakan dari tanah dan suatu saat
akan kembali ketanah, sehingga dia tidak patut untuk
menyombongkan dirinya kepada sesama makhluk, karena hanya
Allahlah yang maha segala-gala-Nya, ketika seorang hamba bersujud
maka setan akan melarikan diri darinya, dan terbakar, dan sujud
menjadi saksi kepada hamba atas keataannya kepada Allah swt.
 Dalam usaha taqarrub kepada Allah melalui wasilah (perantara)
amal soleh iaitu dengan beribadah kepada Allah tidak hanya
semata-mata beribadah akan tetapi harus di sertai syahadat
terlebih dahulu.
 Seorang muallaf tidak sah ibadahnya jika tidak diawali dengan
syahadat, yaitu kesaksian bahwa Allah swt adalah satu-satunya
tuhan dan tidak ada tuhan selain Allah swt serta Muhammad
saw adalah utusan Allah swt, setelah kesaksian tersebut maka
semua ibadah manusia sah dimata Allah swt.
Abu Hāmid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazālī
Syaraful A'immah, Zainuddin, Hujjatul Islam
1058 M atau 450 H Ghazalah, Tabran, Tus, Khurasan, Empayar Saljuk,
Parsi (Iran) Isnin 19 Disember 1111 M atau 14 Jamadilakhir 505 H Tus
Syafii, Asy'ariyah.

Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumiddin menerangkan perbedaan jalan


ibadah yang disebabkan oleh perbedaan ahwal, suasana batin tiap-tiap
orang. Orang yang menempuh jalan akhirat tidak lepas dari enam golongan.

Enam golongan tersebut adalah abid (ahli ibadah), alim (ulama), muta’allim
(pelajar/santri), wali (pemimpin/), muhtarif (pekerja ragam profesi), dan
muwahhid mustaghriq bil wahidis shamad an ghayrihi (orang yang tenggelam
dalam keesaan Allah sampai tidak ingat selain-Nya).
 ‫على‬ ‫وجميع ما ذكرـناه طرق إلى هللا تعالى قال تعالى قل كل يعمل‬
‫شاكلته فربكم أعلم بمن هو أهدى سبيال فكلهم مهتدون وبعضهم‬
‫أهدى من بعض وفي الخبر اإليمان ثالث وثالثون وثلثمائة طريقة‬
‫من لقى هللا تعالى بالشهادة على طريق منها دخل الجنة‬
 Artinya, “Semua yang kami sebutkan menempuh jalan menuju Allah. Allah
berfirman, ‘Katakanlah, ‘Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya
masing-masing.’ Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya,’
(Surat Al-Isra ayat 84).’ Semuanya berjalan di atas petunjuk Allah. Sebagian lebih
mendapat jalannya di atas yang lain. Dalam hadits disebutkan, ‘Keimanan
memiliki 333 jalan. Siapa saja yang menjumpai Allah dengan menempuh salah
satu jalan itu, niscaya ia masuk surga,’” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut,
Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz I, halaman 441).
 ‫وقال بعض العلماء اإليمان ثلثمائة وثالثة عشر خلقا بعدد الرسل فكل مؤمن‬
‫على خلق منها فهو سالك الطريق إلى هللا فإذن الناس وإن اختلفت طرقهم في‬
‫العبادة فكلهم على الصواب أولئك الذين يدعون يبتغون إلى ربهم الوسيلة أيهم‬
‫أقرب وإنما يتفاوتون في درجات القرب ال في أصله وأقربهم إلى هللا تعالى‬
‫أعرفهم به وأعرفهم به ال بد وأن يكون أعبدهم له فمن عرفه لم يعبد غيره‬ 

 Artinya, “Sejumlah ulama mengatakan, ‘Keimanan mengandung 313 akhlak sebanyak jumlah
para rasul. Setiap orang beriman yang meneladani salah satu akhlaknya, maka ia disebut
sebagai penempuh jalan (salikut thariq) kepada Allah. Dengan demikian, setiap orang
beriman meski jalan ibadah yang ditempuh berbeda tetap berada di atas rel kebenaran
sebagaimana firman Allah ‘Orang-orang yang mereka seru itu mencari jalan kepada Allah
siapa di antara mereka yang dekat kepada Allah, (Surat Al-Isra ayat 57).’ Mereka hanya
berbeda pada tingkat kedekatannya kepada Allah, bukan berbeda secara pokok. Mereka yang
paling dekat kepada Allah adalah mereka paling mengenal Allah (a’rafuhum billah). Mereka
yang paling mengenal Allah tentu orang yang paling menyembah-Nya karena siapa saja yang
mengenal-Nya niscaya takkan menyembah selain-Nya,’” (Imam Al-Ghazali, 2018 M:
I/441).

Anda mungkin juga menyukai